BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan instansi. masyarakat sangat dibutuhkan. Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III METODOLOGI. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif dengan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Oemi Dasar-Dasar Public Relations. PT Citra Aditya Bakti.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna

FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung hal tersebut berdampak pada masyakrakat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukan agar Polda

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan

Standar Kompetensi Profesi Humas. Edited by: Sumartono, S.Sos., MSI

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan wawancara mendalam (Depth Interview) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PENGARAHAN UMUM GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA RAPAT PEMBINAAN APARAT POLISI PAMONG PRAJA SE- KALIMANTAN BARAT TAHUN

JENIS INFORMASI PUBLIK YANG DIBUTUHKAN KHALAYAK EKSTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perubahan serta akselerasi dalam berbagai bidang. Perubahan

Standar Kompetensi Profesi Humas

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

Langkah selanjutnya adalah terbitnya UU Kepolisian yang baru yaitu UU No 2 Tahun Karena reformasi sudah berjalan 8 (delapan) tahun, dan UU

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin


BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian, sebagai aparat penegak hukum di Indonesia, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Di sebuah organisasi, perusahaan, maupun instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SIPROPAM TENTANG BENTURAN KEPENTINGAN DI POLRES BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, namun bukan angka-angka.

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi masyarakat. Polri saat ini memasuki usia ke-70, masih berjuang dan

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. salah pengertian dalam penyampaian komunikasi tersebut.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan instansi pemerintah sebagai pengayom, pelindung serta memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat dibutuhkan. Polda Metropolitan Jakarta Raya sebagai bentuk divisi daerah Kepolisian Negara Republik Indonesia di wilayah pusat ikut serta dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian berdasarkan amanat Kepolisian Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kepolisian yang khusus menangani masalah dalam ruang lingkup daerah, Polda Metropolitan Jakarta Raya memiliki bidang-bidang yang telah ditetapkan tugas serta fungsi-fungsinya. Salah satunya adalah bidang Humas (Public Relations), merupakan bidang satuan kerja yang telah dimiliki oleh Polda Metropolitan Jakarta Raya. Salah satu fungsi Humas Polda Metro Jaya adalah bertugas mengelola dan menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda Metropolitan Jakarta Raya. Arah kebijakan bidang humas ntuk memperkuat dan meningkatkan kemampuan pusat komunikasi dan informai (PUSKOMINFO) Bidang Humas Polda Metro Jaya yang mampu mengatasi tugas-tugas kehumasan kedepan. 1

2 Dalam menjalankan kegiatan kehumasannya, seorang Public Relations memperhatikan kepentingan (khalayak) publiknya. Namun keadaan yang terjadi sekarang masyarakat kita sudah mulai kritis dalam menerima berbagai informasi yang ada seiring dengan perkembangan zaman. Publik akan berhubungan satu sama lain, mencari informasi bukan hanya dari satu sumber, sehingga informasi yang diterima publik saling bersaing untuk mendapatkan pengakuan atas kebenarannya atas informasi tersebut dalam pandangan publik lainnya. Perubahan-perubahan yang terjadi demikian dalam masyarakat perlu ditanggapi dengan cermat oleh Public Relations karena publik merupakan khalayak sasaran utama dalam kegiatan Public Relations. Dalam hal ini peranan humas sangat penting dalam mewujudkan tugasnya selain sebagai pembentuk opini positif kepada masyarakat juga sebagai media penyalur informasi kepada khalayak luas. Public Relations yang cerdas aalah yang memiliki kemampuan untuk mengubah citra negatif perusahaan di mata khalayak menjadi citra yang positif. Public Relations adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya Peran Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau suatu perusahaan dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan tertentu. Peran Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari

3 menulis proposal, artikel progress report, menulis untuk presentasi, membuat press release, membuat rekomendasi dan sebagainya. 1 Dalam hal ini peran Public Relations sangat menentukan perkembangan dan kemajuan organisasi. Public Relations merupakan pendukung dalam organisasi atau perusahaan dan ikut menentukan kemajuan organisasi secara efiektif, karena kinerjanya yang efisien. Tujuan dari praktisi Public Relations dalam menjalankan perannya adalah untuk menciptakan hubungan harmonis, saling pengertian, saling percaya dan image yang baik. Secara struktural pada prinsipnya Public Relations merupakan bagian integral dari suatu lembaga atau organisasi dan merupakan fungsi yang terpisah dari sistem manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dibuktikan dengan sangat menentukan upaya PR dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya dalam upaya meraih citra positif. Bagi sebuah lembaga atau perusahaan image atau citra merupakan tujuan utama yang hendak dicapai bagi dunia Public Relations. Pengertian image itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Citra adalah suatu kesan yang timbul berdasarkan pengalaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Image positif suatu lembaga atau perusahaan dapat dibentuk melalui kegiatan-kegiatan komunikasi, oleh sebab itu PR memiliki peran yang sangat penting dalam membangun dan memelihara citra lembaganya. Esensi dari kegiatan PR adalah 1 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit PT Grafindo Persada,2002. Hal 23

4 bagaimana membuat berbagai program yang dapat meningkatkan image positif lembaganya agar dapat memperoleh dukungan dan opini publik yang menguntungkan. Memahami Public Relations bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Dinamika perkembangan Public Relations membawa banyak faktor dalam mempengaruhi perubahan peran dan fungsi serta kedudukan Public Relations. Fungsi dan kedudukan Public Relations bukan menempatkan Public Relations sebagai fungsi teknis, melainkan berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dan stkeholdernya. Peran dan fungsi ini menuntut Public Relations tidak hanya berhenti kepada hasil akhir seperti simbol, image atau citra, tapi harus lebih mengarah kepada adanya suatu relasi jangka panjang antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. Namun fungsi dan tugas Public Relations seringkali mengalami perubahan yang tidak relevan disebabkan ketidaktahuan Public Relations terhadap fungsi dan tugasnya sehingga tidak mampu meyakinkan top manajer atau pimpinan betapa pentingnya peran Public Relations ini. Pada 1962 Menteri Dalam Negeri, Ir. Djuanda menetapkan supaya seluruh kantor pemerintahan membentuk departemen Public Relations, dengan tujuan bukan hanya untuk melancarkan mekanisme komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat, tetapi juga untuk membantu pengertian dalam proses pengambilan kekuasaan. 2 2 Jurnal Publlic Relations.Volume 1 Nomor 1 Juni 2007.PERHUMAS.2004.hal 6

5 Pada lembaga pemerintah kesadaran akan arti penting Public Relations sudah sejak lama dimiliki pimpinan pemerintah Indonesia. Ini dapat dibuktikan dari pembentukan departemen penerangan sebagai salah satu departemen yang fungsinya antara lain sebagai Public Relations pemerintah baik eksternal maupun internal. Keberadaan Public Relations di sebuah lembaga pemerintahan merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik hubungan masyarakat kedalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran ( The Public Relations as tools or channel of government publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerjasama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya seperti wayang kulit atau wayang golek. 3 Di samping adanya departemen penerangan, diberbagai lembaga pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah, keberadaan bagian humas juga sudah diakui sejak akhir tahun 1960-an. Namun, dalam masa pemerintahan orde baru sering menjadi alat propaganda atau bagian yang bertugas untuk menyembunyikan realitas buruk kinerja pemerintah. Saat ini setiap instansi pemerintah memiliki bagian humas dalam struktur organisasinya. Namun, dengan struktur dan fungsi humas di masing-masing departemen masih sangat beragam. Tugas humas disektor publik masih terlalu 3 Rosadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit PT Grafindo Persada,2002. hal 339

6 menekankan pada kegiatan penerangan dan penyebaran informasi yang dalam beberapa hal belum tergarap dengan baik. Sebagai pelayan publik pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyediakan informasi dan menerima informasi dari publiknya serta mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Sehingga sebagai pimpinan organisasi atau praktisi PR memahami aspirasi publik merupakan aspek yang sangat penting terutama upaya memperoleh informasi tentang kebutuhan dan harapan publik yang nyata, agar dapat membuat suatu kebijakan pimpinan yang dapat memuaskan publik. Selain itu, keberadaan PR di organisasi non profit bertujuan untuk: 1. Memperoleh penerimaan atas misi organisasi. 2. Mengembangkan saluran-saluran organisasi dengan publik 3. Menciptakan dan menjaga iklim yang menyenangkan bagi pengumpulan dana. 4. Mendukung pengembangan dan pemeliharaan kebijakan publik yang menguntungkan bagi misi organisasi. 5. Memberikan informasi dan motivasi konstituen kunci organisasi (seperti karyawan dan sukarelawan). Untuk mendedikasikan diri mereka agar bekerja secara produktif untuk mendukung misi, target serta tujuan organisasi. Dalam hal ini peran PR Polda Metro Jaya selaku kepolisian di ruang lingkup daerah Jakarta terus berusaha untuk menghapus image negatif yang telah berkembang dalam persepsi masyarakat. Di dalam lembaga kepolisian ini tidak

7 dapat dipungkiri bahwa polisi kita masih sering melakukan penyalahgunaan wewenang, korupsi, memberikan pelayanan yang buruk, berlaku deskriminatif serta mengambil keputusan yang keliru yang diekspos oleh wartawan sehingga menyebabkan berkembangnya persepsi negatif dikalangan khalayak. 4 Polda Metro Jaya merupakan salah satu institusi pemerintah yang paling banyak disorot masyarakat karena sering melakukan praktek KKN, dan akibatnya banyak sekali prestasi Polda Metro Jaya dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat yang tertutupi oleh berbagai isu atau rumor yang berkaitan dengan penyelewengan aparat kepolisian. Sehingga image yang tercipta di masyarakat sangat buruk, seolah-olah tidak ada tentang image yang positif tentang citra polisi. Hal ini yang menyebabkan Polda Metro Jaya membuat penerapan program humas untuk meningkatkan citra positif kepada khalayak luas. Oleh sebab itu Polda Metro Jaya menerapkan Grand strategy Trust Building. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada polisi. Membangun kepercayaan publik sangatlah diperlukan untuk menjaga image positif antara publik dan instansi atau organisasi. Memamg benar bahwa membangun kepercayaan publik untuk sesuatu yng baru saja dimulai akan sangat jauh berbeda dengan upaya membangun kembali kepercayaan untuk sesuatu yang pernah ada, namun misalnya saja pernah mengalami perubahan atau pengrusakan karena adanya alasan satu dan lain hal. Terlepas dari alur mana yang akan dibangun, arah yang akan dicapai adalah sama, yaitu membangkitkan keyakinan 4 Berkembangnya persepsi negatif dikalangan khalayak (2009, 29 Maret). Kompas (online). Diakses pada tanggal 29 Maret 2009 dari http://www.kompas.co.i

8 atas keputusan yang diambil untuk keberlanjutan atau kesinambungan suatu entitas tertentu. Itu sebabnya, menggagas tentang kepercayaan publik pada prinsipnya dapat dimulai dengan mempertanyakan kembali atas janji yang pernah diungkapkan oleh seseorang atau suatu komitmen yang dibangun oleh institusi. Pada tingkatan individual, kepercayaan sangat ditentukan pada kecocokan komposisi dari elemen-elemen dasar pembentuknya yaitu, adanya kemampuan (ability) dan kompetensi seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang diembannya, kepedulian dan perhatian untuk melakukan sesuatu, dan integritas seseorang terhadap suatu keputusan yang diambil merupakan hal yang mendasar bagi pembentuk faktor kepercayaan publik terhadap figur tertentu. Itu pula yang mendasari mengapa pendekatan multidimensi dirasa menjadi penting maknanya untuk dapat memahami kompleksitas isu yang berkembang dan mencari alternatif penyelesaian yang dapat mengakomodasi ragam kepentingan dan mengurangi unsur subjektifitas dalam memberikan suatu penilaian. Membangun kepercayaan publik memang agak sulit untuk bisa dipaksakan, tetapi bukan mustahil akan terbentuk secara natural seperti halnya sebuah tanaman yang di fasilitasi untuk tumbuh dan pada akhirnya berbunga atau berbuah dengan berjalannya waktu. Ketetapan untuk menerapkan prinsip transparansi mungkin menjadi awal dari proses panjang untuk mendapatkan kepercayaan publik. Pada akhirnya, tidak aneh untuk dikatakan bahwa mengelola kepercayaan dalam bisnis adalah suatu proses dinamis yang membutuhkan keteladanan dari para pemimpinnya terutama dalam memegang janji dan perilaku konsisten yang

9 diembannya dalam hal ini anggota kepolisian Republik Indonesia pada umumnya. Kalau saja hal itu dijaga, maka sorotan masyarakat terhadap rentetan kejadian memilukan yang menimpa image Polda Metro Jaya akan segera membaik dan menjadi image yang positif dimata masyarakat. Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya image polisi dimata masyarakat yaitu karena kurangnya keteladanan tentang kepemimpinan yang terbuka, bersih dan tegas dalam menegakkan hukum. Sebagai contoh banyaknya kasus narkoba dan perjudian serta korupsi yang melibatkan aparat kepolisian Polda Metro Jaya. Seperti tertangkapnya salah satu oknum kepolisian yang sedang menggunakan narkoba di sebuah diskotik Jakarta. 5 Tak dapat dipungkiri bahwa polisi kita telah berhasil dalam menangani berbagai kasus kriminal berdimensi internasional seperti terorisme, narkoba, dan premanisme. Masyarakat pun perlu menghargai upaya yang dilakukan kepolisian dalam melakukan pemberantasan berbagai kejahatan termasuk kejahatan internasional. Korupsi, illegal logging, penyalahgunaan narkoba dan berbagai kejahatan lainnya. Menghadapi masyarakat yang semakin kritis terhadap kebijakan pemerintah. Sebagai lembaga yang dinamis Polda Metro Jaya harus mampu mereformasi diri kembali sebagai organisasi yang independen sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta sebagai aparat hukum yang senantiasa harus profesional. Disinilah keberadaan PR betulbetul penting dan strategis dalam rangka menopang kerja polisi saat berinteraksi dengan masyarakat. Keahlian menjalankan fungsi humas secara profesional dari 5 Oknum kepolisian tertangkap di diskotik (2009, 6 April). Kompas (online). Diakses pada tanggal 6 April 2009 dari http://www.kompas.co.id

10 aparat kepolisian merupakan instrumen strategis untuk membangun komunikasi yang lebih sejajar dengan masyarakat, sehingga memudahkan terwujudnya kesamaan pengertian diantara mereka. Dalam menjalankan tugasnya tentu Polda Metro Jaya tidak akan berhasil dalam menjalankan tanpa dukungan masyarakat. Oleh karena itu, Public Relations merupakan suatu bidang yang sangat luas menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Public Relations pada dasarnya tidak sama dengan sekedar relations atau hubungan meskipun Personal Relations mempunyai peranan yang besar dalam kampanye Public Relations. Oleh karena itu, Public Relations Polda Metro Jaya berupaya meningkatkan kualitas pelayanan-pelayanan yang berkaitan dengan publik. Guna menghapus citra negatif yang telah melekat dipersepsi khalayak luas. Public Relations juga memerlukan program tiga tahapan kehumasan. Gradual tahap I 2005-2009 yaitu trust building, tahap II 2010-2014 networking and partnership building, tahap III 2015-2025 strive for exellence, ini aktivitas humas kepolisian yang sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang kinerja Polda Metro Jaya dan program-program apa saja yang dimiliki oleh Polda Metro Jaya. Public Relations perlu meneliti tentang program komunikasi kehumasan untuk mengelola berbagai aktivitas Public Relations tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil dan sasarannya. Salah satu wujud nyata pembenaran saat ini dengan mengadakan program SIM keliling di jakarta raya, mengadili aparat kepolisian, pemerintahan yang

11 terlibat dalam kasus korupsi, kriminal dan gambaran kamtibmas serta kinerja yang telah ditempuh jajaran Polda Metropolitan Jakarta Raya untuk memelihara situasi kamtibmas yang kondusif diwilayah hukum dalam mewujudkn rasa aman dan nyaman pada masyarakat. Polda Metropolitan Jakarta Raya berpedoman kepada Grand Strategi Polri 2005-2025 yang dirumuskan dalam tiga tahapan yang mencerminkan upaya Polri secara gradual, yaitu tahap I tahun 2005 2009 yakni tahap trust building (membangun kepercayaan), tahap II tahun 2010 2014 networking and partnership building (menjalin kemitraan dan membangun kemitraan) dan tahap III 2015 2025 strive for exellence yaitu membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat. Tahun 2009 merupakan tahap reformasi birokrasi Polri melalui program Quick Wins serta menyiapkan memasuki tahap II Grand Strategi Polri melalui menjalin kerjasama dan membangun kemitraan. Program unggulan Quick Wins bertujuan untuk mempercepat pencapaian target tahap I yaitu terbangunnya kepercayaan masyarakat (Trust Building). Program unggulan tersebut yaitu Quick Respons Patroli Samapta. Transparansi pelayanan penerbitan SIM, STNK, dan BPKB (SSB), transparansi penyidikan dan transparansi penerimaan (Rekruitment) anggota Polri ke empat. Program Quick Wins tersebut adalah bagian dari tugas pokok Polri yang merupakan produk unggulan yang memiliki daya ungkit yang kuat serta hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat Polda Metro Jaya telah merespons kebijakan tersebut dan telah mengimplementasikan dalam kegiatan tahapan I yang sudah dibuat humas kepolisian Polda Metro Jaya, dan sampai saat ini masih berjalan dan berkembang baik sehingga masyarakat sudah mengetahui

12 akan aktivitas humas dalam mensosialisasikan grand strategy trust building ini dengan pemberitaan dari media massa atau penyuluhan serta kabar media pesan dari individu kepada individu lain(mouth to mouth). Aktivitas program kehumasan di lembaga apapun termasuk kepolisian mempunyai posisi strategis dimana PR kepolisian mendekatkan polisi dengan masyarakat. Alasan penulis memilih Polda Metro Jaya karena penulis menyadari pentingnya informasi pemerintah yang harus dikomunikasikan kepada masyarakat agar tercipta persepsi yang positif di kalangan masyarakat. Penulis sangat tertarik untuk mengidentifikasi aktivitas program kehumasan dalam mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building kepada masyarakat. Fakta seperti adanya aktivitas program pameran humas Polda Metro Jaya untuk memperkenalkan suatu produk dan dokumentasi. Aktivitas anniversary celebration, perayaan HUT acara kepolisian dan menjalin kebersamaan dalam setiap acara belangsung untuk membantu masyarakat dalam kesehatan. Pengumpulan derma sumbangan korban bencana alam setiap saat terjadi peristiwa, sunatan massal yang diadakan setahun dua kali. Selain itu, Polda Metro Jaya menangani masalah lalu lintas pembuatan undang-undang baru, dan aktivitas humas kepolisian bersiaga satu untuk mengantisipasi kepada seluruh masyarakat akan adanya teror bom bersama pemda DKI. Polda Metro Jaya juga mengundang para khalayak dan wartawan untuk menginformasikan kejadian yang bersifat insidentil, aktual, dan kasus-kasus yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat yaitu kasus korupsi serta terorisme.

13 Polda Metro Jaya juga memiliki aktivitas media relations humas yang merupakan salah satu bentuk menjalin hubungan dengan media cetak dan elektronik radio, televisi, memiliki majalah bulanan yang terbit satu bulan sekali yaitu, Jaya Dharma Sevaka (JDS),dan majalah Jurnal, dengan selogan Profesional, Cerdas dan Humanis. Selain itu, Polda Metro Jaya juga mengadakan Press Tour untuk mengundang para wartawan datang untuk melakukan acara rekreasi di setiap acara diadakan pada kesepakatan bersama dan outbound di daerah sukabumi, jawa barat, Sekolah Kepolisian Negara (LIDO) guna mempererat jalinan kebersamaan kepada media cetak dan elektronik. Humas Polda Metro Jaya juga mengadakan aktivitas rapat pertemuan mingguan, yang diadakan seminggu tiga kali (Selasa dan kamis). Pada hari selasa rapat membahas tentang evaluasi perkembangan Kamtibmas yang diikuti oleh Kepala bagian operasional Polres, para Kepala Bagian Analis Polda yang dipimpin oleh kepala Biro Operasional PMJ. Untuk hari kamis rapat diadakan antara pejabat utama dan Kapolres dipimpin oleh Kapolda dan Wakapolda membahas kebijakan strategis pemerintahan RI, Kapolri, Kapolda. Humas Polda Metro Jaya mengadakan Open House kepada khalayak semua dan mahasiswa dalam bentuk magang, skripsi dan riset. Selain itu, menerima juga untuk kunjungan dari PKS (Petugas Keamanan Sekolah),TNI, dan dari perusahaan dan institusi yang lainnya. Humas juga melakukan aktivitas paling utama Prees Confreence, kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh kabid humas dalam jumpa pers nya kepada seluruh wartawan media massa di gedung balai wartawan Polda Metro Jaya, untuk

14 menginformasikan seluruh kejadian peristiwa yang tejadi setiap harinya kepada wartawan, Humas juga mengadakan Press Reception contohnya Operasi Ketupat (Lebaran atau Ramadhan), Natal dan Tahun Baru. Serta Undangan dan kunjungan Pemimpin Redaksi. Humas juga melakukan Loby dan Negosiasi didalam menjalin hubungan dengan pihak lain. Seperti Polisi Lalu Lintas yang turun ke jalan untuk mengatur jalan, yakni bisa menguntungkan pihak lain karena membuat teraturnya kondisi jalan. 6 Peran dan tugas PR yang dilakukan Polda Metro Jaya antara lain adalah: 1. Menyelenggarakan pembinaan fungsi Humas dalam lingkungan Polda Metro Jaya. 2. Menyelenggarakan fungsi humas melalui pengelolaan dan penyampaian pemberitaan/informasi serta kerjasama dengan media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas Polda. 3. Penyelenggaraan peliputan, monitoring, produksi dan dokumentasi semua informasi atau pemberitaan yang berkaitan dengan tugas PR. Penyelenggaraan penerangan satuan dalam rangka pemerataan informasi di lingkungan Polda dan sebagainya. 7 Oleh sebab itu penulis memberi judul Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat 6 Yussie Paulus Prihambodo, Humas Polda Metro Jaya, Jakarta, 2010. 7 Condro kirono, Profil Polda Metropolitan Jakarta Raya, 2008.

15 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. 1.4 Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis/Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu komunikasi khususnya Public Relations antara lain meliputi aktivitas humas dalam meningkatkan citra positif. Penelitian ini dapat pula menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya. hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta dapat menambah pengetahuan dalam dunia Public Relations. Penulis juga dapat mengetahui lebih banyak mengenai teknik-teknik seorang Public Relations dalam mengefektifkan hasil dari kegiatan Penerapan Proram Humas, Selain itu, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya.

16 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau tambahan pengetahuan bagi humas Polda Metro Jaya tentang Aktivitas Humas Kepolisian Polda Metro Jaya Dalam Mensosialisasikan Grand Strategy Trust Building Kepada Masyarakat. Dalam hal ini adalah Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya yang menjadi salah satu instansi pemerintah.