Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 2015 UMS ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
Basis Data Spasial Sistem Jaringan Transportasi Jalan untuk Analisis dan Perencanaan Transportasi

Kajian Aplikasi Metode Linear Referecing Sistem Informasi Geografis Untuk Monitoring dan Evaluasi Jaringan Jalan

BASIS DATA SPASIAL MONITORING JARINGAN JALAN DENGAN METODE LINEAR REFERENCING (153T)

[Type the document title]

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

C. Prosedur Pelaksanaan

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

LAYERING INFORMASI PETA DAN TABULASI UNTUK INFORMASI KEPADATAN LALU LINTAS

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA III DIGITASI GARIS ATAU LINE

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

Modul ArcInfo. Gambar 1 Tampilan cara mengaktifkan Arcinfo. ArcInfo merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang telah banyak

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

17.2 Pengertian Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - PENGENALAN AWAL MENGENAI SIG & KONSEP DASAR SIG OUTLINE

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL : B.84/BIG/DIGD/HK/08/2012 TANGGAL :13 AGUSTUS Standard Operating Procedures tentang Pengelolaan Data Batas Wilayah

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

ANALISIS DAERAH MILIK JALAN (DAMIJA) MENGGUNAKAN ArcGis 9.3

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA IV DIGITASI POLYGON

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

PRAKTIKUM-2 PENGENALAN ARCVIEW

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

WEBGIS KEMACETAN LALU LINTAS DAN SOLUSI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS OPENLAYER DI KOTA MALANG TUGAS AKHIR

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI LAPORAN PRAKTIKUM 7 BUFFER

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK

BAB 2 TINJAUAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN RUMAH SAKIT DI KOTA YOGYAKARTA

MANAJEMEN DATA INPUT DATA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Pengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

Transkripsi:

KAJIAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SPASIAL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI (Studi Kasus: Jaringan Jalan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nindyo Cahyo Kresnanto Magister Teknik Sipil - Fakultas Teknik - Universitas Janabadra Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Telp: (0274) 543676., Fax: (0274) 543676 Email: mtsftujb@yahoo.co.id Abstrak sistem jaringan transportasi (jaringan dan simpul trransportasi) merupakan data yang sangat komplek terutama menyangkut masalah multi-moda, melintasi beberapa batas administrasi wilayah, dan setiap stakeholder mempunyai sudut pandang terhadap atribut sistem yang berbeda tergantung kepentingan masing-masing. ini juga merupakan data dasar yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, maka rancangan basis datanya harus dibangun untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang komplek tersebut. utama sistem jaringan transportasi adalah berupa data jaringan jalan (entitas jaringan jalan) dan simpul-simpul transportasi yang memiliki referensi spasial atau referensi lokasi tertentu. Selain bereferensi spasial, data jaringan dan simpul ini terkait juga dengan data-data non-spasial yang melekat pada entitas tersebut. Untuk mengakomodasi masalah koordinasi antara data entitas dan atributnya Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu perangkat yang dapat digunakan, yang menjadi permasalahan utama adalah bagaimana membangun sebuah basis data spasial untuk keperluan sistem jaringan transportasi yang dapat mewadahi semua keperluan stakeholder yang terkait dengan data tersebut (multi-purpose). Penggunaan Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu sistem pengelolaan data yang terorganisir dewasa ini semakin berkembang pesat. Dan ini telah terbukti di beberapa instansi yang menggunakan SIG sebagai salah suatu sistem pengumpulan dan penggabungan data secara terorganisir dan terpadu. spasial yang dibangun akan diterjemahkan ke dalam layer-layer peta digital. Setiap layer mempunyai karateristik spesifik tentang sebuah kelompok obyek (entitas). Untuk keperluan pengelolaan jaringan jalan secara umum dibuat 5 (lima) buah layer standar yaitu: layer untuk jaringan jalan, wilayah administrasi, zona, simpul transportasi, dan tata guna lahan. Akhirnya, rancangan basis data spasial dalam studi ini diharapkan dapat digunakan untuk keperluan analisis dan perencanaan yang terkait dengan sistem jaringan transportasi jalan. Kata kunci: Informasi Geografis, Basis Spasial, Perencanaan Transportasi Pendahuluan Permasalahan transportasi terutama jaringan jalan semakin hari semakin kompleks. Penambahan jumlah demand tanpa penambahan supply (berupa prasarana jaringan jalan) yang cukup akan berakibat masalah yang serius seperti kemacetan. Saat ini, kinerja supply berupa prasarana jaringan jalan belum optimal dikarenakan beberapa hal seperti kondisi yang rusak, pengurangan kapasitas akibat hambatan samping, dsb. Untuk itu diperlukan pengelolaan supply dengan baik. Selain sisi fisik, pengelolaan juga harus didukung dengan data-data yang akurat berupa data karakteristik jaringan jalan yang ada. Sehingga prasarana jalan tersebut dapat dipantau dengan baik. Keberadaan data yang mutakhir juga merupakan dasar utama untuk melakukan analisis-analisis dan perencanaan yang baik. Sehingga perlu sebuah model data untuk keperluan transportasi yang sangat komplek karena ada banyak variasi penggunaan data transportasi (untuk analisis, perencanaan, dan manajemen). Sepeti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor 14 tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalulintas: untuk keperluan pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan diselenggarakan sistem informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas terdiri dari: a. sistem informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas nasional; b. informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas provinsi; c. sistem informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas kabupaten; dan d. sistem informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas kota. informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi: a. subsistem informasi jaringan jalan dan perlengkapannya; b. subsistem informasi lalu lintas. informasi manajemen dan rekayasa lalu lintas harus disusun sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi dan dimungkinkan dapat diakses oleh pihak ketiga. Informasi adalah merupakan kombinasi dari kegiatan-kegiatan kerja, manusia, informasi dan teknologi informasi yang dikoordinasikan untuk mewujudkan tujuan dalam suatu organisasi (Alter 1992). Kegiatan-kegiatan kerja yang dimaksud adalah metode-metode yang digunakan manusia dan teknologi dalam melaksanakan pekerjaan dimana T-100

manusia adalah yang melaksanakan proses dan menggunakan data dan informasi (data dalam bentuk dan isi yang digunakan sesuai dengan keperluan dapat berupa data terformat, teks, citra atau suara). Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti analisis dan perencanaan. Karena data transportasi terutama jaringan jalan adalah merupakan data spasial (data bereferensi geografis) maka sistem informasi yang baik digunakan untuk pengelolaannya adalah Informasi Geografis (SIG). SIG adalah sebuah sistem informasi yang mempunyai acuan lokasi/tempat sebagai data spasialnya dari obyek-obyek yang berada dipermukaan bumi. Atau dengan kata lain SIG adalah suatu rangkaian kegiatan meliputi pengumpulan, penataan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data-data yang ada atau terdapat dalam ruang muka bumi tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa SIG ini berperan pada pembentukan basis data dan sistem pengelolaannya (Suharto 1989). Dalam makalah ini dicoba dibahas mengenai pengembangan basis data spasial sistem jaringan jalan yang dapat digunakan untuk keperluan analisis dan perencanaan transportasi. Informasi Geografis (SIG) Jaringan Jalan Sekilas Tentang Perangkat Lunak ng Digunakan Penggunaan informasi Geografis sebagai suatu sistem pengelolaan data yang terorganisir dewasa ini semakin berkembang pesat. Dan ini telah terbukti di beberapa instansi yang menggunakan Informasi Geografis sebagai salah suatu sistem pengumpulan dan penggabungan data secara terorganisir dan terpadu. Environment System Research Institute, Inc. (ESRI) sebagai salah satu pengembang perangkat lunak dalam bidang Informasi geografis yang sudah dikenal dan mempunyai relasi tersebar di dunia semakin meningkatkan kemampuan perangkat lunaknya untuk pengolahan Informasi geografis. Diantara software yang terus dikembangkan ESRI adalah ArcGIS. Kehadiran ArcGIS sebagai pendukung dalam tampilan Informasi Geografis dirasakan memberi kemudahan-kemudahan, antara lain dapat menampilkan data spasial dan database (basis data) sehingga mempercepat/mempermudah dalam memperoleh informasi suatu daerah dari data tersebut. Beberapa manfaat penggunaan program ArcGIS adalah: 1. Menampilkan data format ArcInfo 2. Memperlihatkan Basis Relasional dalam bentuk tabulasi. 3. Mengimport data tabular dan menggabungkannya pada sebuah data dalam Arcview 4. Mencari atribut dari beberapa feature. 5. Mengelompokkan feature dengan simbol yang berbeda menurut atributnya. 6. Keluaran sebuah peta pada printer atau plotter. 7. Mengeksport data ke dalam format ASCII untuk dapat digunakan dalam aplikasilain. Pengolahan Tabular (te) hasil survai lapangan selanjutnya dimasukkan untuk mengisi tabel-tabel entity yang telah dibuat sesuai dengan nilai data yang diperoleh dan yang memenuhi kriteria. Sebelum proses input data, perlu dibuat field yang sesuai dengan jenis datanya. Dengan Arcview, semua kenampakan hasil pada peta/data survey dimasukkan ke dalam data digital. yang berupa foto formatnya diubah menjadi digital dengan cara scanning. Peralatan yang digunakan adalah scanner dengan perangkat lunak Corel Photopaint. Prosedur yang dilakukan dalam tahapan ini aalah sebagai berikut: 1. Media diletakkan pada scanner dan diatur pada area aktif. 2. Perangkat lunak Corel Photopaint dijalankan, dipilih menu perintah Acquire Image, pada source ditentukan scanner yang tersedia. 3. Pada tampilan monitor muncul image dari media yang terpasang, kemudian dibuat boundary mask yaitu area yang akan tersimpan sebagai file. 4. Penyimpanan file memperhatikan jenis yang diterima oleh PC Arcview, dalam hal ini adalah JPEG (Joint Photographic Experts Group) karena pertimbangan kemampuan kompresi yang baik. 5. hasil scanning dari foto obyek yang dilakukan bersamaan, dilakukan cropping untuk memisahkan satu dengan lainnya. 6. Editing dilakukan untuk memperjelas data hasil scanning dengan mengatur brightness, contrast, intensity. 7. yang berupa data tabuler diketik secara manual dalam bentuk tabel-tabel dan disimpan dalam format dbase IV (.dbf). Pemodelan data atribut menggunakan model data relational, dimana untuk menghubungkan antar tabel digunakan operasi gabungan (joint table). Pemasukan data tabuler dimulai dengan pembuatan diagram ER (Entity Relationship) yaitu dengan menentukan derajat hubungan antar data dan partisipasinya. Informasi keluaran dari hasil database ini berupa peta dalam bentuk digital yang sudah dilengkapi dengan simbol-simbol kartografi dan keterangan tepi peta sesuai dengan prinsip penyajian peta dan dilengkapi dengan data atribut yang masih terkait dengan data spasialnya. Untuk data jalan informasi yang ada meliputi 1. Nomor Ruas Jalan 2. Titik Pangkal T-101

3. Titik Ujung 4. Ruas jalan 5. Status Jalan 6. dan Lebar jalan 7. Kondisi 8. Jenis Jalan 9. Klas Jalan 10. Kilometer awal dan akhir 11. Status Administrasi Pengolahan Spasial (Grafis) Pemasukan data terdiri dari pemasukan data grafis dan data tekstual. Pemasukan data dilakukan untuk mengkonversi data analog menjadi data digital, sehingga dapat diproses oleh komputer. Dari sisi pengolahan data grafis akan terdiri dari: a. Digitasi peta yang digunakan berupa Peta Rupa Bumi skala 1:25.000 yang masih berbentuk raster. Untuk dapat diolah dengan komputer, maka data yang masih berbentuk raster tersebut dikonversi ke dalam bentuk vektor. Konversi format data ini menggunakan perangkat lunak AutoCADMap dengan metode on screen. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut: Menyiapkan peta administrasi kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang digunakan sebagai peta dasar untuk digitasi Memanggil peta dan menempatkannya pada daerah kerja. Membuat layer-layer peta untuk setiap theme peta, dengan cara memilih menu Format dan submenu Layer. Manajemen layer ini sangat penting untuk membedakan setiap coverage dari peta. Pada saat digitasi peta, layer yang didigitasi harus dihidupkan dengan menekan tombol current. Memulai digitasi dengan cara menelusuri/tracing obyek grafis peta berdasarkan layernya. Obyek grafis dibentuk dengan menggunakan perintah Polyline atau Pline. Caranya adalah dengan menempatkan kursor benang silang tepat pada awal obyek, kemudian obyek grafis ditelusuri seteliti mungkin dan untuk mengakhirinya tekan tombol enter. b. Editing, Transformasi Koordinat dan Pembangunan Topologi. Proses editing, transformasi koordinat dan pembangunan topologi dilakukan di perangkat lunak Arc/Info. Proses editing dilakukan, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi karena digitasi yang melebihi node tujuan (overshoot) dan yang tidak sampai pada node tujuan (undershoot) dapat dihilangkan. Setelah kesalahan-kesalahan yang berupa undershoot dan overshoot dihilangkan, proses selanjutnya adalah transformasi koordinat. Proses ini bertujuan untuk mentransformasi posisi koordinat peta hasil digitasi, ke dalam posisi koordinat bumi. Pembangunan topologi bertujuan untuk membuat hubungan spasial di antara feature. Perintah yang digunakan adalah CLEAN dan BUILD diikuti nama layer dan jenis layer yang akan dibangun topologinya. Selain membuat hubungan spasial di antara feature, pembangunan topologi berfungsi untuk membuat koreksi-koreksi sederhana seperti undershoot, overshoot, pembuatan node untuk arc yang berpotongan dan pembuatan tabel atribut feature. c. Eksport ke Format ESRI Penyusunan basis data dalam pekerjaan database jaringan jalan ini menggunakan perangkat lunak ArcView 3.2a. Format data dari Arc/info kemudian dikonvert ke dalam bentuk shapefile (*.shp), agar dapat lebih compatible di dalam perangkat lunak ArcView dan dapat fleksibel dalam memanipulasi data atributnya, misalnya, menambah kolom-kolom pada polygon atribut table, arc atribut table atau point atribut table-nya. Sehingga dengan penambahan kolom-kolom ini, data-data atribut setiap feature dapat dipresentasikan semua. Rancangan SIG Jaringan Jalan (Kasus: Provinsi DIY) Rancangan atribut untuk pengelolaan jaringan jalan bersifat spesifik, sehingga untuk keperluan tersebut perlu dilakukan rancangan data atribut yang sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya data atribut yang dibangan akan dikelompokkan ke dalam 4 katagori kelompok yaitu: a. atribut jaringan jalan. atribut ini akan menjelaskan tentang karakteristik tiap ruas jalan yang ada di Provinsi DIY. atribut akan disusun dalam format database dengan tiap field diberikan batasan-batasan tipe datanya. Secara lengkap rancangan data atribut untuk jaringan jalan dapat dilihat pada Gambar 5. b. atribut wilayah administrasi T-102

Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 2015 UMS ISSN : 2459-9727 atribut ini akan menjelaskan tentang karakteristik wilayah administrasi mulai dari tingkat Desa hingga tingkat Provinsi (Gambar 6) c. atribut zona atribut ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik zona yang berguna dalam proses pemodelan transportasi. Setiap zona akan diwakili dengan satu titik centroid zona (Gambar 7.). d. atribut lain atribut ini terkait dengan data atribut yang mungkin diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang area pelayan transportasi di Provinsi DIY, seperti Tata Guna Lahan, Jaringan Pelayanan Angkutan Umum, dsb. Rancangan Spasial spasial yang dibangun akan diterjemahkan ke dalam layer-layer peta digital. Setiap layer mempunyai karateristik spesifik tentang sebuah kelompok obyek. Untuk keperluan pengelolaan jaringan jalan di Provinsi DIY akan dibuat 5 buah layer standar yaitu: layer untuk jaringan jalan, wilayah administrasi, zona, simpul transportasi, dan tata guna lahan (Gambar 8). RuasID _Length PengelolaID Pengelola Peran Status Kelas Lebar JenisLapis Kondisi Kapasitas LHR Sumber Komponen Jaringan Jalan (Network) RuasJalan Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik Float 19 untuk pengelola tiap ruas String 75 Pengelola Ruas Float 19 peran/fungsi jalan Float 13 status jalan Float 19 kelas jalan Float 19 lebar jalan String 100 untuk nama jalan Float 19 panjang jalan String 50 jenis lapis perkerasan jalan String 50 untuk kondisi jalan Float 19 untuk kapasitas jalan Float 19 Lalulintas Harian Rata-rata String 40 Komponen Sub Tipe Jaringan Jalan (Network) Kelas Kelas_Jalan Dekripsi Kelas 1 Float Tidak 1 2 String ya 50 3 4 5 Komponen Sub Tipe Jaringan Jalan (Network) Status Status_Jalan Dekripsi Status 1 Float Tidak 1 2 String ya 20 3 4 4 5 Komponen Sub Tipe Jaringan Jalan (Network) Peran Peran_Jalan Tipe Tipe Nilai Nol Nilai Nol Nilai Default Nilai Default Dekripsi Peran 1 Float Tidak 1 2 String ya 3 Kelas_Jalan I II IIIA IIIB IIIC Status_Jalan Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Kotamadya Jalan Desa Jalan Khusus Peran_Jalan Arteri Kolektor Lokal Gambar 5 Rancangan Jaringan Jalan T-103

Seminar Nasional Teknik Sipil V Tahun 2015 UMS ISSN : 2459-9727 DesaID _Area _Desa _Kec _Kab _Prop Komponen Administrasi Desa Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik String 10 pengenal Desa String 100 Desa String 10 pengenal Kecamatan String 10 pengenal Kabupaten String 10 pengenal Propinsi KecID _Area _Kec _Kab _Prop Komponen Administrasi Kecamatan Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik String 10 pengenal Kecamatan String 100 Kecamatan String 10 pengenal Kabupaten String 10 pengenal Propinsi Komponen Administrasi Kabupaten KabID _Area _Kab _Prop Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik String 10 pengenal Kabupaten String 100 Kabupaten String 10 pengenal Propinsi Gambar 6 Rancangan Wilayah Administrasi ZonaID _Area _Zona Komponen Zona Zona Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik String 10 String 100 pengenal Zona Zona CentroidID _Cent Komponen Zona Centroid Geometri Short Integer 1 Long Integer Kunci Pengenal Identifier Unik String 10 String 100 pengenal Centroid Centroi Gambar 7 Rancangan Zona T-104

Gambar 8 Rancangan Layer Jaringan Jalan Provinsi DIY T-105

Gambar 9 Rancangan Layer dalam Fisik Perangkat Lunak ArcGIS Gambar 10 Rancangan dalam Fisik Perangkat Lunak ArcGIS T-106

Contoh Hasil Analisis Dalam Format Basis Spasial Selain digunakan untuk pemantau jaringan jalan, basis data yang dirancang juga diarahkan untuk menampung output (keluaran) dari hasil analisis atau pemodelan transportasi. Contoh hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 11 dan gambar 12. Gambar 11 Hasil analisis VCR pada jaringan jalan Gambar 12 Desire Line T-107

Kesimpulan dan Saran Dari hasil bahasan yang telah diuraikan yang dapat disimpulkan adalah : a. Informasi Geografis merupakan sistem informasi spasial yang bias dikembangkan dan sangat diperlukan untuk pengelolaan system jaringan jalan. b. Keperluan untuk analisis dan perencanaan dapat diwadahi dengan baik dengan SIG, terutama untuk keperluan analisis jaringan jalan dan transportasi. c. Tingkat kepentingan antar instansi yang terkait harus sama, dalam arti bahwa setiap instansi mempunyai nilai yang sama sebagai penentu keberhasilan. Daftar Pustaka Curtin, K. et al., (2003), ArcGis Transportation Model (Draft), http://www.esri.com/soft-ware/ arcgisdatamodels/arcgistransmodel/. ESRI, (1990), Understanding GIS: The ARC/INFO Method, Environmental Systems Research Institute, Inc, Redlands, CA. USA., Perone, S.M., (1997), Integrating Transportation Modeling Networks Using Dynamic Segmentation. http://gis.esri.com/library/userconf/proc97/proc97/to450/ pap417/p417.htm - 19k. Price, J.W., (2003), Using The Georgia Department Of Tranportation s Road : Characteristics base for Intersection Level Calibration: An Application Of The ArcInfo Dynamic Segmentation Model. http://gis.esri.com/ library/userconf/proc96/to150/pap141/p141.htm. Prahasta, E., (2001), Konsep-konsep Dasar Informasi Geografis, Penerbit Informatika, Bandung, Indonesia. Suharto, P., (1989), Informasi Geografi (SIG) Apa, Mengapa, Bagaimana. Survey dan Pemetaan 7(1) : 59 70. Tamin, O.Z., (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung, Indonesia. UNBC, (2003), Advanced GIS, University of Northern Britisn Columbia, http://www.gis.unbc.ca/webpages/webnew/courses/geog413/labs/lab15/bottomframe.html. T-108