PEMBUATAN BAHAN DIELEKTRIKA EKSPONENSIAL ANTENA DWITUNGGAL UNIDIREKSIONAL 100 MHz KEATAS DENGAN VSWR 1,5 UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOMUNIKASI DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul dan Definisi Antena 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek akhir ini dirancang dan dibuat suatu antena yang berdasarkan prinsip dari penyepadanan. λ 4 bertingkat binomial.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul dan Definisi Antena

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

Tabel 1.2 Hasil antena yang telah dibuat pada PA/TA sebelumnya Penulis Yusuf Abdullah [1] Meta Ira Yunita [6]

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA

[Type the document title]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ULTRAWIDEBAND

SIMULASI DAN EKSPERIMENTASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK JATUH MIRING PADA BIDANG BATAS

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

ANTENA MIKROSTRIP SLOT BERSTRUKTUR KUPU-KUPU DENGAN FEEDING CO-PLANAR WAVEGUIDE

CATATAN PRAKTIKUM ET 3200 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 Antena dan propagasi gelombang. Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa

BAB IV DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

Gambar 4.1 Konfigurasi pengukuran port tunggal

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUKURAN ANTENA, HASIL dan ANALISA

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

ANALISIS ANTENA BOWTIE PADA FREKUENSI MHZ UNTUK TV DIGITAL DI INDONESIA ANTENNA AT RANGE FREQUENCY FOR DIGITAL TV INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

PENGARUH BAHAN DIELEKTRIK DALAM UNJUK KERJA WAVEGUIDE

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP. bahan substrat yang digunakan. Kemudian, menentukan bentuk patch yang

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

PERANCANGAN PROTOTYPE ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY FREKUENSI 2,76 GHz UNTUK APLIKASI ANTENA RADAR MARITIM

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

Desain dan Realisasi Antena Televisi UHF Omnidireksional Berbasis Mikrostrip untuk Diaplikasikan di Daerah Tasikmalaya

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF 144 MHz dan UHF 430 MHz untuk Perangkat Transceiver Portabel

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Konfigurasi Sirkuit Directional Coupler

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

PERANCANGAN ANTENA DUAL CIRCULAR LOOP SEBAGAI PENERIMA SIARAN TELEVISI DIGITAL PADA RENTANG FREKUENSI UHF (ULTRA HIGH FREQUENCY)

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA HELIKAL UNTUK PENGGUNAAN FREKUENSI L-BAND

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP 4 LARIK DIPOLE PADA FREKUENSI 3,3-3,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIMAX

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN JUDUL

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS PENGUKURAN

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

Perancangan, Realisasi, dan Pengujian Antena Helik Mode Axial pada Access Point Wireless-G 2,4 GHz Broadband Linksys

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

Transkripsi:

PEMBUATAN BAHAN DIELEKTRIKA EKSPONENSIAL ANTENA DWITUNGGAL UNIDIREKSIONAL 100 MHz KEATAS DENGAN VSWR 1,5 UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOMUNIKASI DATA Laurentius Aditya HW, Soetamso 1), Mamat Rokhmat 2) 1) Program Studi Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom 2) Program Studi Teknik Fisika, Institut Teknologi Telkom Jl. Telekomunikasi No.1, Bandung E-mail : mrm@ittelkom.ac.id Abstrak Penggunaan bahan dielektrik sangat berperan untuk meningkatkan kinerja antena dalam upaya untuk menunjang komunikasi data. Bahan dielektrik yang dipakai untuk kegunaan ini biasanya tidak datar diisi satu bahan saja, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa bahan dielektrik. Beberapa penelitian telah berhasil dikembangkan bahan dielektrika dan paduan lainnya untuk penyekat konduktor dalam pengembangan antena Dwitunggal dan antena Bhinneka Tunggal Ika, yaitu antena baru berpita lebar. Khusus untuk antena Dwitunggal Ultra lebar telah pernah dikembangkan bahan dielektrika eksponensiel-diskrit. Untuk kesempatan kali ini akan dibuat dielektrika yang mempunyai impedansi intrisik gradual dan mempunyai impedansi yang berubah secara eksponensial. Keywords : amtena dwitunggal, unidireksional,komunikasi data 1. PENDAHULUAN Antena didefinisikan sebagai penyepadan intrinsik ruang propagasi dengan impedansi karakteristik saluran transmisi {Soetamso, 2002]. Yang dimaksud bahan dielektrik eksponensiel adalah mempunyai permitivitas gradual, permeabilitas linier, dan mempunyai impedansi intrinsik yang eksponensiel. Berdasarkan pengertian di atas maka dalam penelitian ini akan dicoba membuat sebuah bahan dielektrik eksponensiel untuk antena dwitunggal unidireksional 300 MHz ke atas dengan VSWR 1,5 dan berterminal SMA (50 Ω) male. Bahan dielektrik yang akan dibuat nantinya akan digunakan sebagai penyekat konduktor dalam pengembangan antena dwitunggal dan antena Bhinneka Tunggal Ika, yang berpita frekuensi ultra lebar. Latar belakang dalam penelitian ini Pembuatan Bahan Dielektrika Eksponensiel adalah Belum tersedianya bahan dielektrika eksponensiel gradual. Bahan dielektrika merupakan bahan penyekat yang berfungsi sebagai penyepadan intrinsik, Ruang propagasi dengan impedansi karakteristik saluran transmisi. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun Bahan Dielektrika Eksponensiel? dan bagaimana mengukur parameter-parameter dan menganalisa hasil pengukuran bahan dielektrika eksponensiel yang dibuat? Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan dielektrika eksponensial yang diharapkan dapat dipakai sebagai saluran transmisi untuk meningkatkan kinerja komunikasi data. 2. TINJAUAN PUSTAKA Studi pustaka pertama yang diambil dari proyek akhir yang berjudul Rancang Bangun Antena Dwitunggal Dua Strip Eksponensiel Pada Frekuensi Terendah 900 MHz 150 ohm Berterminal SMA yang dibuat oleh Elva Apulina Sitepu, penggunaan bahan dielektrik untuk saluran eksponensiel digunakan sebagai penyekat didalam antena strip dwitunggal berfrekuensi 900 MHz yang berfungsi sebagai penyepadan (matching) antara impedansi intrinsik ruang propagasi dengan impedansi karakteristik saluran transmisi secara eksponensiel. Pada proyek akhir ini membutuhkan panjang saluran sepanjang 30 cm dan memiliki kualitas yang cukup baik karena hasil output prototipe sesuai dengan spesifikasi awal (VSWR spesifikasi 1,5 dan pada prototipe didapatkan VSWR sebesar 1,4 lalu gain spesifikasi yang diinginkan sebesar 2,14 dbi pada frekuensi terendahnya dan pada prototipe didapatkan gain sebesar 8,662 dbi pada frekuensi terendahnya). Namun kendala pada pembuatan prototipe ini terletak pada tidak sesuainya besar impedansi input antena sebenarnya dengan spesifikasi yang diinginkan (impedansi antena prototipe = {50.48-j17.03} ohm sedangkan impedansi antena spesifikasi = 50 ohm). Ini disebabkan karena adanya pemilihan bahan dielektrik yang kurang sesuai. Selain itu juga terjadi penyimpangan nilai εr pada panjang antara 21-30 cm (penyimpangan itu berupa nilai εr yang kurang dari satu, padahal nilai teoritis εr paling minimum adalah satu). Sedangkan pada studi pustaka kedua yang diambil dari proyek akhir yang berjudul Rancang Bangun Antena Tricula Strip Tunggal Unidireksional Eksponensiel Frekuensi Minimum 800 MHz, Z T =50 ohm SMA, Transformator Ferit yang dibuat oleh Putri Kusumah Perdani, penggunaan bahan dielektrik untuk saluran eksponensiel digunakan sebagai penyekat didalam antena Tricula Strip berfrekuensi 800 MHz yang berfungsi B-28

sebagai penyepadan (matching) antara impedansi intrinsik ruang propagasi dengan impedansi karakteristik saluran transmisi secara eksponensiel. Pada proyek akhir ini membutuhkan panjang saluran sepanjang 20 cm, memiliki 18 buah bahan dielektrik dan memiliki kualitas yang cukup baik karena hasil output prototipe sesuai dengan spesifikasi awal (VSWR spesifikasi 1,5 dan pada prototipe didapatkan VSWR 1,5 lalu gain spesifikasi yang diinginkan sebesar 7 dbi pada frekuensi terendahnya dan pada prototipe didapatkan gain sebesar 7,808 dbi pada frekuensi terendahnya). Namun kendala pada pembuatan prototipe ini terletak pada tidak sesuainya besar impedansi input antena sebenarnya dengan spesifikasi yang diinginkan (impedansi antena prototipe = {51,84 j20.38} ohm sedangkan impedansi antena spesifikasi = 50 ohm). Berdasarkan perbandingan kedua studi pustaka diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi frekuensi kerja antena yang akan kita buat maka variasi struktur bahan dielektrik yang diperlukan semakin banyak. Sedangkan dari segi kualitas maka semakin tinggi frekuensi kerja antena yang diinginkan maka akan semakin tinggi tingkat kesulitan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dan salah satu tingkat kesulitan itu adalah terletak pada pemilihan bahan dielektrik eksponensielnya. Dielektrik adalah suatu bahan isolator yang biasanya berfungsi sebagai penyekat. Dielektrik biasa digunakan untuk meningkatkan kapasitansi. Berikut ini adalah contoh nilai konstanta dielektrik dari beberapa bahan dielektrik Karet k = 7 Mika k = 5,4 Nylon k = 4 Kertas k = 3,5 Plastik k = 2,56 Styrofoam k = 1,03 Udara k = 1 Tabel 1. Konstanta Bahan Dielektrik 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah studi literatur dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan., langkah kedua adalah mengambil hipotesis perancangan untuk mengatasi kesulitan yang didapat dari hasil penelitian sebelumya, yaitu dengan merancang suatu bahan dielektrik eksponensial. Langkah ketiga adalah mencari model-model dalam merancang bahan dielektrik eksponensial, dan langkah keempat merancang dan menguji karakteristik bahan tersebut. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Bahan Dielektrika Eksponensiel Bahan dielektrika eksponensiel yang dibuat dengan menggunakan teknik pencampuran dengan metode pendekatan rangkaian kapasitor yang dirangkai secara seri. Adapun langkah-langkah dalam teknik pencampuran dengan metode pendekatan adalah sebagai berikut: (i). Melakukan analisa terhadap bahan yang akan digunakan sebagai bahan dielektrika untuk antena dwitunggal unidireksional 300 MHz keatas dengan VSWR 1,5 dan berterminal sma (50 Ω) male. Dan ternyata setelah dilakukan analisa didapat bahwa εr maksimum yang dibutuhkan adalah 5,974 dan εr minimum yang dibutuhkan adalah mendekati 1 (ii). Melakukan pemilihan bahan dimana kriteria minimal yang harus dipenuhi sedemikian rupa sehingga agar mendapatkan εr yang diharapkan adalah a. Pilihlah bahan dimana efek zat perekat (lem) dapat diminimalisir. Karena dalam perhitungan pemodelan rangkaian kapasitor seri hanya menggunakan dua bahan saja. Sehingga bahan ketiga (lem) harus diabaikan. Supaya efek zat perekat (lem) dapat diminimalisir maka masukkan nilai εr campuran dan panjang/ketebalan dari εr campuran sehingga didapat panjang/ketebalan dari zat perekat (lem) sangan kecil b. Untuk mempermudah pemilihan bahan εr campurannya maka gunakan persamaan dibawah ini dengan ε r1 = permeabilitas bahan pertama, total/campuran ε r2 = permeabilitas bahan kedua,ε rt = permeabilitas bahan B-29

(iii). Melakukan substitusi ke persamaan rangkaian kapasitor yang telah disusun seri. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan pemodelan rangkaian kapasitor yang disusun secara seri. Karena sebuah bahan dielektrik pasti mempunyai nilai kapasitansi tertentu. Sehingga bahan tersebut dapat didekati dengan sebuah kapasitor yang disusun seri. Rangkaian seri digunakan karena bahan yang akan dicampur nantinya juga disusun secara horizontal (seri). (iv). Untuk menyesuaikan nilai εr yang telah dicampur maka dapat dilakukan penyesuaian perbandingan panjang/ketebalan dari bahan yang telah dicampur tadi Pengukuran Bahan Dielektrik Bahan dielektrika yang diuji adalah bahan dielektrika yang dibuat supaya saluran transmisi yang disipkan bahan tersebut akan bersifat eksponensiel. Bahan dielektrika ini berfungsi sebagai penyepadan antara impedansi saluran transmisi (antena) dengan impedansi ruang propagasi (udara). Seperti telah kita ketahui bersama bahwa impedansi karakteristik ruang propagasi (udara) adalah sebesar 120π ohm atau sekitar 377 ohm, sedangkan impedansi input saluran transmisi (antena) yang dirancang adalah 150 ohm. Sehingga pada akhirnya nanti akan dibuat dan disusun bahan dielektrik secara eksponensiel dari 377 ohm ke 150 ohm. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada tiap-tiap bahan campuran dielektrika, maka hasil impedansi untuk setiap jarak tertentu mendekati dari impedansi perancangan. Hasil itu dapat kita lihat pada tabel lampiran A. Namun pada kenyataannya nilai tersebut tidak sama persis dengan hasil perancangan. Hal ini dikarenakan kemungkinan karena ketika bahan tersebut diukur pada Network Analyzer, nilai impedansi dari bahan yang diukur tersebut berubah-ubah. Sehingga penulis mencatat nilai impedansi dari nilai yang sering muncul di Network Analyzer. Namun baik saat pengukuran maupun perancangan, impedansi campuran tersebut bersifat eksponensiel. Begitu juga dengan pengukuran pada permitivitas relatif bahan tersebut. Berdasarkan pada pengukuran yang telah dilakukan pada tiap-tiap bahan campuran dielektrika, maka hasil permitivitas relatif untuk setiap jarak tertentu mendekati dari permitivitas relatif perancangan. Hasil itu dapat kita lihat pada tabel lampiran A. Hal ini dikarenakan kemungkinan karena ketika bahan tersebut diukur pada Network Analyzer, nilai permitivitas relatif dari bahan yang diukur tersebut berubah-ubah. Sehingga penulis mencatat nilai permitivitas dari nilai yang sering muncul di Network Analyzer. Namun baik saat pengukuran maupun perancangan, permitivitas relatif campuran tersebut bersifat gradual. Ketidakakuratan hasil pengukuran pada impedansi dan permitivitas relatif tersebut kemungkinan disebabkan karena konstruksi bahan dielektrik yang kurang tepat dengan perancangan. Pengukuran VSWR dan Bandwidth Antena Sesuai dengan spesifikasi awal yang telah ditentukan,diinginkan perolehan VSWR 1,5. Pada kenyataannya, masih ada VSWR dengan nilai-nilai lebih dari 1,5 pada frekuensi-frekuensi tertentu, seperti pada range frekuensi 700 MHz - 1000 MHz dan range frekuensi 2200 MHz - 2900 MHz. Jadi pada range frekuensi 700 MHz - 1000 MHz dan range frekuensi 2200 MHz - 2900 MHz, antena ini tidak bekerja secara optimal. Sesuai dengan tujuan awal bahwa antena dwitunggal ini harapannya memiliki bandwidth yang BW lebar/wideband. Syarat dari wideband itu sendiri adalah bahwa 20%. Dimana BW = fh fl. fc fh fl Sehingga 20%. Dan berdasarkan persamaan tersebut maka bandwidth minimum antena pada fc frekuensi tengah 1650 MHz adalah BW = 0,2. fc. Atau sama dengan 330 MHz. Dan berdasarkan range frekuensi pada SWR dibawah 1,5 didapatkan range frekuensi 1114,98 MHz 2143,95 MHz. Maka bandwidthnya adalah sebesar 2143,95 1114,98= 1028, 97 MHz. Dan bandwidth ini sudah lebih dari bandwidth minimum untuk daerah wideband, yaitu 330 MHz. B-30

Pengukuran Impedansi Antena Impedansi antena diukur pada titik catuan antena. Adapun hasil pengukuran impedansi antena di beberapa frekuensi yang tercakup dalam daerah kerja antena ditampilkan pada grafik yang dapat dilihat pada Lampiran A. Hasil yang diperoleh kurang sesuai dengan spesifikasi awal yaitu sebesar 50 Ω. Adapun beberapa penyebabnya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Nilai εr bahan dielektrika terukur kurang tepat dengan εr bahan dielektrika sesuai perhitungan b. Pengkalibrasian alat yang kurang sempurna juga sangat mempengaruhi hasil pengukuran impedansi. c. Jumlah perbandingan kumparan pada toroida yang kurang sesuai dengan perhitungan,dan juga akibat lilitannya yang kurang rapi Kondisi idealnya adalah didapatkan impedansi antena yang sepadan dengan impedansi saluran yaitu impedansi bersifat resistif murni sebesar 50 Ω sehingga didapatkan kondisi tanpa cacat pantulan dan terjadi transfer daya maksimum. Secara lebih jelas, untuk mengetahui hasil pengukuran VSWR terhadap Frekuensi serta Impedansi terhadap frekuensi dapat dilihat gambar Grafik Hubungan SWR dan Impedansi terhadap Frekuensi pada Lampiran A. Pengukuran Gain Antena Besarnya gain dapat dihitung dengan munggunakan G ( ) P ( ) P ( ) + 2. 14 AUT dbi = AUT dbm REF dbm dengan G AUT(dbm) = gain AUT, P AUT(dbm) = level daya terima AUT, P REF(dbm) = level daya terima antena referensi (sleeve dipole λ/2). Pengukuran Gain dilakukan pada range frekuensi 300 MHz 3000 MHz. Adapun hasil pengukuran gain dapat dilihat dari tabel pada lampiran A. Dari data pengukuran level daya terima, untuk SWR kurang dari 1,5 pada range frekuensi 1114,98 MHz 2143,95 MHz didapat perolehan gain: Dalam perancangan atau spesifikasi, diharapkan antena memiliki penguatan atau gain 2.14dBi atau lebih sedangkan dalam pengukuran ini untuk semua frekuensi yang diuji,semuanya memenuhi spesifikasi yang diinginkan.adapun gain yang terbesar adalah 7.91 dbi pada frekuensi 1800 MHz yaitu mendekati frekuensi tengah spesifikasi. Dan pada Frekuensi 600 MHz dengan gain yaitu 5,49 (frekuensi denganvswr minimum=1.18). Pengukuran Pola Radiasi Pada Antena Dwitunggal dua strip terbentuk pola pancar yang mendekati unidireksional pada bidang azimuth dan elevasi yang sesuai dengan spesifikasi perancangan, walaupun masih terdapat beberapa side lobe. Hal itu dapat dilihat pada gambar di Lampiran A. Ciri khusus antena dengan pola pancar unidireksional adalah mempunyai pola radiasi yang terarah. Hasil pengukuran yang masih mengandung beberapa side lobe, terjadi akibat pengaruh dari banyaknya pantulan dari benda di sekelilingnya, walaupun pengukuran sudah dilakukan di daerah terbuka. Perubahan suhu udara juga turut mempengaruhi perilaku gelombang yang terpancar, akibatnya pada sisi penerima terjadi variasi medan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan pembuatan bahan dielektrika dan rancang bangun antena Dwitunggal dua strip Eksponensiel pada frekuensi terendah 300 MHz 50 Ohm berterminal SMA maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: a. Bahan dielektrika yang dibuat, mendekati hasil perancangan semula bersifat eksponensiel, gradual b. Pola radiasi antena Unidireksional c. SWR yang didapat telah sesuai dengan syarat antena berpita lebar/wideband. Dan telah sesuai dengan spesifikasi ( 1.5) d. Gain yang didapat untuk setiap frekuensi lebih dari 2,14. Dimana gain terbesar adalah 7.91 pada frekuensi 1800 MHz. Dan gain pada SWR mínimum (1.188) pada frekuensi 600 MHz adalah 5.49 e. Nilai impedansi terminal antena adalah 49.03-j17.12 Ω atau (51.93<-19.25) Ω pada frekuensi 1700 MHz 6. DAFTAR PUSTAKA Balannis,CA., Antenna Theory : Analisys and Desain, John Wiley and Sons., 1982 Krauss,J.D, Marhefka, Ronald J Antennas for All Applications. Mc-Graw Hill International 3 rd edition, 2002 Perdani, Putri Kusumah. Rancang Bangun Antena Tricula Strip Tunggal Unidireksional Eksponensiel Frekuensi Minimum 800 MHz, Z T =50 ohm SMA, Transformator Ferit. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 2008 Pozar,David M. Microwave Engineering.John Wiley & Sons 3 rd edition, 2004. Sitepu, Elva Apulina. Rancang Bangun Antena Dwitunggal Dua Strip Eksponensiel Pada Frekuensi Terendah 900 MHz 150 ohm Berterminal SMA. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 2008 Soetamso, Drs., Diktat Kuliah Sistem Antena, STTTelkom.Bandung. 2004 dbi, B-31

LAMPIRAN Hasil Pengukuran VSWR dan Bandwidth Hasil Pengukuran Impedansi Hasil Pengukuran Pola radiasi antena Sudut Level terima (-dbm) Level terima (- dbm) Level terima (dbm) B-32 Level terima (dbm) 0 37.17 40-37.17-40.00-38.36 10 38 38.83-38.00-38.83-38.40 20 39.17 38.33-39.17-38.33-38.73 30 39.83 40-39.83-40.00-39.91 40 42.17 42.53-42.17-42.53-42.35 50 44.83 44.87-44.83-44.87-44.85 60 46.17 47-46.17-47.00-46.57 70 48.15 48.67-48.15-48.67-48.40 80 48.83 49-48.83-49.00-48.91 90 46.33 45-46.33-45.00-45.61 100 49 49.67-49.00-49.67-49.32 110 56 56.83-56.00-56.83-56.40 120 53.17 53-53.17-53.00-53.08 130 54 55-54.00-55.00-54.47 140 55 53-55.00-53.00-53.89 150 54 55-54.00-55.00-54.47 160 59 58-59.00-58.00-58.47 170 55 54-55.00-54.00-54.47 180 58 57-58.00-57.00-57.47 190 55.7 54.8-55.70-54.80-55.23 200 51.8 50.5-51.80-50.50-51.10 210 50.9 49.8-50.90-49.80-50.32 220 48.8 47.9-48.80-47.90-48.33 230 49 46-49.00-46.00-47.25 240 47.67 46.17-47.67-46.17-46.86 250 46.4 45.4-46.40-45.40-45.87 260 46.67 46-46.67-46.00-46.32 270 47.17 47.63-47.17-47.63-47.39 Rata-Rata

280 45.8 44.7-45.80-44.70-45.22 290 44 44.13-44.00-44.13-44.06 300 43.17 43-43.17-43.00-43.08 310 42.6 41.8-42.60-41.80-42.18 320 40.7 39.8-40.70-39.80-40.23 330 39.13 38.8-39.13-38.80-38.96 340 40 42.6-40.00-42.60-41.11 350 39.5 39.13-39.50-39.13-39.31 B-33