Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 10 Juni 2015 --------------------- APA KOMUNISME BISA DIBASMI? <Varian Dari Pertanyaan APAKAH PAUS FRANSISKUS SEORANG KOMUNIS? > Dengan sendirinya! Kalau, sebuah tulisan (oleh Ed Sturton) disiarkan oleh BBC (08 Jni 2015) mempersoalkan APAKAH PAUS FRANSISKUS SEORANG KOMUNIS? -- Maka, --- Bisa diajukan tanya-lanjut: Apa Komunisme Bisa Dibasmi? Fikirkan perkembangan di Indonesia: -- Sudah setengah abad lebih berlalu, namun, -- Indonesia (masih) 'belum selesai' dengan problim bagaimana memahami sejarahnya sendiri. Terutama setelah kejadian PEMBNTAIAN MASAL SEKITAR PERISTIWA 1965. Angka korban berbeda-beda. Kebanyakan tulisan penelitian dan studi, menyatakan, bahwa, lebih dari setengah juta warganegara tak bersalah telah dibantai atas tuduhan 'terlibat G30S, dianggp anggota atau simpatisan atau 'dekat' dengan PKI. Sudah setengah abad lebih berlalu pembantaian dan pemusnahan terhadap PKI, serta pengucilan dan diskriminasi terhadap korban dan keluarga mereka tokh,.... masih saja ada sementara jendral, penulis dan pemimpin agama yang mencanangkan ' bahwa ada bahaya (laten) komunisme gaya baru'. Coba fikirkan: para korban Peristiwa 1965 yang masih hidup kumpul-kumpul dalam suatu paguyuban, terdiri dari orang-orang manula, gaék-gaék. Peristiwa itu serta merta dicap sebagai kegiatan untuk 'menghidupkan kembali PKI'. Sesuatu yang tak masuk akal waras, -- tapi masih terus douar-uarkan. Dari situasi ini bisa ditarik paling tidak dua macam kesimpulan: Pertama, --- Ribut-ribut 'bahaya komunis' semata-mata merupakan 'perang urat-syrat' (psywar) -- untuk mengalihkan perhatian. Suatu usaha mencegah diungkapkannya apa 1
yang terjadi di sekitar Peristiwa Pembantaian Masal 1965. Dalam konteks ini merupakan usaha untuk MELAWAN POSES REKONSILIASI di atas dasar Keadilan dan Kebenaran. Berusaha mencegah terlaksananya rencana Presiden Jokowi untuk suatu REKONSILIASI sehubungan dengan Pelanggaran HAM Berat, terutama dalam Peristiwa 1965. Kedua, --- Mereka-mereka yang menguar-uarkan 'bahaya kebangkitan PKI/ Komunisme di Indonesia, -- benar-benar percaya ocehan mereka sendiri itu. Mereka percaya bahwa Komunisme dan PKI itu tetap merupakan bahaya! Suatu kepercayaan yang sulit masuk diakal. Mengingat Orba sudah merekayasa MPRS mengmbil keputusn TAP MPRS No XXV/ Th 1966, mengenai larangan terhadap ajaran Maxisme/Komunisme. Sebagai pelengkap di bidang 'perundang-undangan' untuk 'melegitimasi' kampanye pemusnahan PKI, yang menimbulkan korban lebih setengah juta warga yang tidak bersalah. Baiklah, asumsikan saja dua-dua kemungkinan tsb diatas itu memang ada. Di dunia internasional, -- apa masih ada kekhawatiran dan ketakutan terhadap komunisme? Jelas ada! Meskipun sejumlah orang terus mengkampanyekan: Agar tidak usah takut pada Tiongkok yang secara formal negaranya berdasarkan faham Komunisme karena TIONGKOK DEWASA INI SUDAH BERUBAH, SUDAH BUKAN KOMUNIS LAGI-- Sudah menjadi KAPITALIS! Di lain fihak -- ada pendapat bahwa yang dipratekkan Tiongkok dengan politik-ekonominya yang baru -- Keterbukaan dan Perubahan TETAP ADALAH SEBUAH NEGERI SOSIALIS bahwa Tiongkok sedang membangun Solsialisme dengan Ciri-ciri Tiongkok. Kekhawatiran bahkan ketakutan di mancanegara terhadap 'bahaya Komunisme' tercermin dalam pemberitaan BBC sekitar tulisan Ed Sturton berjudul ; APAKAH PAUS FRANSISKUS SEORANG KOMUNIS?. Tulis Ed Sturton: --.... Kritik Paus Fransiskus mengenai ekonomi pasar bebas menjadikannya ikon bagi sayap kiri dan memicu anggapan dirinya seorang komunis. Pemimpin bagi 1,2 miliar umat Katolik ini mengatakan bahwa kapitalisme sebagai sumber ketimpangan ekonomi...... pada sisi buruknya adalah pembunuh. Apakah sang Paus, seperti menurut kritikusnya, adalah seorang yang radikal? 2
Sugesti Ed Sturton ini bukan tanpa alasan. Ditunjukkannya bahwa Pemimpin Kuba Raul Castro -- berterima kasih kepada Paus Fransiskus untuk perannya dalam pemulihan hubungan antara Kuba dan AS. Sehubungan dengan sikap Paus tsb Raul Castro seakan-akan guyon, menyatakan: Bila Paus akan terus begini, saya akan kembali berdoa dan pergi ke gereja saya tidak bercanda.. Lanjut Ed Sturton -- Terdapat rasa skeptis di antara kaum Katolik (di AS),. Kata Stephen Moore, pakar ekonomi di lembaga Heritage Foundation dan juga penganut kepercayaan Katolik: -- Saya rasa Paus ini cenderung berhaluan pada ajaran Marx. Itu tidak diragukan dan dia sangat vokal atas kritikannya mengenai kapitalisme dan pasar bebas...saya sangat terganggu oleh itu. Maka, -- Jadi teringat pada suatu episode yang terjadi di Itali di periode awal Perang Dingin. Ketika itu Partai Komunis di sementara negeri Eropah Barat seperti a.l Perancis, Itali dan Belanda, amat populer dan mendapat dukungan cukup luas, karena peranan mereka selama pendudukan Nazi Jerman, paling aktif dalam perlawanan (bersenjata) untuk pembebasan negeri dari pendudukan. Vatikan yang amat khawatir semakin meluasnya pengaruh Partai Komunis Itali, mengambil kebijakan mengirimkan sejumlah pastor ke daerah perkampungan buruh dimana pengaruh Komunis terbanding Katolik, jauh lebih besar. Vatikan menugaskan para pastor yang dikirim turba itu, untuk mengubah kaum buruh yang pro-komunis itu, menjadi Katolik yang anti- Komunis. Resultatnya, malah kontra-poroduktif. Setelah para pastor itu ditarik kembali ke Vatikan, ternyata mereka tidak berhasil membalikkan kaum buruh yang pro-komunis menjadi Katolik yang anti-komunis --- Sebaliknya yang terjadi setelah beberapa bulan turba di perkampungan buruh mayoritas pastor-pastor itu yang berubah menjadi ANGGOTA PARTAI KOMUNIS ITALI. Rupanya, penderitaan dan kemiskinan yang dialami kaum buruhlah yang menyebabkan mereka menjadi pro Komunis. 3
Di Indonesia sekarang, sudah tidak ada lagi PKI anggota-anggota PKI yang bisa survive dari kampanye pembantaian masal Suharto, sudah pada tua-tua dan atau sakit-sakitan. TAP MPRS No XXV/1966, masih belum dicabut. Namun, -- setelah jatuhnya Presiden Suharto, ratusan bahkan ribuan literatur Marxis/Komunis memenuhi toko-toko buku. Beberapa tahun yang lalu telah terbit karya klasik Karl Marx dan Friederich Engels DAS KAPITAL Edisi Indonesia. Juga telah terbit lagi 'Manifes Partai Komunis', karya klasik Karl Marx. Telah terbit pula edisi bahasa Indonesia Biografi TAN MALAKA, salah seorang pendiri dan pemimpin PKI ketika itu. Perkembangan ini menunjukkan bahwa tulisan-tulisan Marxis, yang mengandung ajaran faham Komunisme, bisa muncul kembali dan dibaca orang. Dan penguasa tidak berdaya mencegahnya. Apakah yang membuat Paus Fransiskus; kaum buruh Itali -- bersimpati bahkan menganggap Marxisme menunjukkan jalan keluar dari kemiskinan dan penderitaan mereka? Apa yang menyebabkan Sukarno menganut Sosialisme yang mengandung ajaran Marxis apa yang menyebabkan PDI-P mencantumkasn TRISAKTI yang mengandung ajaran Marxis, didalam program partainya? Apa yang menyebabkan Bung Karno, keras membela PKI, menentang PKI dibubarkan? Dan hal ini berlangsung di saat propaganda anti-komunis berlangsung tak henti-hentinya. Setelah sementara negeri yang menyatakan menganut Marxisme/Komunisme, seperti Uni Sovyet, - ternyata gagal membangun ekonomi negeri, kemudian ambruk sebagai negara sosialis dan Rusia kembali ke sistim kapitalisme. Setelah praktek sementara partai komunis mendapat kritik keras karena dinilai tidak demokratis dan melanggar HAM. Sebabnya, ---- besar sekali,--- karena sebegitu jauh, Marxisme adalah satu-satunya ajaran, yang mengadakan analisa-kritis paling mendalam terhadap sistim kapitalisme ketika itu. Suatu karya hasil studi di lapangan serta ditimba dari pengalaman kongkrit gerakan buruh di beberapa negeri. Marxime meniai sistim kaspitlisme sebagai suatu sistim ekonomi yang melakukan penghisapan terhadap kaum pekerja, terhadap rakyat luas, serta yang telah menimbulkan krisis-krisis ekonomi ; dan peperangan-peperangan perampokan dan 4
penguasaan dari satu atau beberapa negeri kapitalis terhadap negeri lainnya, di Asia-Afrika dan Latin Amerika. Bahwa, meskipun mengandung kekurangan-kekurngan Marxisme --- telah menunjukkan hari depan dunia ini: Bahwa untuk bebas dari penghisapan dan pemerasan, jalan keluarnya bagi kaum pekerja adalah SOSIALISME. 5