POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

2017, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Ne

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN R I

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSES PENGGANGGARAN APBNP TA 2013 (PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4-IP)/PPIP-P2KP)

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2014 DAN BASELINE TAHUN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh Drs. Setyanta Nugraha, MM

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Siklus Anggaran. Pertemuan 6 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

REVISI ANGGARAN PADA DJA SEMAKIN SEDERHANA, CEPAT DAN AKURAT (Bagian 1)

LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN PEMBUKAAN BLOKIR ANGGARAN BELANJA K/L APBN 2013

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.02/2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 7 April 2011 Kamis, 07 April 2011

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2006 BAB I KETENTUAN UMUM.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 56/PMK.02/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No /PMK.02/2013 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya (BA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA Disampaikan oleh: MENTERI KEUANGAN RAPAT KOORDINASI PENYELESAIAN PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 JAKARTA, 17 OKTOBER 2011

Belanja Barang dan Belanja Modal Pokok pokok kebijakan belanja barang RAPBN 2012: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi dan penggunaan belanja barang K/L, khususnya biaya perjalanan dinas; Menjamin kelancaran penyelenggaraan kegiatan operasional lpemerintahan, pelayanan kepada masyarakat, dan pemeliharaan aset; Meningkatkan Capacity Building pegawai serta persiapan/evaluasi dalam rangka reformasi birokrasi. Pokok pokok kebijakan belanja modal pada RAPBN 2012, : Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar, termasuk infrastruktur energi, ketahanan pangan, dan komunikasi; Upaya debottlenecking, pengurangan backlog pembangunan infrastruktur, dan peningkatan domestic connectivity (keterhubungan antarwilayah); Meningkatkan kemampuan pertahanan menuju minimum essential forces (MEF), dengan mengutamakan pada pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri; Mendukung pendanaan kegiatan multiyears; Meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif akibat perubahan iklim (climate change), dan meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi bencana. 2

Arah Kebijakan Belanja K/L Tahun 2012 (1) Mengkaji kembali kinerja program (outcome) dankegiatan (output) agar lebih difokuskan pada kinerja utama Kementerian/Lembaga; Melakukan efisiensi belanja, termasuk belanja barang operasional ; Mengkaji ulang pembangunan gedung baru dan menundanya apabila tidak sangat mendesak. Apabila rencana pembangunan gedung baru tetap akan dilakukan, maka harus menggunakan spesifikasi dan standar baru yang wajar dan efisien yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum; Menyusun rencana pembangunan infrastruktur jangka menengah, terutama transportasi multimoda, baik intra dan antar propinsi serta antar pulau; 3

Arah Kebijakan Belanja K/L Tahun 2012 (2) Mensinergikan dan menata kembali kebijakan, program, dan kegiatan yang terkait dengan koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikelola berbagai K/L; Keberpihakan (affirmative actions): Daerah tertinggal/terluar l yang mencakup lintas K/L dengan rencana pengembangan di masa depan disusun berdasarkan pencapaian kinerja di masa lalu; Mendukung pengembangan industri kecil dan industri kreatif untuk melindungi industri lokal dan memenuhi kebutuhan domestik serta menghadapi persaingan barang impor. Meningkatkan efektivitas alokasi anggaran alutsista TNI dalam rangka mendorong pencapaian Minimum i Essential Forces (MEF) sesuai dengan kemampuan keuangan negara. 4

2 HASIL OPTIMALISASI 5

KRITERIA PEMANFAATAN HASIL OPTIMALISASI RAPBN 2012 UNTUK BELANJA K/L Hasil optimalisasi yang digunakan untuk mendanai program/ kegiatan K/L yang harus : 1. Terukur target dan sasarannya dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan tahun 2012; 2. Program/kegiatan yang diusulkan oleh K/L bersangkutan sudah diterima oleh Kementerian Keuangan dan/atau telah disetujui secara tertulis dalam rapat kerja komisi terkait dengan K/L mitra kerjanya; 3. Mengacu pada kriteria sebagai berikut: a. Memperkuat pencapaian target dan sasaran prioritas pembangunan nasional dalam RPJM 2010 2014, RKP 2012, MP3EI, dan 6 program utama Klaster 4 dan 3 program prioritas. 6 Program Utama Klaster 4: Rumah Sangat Murah, Kendaraan Angkutan Umum Murah, Air Bersih untuk Rakyat, Listrik Murah dan Hemat, Peningkatan Kehidupan Nelayan, Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan; 3 Program Prioritas: Surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, Penciptaan lapangan kerja guna mengurangi pengangguran 1 juta jiwa/tahun, dan Pembangunan Transportasi Jakarta; b. Kegiatan prioritas yang sudah hdibahas dan disetujui dalam trilateral lmeeting, sidang kabinet, atau direktif presiden, namun belum dialokasikan di RAPBN 2012; 6

KRITERIA PEMANFAATAN TAMBAHAN ANGGARAN PENDIDIKAN 1. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI pada Sidang Kabinet tanggal 6 September 2011 untuk menuntaskan rehabilitasi gedung SD dan SMP yang rusak (termasuk MI dan MTs), dan ditindaklanjuti pada rapat Komite Pendidikan tanggal 5 Oktober 2011 yang dipimpin oleh Bapak Wapres RI. 2. Ruang kelas yang direhabilitasi berat/rehabilitasi b total adalah ruang kelas rusak berat di SD SMP dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) MTs (Madrash Tsanawiyah) yang telah memiliki data dasar dan kesiapan dalam pelaksanaannya: a. Nama Sekolah, Alamat, dan Koordinat Geografisnya b. Tingkat Kerusakan 3. Untuk menjamin kelanjutan kegiatan pembangunan pendidikan dalam APBN P P 2011. 4. Penguatan pendidikan tinggi termasuk pendidikan vokasi 7

3 HAL HAL YANG MEMERLUKAN TINDAK LANJUT 8

HAL HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI DALAM PENYELESAIAN PEMBAHASAN RAPBN 2012 Hal hal yang harus dipersiapkan oleh K/L dalam pembahasan dengan Komisi terkait tanggal 17 s.d. 21 Oktober 2011: Usul tambahan anggaran harus sesuai dengan kriteria Jangan ada usul/mengusulkan kegiatan yang tidak mungkin dapat dilaksanakan dalam rangka untuk menjaga governance dan accountable. 9

LANGKAH TINDAK LANJUT Langkah selanjutnya apabila pembahasan RUU APBN 2012 dengan DPR telah selesai: a. Hasil pembahasan K/L dengan komisi terkait di DPR disampaikan dalam Hasil Rapat Kerja Banggar DPR RI Pemerintah, dan ditetapkan dalam Sidang Paripurna DPR RI tentang Pengesahan RUU APBN 2012 (Jadwal 25 Oktober 2011); b. Hasil Pembahasan RAPBN dan RUU APBN dituangkan dalam berita acara hasil pembahasan RAPBN dan RUU APBN yang bersifat final; c. Kementerian Keuangan menyampaikan Hasil Raker Banggar dan Sidang Paripurna DPR RI dalam berita acara tersebut kepada Kementerian/Lembaga (K/L) melalui Surat Edaran Menkeu pada minggu I November 2011, terkait kebijakan pengalokasian anggaran K/L serta rincian i penyesuaian/perubahan/alokasi / i dan/atau penggunaan optimalisasi anggaran ; 10

LANGKAH TINDAK LANJUT d. Optimalisasi pagu anggaran meliputi : 1. Penambahan pagu anggaran belanja negara dan /atau pembiayaan dari yang tercantum dalam RAPBN; dan/atau 2. Realokasi anggaran antara BA K/L dan BABUN dengan atau tanpa perubahan pagu pengeluaran. e. Berdasarkan SE Menkeu tersebut, K/L melakukan penyesuaian RKAKL: : 1. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran K/L tidak mengalami perubahan, K/L menyampaikan RKA K/L dan dokumen pendukung beserta ADK RKA K/L sebagai dasar penelaahan. Hasil penelaahan RKA K/L dimaksud dijadikan sebagai dasar penetapan RKA K/L oleh Direktur Jenderal Anggaran dan sebagai bahan untuk penyusunan Keppres tentang RABPP beserta lampirannya. 2. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran K/L mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan, K/L menyampaikan RKA K/L dan dokumen pendukung beserta ADK RKA KL KL untuk dilakukan penelaahan kembali dalam rangka penyesuaian RKA K/L dengan Pagu Alokasi Anggaran K/L. 11

LANGKAH TINDAK LANJUT f. RKA KL Hasil penyesuaian yang disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. DJA merupakan RKAKL yang telah mendapat persetujuan dalam pembahasan K/L bersama mitra kerja komisi terkait di DPR; g. Kementerian Keuangan bersama K/L melakukan penelaahan RKAKL penyesuaian terkait kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan, kosistensi sasaran kinerja K/L dengan RKP, standar biaya dan ketentuan dalam PMK 93/MK.02/2011 tentang tata cara penyusunan RKAKL 2012; h. Hasil penelaahan RKAKL Kemenkeu DJA K/L, ditetapkan sebagai Surat Penetapan RKAKL (SP RKAKL) dan disampaikan kepada K/L dan Ditjen Perbendaharaan; 12

LANGKAH TINDAK LANJUT j. SP RKAKL digunakan sebagai Lampiran Keputusan Presiden tentang Rincian Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yaitu alokasi anggaran K/L dan Kementerian Keuangan selaku BUN. Alokasi anggaran K/L dirinci menurut klasifikasi anggaran. Alokasi anggaran Kementerian Keuangan selaku BUN dirinci menurut: 1) kebutuhan Pemerintah Pusat;dan 2) transfer kepada daerah. k. RABPP 2012 ditetapkan dengan Keppres paling lambat tanggal 30 November 2011. l. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden (SP RKAKL), dan menyampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan m. Dirjen Anggaran a.n. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 15 Desember 2011. 13

Kegiatan kegiatan yang diprioritaskan dalam RKA K/L Tahun 2012: Penyusunan RKA K/L Tahun 2012, harus memprioritaskan: a. Program dan Kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam RKP Tahun 2012; b. Kebutuhan anggaran belanja pegawai dan operasional c. Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan kegiatan yang dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri; d. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (multi years); e. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan perundangundangan.

Hal hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RKA K/L Tahun 2012: Dalam menyusun RKA K/L Tahun 2012, harus memperhatikan: a. Sesuai dengan Tugas, Fungsi dan Kewenangan masing masing K/L untuk meningkatan kualitas belanja, khususnya efisiensi belanja barang dan peningkatan belanja modal; b. Mengkaji ulang pembangunan gedung baru dan menundanya apabila tidak sangat mendesak; c. Dalam mengalokasikan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan agar mengacu pada ketentuan peraturan perundang undangan; d. Kementerian Negara/Lembaga yang menyelenggarakan sekolah/ lembaga pendidikan agar mencantumkan dalam klasifikasi fungsi pendidikan e. Dalam pengalokasian bantuan belanja sosial, dapat langsung diberikan ik kepada masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan guna melindungi terjadinya dari resiko sosial.

Kegiatan kegiatan yang dibatasi dalam RKA K/L Tahun 2012: a. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya; b. Pemasangan telepon baru, kecuali untuk Satuan Kerja yang belum memiliki saluran telepon; c. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/ Lembaga, antara lain: Mess, wisma, rumah dinas, rumah jabatan, gedung pertemuan; d. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali: pengadaan kendaraan fungsional seperti ambulance untuk rumah sakit, kendaraan untuk tahanan, kendaraan roda dua untuk penyuluh dan penggantian kendaraan rusak berat.

TERIMA KASIH