adalah pneumonia yang timbul dalam waktu 48 jamsetelah rawat inap dan tidak sedang dalam masa inkubasi saat pasien masuk.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan suatu peradangan pada paru (Pneumonia)

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang di dapat setelah pasien dirawat di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis

BAB I PENDAHULUAN. salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan bagi perawatan pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang. parenkim paru-paru. Menurut Kollef et.al.

BAB I PENDAHULUAN. dalam morbiditas dan mortalitas pada anak diseluruh dunia. Data World

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, berdasar data Riskesdas tahun 2007, pneumonia telah menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PNEUMONIA NOSOKOMIAL PEDOMAN DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Penyakit ini banyak ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang resisten terhadap minimal 3 kelas antibiotik. 1 Dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 PEMBAHASAN. pneumonia yang terjadi pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik setelah 48

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah

I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura sama dengan mikroorganisme yang ditemukan di sputum maupun aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. invasif secara umum dikenal sebagai infeksi daerah operasi (IDO). 1. dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang selama di rumah sakit (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial merupakan

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes melitus (DM) terutama DM tipe 2 merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.

PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk. keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. 1. merupakan pneumonia yang didapat di masyarakat. 1 Mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Bakteri dari genus Staphylococcus adalah bakteri. gram positif kokus yang secara mikroskopis dapat diamati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Diagnosis Community Aquired Pneumonia (CAP) dan Tatalaksana Terkini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya. koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang.

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitif pada klien kritis yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

PELAKSANAAN SURVEILANS INFEKSI RUMAH SAKIT. Halaman 1 dari 5. No. Dokumen... No. Revisi... RS ADVENT MANADO. Ditetapkan,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi virus dengue maupun demam berdarah dengue (DBD) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiHAP ( H o s p ital acq u i r e d p n eumonia ) Hospital acquired pneumonia adalah pneumonia yang timbul dalam waktu 48 jamsetelah rawat inap dan tidak sedang dalam masa inkubasi saat pasien masuk. VAP ( ventilator associated pneumonia ) Ventilator acquired pneumonia adalah pneumonia yang timbul dalam waktu 48 72 jam setelah tindakan intubasi endotrakeal. HCAP ( healthcare associated pneumonia ) Healthcare associated pneumonia meliputi pasien yang dirawat, selama 2 hari atau lebihkarena infeksi dalam waktu 90 hari terakhir, tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang,menerima terapi antibiotika intravena, kemoterapi atau perawatan luka dalam 30 hari terakhiratau mendapatkan terapi hemodialisa. 3 B.

Etiologi Patogen penyebab pneumonia nosokomial berbeda dengan pneumonia komuniti.pneumonia nosokomial dapat disebabkan oleh kuman multi drug resistance (MDR) misalnya S.pneumoniae, H.Influenzae, Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus (MSSA) dankuman MDR misalnya Pseudomonas aeurigunosa, Escherciia coli, Klebsiella pneumoniae. Acinetobacter spp dan Gram positif seperti Methicillin Resistance Staphylococcus aureus (MRSA). 1 Pada pasien imunokompeten, HAP, VAP dan HCAP dapat disebabkan oleh spektrum bakteri yang luas dan bersifat polimikrobial, namun jarang oleh virus atau jamur. Pato genyang sering ditemukan adalah basil aerobic gram negative (contoh : P. aeruginosa, E. coli, K. pneumonia, Acinetobacter Sp.) dan kokus gram negative seperti S.aureus. Hasil studi negara-negara di Asia menunjukkan peningkatan insidens Acinetobacter Sp. di Malaysia, Thailand,Pakistan dan India. P.aeruginosa merupakan penyebab utama HAP di China dan Filipina,MRSA di Korea dan Taiwan.

Data ICU RS Persahabatan menunjukkan etiologi patogen yang paling sering didapatkandari kultur sputum adalah P.aeruginosa (23%), A.baumanii (13%), E.cloacae (13%), dan K.pneumonia (10%). P.aeruginosa ditemukan sebesar 33% pada kultur darah. 3 Bahan pemeriksaan untuk menentukan bakteri penyebab dapat diambil dari dahak, darah, carain vasif, misalnya bilasan bronkus, sikatan bronkus, biopsi aspirasi transtorakal dan biopsiaspirasi transtrakea. 1 C. Insidens Hospital acquired pneumonia biasanya disebabkan oleh bakteri dan merupakan infeksinosokomial kedua tersering di AS dengan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Insidensnya berkisar antara 5 10 kasus per 1.000 pasien rawat inap dan pada pasien yang menggunakanventilator, meningkat antara 6 20 kali lipat. Angka kejadian sebenarnya dari pneumonianosokomial di Indonesia tidak diketahui disebabkan antara lain data nasional tidak ada dandata yang ada hanya berasal dari beberapa rumah sakit swasta dan pemerintah serta angkanyasangat bervariasi. Data dari RS Persahabatan dan RS Dr. Soetomo hanya menunjukkan polakuman yang ditemukan di ruang rawat intensif. Data ini belum dapat dikatakan sebagaiinfeksi nosokomial karena waktu diagnosis dibuat tidak dilakukan foto toraks pada saat pasien masuk ruang rawat intensif.berdasarkan hasil studi beberapa rumah sakit di Asia, infeksi saluran napas yang didapatdi ICU berkisar antara 9 23 % dari total infeksi saluran napas. 90 % muncul saat penggunaan ventilasi mekanik. 1,3 Awitan pneumonia merupakan variabel epidemiologic yang penting dalam menentukanfaktor resiko penyebab patogen spesifik dan keluaran pasien. HAP / VAP awitan dini yangtimbul dalam 4 hari pertama rawat inap kemungkinan besar disebabkan oleh bakteri sensitifantibiotika dan prognosisnya lebih baik. HAP / VAP awitan lambat > 5 hari kemungkinandisebabkan oleh patogen MDR ( multi drug resistant ) dan mordibitas dan mortalitasnyatinggi. Angka kematian kasar ( crude mortality rate

) untuk HAP berkisar antara 25 54 %.Mortalitas VAP menurut data di Singapura sampai 73%. Kematian sering disebabkan oleh bakteremia (terutama Pseudomonas Aeruginosa ), penyakit yang mendasari serta terapiantibiotika yang tidak adekuat. 1,3 D. Faktor Predisposisi atau Faktor Risiko Pneumonia Nosokomial Faktor risiko pada pneumonia sangat banyak dibagi menjadi 2 bagian:1. Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuhpenyakit kronik (misalnya penyakit jantung, PPOK, diabetes, alkoholisme,azotemia), perawatan di rumah sakit yang lama, koma, pemakaian obat tidur, perokok,intubasi endotrakeal, malnutrisi, umur lanjut, pengobatan steroid, pengobatanantibiotik, waktu operasi yang lama, sepsis, syok hemoragik, infeksi berat di luar parudan cidera paru akut (acute lung injury) serta bronkiektasis.2. Faktor eksogena. Pembedahan :Besar risiko kejadian pneumonia nosokomial tergantung pada jenis pembedahan, yaitu torakotomi (40%), operasi abdomen atas (17%) dan operasiabdomen bawah (5%). b. Penggunaan antibiotik :Antibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi, terutama antibiotik yangaktif terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan.sebagai contoh, pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normaldi orofaring dan saluran pencernaan. Sebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif. Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkansejumlah bakteri gram positif dan meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif diorofaring.c. Peralatan terapi pernapasankontaminasi pada peralatan ini, terutama oleh bakteri Pseudomonasaeruginosa dan bakteri gram negatif lainnya sering terjadi.d. Pemasangan pipa/selang nasogastrik, pemberian antasid dan alimentasi enteralpada individu sehat, jarang dijumpai bakteri gram negatif di lambung karenaasam lambung dengan ph < 3 mampu dengan cepat membunuh bakteri yang tertelan.pemberian antasid / penyekat H 2 yang mempertahankan ph > 4 menyebabkan peningkatan kolonisasi bakteri gram negatif aerobik di lambung, sedangkan laruta nenteral mempunyai ph netral 6,4-7,0.e. Lingkungan rumah sakit 11

Faktor resiko kejadian yang disebabkan patogen-patogen bakteri MDR 1,3 Terapi antimikroba dalam waktu 90 hari sebelumnya Perawatan RS 5 hari Prevalensi kuman MDR di unit RS spesifik yang tinggifaktor resiko HCAP :- Perawatan 2 hari atau lebih dalam 90 hari terakhir- Tinggal di fasilitas perawatan jangka lama- Terapi intravena di rumah- Dialysis dalam 30 hari terakhir- Anggota keluarga dengan infeksi bakteri MDRPenyakit dan atau terapi immunosupresif E. Patogenesis Patogenesis pneumonia nosokomial pada prinsipnya sama dengan pneumonia komuniti.pneumonia terjadi apabila mikroba masuk ke saluran napas bagian bawah. Ada empat rutemasuknya mikroba tersebut ke dalam saluran napas bagian bawah yaitu : 1 1. Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus neurologisdan usia lanjut2. Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang digunakan pasien3. Hematogenik4. Penyebaran langsungprinsip utama patogenesis 3 1. Sumber patogen untuk HAP adalah alat-alat perawatan kesehatan, lingkungan (udara,air) dan transfer patogen antara pasien dan staf medis atau antar pasien. (level II).2. Kolonisasi berkaitan dengan keadaan hospes dan pengobatan (level II).3. Aspirasi patogen orofaring atau tumpahnya secret yang mengandung bakteri di sekitarcuff pipa endotrakeal merupakan rute utama masuknya bakteri (level II).4. Inhalasi atau inokulasi, penyebaran hematogen melalui kateter intravena dantranslokasi kuman traktus gastrointestinal merupakan mekanisme patogenesis yang jarang terjadi (level II).5.

Lambung dan sinus paranasal dapat menjadi reservoir potensial dan berkontribusiterhadap kolonisasi bakteri orofaring. (level II). 12 F. Strategi dan pendekatan diagnostik Dugaan HAP, VAP atau HCAPAmbil kultur dan pemeriksaan mikroskopiksekret saluran napas bawahkecuali bila secara klinis tidak curiga pneumonia dan hasilmikroskopi sekret negatif, terapi empirik seperti gambar 2Hari ke 2 dan 3 : cek hasil kultur dan keadaan klinis(suhu, leukosit, rontgent dada, oksigenasi, sputum, fungsi organ)perbaikan klinis dalam 48 72 jamtidak Ya