BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lokasi penelitian ini terletak di Klender, kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana kata kaum diambil dari bahasa Sunda, yang berarti tempat tinggal penghulu agama beserta bawahannya, sampai tiga puluh tahun abad yang lalu, penduduk Jatinegara Kaum umumnya berbahasa Sunda, tepatnya mereka berasal dari Banten, pada kelurahan ini terdapat mesjid as-salafiyah, makam Pangeran Jayakarta dan Masjid Jami Al Ma'mur yang bersebrangan dengan pasar klender dan stasiun klender yang dipisahkan oleh jembatan fly over klender yang berdiri pada tahun 1992. Zaman dahulu Jatinegara Kaum adalah tempat pengasingan, kawasan ini merupakan daerah hutan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon jati, di tempat inilah Pangeran Jayakarta membuka hutan bersama pengikutpengikutnya untuk dijadikan sebagai tempat pemerintahan dalam pengasingannya, kemudian ia menyebut daerah ini dengan nama Jati Negara. Nama ini dapat diartikan sebagai negara yang sejati atau pemerintahan yang sejati, kemudian sebutan Jatinegara meluas dibarengi dengan meluasnya daerah tersebut. Cara membedakan Jatinegara lama dengan Jatinegara hasil pengembangan kota, maka Jatinegara lama disebut Jatinegara Kaum, kata Kaum ini dapat diartikan sebagai tempat pemukiman para santri sekitar masjid (pemeluk Islam yang taat), tetapi penggunaan kata tersebut tidak diketahui sejak kapan digunakannya. Menurut informasi dari warga keturunan etnis Cina yang 1
telah lama tinggal disana mengatakan bahwa nama Jatinegara Kaum tidak dikenal, yang dikenalnya hanyalah sebutan Kampung Dalem. Sebutan Dalem menunjukkan kepada bangunan keraton atau tempat bermukimnya para pembesar kerajaan, hal tersebut dapat dihubungkan dengan peristiwa pengasingan Pangeran Jayakarta beserta para pengikutnya. Kondisi lokasi penelitian saat ini (tahun 2013) telah dipenuhi oleh pemukiman kumuh, dimana pada lokasi tersebut terdapat citra kawasan pemukiman yang belum jelas, sehingga perlu dilakukan peremajaan terhadap kawasan tersebut untuk meningkatkan kualitas kawasan tersebut menjadi kawasan yang berkembang. Pemilihan lokasi ini juga dipertimbangkan oleh letak lokasi yang memiliki akses langsung ke jalan umum, yakni Jalan Bekasi Timur Raya, dimana jalan tersebut dilalui oleh trayek transportasi umum, sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam penggunaan transportasi umum dan lokasi telah memenuhi standar lokasi atau standar jarak tempat tinggal dengan fungsi-fungsi bangunan dalam kota, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 1.1. Standar lokasi atau standar jarak tempat tinggal dengan fungsi-fungsi bangunan dalam kota No. Prasarana Jarak dari tempat tinggal (berjalan kaki) 1 Pusat tempat kerja 20 sampai 30 menit 2 Pusat kota (dengan pasar dan sebagainya) 30 sampai 45 menit 3 Pasar lokal ¾ km atau 10 menit 4 Sekolah Dasar ¾ km atau 10 menit 5 Sekolah Menengah Pertama 1 ½ km atau 20 menit 6 Sekolah Lanjutan Atas 20 atau 30 menit 7 Tempat bermain anak-anak dan taman lokal ¾ km atau 10 menit 8 Tempat olahraga dan pusat lalita (rekreasi) 1 ½ km atau 20 menit 9 Taman untuk umum 30 sampai 60 menit Sumber: chapin, 1972 dalam Jayadinata, 1999 Klender merupakan daerah padat penduduk, salah satu faktor pemicunya adalah keberadaan Pasar Jaya Klender yang terletak di sekitar lokasi, dimana Pasar Jaya 2
Klender tersebut merupakan pusat perdagangan yang menjadi sumber penghasilan bagi sebagian besar masyarakat Klender, seperti pedagang dan buruh pasar serta pedagang makanan keliling. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh pembangunan yang terjadi di desa dan di kota tidak merata, sehingga memicu peningkatan laju urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) seiring dengan perkembangan zaman dan berdampak pada kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin bertambah, tetapi hal tersebut bertolak belakang dengan luasan lahan yang terbatas dan harga lahan yang semakin mahal, sehingga masyarakat kelas menegah ke bawah menggunakan lahan seadanya untuk mendirikan bangunan sebagai tempat tinggal mereka, dimana hal tersebut terjadi secara terus-menerus dan mengakibatkan kepadatan jumlah penduduk pada lahan tersebut yang berpengaruh terhadap perkembangan pemukiman kumuh dengan pola tata lahan yang tidak beraturan, sehingga menimbulkan tidak adanya citra kawasan pemukiman pada lokasi penelitian. Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan peremajaan lokasi terhadap pemukiman kumuh yang terdapat di dalamnya, yakni dengan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dan memanfaatkan berbagai potensi yang terdapat di sekitar lokasi sebagai pemicu perkembangan dari lokasi tersebut. Peremajaan terhadap pemukiman kumuh di Klender tersebut dilakukan dengan menerapkan tema sustainable neighbourhood, dimana tema tersebut diwujudkan melalui implementasi citra kawasan pemukiman (teori Kevin Lynch), hal tersebut didasari oleh dengan citra kawasan pemukiman yang baik, maka kawasan tersebut dapat meningkat dari segi ekonomi, ekologi dan sosial (sustainable neighbourhood). 3
1.2. Masalah/Isu Pokok Masalah/isu pokok yang terdapat dalam penelitian ini adalah belum terdapat citra kawasan pemukiman yang jelas pada lokasi penelitian, sehingga dengan penerapan citra kawasan pemukiman yang baik pada lokasi penelitian, maka kawasan tersebut dapat meningkat, baik dari segi ekonomi, ekologi dan sosial (sustainable neighbourhood). 1.3. Formulasi Masalah Formulasi masalah dalam penelitian ini adalah belum terdapat citra kawasan yang jelas pada lokasi penelitian, sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji dan mempelajari citra yang berada di tapak dengan menggunakan teori Kevin Lynch (citra kawasan pemukiman), berdasarkan hasil persepsi dari peneliti dan masyarakat pada lokasi penelitian. 1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini berada pada segi desain arsitektur yang menyangkut penciptaan citra kawasan pemukiman yang baik terhadap pemukiman kumuh Klender dengan implementasi teori Kevin Lynch, dimana desain tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu 18 tahun, yang didasari oleh jumlah peningkatan penduduk di setiap tahun. 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memperjelas citra kawasan yang terdapat pada lokasi penelitian. 1.6. Tinjauan Pustaka 4
Tabel 1.2. Tinjauan pustaka Perbandingan Artikel Ilmiah 1 Artikel Ilmiah 2 Artikel Ilmiah 3 Judul Pola dan Efektivitas Sustainable Strategi dan Kualitas Neighbourhoo Perbaikan Pembanguna d : Assessment Permukima n Rumah Tools For n Kumuh di Susun Renovation Perkotaan Sederhana And Sewa Development (Rusunawa) Penulis Ari Widyati Penulis Pembahasan Perbaikan permukiman kumuh hukum Aspek pembangunan rusunawa Artikel Ilmiah 4 Lynch Revisited New Urbanism and Theories of Good City Form Artikel Ilmiah 5 On Lynch s And Post- Lynchians Theories Andreas Blum Larry R.Ford Predrag Sidanin Renovasi Standar area bangunan urban berkelanjutan Lokasi Jakarta Jakarta Netherlands San Diego, USA Permasalaha Kontroversi n new urbanist Metode Solusi Peningkatan laju urbanisasi Evaluasi dan observasi Menerapkan Kampung Inprovemen t Programme (KIP) Lahan kosong di Jakarta terbatas Evaluasi dan tinjauan pustaka Pembanguna n rusunawa yang diperuntukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah Konsep bangunan berkelanjutan belum diminati masyarakat Evaluasi dan tinjauan pustaka Penerapan sustainable neighbourhood mampu menciptakan kawasan yang baik (ekonomi, ekologi dan sosial) Evaluasi dan observasi Menggunaka n pendekatan New Urbanism, yakni urban in-fill or new communities Teori Kevin Lynch terhadap bentuk urban Serbia Perubahan pola tata kota Evaluasi dan tinjauan pustaka Perbaikan citra kota berdasarka n teori Kevin Lynch 5
Kesimpulan dari hasil tinjauan pustaka tersebut adalah metode yang digunakan dalam proses perbaikan pemukiman kumuh adalah evaluasi, observasi dan tinjauan pustaka, tetapi dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan ialah wawancara, observasi dan tinjauan pustaka, sehingga penjelasan tentang penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 1.3. Artikel ilmiah yang akan dibuat peneliti Perbandingan Artikel Ilmiah yang akan dibuat peneliti Judul Peremajaan Pemukiman Kumuh dengan Implementasi Teori Kevin Lynch di Klender Pembahasan Penciptaan citra kawasan pemukiman yang baik terhadap pemukiman kumuh di Klender dengan implementasi teori Kevin Lynch, yang meliput landmark (tegeran), edge (tepian), path (jalur), district (kawasan) dan node (simpul) Penulis Cynthia Lokasi Jakarta Permasalahan Belum terdapat citra kawasan pemukiman pada kawasan pemukiman di Klender Metode Wawancara, observasi dan tinjauan pustaka Solusi Menciptakan citra kawasan pemukiman yang baik pada lokasi penelitian dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang berada di sekitar lokasi tersebut Sumber: peneliti 6
1.7. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang berkaitan dengan lokasi, proyek dan tema dalam penelitian; masalah/isu pokok berkaitan dengan citra kawasan pemukiman; formulasi masalah berkaitan dengan belum terdapat citra kawasan pemukiman pada lokasi penelitian; ruang lingkup berkaitan dengan lingkup desain arsitektur; tujuan penelitian berkaitan dengan mencari potensi yang berada di sekitar lokasi penelitian sebagai penunjang dalam pengembangan lokasi tersebut dan; tinjauan pustaka berkaitan dengan jurnal-jurnal yang digunakan dalam penelitian ini. BAB 2 LANDASAN TEORI Menjelaskan variabel penelitian berkaitan dengan 5 elemen citra kawasan pemukiman; kajian pustaka berkaitan dengan peremajaan kawasan pemukiman untuk menciptakan suatu citra kawasan pemukiman tersebut; studi banding terkait citra kawasan; hipotesis berkaitan dengan upaya peningkatan citra kawasan pemukiman; dan skema pembahasan dalam penelitian. BAB 3 METODE PENELITIAN Menjelaskan metode penelitian berkaitan dengan metode deskriptif kualitatif; metode perolehan data berkaitan dengan data primer dan data sekunder; metode analisa data berkaitan dengan perbandingan antara observasi dan tinjauan pustaka; dan tahapan penelitian berkaitan dengan tinjauan pustaka mengenai teori citra kawasan pemukiman dan sustainable neighbourhood, merumuskan variabel penelitian, cara pengumpulan data, cara analisa data dan menarik kesimpulan. 7
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Menjelaskan Deskripsi Tapak; Analisa Citra Kawasan (landmark, edge, path, district dan node); Analisa Lingkungan (analisa: letak dan posisi terhadap kota Jakarta, orientasi terhadap matahari dan angin, kegiatan lingkungan, utilitas kota, sirkulasi di tapak, pola jalan, pola hijau dan ruang terbuka, serta sustainable neighbourhood); Analisa Manusia (analisa: sustainable neighbourhood, demografi penduduk, waktu kegiatan, serta sosial budaya dan ekonomi); serta Analisa Bangunan, (analisa: gubahan massa, pencapaian ke bangunan, besaran unit hunian, sirkulasi horisontal dan vertikal, tampak bangunan, modul dan struktur, utilitas, serta tahap pembangunan). BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan simpulan berkaitan dengan teori Kevin Lynch dan konsep perancangan; dan saran berkaitan dengan peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAM PIRAN SURAT SURVEI 8