PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN

PROFIL PEMBANGUNAN JAMBI

PROFIL PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PROFIL PEMBANGUNAN BENGKULU

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN DI.YOGYAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

DAFTAR ISI I(ATA PENGANTAR. GEOGRAFT DAN WII.AYAH ADMNISTRASI C'eografis Adminis0asiWlaph... BAB 1: 1.1. L.2. BAB 2: 2.L. 2.2.

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Provinsi Lampung dengan menggunakan data

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

LAPORAN AKHIR ROADMAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI LAMPUNG TAHUN B ADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17


BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

1 PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Lampung Secara Geografis terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara : 103o 40' - 105o 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6o 45' - 3o 45' Lintang Selatan Gambar 1. Peta Administrasi Berdasarkan administrasi wilayah, Secara administratif Provinsi Lampung terdiri dari 14 Kabupaten/Kota, 214 wilayah Kecamatan, dan 2.463 desa/kelurahan. Wilayah yang memiliki luas terbesar di Provinsi Lampung adalah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukotanya Liwa, luas wilayahnya 4.950,40 Km 2, Kabupaten Lampung Tengah dengan Ibukotanya Gunung Sugih, luas wilayahnya 4.789,82 Km 2, Kabupaten Tulangbawang dengan Ibukotanya Menggala, luas wilayahnya 7.770,84 Km 2 B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN B1. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Lampung tahun 2011 sebanyak 7.691.007 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 218 jiwa per km 2. Penyebaran penduduk di Provinsi Lampung masih bertumpu di Lampung Tengah yakni sebesar 15,4 persen dan Kabupaten Lampung Timur sebesar 12,5 persen sedangkan kabupaten yang dibawah 10 persen terendah terdapat di Kota Metro sebesar 1,9 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Bandar Lampung yakni sebanyak 4.619 jiwa per Km 2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Lampung Barat dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 85 jiwa per Km 2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Lampung sebesar 1,35 persen lebih rendah dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Tulang Bawang 2,69 persen disusul oleh Kota Metro sebesar 2,08 persen.

2 Tabel 1: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2011 Kabupaten/Kota Luas Km2 Jumlah Penduduk Rumah Tangga Kepadatan Penduduk (orang/km2) 1. Lampung Barat 4.950,40 423.586 110.072 85,57 2. Tanggamus 2.731,61 542.439 132.593 198,58 3. Lampung Selatan 2.007,01 922.397 235.465 459,59 4. Lampung Timur 4.337,89 961.971 255.926 221,76 5. Lampung Tengah 4.789,82 1.183.427 312.742 247,07 6. Lampung Utara 2.725,63 590.620 145.335 216,69 7. Way Kanan 3.921,63 410.532 107.131 104,68 8. Tulang Bawang 4.385,84 402.226 106.910 91,71 9. Pesawaran 1.173,77 403.178 101.279 343,49 10. Pringsewu 625,00 369.336 93.981 590,94 11. Mesuji 2.184,00 189.442 51.407 86,74 12. Tulang Bawang Barat 1.201,00 253.429 67.360 211,01 1. Bandar Lampung 192,96 891.374 213.222 4.619,48 2. Metro 61,79 147.050 36.896 2.379,83 Lampung 35.288,35 7.691.007 1.969.960 217,95 Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012 B2. Ketenagakerjaan Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Lampung dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 5.489.582 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 3.637.897 jiwa dan bukan angkatan kerja 1.851.685 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten Lampung Tengah yaitu sebanyak 857.000 jiwa. Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi LampungTahun 2008 dan 2012 Kode Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja 2008 2012 Angkatan Kerja Bukan Angkatan Jumlah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Kerja Jumlah 1800 LAMPUNG 3.568.770 1.679.568 5.248.338 3.637.897 1.851.685 5.489.582 1801 Lampung Barat 218.342 59.543 277.885 251.656 47.672 299.328 1802 Tanggamus 406.282 185.041 591.323 273.316 111.378 384.694 1803 Lampung Selatan 632.050 323.112 955.162 404.018 243.856 647.874 1804 Lampung Timur 454.482 230.209 684.691 466.562 229.493 696.055 1805 Lampung Tengah 568.473 257.608 826.081 604.537 252.463 857.000 1806 Lampung Utara 267.212 129.960 397.172 263.951 150.193 414.144 1807 Way Kanan 180.036 73.431 253.467 195.860 95.105 290.965 1808 Tulang Bawang 361.722 161.138 522.860 185.654 94.486 280.140 1809 Pesawaran 0 0 0 175.291 110.588 285.879 1810 Pringsewu 0 0 0 162.298 102.646 264.944 1811 Mesuji 0 0 0 85.837 48.901 134.738 1812 Tulang Bawang Barat 0 0 0 123.178 59.313 182.491 1871 Kota Bandar Lampung 414.827 219.339 634.166 376.265 267.378 643.643 1872 Kota Metro 65.344 40.187 105.531 69.474 38.213 107.687 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

3 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 47,10 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 47,34 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 74,30 persen. Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Lampung Tahun 2012 Pendidikan Tipe Daerah SD 2,00 3,56 6,63 15,03 47,10 SMTP SMTA Umum 25,70 25,68 SMTA Kejuruan 74,30 Diploma I/II/III/Akademi Universitas Perkotaan Pedesaan Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan Kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Lampung dalam 5 tahun terkahir meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 2013 (Februari) sebanyak 3.885.648 jiwa, yang terdiri dari 3.687.948 jiwa penduduk bekerja dan 197.700 jiwa pengangguran terbuka. Persebaran jumlah angkatan kerja terbesar terdapat di Kabupaten Lampung Tengah yaitu sebanyak 604.537 jiwa, dan paling sedikit di Kota Metro sebanyak 69.474 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja /Kota Provinsi LampungTahun 2008 dan 2012 /Kota Angkatan Kerja 2008 2012 Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Lampung Barat 211.861 6.481 245.884 5.772 Tanggamus 390.397 15.885 264.478 8.838 Lampung Selatan 577.191 54.859 379.497 24.521 Lampung Timur 419.610 34.872 453.264 13.298 Lampung Tengah 540.678 27.795 588.296 16.241 Lampung Utara 245.562 21.650 242.358 21.593 Way Kanan 168.633 11.403 189.101 6.759 Tulang Bawang 341.810 19.912 175.076 10.578 Pesawaran 0 0 163.393 11.898 Pringsewu 0 0 152.606 9.692 Mesuji 0 0 82.033 3.804 Tulang Bawang Barat 0 0 120.739 2.439 Kota Bandar Lampung 360.313 54.514 330.999 45.266 Kota Metro 57.498 7.846 61.583 7.891 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Persen 4 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Lampung pada tahun 2013 (Februari) sebanyak 3.885.648 jiwa atau bertambah sebanyak 374.395 jiwa dari tahun 2008. Persebaran penduduk bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih mengantungkan pendapatannya di sektor pertanian (48.31%) dan sektor perdagangan (18.13%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. Jumlah penduduk bekerja antar /kota terbesar terdapat di Lampung Tengah, yaitu mencapai 588.296 jiwa dan terrendah di Kota Metro sebanyak 61.583 jiwa. Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Lampung Tahun 2012 Pendidikan Lapangan Usaha 7,55 2,61 4,93 14,64 21,68 48,59 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas 0,98 3,57 18,13 5,51 0,15 13,00 9,55 0,81 48,31 Pertanian Pertambangan Industri Listik-gas-Air Bangunan Perdaggngan Angkutan Keuangan Jasa Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Lampung pada tahun 2013 (Februari) mencapai 197.700 jiwa atau berkurang sebanyak 57.500 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Lampung tahun 2013 sebesar 5.09 persen atau menurun sebesar 2,06 persen dari tahun 2008, dan tingkat pengangguran di Provinsi Lampung tergolong rendah dibandingkan TPT nasional. Persebaran TPT tahun 2012 terbesar terdapat di Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 12.03 persen dan TPT terrendah di Mesuji (1.98 %). Gambar 4: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 8,39 7,15 7,87 6,62 7,14 5,57 Lampung Indonesia 6,56 5,78 6,14 5,92 5,18 5,09 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Feb) 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Gambar 5: Perbandingan Pengangguran Terbuka /Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012. LAMPUNG BARAT TANGGAMUS LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TIMUR LAMPUNG TENGAH LAMPUNG UTARA WAY KANAN TPT_Kab/Kota TPT_Lampung TPT_Nasional TULANGBAWANG PESAWARAN TULANGBAWANG BARAT PRINGSEWU MESUJI KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA METRO 6,14 5,18 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Tahun Tahun % 5 B3. Kondisi Pendidikan Perkembangan kondisi pendidikan menurut indicator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Lampung menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Perkembangan AMH Provinsi Lampung dari tahun 2005-2011 membaik, AMH tahun 2011 mencapai 95.02 persen dan lebih tinggi dari rata-rata AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Bandar Lampung (98.47%) dan terendah di Tulang Bawang Barat (93.03%). Gambar 6: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Lampung Tahun 2005-2011 Gambar 7: Perbandingan Angka Melek Huruf /Kota di Provinsi Lampung Tahun 2011 96 95 94 93 92 91 93,47 93,47 93,47 93,63 92,19 91,87 91,45 90,90 94,37 92,58 95,02 94,64 92,91 92,99 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 93,00 92,00 91,00 90,00 97,33 98,47 98,38 95,02 92,99 90 89 88 AMH_LAMPUNG AMH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Lampung Barat Tanggamus Lampung Utara Lampung Tengah Lampung Timur Lampung Selatan AMH_Kab/Kota Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Mesuji Pringsewu Tulang Bawang Barat Kota Bandar Lampung AMH_Lampung Kota Metro Sumber: BPS 2011 Perkembangan RLS Provinsi Lampung dari tahun 2005-2011 membaik, RLS tahun 2011 mencapai 7.82 tahun dan masih berada dibawah rata-rata RLS nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar /kota di Provinsi Lampung, RLS tertinggi terdapat di Kota Bandar Lampung sebesar 10.18 tahun dan terendah Kabupaten Mesuji (6.37 tahun). Gambar 8: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi LampungTahun 2005-2011 Gambar 9: Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah /Kota di Provinsi LampungTahun 2011 8 7,92 7,94 RLS_Kab/Kota RLS_Lampung RLS_Nasional 7,9 7,8 7,7 7,6 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 7 7,72 7,82 7,75 7,52 7,47 7,40 7,30 7,49 7,30 7,30 7,30 RLS_ LAMPUNG 7,16 RLS_Nasional 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Kota Bandar Kota Metro 7,94 7,82 Sumber: BPS 2011

6 B4. Kesehatan Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Lampung selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 23.1 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Lampung tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata AKB nasional. Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi balita Tahun 2010 untuk persentase balita gizi buruk (3.5%), balita gizi kurang (10.0%), dan balita kekurangan gizi (13.5%) menunjukan perbaikan dibandingkan kondisi tahun 2007 dan kondisi tersebut berada dibawah rata-rata nasional. Gambar 10: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Lampung terhadap Nasional 2005-2010 Gambar 11: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Lampung Tahun 2007 dan 2010 terhadap Nasional 30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 27,70 26,70 25,80 L a m p u n g AKB_INDONESIA 24,80 23,90 23,1 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 2007 2010 Nasional 2010 4,9 13,0 LAMPUNG 17,9 5,7 3,5 11,8 10,0 17,5 13,5 Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir meningkat dan AHH kabupeten/kota berdasarkan estimasi rata-rata menunjukkan peningkatan, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Lampung tahun 2011 mencapai 69.75 tahun lebih tinggi dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar /kota di Provinsi Lampung, AHH tertinggi berada di Kota Metro sebesar 72.76 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasioanl, dan terendah di Lampung Barat (67.45 tahun).

% tahun 7 Gambar 12: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi LampungTahun 2005-2011 Gambar 13: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2011 70 69,5 69 68,5 68 67,5 67 69,75 69,50 69,25 69,65 69,00 69,43 68,80 69,21 68,50 69,00 68,70 68,00 68,47 68,08 AHH_LAMPUNG AHH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 74,00 73,00 72,00 71,00 70,00 69,00 68,00 67,00 66,00 65,00 64,00 67,45 Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji 71,24 Tulang Bawang Barat Kota Bandar Lampung 72,76 Kota Metro 69,75 69,65 AHH_Kab/Kota AHH_Lampung AHH_Nasional Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Lampung terus meningkat dan hampir sama dengan angka nasional. Gambar 14: Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional 2004-2011 85,00 80,00 75,00 70,00 65,00 70,85 71,53 72,55 70,47 70,93 68,22 72,41 72,53 74,18 74,87 76,37 77,34 80,06 80,94 79,82 81,25 60,00 55,00 Lampung Indonesia 50,00 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 B5. Kondisi Kemiskinan Perkembangan kemiskinan di Provinsi Lampung dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 428,54 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) tercatat sebanyak 1.163 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 menurun dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 14,46%. Namun tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata tingkat kemiskinan nasional (11,37%).

% 8 Gambar 16: Perkembangan Tingkat Kemiskinan Provinsi Lampung terhadap Nasional 25,00 20,00 15,00 10,00 1.591,60 1.558 20,98 20,22 15,42 14,15 1.480 18,94 13,33 1.299 1.254 1.163 16,93 15,65 12,49 14,86 11,67 11,37 1.800,00 1.600,00 1.400,00 1.200,00 1.000,00 800,00 600,00 5,00 400,00 200,00-2008 2009 2010 2011 2012 2013 - Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) Lampung NASIONAL Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Lampung Timur yaitu sebanyak 189,50 ribu jiwa dan Lampung Tengah sebanyak 187,00 ribu jiwa, dan terendah di Mesuji sebesar 15,30 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Lampung Utara sebesar 26.33% dan tingkat kemiskinan terendah di Kota Banda Lampung sebesar 7.11%. Tabel 4: Perkembangan Kemiskinan /kota di Provinsi LampungTahun 2006-2011 /kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 2006-2011 2006 2011 Δ 2006-2011 Lampung Barat 96,2 67,90 28,30 25,36 15,99 9,37 Tanggamus 181,0 92,70 88,30 22,00 17,06 4,94 Lampung Selatan 364,5 177,70 186,80 27,84 19,23 8,61 Lampung Timur 256,2 189,50 66,70 27,63 19,66 7,97 Lampung Tengah 252,7 187,00 65,70 22,09 15,76 6,33 Lampung Utara 181,2 155,80 25,40 32,50 26,33 6,17 Way Kanan 94,6 72,50 22,10 26,18 17,63 8,55 Tulang Bawang 106,1 40,70 65,40 13,94 10,11 3,83 Pesawaran 77,10-77,10 19,06 n.a Pringsewu 43,00-43,00 11,62 n.a Mesuji 15,30-15,30 8,07 n.a Tulang Bawang Barat 18,10-18,10 7,11 n.a Kota Bandar Lampung 89,9 121,60-31,70 11,22 13,61-2,39 Kota Metro 15,5 19,00-3,50 11,92 12,90-0,98 LAMPUNG 1638,0 1277,90 360,10 22,77 16,58 6,19 Keterangan: *) data kemiskinan /Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS Tahun 2011

9 B6. Perkembangan IPM Perkembangan IPM Provinsi Lampung dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Lampung tahun 2011 mencapai 71.94 masih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Lampung tahun 2011 menduduki peringkat ke 20 secara nasional setelah Sulawesi Selatan dan peringkat ke 10 di Pulau Sumatera setelah Aceh. Perbandingan IPM antar /kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Metro (76,96) dan menduduki peringkat ke-41 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Mesuji yaitu 67,98 dan berada diperingkat ke-419 secara nasional. Gambar 17: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011 Gambar 18: Perbandingan IPM /Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011 74 73 72 71 70 69 68 67 68,7 68,4 69,57 68,85 70,1 69,38 70,59 69,78 71,17 70,3 71,76 70,93 72,27 71,42 Lampung Nasional 72,77 71,94 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 Mesuji Pringsewu Pesawaran Tulang Bawang Way Kanan Lampung Utara Lampung Tengah Lampung Timur Lampung Selatan Tanggamus Lampung Barat 76,95 72,77 71,94 67,98 Tulang Bawang Barat Kota Bandar Lampung Kota Metro IPM_Kab/Kota IPM_Lampung IPM_Nasional Sumber: BPS Tahun 2011 D. PEREKONOMIAN DAERAH D1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Provinsi Lampung menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 144.561 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Lampung 2,51 menyumbang sebesar 14,88 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 43.506 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 43.111 miliar rupiah Tabel : Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Jawa Timur, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 73.719 72.261 34.443 33.980 2009 88.935 87.949 36.256 35.855 2010 108.404 107.165 38.390 38.015 2011 127.908 126.437 40.859 40.463 2012 144.561 143.032 43.506 43.111

10 Struktur perekonomian Provinsi Lampung tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi dari sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 36.05%, sektor Industri Pengolahan (16.01%), dan sektor perdagangan (15.91%).sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 30,00 %, sektor industri pengolahan (27,13%), dan sektor pertanian (15,39%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor jasa (8,79%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (11,47%) Gambar 20: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Lampung Tahun 2011 PENGANGKUTAN ; 11,47 PERDAGANGAN; 15,91 Sumber: BPS tahun 2011 KEUANGAN; 5,88 BANGUNAN; 3,42 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH; 0,54 JASA; 8,79 PERTANIAN; 36,05 PERTAMBANGAN; 1,93 INDUSTRI PENGOLAHAN; 16,01 Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 /kota di Provinsi Lampung, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 19.357 miliar rupiah ( Lampung Tengah) dan PDRB terendah sebesar 1.320 miliar rupiah (Kota Metro). Tabel 5: Perbandingan Nilai PDRB ADHB /Kota di Lampung Tahun 2011. (Rp. miliar) /KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011** 01 Kab. Lampung Barat 1.886 2.252 2.548 2.826 3.381 02 Kab. Tanggamus 4.786 5.859 6.732 4.818 5.580 03 Kab. Lampung Selatan 9.118 7.528 8.908 10.213 11.255 04 Kab. Lampung Timur 7.157 8.167 8.959 10.525 11.940 05 Kab. Lampung Tengah 9.193 11.093 13.637 16.650 19.357 06 Kab. Lampung Utara 4.863 5.580 6.614 8.151 10.445 07 Kab. Way Kanan 1.933 2.190 2.538 3.000 3.461 08 Kab. Tulang Bawang 7.921 10.186 9.962 5.678 6.501 71 Kota Bandar Lampung 10.526 13.631 17.068 19.437 22.312 72 Kota Metro 757 873 1.024 1.168 1.320 Sumber: BPS tahun 2011 Perkembangan ekonomi Lampung dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6.48% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Lampung adalah: sektor pengangkutan (13,13%), sektor listrik, gas, dan air bersih (9,86%), dan sektor jasa (8,24%).

11 Gambar 21: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) % 8 7 6 5 4 3 2 1 0 5,07 5,03 5,69 5,50 5,94 5,35 4,98 4,02 6,35 6,01 6,22 6,49 6,48 5,26 5,88 6,43 6,23 4,63 Lampung Nasional 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sementara untuk pertumbuhan ekonomi /kota, seluruh /kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Tulang bawang dengan laju pertumbuhan sebesar 117,22%, dan pertumbuhan terendah di Lampung Barat dengan laju pertumbuhan sebesar 4,54% dan Way kanan dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,49%. Tabel 6: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut /Kota di Provinsi Lampung Tahun 2007-2011 (persen) KABUPATEN/KOTA Tahun 2007 2008 2009 2010* 2011** Lampung Barat 5,88 5,09 5,64 5,72 4,54 Tanggamus 7,72 8,96 2,87 6,21 67,88 Lampung Selatan 6,35 5,12 5,28 5,71 6,03 Lampung Timur 4,46 5,21 4,38 5,06 6,08 Lampung Tengah 6,20 5,66 5,94 5,88 5,75 Lampung Utara 6,27 5,69 6,32 4,98 6,23 Way Kanan 5,52 4,60 5,04 5,17 5,49 Tulang Bawang 6,93 6,79 0,40 6,04 117,22 Kota Bandar Lampung 6,83 6,93 6,01 6,33 6,53 Kota Metro 6,24 5,21 5,32 5,89 6,40 LAMPUNG 5,94 5,35 5,26 5,85 6,39 Sumber: BPS, 2011 PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Lampung dan /kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Lampung mencapai sebesar 18.612 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita /kota di Lampung kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar /kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 25.031 ribu/jiwa terdapat di Kota Bandar lampung dan terendah sebesar 3.97 ribu/jiwa di Kapbupaten Pringsewu.

12 Gambar 22: PDRB Perkapita ADHB Provinsi LampungTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah) Gambar 23: PDRB Perkapita /Kota di Lampung, Tahun 2011 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 17.361 14.892 12.558 5.703 PDRB Perkapita_Lampung Indonesia (PDB) 6.765 23.881 21.365 8.290 9.880 27.029 30.795 33.748 18.612 16.631 14.193 11.798 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Lampung Barat 25.031 18.356 18.163 16.631 Mesuji # Tulang Bawang Way Kanan Lampung Utara Lampung Tengah Lampung Timur Pesawaran # Lampung Selatan Pringsewu # Tanggamus PDRB Perkapita_Kab/Kota Tulang Bawang Barat # Kota Bandar Lampung Kota Metro PDRB Perkapita_Lampung D2. Investasi PMA dan PMDN Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Lampung dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) meningkat, nilai investasi PMA tahun 2012 tercatat sekitar 114,32 juta US$ meningkat dibandingkan tahun 2011 (79,50 juta US$) atau sekitar 0,41 persen dari total PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak 54 proyek. Sementara untuk perkembangan nilai investasi PMDN tahun 2012 menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu nilai investasi PMDN tahun 2012 mencapai 304,23 miliar rupiah menurun dari nilai PMDN 2011 (824,43 miliar rupiah). Tabel 7: Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Lampung Tahun 2010-2012 Tahun PMA PMDN Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek 2010 30,71 31 272,26 32 2011 79,50 54 824,43 58 2012 114,32 57 304,23 48 E. PRASARANA WILAYAH E1. Jaringan Irigasi Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.luas Potensial jaringan irigasi dilampung meliputi 430.785 hektar atau 5,84 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia., Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 408.391 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 425.552 hektar.sementara menurut kewenangan, sekitar 281.742 hektar atau sekitar 65 persen kewenangan pusat, 26.237 hektar (6%) kewenangan provinsi, dan 122.825 hektar (29%) kewenangan /kota.

13 E2. Infrastruktur Jalan Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Lampung mencapai 3499,3 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1159,57 km, jalan Provinsi sepanjang 2339,73 km. Untuk kondisi kualitas jalan 87,48 menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Lampung pada tahun 2011 mencapai 145,20 km yang terdiri dari 7,21 persen kondisi jalan rusak ringan dan 5,31 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 1.014,37 km atau sekitar 87,48 persen kondisi jalan mantap di Lampung. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Lampung sebesar 0,43. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Lampung meliputi 51 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 20 persen jalan kerikil, 30 persen jalan tanah dan lainnya. Tabel 8: Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah Lampung 1159,57 2339,73 3499,3 Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Tabel 9: Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Lampung Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Panjang Kepmen PU (km) Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi Kemantapan (km) Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi Kemantapan (%) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Mantap Tidak Mantap Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Mantap Tidak Mantap 1.159,57 682,46 351,91 83,61 61,59 1.014,37 145,20 57,13 30,35 7,21 5,31 87,48 12,52 Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU E3. Jaringan Listrik Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Lampung dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 271,57 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 41,68 Gwh.

14 Gambar 25: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Lampung Gwh Produksi (Gwh) Perkembangan (%) % 300,00 250,00 1449,44 1600,00 1400,00 1200,00 200,00 1000,00 150,00 551,56 800,00 600,00 100,00 400,00 50,00-58,79-65,86 200,00 0,00 0,00-200,00 2008 2009 2010 2011 F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM F1. Sumber Daya Lahan Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung, yang merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan. Pelabuhan utamanya bernama Panjang dan Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung), Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.Sedangkan di Teluk Semangka adalah Kota Agung, dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan Maringgai dan Ketapang. Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Lampung tercatat sekitar 1.004.735 hektar atau 0,74 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan konservasi dan pelestarian alam seluas 462.030 hektar atau sekitar 45,99 persen dari total kawasan hutan di Lampung, Hutan Produksi lindung seluas 317.615 hektar (31,61 %), dan hutan produksi seluas 191.732hektar (19,08%). Gambar 26: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Lampung Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009 3,32 19,08 45,99 Kws. Hutan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha) 31,61 Hutan Produksi (ha)

15 F2. Potensi Pertanian Pertanian yang dimaksud adalah pertanian dalam arti luas yaitu mencakup pertanian tanaman bahan makanan, tanaman obat dan hias, perkebunana, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Produksi padi di provinsi Lampung mengalami kenaikan pada tahun 2010 produksi padi mencapai 2.807.676 ton naik sekita 5,005 dibanding tahun 2009, dan sentra produksi padi terbesar di Lampung Tengah dengan jumlah 623.779 ton atau 22,21% dari total produksi padi diprovinsi Lampung. Produksi tanaman palawija provinsi Lampung yang mengalami kenaikan adalah jagung, ubi kayu dan kacang tanah, ditahun 2010 mengalami kenaikan dibbanding tahun 2009, sedangkan produksi ubi jalar, kedelai dan kacang hijau mengalami penurunan. Produksi komoditas perkebunan terbesar adalah tebu yang mencapai 744.212 ton, dimana produksi tebu terbesar dihasilkan oleh perkebunan swasta (85,33%).selain tebu, kopi merupakan komoditas andalan diprovinsi Lampung, hal ini diperkuat dengan besarnya produksi kopi, 2010 mencapai 144.803 ton, dimana Lampung Barat menrupakan penghasil kopi terbesar yaitu sekitar 41% dari total produksi di provinsi Lampung. F3. Potensi Perikanan dan Kelautan Potensi Laut dan Air Tawar, Potensi perikanan tahun 2010 terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Nilai produksi perikanan, jumlah rumah tangga perikanan, alat tangkap dan luas areal perikanan budidaya. F4. Potensi Sumberdaya Mineral Kebutuhan listrik provinsi Lampung sebagian besar disuplai oleh PT. PLN (persero) wilyh Lmpung. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan maka day tersambung, produksi listrik dan listrik terjual semakin meningkat. Produksi listrik tahun 2010 mencapai 2.606.813 MWh naik 12,44% disbanding tahun 2009. Potensi pertambangan di provinsi Lampung tersebar diseluruh /kota.