BENTUK USAHA TETAP BUT. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

dokumen-dokumen yang mirip
OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

22/06/2013. Materi Kuliah SUBJEK PAJAK. Definisi Subjek Pajak. Subjek Pajak (Ps 2 UU No 36 Th 2008)

2/26/2015. PPh. Pajak yang dikenakan : Terhadap subjek pajak Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak.

Bab 8 BENTUK USAHA TETAP (BUT)

BAB III PERLAKUAN PENETAPAN SUATU KEGIATAN SEBAGAI BUT AGEN YANG TIDAK BEBAS BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK

PPh Pasal 26. Pengantar

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wprdpress.com

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UN Model, OECD Model & Indonesian Model. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

Definisi BUT dalam Perpajakan di Indonesia

1 ORANG DAN BADAN YANG TERCAKUP DALAM PERSETUJUAN

Materi E-Learning Perpajakan

Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

Bab 4 PASAL-PASAL TAX TREATY DAN PENJELASANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

PERSETUJUAN ANTARA KANTOR DAGANG DAN EKONOMI INDONESIA, TAIPEI DAN KANTOR DAGANG DAN EKONOMI TAIPEI, JAKARTA TENTANG

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Ketentuan Tentang Sumber Penghasilan (KTSP) / Source rules

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III BENTUK USAHA TETAP DILIHAT DARI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

ANALISIS PERBANDINGAN BENTUK USAHA TETAP DI INDONESIA UNTUK NEGARA SINGAPURA, MALAYSIA, DAN JEPANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

PERTEMUAN 12: PPh Pasal 24 (Umum /Perhitungan)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

PERPAJAKAN LANJUTAN. by Ely Suhayati SE MSi Ak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh negara di dunia memperoleh sumber pendanaan utamanya adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pajak Penghasilan (PPh) Umum

BAB III PAJAK PENGHASILAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

Konsep Dasar Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan BUT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari dalam negeri yaitu dari sektor pajak.

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

DASAR HUKUM. UU No 17 TAHUN 2000 Tentang PERUBAHAN KETIGA ATAS UU NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG ASING SEBAGAI UPAYA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA

Silabus. EKA 5341 Perpajakan Internasional. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Landasan Hukum: Pasal 24 UU PPh, KMK No. 164/ KMK.03/ 2002

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Beneficial Owner Certificate of Domicile Limitation on Benefit Article YOHANES DWIKI R. D. FIDIRA MAHARANI YUH MELIALA

BAB III GAMBARAN UMUM BENTUK USAHA TETAP DAN PERLAKUAN PENYUSUTAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Perpajakan internasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini semakin memudarkan batas geografis antar negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN BENTUK USAHA TETAP A. PERLAKUAN PERPAJAKAN BENTUK USAHA TETAP DI INDONESIA. 1. Kewajiban Perpajakan Bentuk Usaha Tetap

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUGI LABA BIAYA FISKAL

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN.

Transkripsi:

BENTUK USAHA TETAP BUT Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BENTUK USAHA TETAP Definisi : (pasal 2 UU Pph) bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia 2

BENTUK USAHA TETAP Pasal 2 ayat (5) BENTUK USAHA YANG DIPERGUNAKAN OLEH ORANG PRIBADI SEBAGAI SUBJEK PAJAK LN BADAN SEBAGAI SUBJEK PAJAK LN UNTUK MENJALANKAN USAHA ATAU KEGIATAN 3 DI INDONESIA

JENIS BUT Tempat kedudukan manajemen Cabang perusahaan Kantor perwakilan Gedung kantor Pabrik Bengkel Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran untuk pertambangan Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan Proyek konstruksi/instalasi/perakitan Pemberian jasa yang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan Agen yang kedudukannya tidak bebas Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi luar negeri yang 4 menerima premi atau menanggung resiko di Indonesia

BUT DALAM P3B Bentuk Usaha Tetap (BUT) atau Permanent Establishment kriteria bagi negara sumber untuk dapat mengenakan pajak atas penghasilan dari business profit yang diterima atau dijalankan oleh Wajib Pajak Luar Negeri. Konsep BUT dalam model persetujuan penghindaran pajak berganda dimaksudkan untuk menentukan hak pemajakan negara sumber agar dapat mengenakan pajak atas laba usaha yang diterima atau diperoleh oleh Subjek Pajak dari negara lainnya. Badan Usaha Tetap merupakan hak mutlak agar negara sumber dapat memajaki business profit yang diperoleh negara tersebut. Tanpa keberadaan Badan Usaha Tetap, negara sumber tidak berhak memajaki business profit yang diperoleh oleh Wajib Pajak Luar Negeri dan hak pemajakan tetap berada di tangan negara resident. 5

KEGIATAN YANG TIDAK TERMASUK BUT Penggunaan fasilitas semata-mata dengan maksud untuk menyimpan atau memamerkan barang milik perusahaan. Pengurusan suatu persediaan barang milik perusahaan semata-mata dengan maksud untuk disimpan atau dipamerkan. Pengurusan suatu persediaan barang milik perusahaan semata-mata dengan maksud untuk diolah oleh perusahaan lain. Pengurusan suatu tempat tertentu semata-mata dengan maksud untuk pembelian barang atau untuk mengumpulkan keterangan bagi keperluan perusahaan 6

KELOMPOK BUT Menurut Prof.Dr. Gunadi, BUT dikelompokkan menjadi: BUT Fasilitas (Assets) BUT Aktivitas BUT Keagenan BUT Perusahaan Asuransi 7

BUT FASILITAS BUT fasilitas fisik meliputi: Tempat kedudukan manajemen Cabang perusahaan Kantor perwakilan Gedung kantor Pabrik Bengkel Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan atau kehutanan 8

BUT AKTIVITAS Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan 9

BUT KEAGENAN Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas 10

BUT PERUSAHAAN ASURANSI Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung resiko di Indonesia Model OECD menyatakan terdapat pasal non diskriminasi, sehingga BUT meskipun cabang dari luar negeri, pemenuhan kewajiban perpajakannya harus diperlakukan seperti badan atau subyek pajak dalam negeri lainnya. 11

PENGHASILAN DAN BIAYA BUT Obyek pajak BUT: Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT tersebut dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh BUT di Indonesia Penghasilan yang diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan 12

Biaya yang dapat dikurangkan oleh BUT: Biaya-biaya terkait dengan kegiatan BUT Biaya-biaya terkait sehubungan dengan penghasilan dari kantor pusat yang penghasilannya dihitung kembali di BUT Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan sebagai biaya (berkaitan dengan usaha atua kegiatan BUT dan besarnya ditetapkan olej DJP) 13

Pembayaran kantor pusat yang tidak dapat dijadikan sebaga pengurang penghasilan bruto: Royalti atau imbalan lainnya sehubungan dengan penggunaan harta, paten atau hak-hak lainnya. Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya Bunga kecuali bunga yang berkenaan dengan perbankan Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing akibat fluktuasi nilai rupiah Pembayaran yang diterima atas imbalan, bunga atau royalti yang diterima oleh kantor pusat tidak dianggap sebagai obyek pajak, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan 14

Kategori penghasilan BUT: o Berdasarkan penghasilan dimana dia memperoleh labanya o Berdasarkan penarikan penghasilan kantor pusat ke BUT di Indonesia o Dikenakan withholding tax Pph pasal 26 atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan yang dimaksud. 15

TERIMA KASIH

SOAL 1) Apa yang dimaksud dengan BUT? 2) Sebutkan jenis-jenis BUT? 3) Perbedaan antara BUT dengan TUT? 4) Bagaimana menghitung laba BUT? 5) Apakah setiap pekerja asing itu pasti subyek pajak LN?