PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MATERI STATISTIKA

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjabarkan hasil-hasil

BAB III METODE PENELITIAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Segiempat

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Nur Cholisah Matematika, FMIPA, UNESA Kampus Ketintang Surabaya 60231, telp (031) , Ps. 304,

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) pada Materi Bilangan Bulat

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Melta Fina*, Betty Holiwarni**, Rini *** No Hp :

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY PADA MATERI KOMPOSISI TRANSFORMASI GEOMETRI DI KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 NGANJUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI BERWISATA PADA MATERI PERSEGIPANJANG DAN PERSEGI DI KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN TEKNIK REFLEKSI SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bab ini akan di paparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAMAL

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VII-B SMP MUHAMMADIYAH 13 SURABAYA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan. Pendidikan membantu

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN METODE KUMON PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI SMAN-1 KRIAN

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MURDER PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS Krisna Kirana 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 Email: miyet_kirana@yahoo.com 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi di kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan one-shot-case study. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru yang merupakan rekan seangkatan mahasiswa prodi pendidikan matematika dan siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 5 Surabaya tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 34 siswa. Dari 34 siswa tersebut diambil 8 siswa untuk menjadi subjek pengamatan aktivitas siswa. Pengambilan data dilaksanakan selama tiga pertemuan untuk pembelajaran kooperatif tipe MURDER dan satu pertemuan untuk tes hasil belajar dan angket respons siswa. Selama pembelajaran diamati pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) pengelolaan pembelajaran termasuk dalam kriteria baik dengan skor rata-rata sebesar 3,82; (2) aktivitas siswa selama proses pembelajaran tergolong aktif dengan jumlah persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa selain berperilaku tidak relevan sebesar 97,05%; (3) nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 71,47; dan (4) respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER adalah positif. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe MURDER PENDAHULUAN Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, baik itu guru sebagai pendidik, siswa, orang tua, sarana dan prasarana sekolah dan yang terpenting adalah proses belajar mengajar. Pembelajaran yang cenderung bersifat searah kurang melibatkan peran siswa, hal ini karena guru memberikan informasi atau ide dan siswa dengan pasif menerimanya. Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri, serta tidak berani mengungkapkan pendapat atau gagasannya. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mendorong siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe pembelajaran, salah satunya adalah MURDER. MURDER merupakan akronim dari Mood Understand Recall Detect Elaborate Review, yang merupakan enam langkah dari pembelajaran kooperatif tipe MURDER. MURDER diperkenalkan oleh Hythecker, Danserau, dan Rocklin pada tahun 1988 yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang berkembang berdasarkan perspektif psikologi kognitif, McCafferty, dkk. [4]. Jacobs [2] menyatakan bahwa MURDER menekankan pada kedalaman pemrosesan dan berpikir lebih dalam melalui menjelaskan kepada orang lain. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER, peneliti memilih materi. Materi ini cukup kompleks dan berorientasi pada berbagai bidang, misalnya dalam fisika pada materi gerak lurus beraturan, dalam bidang ekonomi terkait dengan grafik permintaan dan penawaran, dan masih banyak lainnya. Dengan demikian diperlukan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar dan keterampilan pemrosesan informasi yang mendalam, sehingga cocok untuk diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER. Pembelajaran kooperatif tipe MURDER menggunakan sepasang anggota dyad (pasangan dua orang) dari kelompok beranggotakan 4 orang. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER dirincikan pada tabel berikut, yang diadaptasi dari McCafferty, dkk. [4] dan Saija [5].

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe MURDER Fase 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2. Menyajikan informasi 3. Mengorganisasi kan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Peran guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menumbuhkan mood dengan memotivasi siswa atau dengan cara relaksasi untuk menarik perhatian siswa. Guru menyajikan pelajaran. Siswa diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri dari 4 anggota, dibagi menjadi dua pasangan dyad, yaitu dyad-1 dan dyad-2. Guru membagikan lembar kegiatan siswa (LKS), kemudian siswa diminta untuk mengerjakan secara mandiri sehingga muncul understand. Salah satu anggota setiap pasangan dyad mengungkapkan pemahamannya terhadap LKS kepada pasangannya sehingga muncul recall. Guru meminta anggota yang lain mendengarkan sambil mendeteksi adanya kesalahan atau kekurangan dalam penjelasan pasangannya sehingga muncul detect. Dyad-1 dan dyad-2 saling memperlihatkan hasil pekerjaan, kemudian membandingkan dan mendiskusikannya. Guru meminta setiap anggota melakukan elaborasi dan bekerja sama sehingga muncul elaborate. Guru meminta setiap kelompok untuk menyimpulkan dan melakukan revisi (bila diperlukan) tehadap LKS yang akan dikumpulkan sehingga muncul review. 5. Evaluasi Guru meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil LKS. 6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi persamaan garis lurus; (2) aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi persamaan garis lurus; (3) hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi ; dan (4) respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan data dilakukan di SMP Muhammadiyah 5 Surabaya dengan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VIIIB. Dari 34 siswa diambil 8 siswa untuk menjadi subjek pengamatan aktivitas siswa. Dalam hal ini yang bertindak sebagai guru adalah rekan seangkatan mahasiswa prodi pendidikan matematika semester 7. Pada penelitian ini digunakan rancangan one-shot case study yaitu penelitian dilakukan dengan menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu saat, yakni dengan suatu perlakuan tertentu yang dilakukan kepada subyek penelitian, yang diikuti dengan pengukuran terhadap akibat dari perlakuan tersebut, Arikunto [1]. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data Pengelolaan Pembelajaran Data pengelolaan pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata skor setiap aspek pada setiap pertemuan setelah berakhirnya proses pembelajaran. Selanjutnya skor rata-rata tersebut dikonversikan menurut kriteria berikut. Tabel 2. Kriteria Pengelolaan Pembelajaran, Sulisawati [7] Skor Rata-rata Total Kriteria 1,00 Skor < 2,00 Tidak Baik 2,00 Skor < 3,00 Kurang Baik 3,00 Skor < 4,00 Baik Skor = 4,00 Sangat Baik 2. Data Aktivitas Siswa Setiap aktivitas yang diamati dihitung dengan cara sebagai berikut. frekuensi aktivitas ke - i [3] % aktivitas ke - i 100% total seluruh aktivitas Kategori aktivitas siswa: 1) mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2) menjelaskan pemahamannya secara verbal kepada pasangan 3) mendengarkan sambil mengoreksi paparan pasangan atau kelompok yang presentasi 4) berkumpul dengan pasangan lain dalam satu kelompok untuk berdiskusi dan bekerja sama 5) mempresentasikan hasil kegiatan LKS 6) bertanya antarsiswa atau guru 7) menanggapi pertanyaan atau pendapat teman 8) berperilaku tidak relevan dengan KBM, contohnya mengobrol, bercanda, atau bermain dengan teman yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran Siswa dikatakan aktif jika jumlah persentase rata-rata selama tiga pertemuan untuk seluruh aktivitas siswa, selain berperilaku tidak relevan 80%.

3. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus: Hasil Belajar 5 TES 3 LKS 2 AFEKTIF 10 Pembobotan di atas diperoleh dari pertimbangan penilaian yang biasa dilakukan guru mitra sekolah setempat. Hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang telah dihitung dengan rumus di atas. 4. Data Respons Siswa Data respons siswa dianalisis dengan menghitung persentase nilai respons siswa dengan rumus: NRS % NRS 100% [6] NRS Maksimum Keterangan: % NRS = persentase nilai respons siswa setiap item pernyataan NRS = total nilai respons siswa pada setiap item pernyataan NRS maksimum = n x skor pilihan terbaik = n x 3 dengan n = banyak seluruh siswa Selanjutnya persentase NRS setiap item pernyataan dikonversikan dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 4. Kriteria Respons Siswa, Santoso [6] %NRS Kriteria 0% % NRS < 25% Sangat Kurang 25% % NRS < 50% Kurang 50% % NRS < 75% Baik 75% % NRS 100% Sangat Baik Respons siswa dikatakan positif jika banyaknya kriteria baik dan sangat baik 50% dari seluruh item pernyataan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian dilaksanakan di kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 5 Surabaya selama empat pertemuan, yaitu pada tanggal 23, 24, 30 November, dan 1 Desember 2012. Pengelolaan Pembelajaran Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe MURDER selama tiga pertemuan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5. Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran No. Aspek yang diamati Ratarata Kriteria I Pendahuluan Menyampaikan apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran Menumbuhkan mood dengan memotivasi siswa II Kegiatan Inti Menyajikan informasi tentang materi yang dipelajari Mengatur kelas dengan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok dan 3,17 Baik menyampaikan prosedur diskusi kelompok Memonitor setiap kelompok dengan berkeliling secara 3,83 Baik bergiliran Mengingatkan kepada siswa untuk berperan aktif dalam 3,67 Baik diskusi Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan saat mengerjakan LKS Mengevaluasi dan memberi penekanan hasil presentasi Memberikan penghargaan kelompok III Penutup Membimbing siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari Melakukan refleksi pembelajaran 3 Baik Meminta siswa mempelajari materi selanjutnya Rata-rata Total 3,82 Baik Berdasarkan tabel 5, secara keseluruhan skor rata-rata pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII SMP Muhammadiyah 5

No Surabaya mencapai 3,82 yang termasuk dalam kriteria baik. Akivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa dilaksanakan selama diterapkan pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada pertemuan ke-1 s.d. ke-3. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada dua kelompok (delapan siswa) oleh dua pengamat. Berikut hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe MURDER. Tabel 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa 1. Mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2. Menjelaskan pemahamannya secara verbal kepada pasangan 3. Mendengarkan sambil mengoreksi penjelasan pasangan atau kelompok yang presentasi 4. Berkumpul dengan pasangan lain dalam satu kelompok untuk berdiskusi dan bekerja sama 5. Mempresentasikan hasil kegiatan LKS 6. Bertanya antarsiswa atau guru 7. Menanggapi pertanyaan atau pendapat teman 8. Berperilaku tidak relevan dengan KBM, contohnya mengobrol, bercanda, atau bermain dengan teman yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran Persentase pada Pertemuan ke- (%) 1 2 3 Ratarata (%) 33,33 31,25 25,00 29,86 14,58 12,50 12,50 13,19 26,04 22,92 24,48 24,48 18,23 15,10 30,21 21,18 4,17 12,50 0,00 5,56 1,04 1,04 3,13 1,74 0,00 1,04 2,08 1,04 2,60 3,65 2,60 2,95 Berdasarkan tabel 6, diperoleh hasil bahwa aktivitas yang paling dominan adalah mengerjakan LKS sebesar 29,86%. Jumlah persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa selain berperilaku tidak relevan selama tiga kali pertemuan adalah 97,05%. Persentase ini telah melampui 80% sehingga siswa dikatakan aktif selama pembelajaran kooperatif tipe MURDER. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa memperhatikan ranah kognitif dan afektif. Ranah kognitif ditentukan oleh nilai LKS dan tes hasil belajar siswa, sedangkan ranah afektif dari penilaian sikap dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan pengambilan data diperoleh data sebagai berikut. Siswa Tabel 7. Hasil Belajar Siswa KOGNITIF LKS THB AFEKTIF HASIL BELAJAR 1 85,83 69 75 75,25 2 88,33 46 66 62,70 3 69,17 73 70 71,25 4 69,50 64 72 67,25 5 85,67 75 65 76,20 6 88,33 79 70 80,00 7 82,50 65 74 72,05 8 77,17 44 70 59,15 9 85,67 72 70 75,70 10 69,50 68 70 68,85 11 85,83 65 73 72,85 12 85,83 75 75 78,25 13 69,17 66 65 66,75 14 77,17 73 70 73,65 15 85,67 84 73 82,30 16 81,67 76 65 75,50 17 88,33 84 74 83,30 18 69,50 81 73 75,95 19 69,17 50 70 59,75 20 69,50 45 70 57,35 21 81,67 58 72 67,90 22 69,50 51 70 60,35 23 77,17 79 71 76,85 24 88,33 46 70 63,50 25 82,50 63 75 71,25 26 81,67 72 70 74,50 27 85,67 75 72 77,60 28 88,33 68 70 74,50 29 69,17 56 70 62,75 30 82,50 53 74 66,05 31 77,17 60 70 67,15 32 81,67 67 65 71,00 33 82,50 74 75 76,75 34 85,83 90 75 85,75 RATA-RATA 71,47 Berdasarkan tabel 7, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 71,47 dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 85,75.

Respons Siswa Data respons siswa diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa pada pertemuan keempat setelah dilaksanakan tes hasil belajar. Berdasarkan angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER diperoleh hasil sebagai berikut. No Tabel 8. Hasil Angket Respons Siswa Pernyataan 1 Saya menyukai cara guru mengajar pada materi 2 Setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan, saya merasa lebih mudah memahami materi 3 Saya merasa tidak nyaman dengan suasana belajar di kelas saat pembelajaran pada materi 4 LKS yang digunakan pada materi membantu saya belajar 5 Pembelajaran pada materi tidak menarik bagi saya 6 Saya merasa senang dalam pembelajaran pada materi 7 Saya merasa bingung dalam mengerjakan LKS yang diberikan pada materi 8 Saya merasa kesulitan memahami materi persamaan garis lurus apabila diajar dengan pembelajaran yang telah diberikan 9. Suasana kelas menjadi lebih hidup saat pembelajaran pada materi 10. Saya tidak berminat mengikuti pembelajaran seperti pembelajaran pada materi lagi % NRS Kriteria 62,75 Baik 50,98 Baik 49,02 Kurang 59,80 Baik 53,92 Baik 64,71 Baik 53,92 Baik 52,94 Baik 50,00 Baik 50,98 Baik Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa dari sepuluh item pernyataan, terdapat sembilan item pernyataan dengan kriteria baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa 90% dari seluruh item pernyataan berkriteria baik sehingga respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER adalah positif. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi termasuk dalam kriteria baik dengan skor ratarata sebesar 3,82. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi di kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surabaya tergolong aktif dengan jumlah persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa selain berperilaku tidak relevan sebesar 97,05%. 3. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi adalah diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,47. 4. Respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe MURDER pada materi persamaan garis lurus adalah positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya item pernyataan dengan kriteria baik 90% dari seluruh item pernyataan. DAFTAR PUSTAKA [1] Arikunto, Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta. [2] Jacobs, G. M., dkk. (1997) Co-operative learning in the thinking classroom. Paper presented at the International Conference on Thinking, Singapore [Online]. http://www.georgejacobs.net/cooperative_lear ning_in_the_thinking_classroom.doc [Akses: 2 Februari 2012]. [3] Masriyah (2007) Modul 9 Penyusunan Non Tes. Surabaya: Unesa University Press. [4] McCafferty, S.G. dkk. (2006) Cooperative Learning and Second Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

[5] Saija, Louise M (2010) Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Kooperatif MURDER untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA [Online]. http://abstrak.digilib.upi.edu/direktori/tesis/p ENDIDIKAN_MATEMATIKA/0808644_%20 LOUISE%20M.%20SAIJA/T_MTK_0808644_ Chapter2.pdf [Akses: 2 Februari 2012]. [6] Santoso, Budi (2012) Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Strategi Quick on the Draw pada Materi Garis dan Sudut di Kelas VII SMP Al-Azhar Menganti Gresik. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Unesa. [7] Sulisawati, Dwi Noviani (2011) Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Model Advance Organizer pada Materi Pokok Segiempat di Kelas VA SDN Ketegan 1 Taman. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Unesa.