BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 15

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum... C. Tujuan D. RuangLingkup. E. Sasaran..

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

Sekolah, dan dilengkapi dengan foto copy SK Kepegawaian orang tua siswa yang sudah dilegalisir.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 ADIWERNA

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWATENGAH NOMOR : 421 / 05238

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWATENGAH NOMOR : 421 / 05238

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 421 /05703 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101

NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PPDB SMA N 7 PURWOREJO TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jl. LMU. Adisucipto 2 Telp Fax S A L A T I G A

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 28 TAHUN 2017

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO NOMOR: /D.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2012

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMA NEGERI 1 BREBES PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

PENGUMUMAN NOMOR : / 531 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PEDOMAN SISTEM PENERIMAAN DIDIK BARU SMA PLUS NEGERI 7 BENGKULU T.P. 2012/2013

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 9 TAHUN 2011

I. KETENTUAN UMUM PERSYARATAN PESERTA III. TATA CARA PENDAFTARAN. Pendataan / Rekomendasi

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KOTA METRO NOMOR : 088/KPTS/D3/03/2013

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA METRO NOMOR : /KPTS/D3/02/2011

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 08 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 177 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA TANJUNGPINANG

NOMOR : % TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG NOMOR : 420/ 2028 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA SMK SLB NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016/ Kepala SMK Negeri/Swasta Se - Kabupaten Kudus di K U D U S

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN JL. Jend. Achmad Yani NO. 239 TELP BANDUNG

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR : 29 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 361 TAHUN 2017 PERATURAN WALI KOTA CIMAHI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG NOMOR : 420/ 2028 TENTANG

KETENTUAN KHUSUS. 2. Sekolah Dasar (SD)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN WALIKOTA BENGKULU

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO TENTANG

PPDB PPDB. Tahun Pelajaran 2017/2018. Panitia PPDB SMAN 1 Sragen 2017 by tgh

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan.

PEDOMAN TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PADA SMP NEGERI SECARA ONLINE

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR : 800/621/SK/DP.I/IV/2014

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA BATAM

Draf Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Provinsi Bali Tahun 2018/2019

PERATURAN WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

U Mengingat :1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA JAYAPURA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Balai Kota No Entrop Jayapura Telepon (0967) , Fax (0967)

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 15 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa pengelolaan satuan pendidikan bertujuan memajukan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; b. bahwa penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah diarahkan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c. bahwa dalam rangka penyelenggaraan penerimaan peserta didik berdasarkan asas keadilan dan keterbukaan, maka diperlukan pedoman sebagai petunjuk pelaksanaan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dan satuan pendidikan; d. bahwa berdasarkan perkembangan kondisi dan peraturan perundang-undangan terbaru yang relevan dengan penerimaan peserta didik, maka Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2011 tentang Sistem dan Tata Cara Penerimaan Peserta Didik di Kota perlu ditinjau kembali; e. bahwa untuk melaksanakan maksud sebagaimana tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk menetapkan kembali Peraturan Walikota tentang Sistem dan Tata Cara Penerimaan Peserta Didik di Kota. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Djawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Jogjakarta; - 1 -

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Penataan di Wilayah Kabupaten - Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 41, Tambahan Lpmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960); - 2 -

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaiamana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor l7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5l49); 16. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Kota (Lembaran Daerah Kota Tahun 2007 Nomor 5 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Nomor 4). 17. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota (Lembaran Daerah Kota Tahun 2008 Nomor 6). 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah; - 3 -

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah; 22. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 051/U/2002 Tentang Penerimaan Siswa pada Taman Kanak-Kanak dan Satuan pendidikan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini Yang Dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 3. Walikota adalah Walikota. 4. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota. 6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan tertentu. 7. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. 8. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan. 9. Pengelola satuan pendidikan adalah penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. 10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal. 11. Satuan Pendidikan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang selanjutnya untuk TK dan SD disebut TK NBI dan SD NBI, serta untuk SMP, SMA dan SMK disebut SMP RSBI, SMA RSBI dan SMK RSBI adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing serta berkolaborasi secara global. - 4 -

12. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi Taman Kanak- Kanak, Satuan Pendidikan Dasar, Satuan Pendidikan Menengah Pertama, Satuan Pendidikan Menengah Atas dan Satuan Pendidikan Menengah Kejuruan atau sederajat yang selanjutnya disebut TK, SD, SMP, SMA dan SMK. 13. Taman Kanak-Kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. 14. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 15. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. 16. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 17. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 18. Ijazah adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang menyatakan bahwa peserta didik telah tamat dari satuan pendidikan serta lulus Ujian Nasional dan Ujian Satuan Pendidikan/Madrasah. 19. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. 20. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 21. Seleksi adalah mekanisme pelaksanaan penerimaan peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang telah ditetapkan. 22. Rayonisasi adalah pembagian wilayah berdasarkan tempat tinggal calon peserta didik dengan mempertimbangkan jumlah lulusan masing-masing wilayah. 23. Daya tampung adalah kapasitas satuan pendidikan dalam menampung peserta didik yang diterima pada awal tahun pelajaran 24. Sumber daya adalah pendukung penyelenggaraan pendidikan berupa manusia, keuangan maupun sarana prasarana. - 5 -

25. Warga miskin adalah orang miskin yang berdomisili di Kota dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan/atau Kartu Keluarga (KK) Kota yang sudah berlaku paling singkat 6 (enam) bulan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Sistem dan tata cara penerimaan peserta didik dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penerimaan peserta didik pada jenjang pendidikan TK atau sederajat, SD atau sederajat, SMP atau sederajat, SMA dan SMK atau sederajat. Pasal 3 Sistem dan tata cara penerimaan peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk: a. menjamin terciptanya koordinasi, konsistensi, integrasi dan sinergi antar satuan pendidikan; b. mewujudkan pengelolaan penerimaan peserta didik yang baik, lancar, dan sederhana berdasarkan asas keadilan dan keterbukaan; serta c. mewujudkan pencapaian penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif. BAB III PENYELENGGARAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK Pasal 4 Pengelolaan penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan didasarkan pada prinsip: a. akuntabilitas, yaitu kemampuan dan komitmen satuan pendidikan untuk mempertanggungiawabkan semua kegiatan yang dijalankan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan yang ditetapkan; dan b. transparansi, yaitu keterbukaan dan kemampuan satuan pendidikan menyajikan informasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan peraturan yang ditetapkan dan standar pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan. Pasal 5 Penerimaan peserta didik dilaksanakan oleh pengelola satuan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah di bawah koordinasi Dinas. Pasal 6 (1) Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan dilakukan dengan membentuk dan menetapkan kepanitiaan di masing-masing tingkat satuan pendidikan. - 6 -

(2) Kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas penanggung jawab, ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi atau sesuai kebutuhan. (3) Pembentukan dan penetapan kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diketahui Komite Sekolah atau Majelis Sekolah. Pasal 7 Tahapan penyelenggaraan penerimaan peserta didik meliputi: a. pengumuman; b. pendaftaran; c. seleksi; d. penetapan hasil seleksi; dan e. daftar ulang BAB IV PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN Bagian Kesatu Pengumuman Pasal 8 Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, adalah informasi kepada masyarakat yang memuat waktu pelaksanaan dan persyaratan pendaftaran, seleksi, penetapan hasil seleksi dan daftar ulang. Bagian Kedua Pendaftaran Pasal 9 Pendaftaran penerimaan peserta didik dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai persyaratan dan tata cara yang ditetapkan. Pasal 10 (1) Penerimaan peserta didik dapatdikenakan biaya pendaftaran. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku pada pendidikan dasar, kecuali SD NBI dan SMP RSBI. (3) Calon peserta didik dari keluarga miskin pada semua jenjang pendidikan dibebaskan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). - 7 -

BAB V SELEKSI, PENETAPAN HASIL SELEKSI DAN DAFTAR ULANG Bagian Kesatu Seleksi Pasal 11 (1) Sistem dan tata cara penerimaan peserta didik dilaksanakan melalui seleksi apabila jumlah pendaftar melebihi kapasitas daya tampung satuan pendidikan berdasarkan asas keadilan dan keterbukaan. (2) Seleksi penerimaan peserta didik berpedoman pada daya tampung maksimal tiap kelas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. (3) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui seleksi umum (Satuan Pendidikan Standar/Standar Nasional) dan seleksi NBI/RSBI (satuan pendidikan yang bertaraf internasional dan yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional). Pasal 12 (1) Seleksi umum penerimaan peserta didik TK dan SD, dilaksanakan berdasarkan ketentuan umur yang ditetapkan dan mempertimbangkan aspek jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan yang dituju. (2) Seleksi umurn penerimaan peserta didik SMP, dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan lulus SD atau sederajat dengan mempertimbangkan rayonisasi berdasarkan tempat tinggal calon peserta didik. (3) Seleksi umum penerimaan peserta didik SMA, dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan lulus SMP atau sederajat dengan mempertimbangkan rayonisasi berdasarkan tempat tinggal calon peserta didik. (4) Seleksi umum penerimaan peserta didik SMK dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan lulus SMP atau sederajat. Pasal 13 (1) Seleksi NBI/RSBI penerimaan peserta didik TK dan SD NBI, dilaksanakan berdasarkan ketentuan umur yang ditetapkan dan mengikuti seleksi yang diselenggarakan pihak satuan pendidikan. (2) Seleksi NBI/RSBI penerimaan peserta didik SMP RSBI, dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan lulus SD atau sederajat dan menunjukkan raport SD atau sederajat dari semester 1 (satu) kelas IV sampai dengan semester 1 (satu) kelas VI serta mengikuti seleksi yang diselenggarakan pihak satuan pendidikan. (3) Seleksi NBI/RSBI penerimaan peserta didik SMA RSBI, dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan lulus SMP atau sederajat dan menunjukkan raport SMP atau sederajat dari semester 1 (satu) kelas VII sampai dengan semester 1 (satu) kelas IX serta mengikuti seleksi yang diselenggarakan pihak satuan pendidikan. - 8 -

(4) Seleksi NBI/RSBI penerimaan peserta didik SMK RSBI, dilaksanan dengan memenuhi persyaratan lulus SMP atau sederajat dan menunjukkan raport SMP atau sederajat dari semester 1 (satu) kelas VII sampai dengan semester I (satu) kelas IX serta mengikuti seleksi yang diselenggarakan pihak satuan pendidikan. Pasal 14 (1) Seleksi penerimaan peserta didik memberikan kemudahan bagi: a. calon peserta didik yang orang tuanya sebagai guru dan/atau orang tuanya tenaga kependidikan pada satuan pendidikan tersebut; b. calon peserta didik yang tempat tinggalnya di lingkungan sekitar satuan pendidikan tersebut, terutama calon peserta didik dari keluarga miskin; dan c. calon peserta didik yang memiliki prestasi bidang akademik, bidang olah raga, bidang kesenian, bidang keterampilan dan bidang organisasi baik individu maupun kelompok. (2) Kemudahan bagi calon peserta didik sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan tetap memperhatikan kemampuan akademik calon peserta didik. (3) Seleksi NBI/RSBI wajib menanggung peserta didik yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari jumlah seluruh peserta didik yang diterima pada tiap-tiap satuan pendidikan Bagian Kedua Penetapan Hasil Seleksi Pasal 15 (1) Penetapan peserta didik yang diterima oleh satuan pendidikan dilakukan setelah proses seleksi selesai dilaksanakan. (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola satuan pendidikan dan diumumkan kepada masyarakat yang dikoordinasi oleh Dinas. Bagian Ketiga Daftar Ulang Pasal 16 Peserta didik yang diterima di satuan pendidikan wajib melakukan daftar ulang. - 9 -

BAB VI MUTASI PESERTA DIDIK Pasal 17 Penerimaan peserta didik mutasi diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. peserta didik anak Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian Republik Indonesia (PNS/TNI/ POLRI), orang tua/walinya memiliki surat keputusan pindah tugas dari instansi yang berwenang dan melampirkan penilaian hasil belajar dari satuan pendidikan asal; b. peserta didik bukan anak PNS/TNI/POLRI, orang tua/walinya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan/atau surat keterangan pindah dari Lurah/Kepala Desa asal dan melampirkan hasil penilaian belajar dari satuan pendidikan asal; c. perpindahan peserta didik dari satuan pendidikan di luar negeri harus dilampiri hasil penilaian kesetaraan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia; d. perpindahan satuan pendidikan dari satuan pendidikan di luar pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atau satuan pendidikan yang tidak diselenggarakan dan dibina oleh Pemerintah Indonesia ke satuan pendidikan dalam lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dapat dilakukan dengan seleksi penempatan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku; e. penempatan peserta didik pindahan diutamakan pada satuan pendidikan yang sejenis dan status akreditasinya sama; f. perpindahan peserta didik dilakukan paling cepat dalam waktu 6 (enam) bulan atau 1 (satu) semester dan atau setelah menerima buku laporan penilaian perkembangan/laporan hasil belajar semester 1 (satu) atau semester sebelumnya; g. perpindahan peserta didik diusahakan pada satuan pendidikan yang berdekatan dengan tempat tinggal orang tua/wali anak didik yang bersangkutan; h. penerimaan peserta didik pindahan dari luar Kota dan luar Provinsi Jawa Tengah harus mendapat persetujuan dari Kepala satuan pendidikan yang dituju dan diketahui oleh Kepala Dinas; i. peserta didik pindahan dari madrasah (MI/MTs/MA/MAK) dapat diterima pada satuan pendidikan umum yang setingkat; dan j. satuan pendidikan asal wajib melengkapi berkas pindahan peserta didik dengan menyerahkan buku laporan tentang sikap/perilaku/budi pekerti, dan kepribadian serta prestasi akademik peseta didik kepada satuan pendidikan yang dituju. - 10 -

BAB VII PENGENDALIAN Pasal 18 (1) Dinas melakukan pengendalian serangkaian kegiatan penyelenggaraan penerimaan peserta didik untuk menjamin kesesuaian antara peraturan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan. (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan pemantauan, pengawasan dan tindak lanjut. (3) Masyarakat berhak melakukan pemantauan dan pengawasan pada satuan pendidikan penyelenggara penerimaan peserta didik agar pelaksanaannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. BAB VIII PENGADUAN Pasal 19 (1) Satuan pendidikan wajib membentuk tim penanganan pengaduan dan ditetapkan oleh Kepala Satuan Pendidikan dengan menyertakan Komite Sekolah/Majelis Sekolah. (2) Dinas membentuk tim penanganan pengaduan penerimaan peserta didik tingkat kota. (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari pemangku kepentingan pendidikan Kota dan ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas. (4) Pengaduan dalam penyelenggaraan penerimaan peserta didik ditanggapi dan ditindaklanjuti sebagaimana mestinya. BAB IX INFORMASI Pasal 20 Informasi pelaksanaan penerimaan peserta didik dapat melalui sosialisasi, pemberitaan media masa serta sarana lainnya. BAB X PENUTUP Pasal 21 Penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik, Daya Tampung dan Rombongan Belajar, Rayonisasi, Tambahan Penilaian dan Rumus Perhitungan Nilai penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan di Kota tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV dan Lampiran V serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 22 Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, maka Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2011 tentang Sistem dan Tata Cara Penerimaan Peserta Didik di Kota (Berita Daerah Kota Tahun 2011 Nomor 15) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. - 11 -

Pasal 23 Hal-hal yang belum tercantum dalam Peraturan Walikota ini, lebih lanjut ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas. Pasal 24 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota. Ditetapkan di Pada tanggal 16 Mei 2012 WALIKOTA SEMARANG ttd H. SOEMARMO HS Diundangkan di pada tanggal 16 Mei 2012 Plh. SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG ttd HADI PURWONO Asisten Administrasi Informasi dan Kerjasama Sekda Kota BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 15-12 -

LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 TANGGAL : 16 MEI 2012 PENYELENGGARAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK A. Organisasi Penyelenggara 1. Pelaksanaan penerimaan peserta didik dibentuk panitia tingkat kota selaku koordinator dan panitia tingkat satuan pendidikan selaku pelaksana. 2. Panitia tingkat kota dibentuk oleh Kepala Dinas, dengan susunan panitia: a. Penasehat : 1) Walikota; 2) Wakil Walikota; 3) Sekretaris Daerah; 4) Ketua Komisi D DPRD; 5) Ketua Dewan Pendidikan. b. Penanggungjawab: Kepala Dinas; c. Ketua : Sekretaris Dinas; d. Wakil Ketua : Kepala Bidang Dikdasmen; e. Sekretaris : Kepala Bidang Monitoring dan f. Seksi : Pengembangan; 1) Seksi pendataan : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 2) Seksi pelayanan informasi : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 3) Seksi pengendalian : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 4) Seksi pelayanan pengaduan : jumlah anggota sesuai kebutuhan; g. Sekretariat : jumlah anggota sesuai kebutuhan. 3. Panitia tingkat satuan pendidikan dibentuk oleh Kepala satuan pendidikan. a. Penanggungjawab : Kepala Satuan Pendidikan; b. Ketua : Wakil Kepala Satuan Pendidikan; c. Sekretaris : Wakil Kepala Satuan Pendidikan atau Kepala Urusan; d. Bendahara : Bendahara Pembantu; e. Seksi : 1) Seksi Pendaftaran : jumlah anggota sesuai kebutuhan; - 13 -

2) Seksi Pemeriksaan berkas : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 3) Seksi Pengolahan data : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 4) Seksi Pelayanan berkas : jumlah anggota sesuai kebutuhan; 5) Seksi Pelayanan Informasi dan Pengaduan : jumlah anggota sesuai kebutuhan; f. Sekretariat : jumlah anggota sesuai kebutuhan. 4. Susunan kepanitiaan sebagaimana dimaksud pada angka 3 dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. B. Tugas Panitia 1. Ruang lingkup tugas panitia tingkat Daerah: a. Mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan penerimaan peserta didik satuan pendidikan di tingkat Kota; b. menyusun regulasi yang dijadikan pedoman dalam penerimaan peserta didik; c. merumuskan dan menetapkan jadwal penyelenggaraan penerimaaan peserta didik; d. membantu memfasilitasi pelayanan akses informasi pada masyarakat; e. mengkoordinasikan penanganan pengaduan tentang penerimaan peserta didik; dan f. melakukan monitoring penyelenggaraan penerimaan peserta didik. 2. Ruang lingkup tugas panitia tingkat satuan pendidikan: a. menyediakan loket/ruang pendaftaran dan perangkat pendaftaran lainnya; b. menyiapkan formulir pendaftaran dan tanda bukti; c. menerima pendaftaran peserta didik; d. memeriksa keabsahan dokumen pendaftaran dan lainnya; e. mencatat dan memberikan tanda bukti pendaftaran; f. menyelenggarakan tes khusus (minat, bakat dan psikotes) sesuai dengan kompetensi keahlian di Satuan Pendidikan Kejuruan; g. mencatat dan memberikan surat pencabutan berkas serta mengembalikan dokumen apabila pendaftar mengundurkan diri; h. memasukkan data peserta didik ke komputer; i. menetapkan dan mengumumkan peserta didik yang diterima berdasarkan hasil proses komputerisasi; - 14 -

j. menerima daftar ulang calon peserta didik yang diterima; k. memberikan pelayanan informasi dan penanganan pengaduan; dan l. membuat laporan penyelenggaraan penerimaan peserta didik kepada Kepala Dinas. C. Penyelenggaraan 1. Penerimaan peserta.didik dilaksanakan pada jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK. 2. Penerimaan peserta didik diselenggarakan melalui seleksi apabila satuan pendidikan tidak dapat menampung jumlah calon peserta didik yang mendaftar. 3. Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan memperhatikan daya tampung tiap satuan pendidikan. 4. Satuan Pendidikan NBI/RSBI wajib menanggung peserta didik dari warga miskin yang mempunyai prestasi tinggi minimal 20 (dua puluh) persen dari daya tampung peserta didik yang diterima tanpa dipungut biaya. 5. Data peserta didik dari warga miskin berdasarkan database warga miskin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota atau telah memiliki Kartu Identitas Miskin (KIM). 6. Jadwal pelaksanaan penerimaan peserta didik diatur lebih lanjut melalui Keputusan Kepala Dinas. D. Pendaftaran 1. Satuan Pendidikan Standar dan Standar Nasional (Umum) a. Ketentuan Umum 1) Semua satuan pendidikan negeri merupakan tempat pendaftaran. 2) Waktu pendaftaran pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, kecuali hari Jum'at sampai pukul 11.00 WIB. 3) Proses entry data dan verifikasi pendaftaran dilakukan oleh satuan pendidikan. 4) Selama masa pendaftaran diinformasikan jurnal nilai akhir bagi SMP dan SMA serta jurnal pendaftar bagi TK, SD dan SMK yang dapat diakses oleh masyarakat. 5) Informasi jurnal bukan merupakan penetapan hasil seleksi penerimaan peserta didik. b. Tata Cara Pendaftaran 1) Calon peserta didik TK dan SD datang langsung pada satuan pendidikan. 2) Calon peserta didik SMP, SMA dan SMK dapat mendaftarkan diri melalui internet atau datang langsung pada satuan pendidikan. - 15 -

3) Calon peserta didik SMP dan SMA dapat mendaftarkan diri pada dua pilihan satuan pendidikan (pilihan I dan pilihan II). 4) Calon peserta didik SMK hanya dapat mendaftarkan diri pada 1 (satu) satuan pendidikan dengan 2 (dua) pilihan kompetensi keahlian (kompetensi keahlian I dan kompetensi keahlian II). 5) Calon peserta didik SMP dan SMA dapat memindahkan pendaftarannya dengan cara mencabut berkas pada satuan pendidikan pilihan I dan menyerahkan pada satuan pendidikan lain yang menjadi pilihan I. 6) Calon peserta didik SMK dapat memindahkan pendaftarannya dengan cara mencabut berkas pada satuan pendidikan yang dipilihnya dan menyerahkan pada satuan pendidikan lainnya. Apabila akan merubah pilihan kompetensi keahlian pada satuan pendidikan yang sama cukup dengan mengisi formulir baru di satuan pendidikan tersebut. 7) Pencabutan berkas pendaftaran paling lambat pukul 10.00 WIB pada hari terakhir pendaftaran. c. Alur Pendaftaran 1) Alur pendaftaran penerimaan peserta didik yang mendaftar tidak datang langsung ke satuan pendidikan : a) calon peserta didik membuka situs internet Penerimaan Peserta Didik Kota dan mengisi formulir pendaftaran; b) calon peserta didik mencetak hasil pendaftaran yang telah dilakukan melalui internet; c) calon peserta didik datang ke satuan pendidikan dan menyerahkan tanda bukti pendaftaran berupa print-out pendaftaran dan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk dilakukan verifikasi oleh Panitia pendaftaran; d) calon peserta didik menunggu pengesahan dan penyerahan tanda bukti pendaftaran dari Panitia Pendaftaran; e) calon peserta didik TK, SD, SMP dan SMA menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia sebagai bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima; dan f) calon peserta didik SMK menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia yang akan digunakan untuk mengikuti tes kesehatan serta sebagai bukti mengikuti tes seleksi tahap pertama apabila lolos dari tes kesehatan. Tanda bukti pendaftaran juga digunakan untuk seleksi tahap kedua apabila lolos seleksi tahap pertama dan bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima. 2) Alur pendaftaran penerimaan peserta didik yang mendaftar datang langsung ke satuan pendidikan: a) calon peserta didik datang langsung ke satuan pendidikan dengan membawa persyaratan pendaftaran yang telah ditetapkan; - 16 -

b) calon peserta didik TK, SD, SMP, SMA dan SMK atau dibantu oleh tenaga operator melakukan proses entry data formulir pendaftaran melalui komputer secara online yang disediakan oleh satuan pendidikan, sedangkan bagi calon peserta didik TK dan SD yang pendaftarannya tidak melalui online mengisi formulir pendaftaran yang disediakan satuan pendidikan; c) calon peserta didik menyerahkan tanda bukti pendaftaran berupa print-out pendaftaran dan syarat-syarat yang clibutuhkan untuk dilakukan verifikasi oleh Panitia Pendaftaran; d) calon peserta didik menunggu pengesahan dan penyerahan tanda bukti pendaftatan dari Panitia Pendaftaran; e) calon peserta didik SMP dan SMA menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia sebagai bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima; dan f) calon peserta didik SMK menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia yang akan digunakan untuk mengikuti tes kesehatan serta sebagai bukti mengikuti tes seleksi tahap pertama apabila lolos dari tes kesehatan. Tanda bukti pendaftaran juga digunakan untuk seleksi tahap kedua apabila lolos seleksi tahap pertama dan bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima. d. Biaya Pendaftaran 1) Biaya pendaftaran penerimaan peserta didik diatur sebagai berikut: a) TK = Rp. 15.000 (lima belas ribu rupiah); b) SD = Gratis; c) SMP = Gratis ; d) SMA = Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah); dan e) SMK = Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah). 2) Biaya tes khusus (minat, bakat dan psikotes) calon peserta didik SMK adalah Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah). 3) Bagi calon peserta didik SMK yang mengganti kompetensi keahlian tidak dikenakan biaya pendaftaran lagi. 4) Calon peserta didik warga miskin tidak dipungut biaya sebagaimana dimaksud nomor 1) dan 2). 5) Satuan pendidikan dilarang melakukan pungutan lain di luar biaya sebagaimana dimaksud pada nomor 1) dan 2). - 17 -

2. Satuan Pendidikan NBI/RSBI a. Ketentuan umum 1) Tempat pendaftaran satuan pendidikan NBI/RSBI: a) TK : TK NBI; b) SD : SD NBI; c) SMP : SMP 2, SMP 5, SMP 9, SMP 21; d) SMA : SMA 1, SMA 2, SMA 3; SMA 4 dan e) SMK : SMK 4, SMK 6, SMK 7, SMK 11. 2) Waktu pendaftaran pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB, kecuali hari Jum'at sampai pukul 11.00 WIB. 3) Proses entry data dan verifikasi pendaftaran dilakukan oleh satuan pendidikan. 4) Selama masa pendaftaran diinformasikan jurnal nilai sementara bagi SMP dan SMA serta jurnal pendaftar bagi TK, SD dan SMK yang dapat diakses oleh masyarakat. 5) Informasi jurnal bukan merupakan penetapan hasil seleksi penerimaan peserta didik. b. Tata Cara Pendaftaran 1) Calon peserta didik TK, SD, SMP, SMA dan SMK dapat mendaftarkan diri melalui internet atau datang langsung pada satuan pendidikan. 2) Calon peserta didik SMP hanya dapat mendaftarkan diri pada 1 (satu) pilihan. 3) Calon peserta didik SMA dapat mendaftarkan diri pada 2 (dua) pilihan satuan pendidikan (pilihan I dan pilihan II). 4) Calon peserta didik SMK hanya dapat mendaftarkan pada 1 (satu) satuan pendidikan dengan 2 (dua) pilihan kompetensi keahlian (kompetensi keahlian I dan kompetensi keahlian II). 5) Calon peserta didik SMK dapat memindahkan pendaftarannya dengan cara mencabut berkas pada satuan pendidikan yang dipilihnya dan menyerahkan pada satuan pendidikan lainnya. Apabila akan merubah pilihan kompetensi keahlian pada satuan pendidikan yang sama cukup dengan mengisi formulir baru. c. Alur Pendafataran 1) Alur pendaftaran penerimaan peserta didik yang mendaftar tidak datang langsung ke satuan pendidikan: a) calon peserta didik membuka situs internet Penerimaan Peserta Didik Kota dan mengisi formulir pendaftaran; b) calon peserta didik mencetak hasil pendaftaran yang telah dilakukan melalui internet; - 18 -

c) calon peserta didik datang ke satuan pendidikan dan menyerahkan tanda bukti pendaftaran berupa print-out pendaftaran dan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk dilakukan verifikasi oleh Panitia Pendaftaran; d) calon peserta didik menunggu pengesahan dan penyerahan tanda bukti pendaftaran dari Panitia Pendaftaran; e) calon peserta didik TK dan SD menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia sebagai bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima; f) calon peserta didik SMP dan SMA menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia sebagai bukti mengikuti tes seleksi tahap pertama, serta sebagai bukti pendaftaran ulang mengikuti tes seleksi tahap kodua apabila lolos dari seleksi tahap pertama. Tanda bukti pendaftaran juga digunakan untuk pendaftaran ulang apabila diterima; dan g) calon peserta didik SMK menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia yang akan digunakan untuk mengikuti tes kesehatan serta sebagai bukti mengikuti tes Seleksi tahap pertama apabila lolos dari tes kesehatan. Tanda bukti pendaftaran juga digunakan untuk seleksi tahap kedua apabila lolos seleksi tahap pertama dan bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima. 2) Alur pendaftaran penerimaan peserta didik datang langsung ke satuan pendidikan : a) calon peserta didik datang langsung ke satuan pendidikan dengan membawa persyaratan pendaftaran yang telah ditetapkan; b) calon peserta didik TK, SD. SMP, SMA dan SMK atau dibantu oleh tenaga operator melakukan proses entry data formulir pendaftaran melalui komputer secara online yang disediakan oleh satuan pendidikan; c) calon peserta didik menyerahkan tanda bukti pendaftaran berupa print-out pendaftaran dan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk dilakukan verifikasi oleh Panitia Pendaftaran; d) calon peserta didik menunggu pengesahan dan penyerahan tanda bukti pendaftaran dari Panitia Pendaftaran; e) calon peserta didik SMP dan SMA menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia sebagai bukti rnengikuti tes seleksi tahap pertama, serta sebagai bukti pendafraran ulang mengikuti tes seleksi tahap kedua apabila lolos dari seleksi tahap pertama. Tanda bukti pendaftaran jugu digunakan untuk pendaftaran ulang apabila diterima; dan f) calon peserta didik SMK menerima tanda bukti pendaftaran dari Panitia yang akan digunakan untuk mengikuti tes kesehatan serta sebagai bukti mengikuti tes seleksi tahap pertama apabila lolos dari tes kesehatan. Tanda bukti pendaftaran juga digunakan untuk seleksi tahap kedua apabila lolos seleksi tahap pertama dan bukti pada pendaftaran ulang apabila diterima. - 19 -

d. Biaya Pendaftaran 1) Biaya pendaftaran penerimaan peserta didik NBI dan RSBI diatur sebagai berikut: a. TK = Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah); b. SD = Gratis; c. SMP = Gratis ; d. SMA = Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah); dan e. SMK = Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah). 2) Bagi calon peserta didik SMK yang mengganti kompetensi keahlian tidak dikenakan biaya pendaftaran lagi. 3) Biaya tes khusus diatur sebagai berikut: a) TK = Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah); b) SD = Rp. 50,000,- (lima puluh ribu rupiah); c) SMP = Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); d) SMA = Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah); dan e) SMK = Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). 4) Calon peserta didik warga miskin tidak dipungut biaya sebagaimana dimaksud pada nomor 1), 2) dan 3). 5) Satuan pendidikan dilarang melakukan pungutan lain di luar biaya sebagaimana dimaksud pada nomor l), 2) dan 3). E. Persyaratan 1. Syarat penerimaan peserta didik TK: a. berdasar usia : TK kelompok A : umur 4 (empat) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun; TK kelompok B : lebih dari 5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun; b. pengelompokan sebagaimana dimaksud pada huruf a bukan merupakan jenjang yang harus diikuti oleh setiap peserta didik, bahwa setiap peserta didik dapat berada selama 1 (satu) tahun pada kelompok A atau kelompok B, atau selama 2 (dua) tahun pada kelompok A dan kelompok B; dan c. khusus TK NBI mengikuti tes potensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. 2. Syarat penerimaan peserta didik SD : a. tidak dipersyaratkan telah mengikuti TK; b. usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun wajib diterima; c. usia 6 tahun dapat diterima; dan d. khusus SD NBI mengikuti tes potensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. - 20 -

3. Syarat penerimaan peserta didik SMP: a. SMP 1) Lulus SD/MI (Madrasah Ibtida iyah) dan menunjukkan ijazah SD/MI atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah SD/MI, ijazah Program Paket A/ijazah satuan pendidikan luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SD; dan menyertakan photo copy Kartu NISN dan atau Tanda Bukti Edit Biodata Siswa yang dikeluarkan oleh operator sekolah asal; 2) usia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal tahun pelajaran baru; dan 3) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. b. SMP RSBI 1) melampirkan photo copy rapor SD dari Kelas IV semester 1 (satu) sampai dengan Kelas VI semester 1 (satu) yang telah dilegalisir oleh Kepala Satuan pendidikan dan menunjukkan rapor asli pada saat verifikasi; 2) mengikuti tes potensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan; 3) usia paling tinggi 18 (delapan belas) tahun pada awal tahun pelajaran baru; dan 4) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. 4. Syarat penerimaan peserta didik SMA: a. SMA 1) lulus SMP/MTs (Madrasah Tsanawiyah) dengan menunjukkan ijazah SMP/MTs atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah SMP/ijazah Program Paket B/ijazah satuan pendidikan luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SMP; 2) usia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran baru; dan 3) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. b. SMA RSBI 1) melampirkan fotokopi rapor SMP kelas VII semester 1 (satu) sampai dengan Kelas IX semester 1 (satu) yang telah dilegalisir oleh Kepala Satuan pendidikan dan menunjukkan rapor asli pada saat verifikasi; 2) mengikuti tes potensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan; 3) usia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran baru; dan 4) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. - 21 -

5. Syarat penerimaan peserta didik SMK: a. SMK 1) lulus SMP/MTs (Madrasah Tsanawiyah) dengan menunjukkan ijazah SMP/MTs atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah SMP/ijazah Program Paket B/ijazah satuan pendidikan luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SMP; 2) usia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran baru; 3) berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pemerintah yang ditunjuk oleh satuan pendidikan; 4) mengikuti tes khusus yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan; 5) memenuhi persyaratan khusus sesuai tuntutan kompetensi keahlian yang ditentukan oleh satuan pendidikan; dan 6) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. b. SMK RSBI 1) melampirkan fotokopi rapor SMP kelas VII semester 1 (satu) sampai dengan Kelas IX semester 1 (satu) yang telah dilegalisir oleh Kepala Satuan pendidikan dan menunjukkan rapor asli pada saat verifikasi; 2) usia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran baru; 3) berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pemerintah yang ditunjuk oleh satuan pendidikan; 4) mengikuti tes akademik dan tes khusus yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan; 5) memenuhi persyaratan khusus sesuai tuntutan kompetensi keahlian yang ditentukan oleh satuan pendidikan; dan 6) memperhatikan nilai UN calon peserta didik. F. Seleksi 1. Seleksi pada Satuan Pendidikan Standar dan Standar Nasional (Umum) a. Seleksi pada TK dan SD dengan ketentuan: 1) usia calon peserta didik yang lebih tinggi diutamakan; 2) calon peserta didik warga miskin yang berdomisili di sekitar satuan pendidikan diutamakan, data warga miskin sesuai dengan database warga miskin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota ; 3) calon peserta didik yang bertempat tinggal lebih dekat dengan satuan pendidikan yang dituju lebih diutamakan, dibuktikan dengan KK Kota minimal 6 (enam) bulan; dan 4) tanpa ada tes dalam bentuk apapun. - 22 -

b. Seleksi pada SMP dengan ketentuan: 1) menggunakan rayonisasi dengan menunjukkan KK; 2) menggunakan nilai Ujian Nasional (UN) SD; 3) calon peserta didik mendapat tambahan nilai kemaslahatan (NK) apabila anak guru atau tenaga kependidikan yang mendaftar pada satuan pendidikan tempat orang tuanya sebagai guru atau tenaga kependidikan, anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada dalam rayon, serta anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada luar rayon; 4) tambahan nilai lingkungan (NL) apabila calon peserta didik bertempat tinggal; 5) atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dan atau calon peserta didik warga miskin yang bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dibuktikan dengan KK terhitung minimal 6 (enam) bulan tinggal di kota sebelum waktu pendaftaran; 6) calon peserta didik mendapat tambahan nilai prestasi (NP) apabila berprestasi di bidang: akademik, olah raga, kesenian, dan bidang keterampilan baik individu maupun kelompok; 7) nilai akhir digunakan sebagai dasar peringkat calon peserta didik yang merupakan penjumlahan nilai UN ditambah NK ditambah NL ditambah NP ; 8) Apabila terdapat nilai akhir yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; b) pilihan 1 (satu); c) dalam rayon; dan d) nilai UN yang lebih tinggi berdasarkan urutan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. c. Seleksi pada SMA dengan ketentuan: 1) menggunakan rayonisasi dengan menunjukkan KK. 2) menggunakan nilai ujian nasional (UN) SMP; 3) calon peserta didik mendapat tambahan nilai kemaslahatan (NK) apabila anak guru atau tenaga kependidikan yang mendaftar pada satuan pendidikan tempat orang tuanya sebagai guru atau tenaga kependidikan, anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada dalam rayon, serta anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada luar rayon; 4) tambahan nilai lingkungan (NL) apabila calon peserta didik bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dan atau calon peserta didik warga miskin yang bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dibuktikan dengan KK terhitung nominal 6 (enam) bulan tinggal di kota sebelum waktu pendaftaran; - 23 -

5) calon peserta didik mendapat tambahan nilai prestasi (NP) apabila berprestasi di bidang: akademik, olah raga,kesenian, dan bidang keterampilan baik individu maupun kelompok; 6) nilai akhir digunakan sebagai dasar peringkat calon peserta didik yang merupakan penjumlahan nilai LN dltambah NK ditambah NL ditambah NP; dan 7) Apabila terdapat nilai akhir yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; b) pilihan 1 (satu); c) dalam rayon; dan d) nilai UN yang lebih tinggi berdasarkan urutan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. d. Seleksi penerimaan peserta didik SMK dengan ketentuan: 1) tidak berlaku rayonisasi. 2) menggunakan nilai ujian nasional (UN) SMP dan nilai tes khusus (NTK); 3) calon peserta didik mendapat tambahan nilai kemaslahatan (NK) apabila anak guru atau tenaga kependidikan yang mendaftar pada satuan pendidikan tempat orang tuanya sebagai guru atau tenaga kependidikan, anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada dalam rayon, serta anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru berada pada luar rayon; 4) tambahan nilai lingkungan (NL) apabila calon peserta didik bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dan atau calon peserta didik warga miskin yang.bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dibuktikan dengan KK terhitung minimal 6 (enam) bulan tinggal di kota sebelum waktu pendaftaran; 5) calon peserta didik mendapat tambahan nilai prestasi (NP) apabila berprestasi di bidang: akademik, olah raga, kesenian, dan bidang keterampilan baik individu maupun kelompok; 6) nilai akhir digunakan sebagai dasar peringkat calon peserta didik yang merupakan penjumlahan nilai UN ditambah NTK ditambah NP ditambah NK ditambah NL; dan 7) Apabila terdapat nilai akhir yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; b) pilihan 1 (satu); c) nilai tes khusus; dan d) nilai UN yang lebih tinggi berdasarkan urutan mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, lpa, dan Bahasa Indonesia. - 24 -

2. Seleksi pada Satuan Pendidikan NBI/RSBI a. Seleksi penerimaan peserta didik TK NBI dengan ketentuan : 1) tidak berlaku rayonisasi. 2) melalui penilaian potensi. 3) penilaian potensi bagi calon peserta didik TK NBI dengan memperhatikan nilai wawancara, nilai potensi dan nilai psikotes. 4) Nilai akhir merupakan penjumlahan seluruh penilaian potensi. 5) Proporsi penerimaan peserta didik dari warga miskin adalah 20 persen nilai seleksi tertinggi dari calon peserta didik yang terdaftar sebagai warga miskin. 6) Apabila jumlah calon peserta didik yang diterinra pada tahap akhir dari warga miskin kurang dan 20 persen, maka wajib diterima semua. 7) Apabila jumlah calon peserta didik yang diterima pada tahap akhir dari warga miskin kurang dari 20 persen, maka kekurangannya dipenuhi dari calon peserta didik bukan warga miskin. 8) Apabila terdapat nilai akhir yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; b) nilai psikotes; dan c) nilai tes potensi. b. Seleksi penerimaan peserta didik SD NBI dengan ketentuan: 1) tidak berlaku rayonisasi 2) melalui tes potensi. 3) penilaian potensi bagi calon peserta didih SD NBI dengan memperhatikan : nilai tes potensi, nilai prestasi kejuaraan, nilai wawancara kemampuan komunikasi, dan nilai psikotes. 4) Nilai akhir merupakan penjumlahan seluruh penilaian potensi. 5) Proporsi penerimaan peserta didik dari warga miskin adalah 20 persen nilai seleksi tertinggi dari calon peserta didik yang terdaftar sebagai warga miskin. 6) Apabila jumlatr calon peserta didik yang diterima pada tahap akhir dari warga miskin kurang dari 20 persen, maka wajib diterima semua. 7) Apabila jumlah calon peserta didik yang diterima pada tahap akhir dari warga miskin kurang dari 20 persen, maka kuota dipenuhi dari calon peserta didik bukan warga miskin. 8) Apabila terdapat nilai akhir yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; - 25 -

b) nilai psikotes; dan c) nilai tes potensi. c. Seleksi penerimaan peserta didik SMP RSBI dengan ketentuan: 1) tidak berlaku rayonisasi; 2) melalui penilaian administrasi dan tes potensi; 3) penilaian administrasi bagi calon peserta didik SMP RSBI memperhatikan: a) Nilai rapor SD dari kelas IV semester I sampai dengan Kelas VI semester I untuk tiga mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA nilai rata-rata kumulatif minimal 73; b) Surat/piagam prestasi akademik, olah raga, kesenian, dan bidang ketrampilan baik individu maupun kelompok minimal tingkat kabupaten/ kota; c) surat keterangan anak guru bagi calon peserta didik yang orang tuanya guru pada satuan pendidikan yang dibuktikan dengan KK; dan d) keterangan bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan yang dibuktikan dengan KK terhitung minimal 6 (enam) bulan tinggal di Kota. 4) seleksi tahap pertama merupakan penilaian administrasi dan potensi bagi calon peserta didik SMP RSBI dengan memperhatikan : a) hasil tes potensi (TP) meliputi : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan pengetahuan umum yang diajarkan pada kelas V dan VI berdasarkan kurikulum pendidikan dasar (SD), dan Bahasa Inggris; b) hasil tes kelayakan piagam kejuaraan (NP), bagi calon peserta didik yang memiliki berprestasi di bidang: akademik, olah raga, kesenian, dan bidang keterampilan baik individu maupun kelompok; c) tambahan nilai kemaslahatan (NK) apabila anak guru atau tenaga kependidikan yang mendaftar pada satuan pendidikan tempat orang tuanya sebagai guru atau tenaga kependidikan, serta anak guru yang mendaftar pada satuan pendidikan bukan tempat orang tuanya sebagai guru pada satuan pendidikan tersebut; dan d) tambahan nilai lingkungan (NL) apabila calon peserta didik bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dan atau calon peserta didik warga miskin yang bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar satuan pendidikan dibuktikan dengan KK terhitung minimal 6 (enam) bulan tinggal di Kota sebelum waktu pendaftaran; 5) Nilai tahap pertama (NTP) digunakan sebagai dasar peringkat calon peserta didik untuk melanjutkan seleksi tahap kedua, yang merupakan penjumlahan pembobotan TP ditambah NP ditambah NK ditambah NL. - 26 -

6) Apabila terdapat nilai tahap pertama yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; dan b) nilai tes potensi yang lebih tinggi berdasarkan urutan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, Pengetahuan Umum dan Bahasa Inggris. 7) Berdasar hasil seleksi tahap pertama: a) calon peserta didik yang diterima sejumlah 125 persen dari daya tampung satuan pendidikan, dan proporsi calon peserta didik dari warga miskin minimal 20 persen; dan b) wajib mengikuti seleksi tahap kedua. 8) Seleksi tahap kedua merupakan penilaian potensi bagi calon peserta didik SMP RSBI dengan memperhatikan: a) tes praktek komputer; b) tes lisan bahasa inggris; c) tes psikologi; dan d) nilai UN SD/MI. 9) Nilai akhir merupakan penjumlahan nilai tahap pertama dan nilai tahap kedua. 10) Proporsi penerimaan calon peserta didik dari warga miskin sebagai berikut: a. minimal 20 persen dari nilai seleksi tertinggi calon peserta didik yang terdaftar sebagai warga miskin. b. Apabila jumlah calon peserta didik yang diterima pada tahap akhir dari warga miskin kurang dari 20 persen, maka wajib diterima semua. c. Apabila jumlah calon peserta didik yang diterima pada tahap akhir dari warga miskin kurang dari 20 persen, maka kuota dipenuhi dari calon peserta didik bukan warga miskin. 11) Apabila terdapat nilai tahap pertama yang sama maka penentuan peringkat mengutamakan: a) usia calon peserta didik yang lebih tua; dan b) nilai tes potensi yang lebih tinggi berdasarkan urutan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. d. Seleksi penerimaan peserta didik SMA RSBI dengan ketentuan: 1) tidak berlaku rayonisasi; 2) melalui penilaian administrasi dan tes potensi; 3) penilaian administrasi bagi calon peserta didik SMP RSBI memperhatikan: a) nilai rapor SMP dari kelas VII semester I sampai dengan Kelas IX semester I untuk tiga mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan IPS nilai rata-rata kumulatif minimal 73; - 27 -