PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DILINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN SKPD-KSD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2016

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR : 0 /TAHUH 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Pembayaran Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang bahwa dalam rangka tertib administrasi dan keseragaman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Lingkungan Departemen Dalam Negeri sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Dalam Negeri; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1400); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4142); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan; 8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah lerakhir kali dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92); 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2002 tentang 102

Prosedur Penetapan Produk-produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang Organisasi dan Tatakerja Departemen Dalam Negeri. MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran Negara. 2. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja sebagai pengajuan permintaan pembayaran. 3. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari DIPA. 4. Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran adalah Menteri Dalam Negeri atau kuasanya yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran Departemen Dalam Negeri atau Satuan Kerjanya. 5. Bendahara penerimaan adalah Pegawai Negeri Sipil pada Komponen/Satuan Kerja yang telah mempunyai Sertifikat Bendahara yang ditunjuk dan diserahi tugas untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan atas penerimaan negara. 6. Bendahara Pengeluaran adalah Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Kerja/ Komponen yang telah mempunyai Sertifikat Bendahara yang ditunjuk dan diserahi tugas untuk mererima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN. 7. Pembantu Bendahara adalah Pegawai Negeri Sipil pada Komponen/Satuan Kerja yang memiliki Sertifikat Bendahara yang ditunjuk dan diserahi tugas sebagai Pemegang Uang Muka dan membantu Bendahara Pengeluaran yang ditetapkan Pimpinan Komponen/Satuan Kerja. 8. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan adalah pejabat struklural satu tingkat dibawah dalam unit kerja yang sama dengan pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja yang ditunjuk oleh Pimpinan Komponen/Kepala Satker masing-masing diserahi tugas untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan Pagu Kegiatan dalam DIPA, rencana, indikator kerja serta tahapan penarikan anggaran pada masing-masing Komponen/Satuan Kerja. 9. Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran adalah Kepala Bagian Keuangan masing-masing Komponen, Kepala Bagian Umum untuk Komponen Inspektorat Jenderal, Kepala Bagian Tata Usaha untuk Kantor Diklat Regional, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai PMD untuk Kantor Balai PMD dan Pejabat/Staf pada Bagian Keuangan/Sub Bagian Keuangan/Urusan Keuangan, dan/atau Unit 103

Perencanaan dalam Satuan Kerja yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja. 10. Satuan Kerja/Komponen adalah Unit Organisasi Eselon I dan/atau Unit Pelaksana Teknis Departemen Dalam Negeri yang rnelaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. BAB II PELAKSANA ANGGARAN Pasal 2 (1) Menteri Dalam Negeri setiap awal tahun anggaran menunjuk pejabat yang diberi kuasa sebagai pengguna anggaran, melakukan pemungutan penerimaan negara, melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja, pengujian dan perintah pembayaran, bendahara penerima/ pengeluaran, berdasarkan usulan dari Satuan Kerja/Komponen. (2) Kepala Satuan Kerja/Komponen menyusun Petunjuk Intern (PI) pelaksanaan DIPA untuk masing-masing satuan kerja. (3) Petunjuk Intern (PI) sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja/Komponen sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja. Pasal 3 Kuasa Pengguna Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi a. Kepala Biro Umum untuk Komponen Sekretariat Jenderal; b. Sekretaris Inspektorat Jenderal untuk Komponen Inspektorat Jenderal; c. Sekretaris Direktorat Jenderal untuk Komponen Direktorat Jenderal; d. Sekretaris Badan untuk Komponen Badan; e. Kepala Pendidikan dan Pelatihan Regional (Diklat)/Kepala Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) untuk Kantor Diklat Regional/Balai PMD. Pasal 4 Pejabat yang bertugas melakukan Pemungutan Penerimaan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi a. Kepala Biro Umum untuk Komponen Sekretariat Jenderal; b. Sekretaris Inspektorat Jenderal untuk Komponen Inspektorat Jenderal; c. Sekretaris Direktorat Jenderal untuk Komponen Direktorat Jenderal; d. Sekretaris Badan untuk Komponen Badan; e. Kepala Pendidikan dan Pelatihan Regional (Diklat)/Kepala Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) untuk Kantor Diklat Regional/Balai PMD. Pasal 5 Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi a. Kepala Biro/Kepala Pusat untuk Komponen Sekretariat Jenderal; b. Sekretaris Inspektorat Jenderal untuk Komponen Inspektorat Jenderal; c. Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktur untuk Komponen Direktorat Jenderal; d. Sekretaris Badan dan Kepala Pusat untuk Komponen Badan; e. Kepala Diklat Regional/Kepala Balai PMD untuk Kantor Diklat Regional/Balai PMD. Pasal 6 Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi 104

a. Kepala Bagian Keuangan masing-masing Komponen; b. Kepala Bagian Umum untuk Komponen Inspektorat Jenderal; c. Kepala Bagian Tata Usaha untuk Kantor Diklat Regional; d. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai PMD untuk Kantor Balai PMD. BAB III SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN Pasal 7 Kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran dilampiri dengan bukti dokumen asli paling sedikit memuat a. Nomor dan tanggal DIPA yang dibebankan; b. Nomor dan tanggal Kontrak; c. Nilai kontrak dilampiri dengan Dokumen Asli Kontrak; d. Jenis/lingkup pekerjaan; e. Jadwal penyelesaian; f. Nilai pembayaan yang diminta; g. Identitas penerima pembayaran (Nama orang/perusahaan, alamat, Nomor rekening dan nama bank); h. Tanggal jatuh tempo pembayaran; i. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; j. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan. Pasal 8 (1) Surat Permintaan Pembayaran ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan disetujui oleh Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja. (2) Surat Permintaan Pembayaran sebagaimana yang tercantum pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegialan kepada Kuasa Pengguna anggaran, untuk mendapat persetujuan. (3) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja menandatangani tanda bukti pengeluaran belanja beserta dokumen pendukungnya sebagai lampiran SPP. (4) Pembantu Bendahara Pengeluaran membubuhkan paraf pada bukti pengeluaran sebelum ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran untuk selanjutnya disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran. (5) Setelah memperoleh persetujuan sebagaimana tercantum pada ayat (2), bukti pengeluaran ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran. (6) Bentuk Surat Perminlaan Pembayaran dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan ini. Pasal 9 (1) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran memerintahkan kepada Pejabat Penguji untuk melakukan pengujian Surat Permintaan Pembayaran terhadap a. Kebenaran perhitu.igan tagihan yang tercantum dalam SPP; b. Ketersediaan dana pada subkegiatan/kegiatan/mak dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPP; c. Kontrak/SPK pengadaan barang/jasa; d. Bukti pengeluaran dan/atau surat pernyataan tanggung jawab dari kepala kantor/satuan kerja atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran; 105

e. Faktur pajak beserta SPPnya; f. Tanda tangan pejabat pembuat SPP; g. Cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf (termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan). (2) Hasil Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa a. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku diterbitkan SPM; b. Tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dikembalikan kepada pejabat yang mengajukan SPP; c. Pengembalian SPP dilakukan selambat-lambatnya dalam 1 (satu) hari kerja sejak diterlmanya SPP. (3) Hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Check List yang ditandatangani oleh Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran dan diparaf oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota, diterbitkan dalam rangkap 2 (dua) untuk dikirimkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan Arsip. BAB IV SURAT PERINTAH MEMBAYAR Pasal 10 (1) Surat Perintah Membayar dinyatakan sah apabila dilandatangani oleh Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran serta dibubuhi stempel Departemen Dalam Negeri. (2) Surat Perintah Membayar sebelum ditandatangani oleh Pejabat yang melakukan pengujian dan perintah pembayaran terlebih dahulu dicatat dalam kartu kendali SPM. (3) Surat Perintah Membayar beserta lampirannya disampaikan kepada bendahara pengeluaran dan atau pembantu bendahara untuk dikirim ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). (4) Surat Perintah Membayar diterbitkan dalam rangkap 4 (empat) yang disampaikan kepada a. Lembar kesatu dan lembar kedua disampaikan kepada KPPN oleh bendahara pengeluaran dan atau pembantu bendahara, dan dilampiri SPP asli beserta lampirannya; b. Lembar ketiga sebagat pertinggal penerbit SPM dilampiri SPP beserta lampirannya; c. Lembar keempat dikirim kepada bendahara pengeluaran. (5) Apabila Surat Perintah Membayar ditolak, maka proses pengajuannya diulang kembali dari awal. BAB V PENATAUSAHAAN BENDAHARA Pasal 11 (1) Bendahara penerimaan wajib menyetor dan membukukan seluruh penerimaan yang dikelolanya. (2) Bendahara pengeluaran wajib melaksanakan pembukuan seluruh pengeluaran anggaran secara tertib dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku termasuk Surat Perintah Membayar dan Surat Perintah Pencairan Dana. (3) Bendahara Pengeluaran didalam melaksanakan pembukuan dibantu oleh Pembantu Bendahara Pengeluaran. (4) Pembantu Bendahara Pengeluaran membukukan Bukti Pengeluaran ke dalam Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran. (5) Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran ditandatangani oleh Pembantu Bendahara 106

Pengeluaran dan bendahara Pengeluaran. (6) Bendahara Pengeluaran membukukan seluruh bukti pengeluaran berdasarkan Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran sebagaimana yang tercantum pada ayat (5). BAB VI PELAPORAN REALISASI ANGGARAN Pasal 12 (1) Kepala Satuan Kerja membuat laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan akhir tahun anggaran seluruh realisasi anggaran yang dikelolanya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Sekretaris Jenderal. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar penyusunan laporan realisasi anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan sebagai bahan pertanggungjawaban Menteri Dalam Negeri. BAB VII DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN Pasal 13 (1) Dalam rangka pemantapan penyelenggaraan otonomi daerah, Departemen Dalam Negeri memprogramkan kegiatan-kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi, Kabupaten, dan Kota. (2) Gubernur, Bupati, dan Walikota menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai penanggungjawab pengelolaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Penunjukan pejabat kuasa pengguna anggaran, pejabat yang melakukan pemungutan penerimaan negara, pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja, pejabat pengujian dan perintah pembayaran, bendahara penerima dan bendahara pengeluaran untuk kegiatan Dekonsentrasi ditetapkan oleh Gubernur dan untuk kegiatan Tugas Pembantuan ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota. (4) Petunjuk pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Departemen Dalam Negeri ditetapkan oleh masing-masing Unit Organisasi Eselon I terkait di lingkungan Departemen Dalam Negeri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (5) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melalui Gubernur, Bupati, atau Walikota menyampaikan laporan triwulanan, semesteran dan akhir tahun anggaran seluruh realisasi anggaran yang dikelolanya kepada Menteri Dalam Negeri melalui Unit Organisasi Eselon I terkait di lingkungan Departemen Dalam Negeri sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Petunjuk Pelaksanaan Tata Pembukuan Bendahara di Lingkungan Departemen Dalam Negeri diatur tersendiri. Pasal 15 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 107

Diletapkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2005 MENTERI DALAM NEGERI, ttd H. MOH. MA'RUF 108

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 Tahun 2005 TANGGAL 16 Maret 2005 SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) LEMBAR A NOMOR Uang Persediaan Tambahan UP Penggantian UP Pembayaran Langsung SPP-UP SPP-TUP SPP-GUP SPP-LS 1. Departemen/ Lembaga 2. Unit Organisasi 3. Lokasi 4. Satuan Kerja 5. Tempat 6. Alamat 7. DIPA/DIPP/SKO Tanggal 8. Kegiatan Kode Kegiatan 9. Sub Kegiatan Kode Sub Kegiatan 10. Tahun Anggaran 11. Bulan Kepada Yth. Pejabat Kuasa pengguna Anggaran... di JAKARTA Dengan memperhatikan ketentuan dalam Keputusan Presiden Nomor 42 Tabun 2002 bersama ini kami ajukan Permintaan Pembayaran sebagai berikut a. Jumlah Pembayaran yang dimintakan b. Untuk keperluan c. M.A.K. d. Atas Nama e. Alamat f. Mempunyai Rekening g. Dengan penjelasan 1) dengan angka Rp.... 2) dengan huruf (.) Pembayaran Bank/Kantor Pos. Nomor rekening.. (dalam rupiah) KEGIATAN/ SUB PAGU DALAM SPP/SPM/SP2D JUMLAH SPP/SPM/SP2D SPP INI SISA DANA KEG/ MAK DIPA/DIPP/SKO S.D. YANG LALU S.D. SPP INI 1 2 3 4 5 6 Jumlah UP Lampiran 1.Pengeluaran 2.STS PM Lembar Lembar Mengetahui Pejabat Berwenang/ Pembuat Komitmen, NIP.... Jakarta, Pejabat Pelaksana Kegiatan, NIP... 109

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) LEMBAR B NOMOR 1. Departemen/ Lembaga 2. Unit Organisasi 3. Lokasi 4. Satuan Kerja 5. Tempat 6. Alamat 7. DIPA/DIPP/SKO Tanggal 8. Kegiatan Kode Kegiatan 9. Sub Kegiatan Kode Sub Kegiatan 10. Tahun Anggaran 11. Bulan SPP Peggantian UP SPP Pembayaran Langsung (GUP) (LS) NO. URUT Pagu Kegiatan Rp.. Realisasi s.d. lalu Rp.. SPP saat ini Rp.. TANGGAL DAN NOMOR PEMBUKUAN NAMA PENERIMA DAN KEPERLUAN NPWP M.A.K. (dalam rupiah) JUMLAH KOTOR YANG DIBAYARKAN 1 2 3 4 5 6 Jumlah Lampiran 1. Pengeluaran Lembar 2. STS Lembar Mengetahui Pejabat Berwenang/ Pembuat Komitmen, NIP. Jakarta, Pejabat Pelaksana Kegiatan, NIP... 110

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) LEMBAR C NOMOR 1. Departemen/ Lembaga 2. Unit Organisasi 3. Lokasi 4. Satuan Kerja 5. Tempat 6. Alamat 7. DIPA/DIPP/SKO Tanggal 8. Kegiatan Kode Kegiatan 9. Sub Kegiatan Kode Sub Kegiatan 10. Tahun Anggaran 11. Bulan SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA (SPTB) Yang bertanda tangan dibawah ini Pejabat berwenang/pembuat Komitmen pada menyatakan bahwa saya bertanggungjawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar oleh Bendahara kepada yang berhak menerima, dengan rincian NO. URUT PENERIMA URAIAN TANGGAL DAN NOMOR BUKTI KAS (dalam rupiah) JUMLAH 1 2 3 5 6 Jumlah Bukti-bukti belanja tersebut diatas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Bendahara untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Mengetahui Pejabat Berwenang/ Pembuat Komitmen, NIP.... Jakarta, Pejabat Pelaksana Kegiatan, NIP... MENTERI DALAM NEGERI, TTD H. MOH. MA RUF 111

112