STATISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini kami ucapkan terima kasih.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 7/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PEMENUHAN BAHAN BAKU KAYU UNTUK KEBUTUHAN LOKAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 TENTANG PENEGASAN STATUS DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 35/Menhut-II/2009 TENTANG TATA CARA PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR PRODUK KAYU ULIN OLAHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.388, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Izin Usaha. Kawasan Hutan Silvo Pastura. Hutan Produksi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

2016, No Kepada 34 Gubernur Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Su

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.50/Menhut-II/2010

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : P. 8/VI-SET/2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU

A. PERKEMBANGAN IUPHHK-HA. 1. Jumlah HPH/IUPHHK-HA per Bulan Desember 2008 sebanyak 312 unit dengan luas ha.

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA, Ir. MARTHEN KAYOI, MM NIP STATISTIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA i Tahun 2007

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

2016, No dimaksud dalam huruf b, perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.55/Menhut-II/2006 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.16/Menhut-II/2007 TENTANG RENCANA PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI (RPBBI) PRIMER HASIL HUTAN KAYU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.23/Menhut-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 38/Menhut-II/2009 TENTANG STANDARD DAN PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.91/Menhut-II/2014 TENTANG PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU YANG BERASAL DARI HUTAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2011 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Izin Pemanfaatan Kayu. Prosedur.

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.186/MENHUT-II/2006 TENTANG

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN. Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 23/Menhut-II/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.192/MENHUT-II/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.100, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan. Prosedur. Hutam Produksi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR: P. 2/Menhut-II/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.19/Menhut-II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 62/Menhut-II/2014 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN PENYERAPAN DAN/ATAU PENYIMPANAN KARBON PADA HUTAN PRODUKSI

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

TAMBANG DI KAWASAN HUTAN LINDUNG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.398/MENHUT-II/2005 TENTANG

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Izin. Usaha. Perpanjangan. Tatacara. Pencabutan.

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 397/Kpts-II/2005

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.49/Menhut-II/2014 TENTANG

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Transkripsi:

Jakarta, Juni 2010

STATISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009 Penyunting : Bagian Program dan Pelaporan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Desain Muka : Bagian Program dan Pelaporan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Foto Oleh : 1. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, Direktorat Jenderal Bina Produksi 2. Pusat Informasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Kontributor : 1. Sekretariat Jenderal Kementerian 2. Direktorat Jenderal Planologi, Kementerian 3. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi, Direktorat Jenderal Bina Produksi 4. Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Direktorat Jenderal Bina Produksi 5. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, Direktorat Jenderal Bina Produksi 6. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Direktorat Jenderal Bina Produksi 7. Direktorat Bina Iuran dan Peredaran Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Bina Produksi 8. Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan, Direktorat Jenderal Bina Produksi 9. Badan Pusat Statistik Diterbitkan Oleh : Direktorat Jenderal Bina Produksi Data Statistik dapat digunakan oleh pihak di luar Direktorat Jenderal Bina Produksi, apabila sebelumnya menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal c.q. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009

DAFTAR ISI Uraian Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... x I. INFORMASI UMUM... 1 I.1. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bina Produksi... 1 I.2. Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Bina Produksi... 2 I.3. Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi... 2 I.4. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Bina Produksi... 3 I.5. Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009... 3 II. SUMBERDAYA HUTAN... 24 II.1. Kawasan Hutan... 24 II.2. Hutan Produksi... 25 III. PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN HUTAN TANAMAN... 28 III.1. Pemanfaatan Hutan Alam... 28 III.2. Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri (HTI)... 29 III.3. Pemanfaatan Hutan Tanaman Rakyat (HTR)... 30 IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU... 58 IV.1. Perkembangan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK)... 58 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 ii

IV.2. Izin Baru, Perluasan, dan Pembaharuan IUIPHHK... 59 IV.3. Rencana dan Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu... 59 IV.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu... 60 V. PRODUKSI HASIL HUTAN... 73 V.1. Produksi Kayu Bulat... 73 V.2. Produksi Kayu Olahan... 73 V.3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)... 74 VI. PEREDARAN HASIL HUTAN... 85 VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan... 85 VI.2. Impor Hasil Hutan Kayu... 85 VI.3. Penerimaan PSDH, DR, dan IIUPHHK (HA/HT)... 85 VI.4. Tunggakan PSDH dan DR... 86 VI.5. Lelang Hasil Hutan... 86 VI.6. Dokumen Peredaran Hasil Hutan... 87 VII. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN... 122 VII.1. Pemberdayaan Masyarakat Oleh IUPHHK-HA... 122 VII.2. Pemberdayaan Masyarakat Oleh IUPHHK-HT... 122 VIII. TENAGA KERJA PADA IUPHHK... 124 VIII.1. Perkembangan Data Tenaga Teknis Pengeloaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)... 124 VIII.2. Perkembangan Data Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI... 124 VIII.3. Perkembangan Data Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA... 124 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 iii

DAFTAR TABEL Nomor Uraian Halaman I.2.1. Jumlah Pegawai Pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai Dengan Tahun 2009... 5 I.2.2. Jumlah Pegawai Pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi Berdasarkan Diklat Penjenjangan Sampai Dengan Tahun 2009... 6 I.2.3. Jumlah Pegawai BP2HP Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sampai Dengan Tahun 2009... 7 I.2.4. Jumlah Pegawai BP2HP Berdasarkan Diklat Penjenjangan Sampai Dengan Tahun 2009... 8 I.3. Daftar Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009... 9 I.4. Rekapitulasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Bina Produksi Tahun 2006-2009... 10 I.5. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2005-2009... 23 II.1.1. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Yang Telah Ditunjuk Berdasarkan Keputusan Menteri Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 26 II.1.2. Luas dan Pemanfaatan Hutan Produski Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 27 III.1.1. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HA Tahun 1985-2009... 32 III.1.2. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HA Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 33 III.1.3. Penetapan Jatah Produksi Tahunan Kayu Bulat Nasional dan Perubahannnya Yang Berasal Dari IUPHHK-HA Tahun 2005-2009... 34 III.1.4. Rekapitulasi Perizinan Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Pada IUPHHK-HA Tahun 2009... 35 III.1.5. Rekapitulasi Nilai Investasi IUPHHK-HA Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2005-2009... 36 III.1.6. Nilai Investasi IUPHHK-HA Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2009... 37 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 iv

III.1.7. Rekapitulasi IUPHHK-HA Yang Mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 38 III.1.8. Daftar IUPHHK-HA Yang Mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) Sampai Dengan Tahun 2009... 39 III.2.1. Rekapitulasi Jumlah IUPHHK-HTI Tahun 1989-2009... 48 III.2.2. Rekapitulasi IUPHHK-HTI Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 49 III.2.3. Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Per Provinsi Tahun 2005-2009... 50 III.2.4. Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 51 III.2.5. Rekapitulasi Perizinan Pemasukan dan Penggunaan Peralatan IUPHHK-HTI Tahun 2009... 52 III.2.6. Rekapitulasi Nilai Investasi IUPHHK-HTI Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2006-2009... 53 III.2.7. Nilai Investasi IUPHHK-HTI Berdasarkan Laporan Keuangan Per Provinsi Tahun 2009... 54 III.2.8. Rekapitulasi IUPHHK-HTI Yang Telah Dinilai Sertifikasi Mandatory Pengelolaan Hutan Tanaman Produksi Lestari (PHTPL) Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 55 III.2.9. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) Sampai Dengan Tahun 2009... 56 III.3. Realisasi Pencadangan Areal HTR dan Pemberian IUPHHK-HTR Sampai Dengan Tahun 2009... 57 IV.1.1. Rekapitulasi IUIPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 m 3 /Tahun Tahun 2005-2009... 61 IV.1.2. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja dan Investasi IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 m3/tahun Tahun 2005-2009... 62 IV.1.3. Rekapitulasi Jumlah IUIPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 m 3 /Tahun Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 63 IV.1.4. Rekapitulasi Kapasitas Produksi, Tenaga Kerja dan Investasi IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 m 3 /Tahun Per Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 64 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 v

IV.1.5. Daftar IUIPHHK Peduli Pengembangan Hutan Rakyat Yang Memperoleh Penghargaan Prima Wana Mitra Tahun 2009 Dari Menteri... 65 IV.2.1. Izin Baru IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M3/Tahun Periode Tahun 2005-2009... 66 IV.2.2. IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M3/Tahun Yang Melakukan Perluasan Tahun 2005-2009... 67 IV.2.3. Pembaharuan IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 m 3 /Tahun Periode 2005-2009... 68 IV.3.1. Rekapitulasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas 6.000 m 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2009 69 IV.3.2. Rekapitulasi Realisasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas 6.000 M3/Tahun Per Provinsi Tahun 2009... 70 IV.3.3. Rekapitulasi Realisasi RPBBI Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas Diatas 6.000 M3/Tahun Per Sumber Bahan Baku Tahun 2005-2009... 71 IV.3.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku IPHHK Kapasitas Diatas 6.000 M3/Tahun Per Provinsi Tahun 2009... 72 V.1.1. Rekapitulasi Produksi Kayu Bulat Berdasarkan Sumber Produksi Tahun 2005-2009... 75 V.1.2. Realisasi Produksi Kayu Bulat Nasional Berdasarkan Sumber Produksi Tahun 2009... 76 V.2.1. Perkembangan Produksi Kayu Olahan Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Tahun 2005-2009... 77 V.2.2. Produksi Kayu Olahan Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2009... 78 V.2.3. Produksi Plywood dan LVL Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2005-2009... 79 V.2.4. Produksi Veneer Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2005-2009... 80 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 vi

V.2.5. Produksi Kayu Gergajian Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2005-2009... 81 V.2.6. Produksi Chipwood Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 M 3 /Tahun Per Provinsi Tahun 2005-2009... 82 V.2.7. Produksi Pulp Berasal Dari IPHHK Kapasitas Produksi Diatas 6.000 Ton/Tahun Per Provinsi Tahun 2007-2009... 83 V.3. Perkembangan Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Berasal Dari Hutan Produksi Per Provinsi Tahun 2009... 84 VI.1.1. Perkembangan Ekspor Produk Kayu Olahan Tahun 2005-2009... 88 VI.1.2. Perkembangan Ekspor Kelompok Kayu Gergajian (HS 4407) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 89 VI.1.3. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis (HS 4412) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 91 VI.1.4. Perkembangan Ekspor Veneer (HS 4408) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 93 VI.1.5. Perkembangan Ekspor Papan Partikel (HS 4410) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 94 VI.1.6. Perkembangan Ekspor Papan Fiber (HS 4411) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2008-2009... 95 VI.1.7. Perkembangan Ekspor Chipwood (HS 4401) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 96 VI.1.8. Perkembangan Ekspor Pulp (HS 47) Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2005-2009... 97 VI.2.1. Perkembangan Impor Hasil Hutan Kayu Tahun 2005-2009... 98 VI.2.2. Perkembangan Impor Kayu Bulat Berdasarkan Negara Asal Tahun 2005-2009... 99 VI.2.3. Perkembangan Impor Kelompok Kayu Gergajian Berdasarkan Negara Asal Tahun 2005-2009... 101 VI.2.4. Perkembangan Impor Kayu Lapis Berdasarkan Negara Asal Tahun 2005-2009... 104 VI.2.5. Perkembangan Impor Veneer Berdasarkan Negara Asal Tahun 2005-2009... 105 VI.2.6. Perkembangan Impor Papan Partikel Berdasarkan Negara Asal Tahun 2008-2009... 107 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 vii

VI.2.7. Perkembangan Impor Papan Fiber Berdasarkan Negara Asal Tahun 2008-2009... 108 VI.2.8. Perkembangan Impor Pulp Berdasarkan Negara Asal Tahun 2005-2009... 109 VI.3. Realisasi Penerimaan IHH/PSDH, DR dan IIUPHHK (HA/HT) Tahun 2009... 111 VI.4.1. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke KP2LN/KPKNL Sampai Dengan Tahun 2009... 112 VI.4.2. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke KP2LN/KPKNL Yang Dinyatakan PSBDT Sampai Dengan Tahun 2009... 113 VI.4.3. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Dilimpahkan Ke Kejaksaan Sampai Dengan Tahun 2009... 114 VI.4.4. Tunggakan Iuran Hasil Hutan (IHH)/Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dan Dana Reboisasi (DR) Yang Masih Ditangani Oleh Dinas Provinsi Sampai Dengan Tahun 2009... 115 VI.4.5. Rekapitulasi Harga Patokan Pengenaan Iuran PSDH dan DR Tahun 2005-2009... 116 VI.5. Rekapitulasi Pemantauan Lelang Hasil Hutan Ilegal Tahun 2009... 119 VI.6.1. Distribusi SKSKB di Seluruh Indonesia Tahun 2006-2009... 120 VI.6.2. Jumlah Persetujuan Penetapan Nomor Seri Penerbitan FA-KB Tahun 2006-2009... 121 VII. Rekapitulasi Pelaksanaan PMDH Oleh IUPHHK-HA Tahun 2009... 123 VIII.1.1. Perkembangan Data Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANIS-PHPL) Sampai Dengan Tahun 2009... 125 VIII.1.2. Perkembangan Data Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (WASGANIS-PHPL) Sampai Dengan Tahun 2009... 126 VIII.2.1. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Status Tenaga Kerja Per Provinsi Tahun 2009... 127 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 viii

VIII.2.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Per Provinsi Tahun 2009... 128 VIII.2.3. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HTI Berdasarkan Kualifikasi Tenaga Teknis Per Provinsi Tahun 2009... 129 VIII.3.1. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Status Tenaga Kerja Per Provinsi Tahun 2009... 130 VIII.3.2. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Per Provinsi Tahun 2009... 131 VIII.3.3. Jumlah Tenaga Kerja Pada IUPHHK-HA Berdasarkan Kualifikasi Tenaga Teknis Per Provinsi Tahun 2009... 132 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 ix

DAFTAR GAMBAR Nomor Uraian Halaman 1. Bagan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Produksi... 4 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 x

I. INFORMASI UMUM I.1. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Bina Produksi Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor P.13/Menhut-II/2005 yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan P.64/Menhut-II/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen, Direktorat Jenderal Bina Produksi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan produksi kehutanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Bina Produksi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemanfaatan hutan produksi dan industri primer hasil hutan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, dan pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pembinaan rencana pemanfaatan hutan produksi, pembinaan pengembangan hutan alam, pembinaan pengembangan hutan tanaman, pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil hutan, dan pembinaan iuran kehutanan dan peredaran hasil hutan; 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 1

I.2. Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Bina Produksi Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Produksi, terdiri dari : a. Direktur Jenderal (Eselon I); b. Eselon II terdiri dari 6 (enam) jabatan, yaitu : Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktur Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi, Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam, Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Bina Iuran dan Peredaran Hasil Hutan, dan Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan; c. Eselon III terdiri dari 23 jabatan; d. Eselon IV terdiri dari 55 jabatan. Jumlah pegawai pusat Direktorat Jenderal Bina Produksi sebanyak 295 orang. Disamping susunan organisasi di atas, sesuai Keputusan Menteri Nomor : P.557/Menhut-II/2006 jo P.24/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi, untuk menunjang pelaksanaan teknis bidang bina produksi kehutanan di daerah, Direktorat Jenderal Bina Produksi mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) setingkat Eselon III, yaitu : Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah I Banda Aceh sampai dengan BP2HP Wilayah XVIII Manokwari. Jumlah pegawai BP2HP Wilayah I s/d XVIII sebanyak 655 orang. I.3. Sarana dan Prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi Sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Bina Produksi tahun 2009, terdiri dari : tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, irigasi, jaringan, dan aset tetap lainnya. Nilai sarana dan prasarana sampai dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp. 460.563.862.114,00. Jumlah nilai sarana dan prasarana saldo per 31 Desember 2009, terbesar adalah tanah sebesar Rp. 371.881.919.560,00. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 2

1.4. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Bina Produksi Produk peraturan perundang-undangan bidang Bina Produksi selama tahun 2006 s/d 2009 terdiri dari : Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Menteri, dan Peraturan/Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi. Peraturan-peraturan tersebut mengatur bidang Bina Produksi, antara lain : Pemanfaatan Hutan Alam (IUPHHK-HA/HPH), Pemanfaatan Hutan Tanaman (IUPHHK-HT/HTI, HTR, dan IUPHHBK- HT), Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK), Penerimaan dan Tunggakan PSDH dan DR, serta ketentuan-ketentuan lainnya. 1.5. Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 Realisasi DIPA Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp. 210.250.952.000,00 (86,42%) dari total anggaran sebesar Rp. 243.288.552.000,00, dengan rincian : satuan kerja daerah (Dinas Provinsi dan UPT) dengan realiasi anggaran sebesar 88,59%, sedangkan Pusat sebesar 81,46%. Realisasi anggaran tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2008 (tahun 2008 sebesar 72,85%), bahkan dibandingkan realisasi selama 5 (lima) tahun terakhir, realisasi tahun 2009 yang paling tinggi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 3

DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KEPALA BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN KEPALA BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORTALA KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS KEPALA BAGIAN UMUM DIREKTUR BINA RENCANA PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DIREKTUR BINA PENGEMBANGAN HUTAN ALAM DIREKTUR BINA PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DIREKTUR BINA IURAN KEHUTANAN DAN PEREDARAN HASIL HUTAN DIREKTUR BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN KASUBDIT POLA PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI KASUBDIT PENYIAPAN PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT HUTAN TANAMAN INDUSTRI KASUBDIT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KASUBDIT PEMOLAAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENATAAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI KASUBDIT INFORMASI SUMBERDAYA HUTAN PRODUKSI KASUBDIT PENGEMBANGAN INVESTASI USAHA KASUBDIT RENCANA KERJA PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT PRODUKSI HUTAN ALAM KASUBDIT PENILAIAN USAHA PEMANFAATAN HUTAN ALAM KASUBDIT HUTAN TANAMAN RAKYAT KASUBDIT RENCANA KERJA DAN PRODUKSI HUTAN TANAMAN KASUBDIT PENILAIAN USAHA PEMANFAATAN HUTAN TANAMAN KASUBDIT PEREDARAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENGUJIAN HASIL HUTAN KASUBDIT PENERTIBAN HASIL HUTAN ILEGAL KASUBDIT PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN INDUSTRI PRIMER KASUBDIT PENILAIAN KINERJA INDUSTRI DAN PEMASARAN HASIL HUTAN KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA UNIT PELAKSANA TEKNIS Gambar 1. BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 4

Tabel I.2.1. JUMLAH PEGAWAI PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Pendidikan No Unit Organisasi Jumlah S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1 Setditjen 2 12 28 9 17 1 7 76 2 Direktorat BRPHP 0 8 20 5 11 0 1 45 3 Direktorat BPHA 0 12 19 3 12 0 2 48 4 Direktorat BPHT 1 13 16 2 9 0 1 42 5 Direktorat BIKPHH 0 13 20 2 13 0 2 50 6 Direktorat BPPHH 0 7 16 3 5 0 3 34 Jumlah 3 65 119 24 67 1 16 295 Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : Pendidikan SLTA termasuk SKMA sebanyak 6 orang. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 5

Tabel I.2.2. JUMLAH PEGAWAI PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN BERDASARKAN DIKLAT PENJENJANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Penjenjangan Sipil No Unit Organisasi LEMHANAS SPATI Jumlah SPAMEN/SESPA SPADYA/SPAMA SPALA/ADUM 1 Setditjen 0 1 1 7 12 21 2 Direktorat BRPHP 0 1 2 8 4 15 3 Direktorat BPHA 0 0 3 10 6 19 4 Direktorat BPHT 0 0 1 9 8 18 5 Direktorat BIKPHH 0 1 2 8 3 14 6 Direktorat BPPHH 0 1 1 8 4 14 Jumlah 0 4 10 50 37 101 Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 6

Tabel I.2.3. JUMLAH PEGAWAI BP2HP BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Unit Organisasi Pendidikan S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jumlah 1 BP2HP Wilayah I Aceh 0 1 13 1 12 1 0 28 2 BP2HP Wilayah II Medan 0 3 9 1 19 1 0 33 3 BP2HP Wilayah III Pekanbaru 0 2 22 1 17 0 0 42 4 BP2HP Wilayah IV Jambi 0 1 11 4 20 1 0 37 5 BP2HP Wilayah V Palembang 0 4 16 0 8 0 1 29 6 BP2HP Wilayah VI Bandar Lampung 0 1 10 0 8 0 0 19 7 BP2HP Wilayah VII Jakarta 0 1 13 3 20 0 0 37 8 BP2HP Wilayah VIII Surabaya 0 4 17 2 22 0 0 45 9 BP2HP Wilayah IX Denpasar 0 2 9 0 8 0 0 19 10 BP2HP Wilayah X Pontianak 0 2 12 0 31 0 1 46 11 BP2HP Wilayah XI Banjarbaru 0 3 24 0 13 0 0 40 12 BP2HP Wilayah XII Palangkaraya 0 4 17 0 15 0 0 36 13 BP2HP Wilayah XIII Samarinda 0 1 22 0 38 2 2 65 14 BP2HP Wilayah XIV Palu 0 1 14 1 22 1 0 39 15 BP2HP Wilayah XV Makassar 0 1 21 2 22-0 46 16 BP2HP Wilayah XVI Ambon 0 2 7 0 22 0 0 31 17 BP2HP Wilayah XVII Jayapura 0 1 15 2 18 0 0 36 18 BP2HP Wilayah XVIII Manokwari 0 0 10 2 15 0 0 27 Jumlah 0 34 262 19 330 6 4 655 Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : SLTA termasuk SKMA sebanyak 146 orang. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 7

Tabel I.2.4. JUMLAH PEGAWAI BP2HP BERDASARKAN DIKLAT PENJENJANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Unit Organisasi LEMHANAS SPATI Penjenjangan Sipil SPAMEN/ SESPA SPADYA/ SPAMA SPALA/ ADUM Jumlah 1 BP2HP Wilayah I Aceh 0 0 0 1 4 5 2 BP2HP Wilayah II Medan 0 0 0 1 4 5 3 BP2HP Wilayah III Pekanbaru 0 0 0 1 3 4 4 BP2HP Wilayah IV Jambi 0 0 0 2 4 6 5 BP2HP Wilayah V Palembang 0 0 0 3 3 6 6 BP2HP Wilayah VI Bandar Lampung 0 0 0 2 3 5 7 BP2HP Wilayah VII Jakarta 0 0 0 2 4 6 8 BP2HP Wilayah VIII Surabaya 0 0 1 1 4 6 9 BP2HP Wilayah IX Denpasar 0 0 0 1 3 4 10 BP2HP Wilayah X Pontianak 0 0 0 1 3 4 11 BP2HP Wilayah XI Banjarbaru 0 0 0 2 5 7 12 BP2HP Wilayah XII Palangkaraya 0 0 0 2 2 4 13 BP2HP Wilayah XIII Samarinda 0 0 0 3 3 6 14 BP2HP Wilayah XIV Palu 0 0 0 2 4 6 15 BP2HP Wilayah XV Makassar 0 0 0 3 3 6 16 BP2HP Wilayah XVI Ambon 0 0 0 1 2 3 17 BP2HP Wilayah XVII Jayapura 0 0 0 2 2 4 18 BP2HP Wilayah XVIII Manokwari 0 0 0 1 3 4 Jumlah 0 0 1 31 59 91 Sumber : Sekretariat Derektorat Jenderal Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 8

Tabel I.3. DAFTAR SARANA DAN PRASARANA DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2009 No Saldo Per Mutasi Saldo Per Akun Neraca Satuan 1 Januari 2009 Bertambah Berkurang 31 Desember 2009 Kode Uraian Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai Kuantitas Nilai 1 131111 Tanah m2 4,374,748 18,411,011,874 23,177 353,633,632,186 0 162,724,500 4,397,925 371,881,919,560 2 131311 Peralatan dan Mesin Unit/ Buah 12,472 47,706,839,964 1,334 15,924,459,488 264 6,567,927,238 13,542 57,063,372,214 3 131511 Gedung dan Bangunan Unit 48 10,615,176,794 18 15,994,599,388 0 0 66 26,609,776,182 4 131711 Jalan dan Jembatan m2 1,402 70,060,000 0 0 0 0 1,402 70,060,000 5 131712 Irigasi Unit 2 74,050,000 1 10,110,750 0 0 3 84,160,750 6 131713 Jaringan Unit 18 117,492,000 4 35,953,000 0 0 22 153,445,000 7 131921 Aset Tetap Lainnya Buah 954 839,550,964 14 3,243,974,986 28 325,219,964 940 3,758,305,986 8 154112 9 132111 10 153191 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Konstruksi Dalam Pengerjaan*) Aset Tak Berwujud Lainnya Buah 0 0 1 750,000 0 0 1 750,000 - - 0-9,242,723,835-9,242,723,835-0 Unit 13 809,870,429 3 194,101,993 2 61,900,000 14 942,072,422 Total 78,644,052,025 398,280,305,626 16,360,495,537 460,563,862,114 Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Produksi Keterangan : *) Tidak ada kuantitas. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 9

Tabel I.4. REKAPITULASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2006-2009 No Jenis Peraturan Nomor Tentang I. Tahun 2006 1 Peraturan Menteri 2 Peraturan Menteri 3 Peraturan Menteri 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri P.01/Menhut-II/2006 P.05/Menhut-II/2006 P.10/Menhut-II/2006 P.12/Menhut-II/2006 P.13/Menhut-II/2006 P.14/Menhut-II/2006 P.15/Menhut-II/2006 P.16/Menhut-II/2006 P.19/Menhut-II/2006 Mekanisme Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Departemen. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.03/Menhut-II/2005 tentang Pedoman Verifikasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam dan atau Pada Hutan Tanaman Yang Diterbitkan Oleh Gubernur atau Bupati/Walikota. Inventarisasi Hutan Produksi Tingkat Unit Pengelolaan Hutan. Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.05/Menhut-Ii/2004 Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Melalui Penawaran Dalam Pelelangan. Perubahan Atas Permenhut Nomor P.15/Menhut-II/2004 tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Melalui Penawaran Dalam Pelelangan. Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Tata Cara Pengajuan Penghapusan Piutang Negara Macet Dari Dana Reboisasi Dan Provisi Sumber Daya Hutan Lingkup Departemen. Tata Cara Penulisan Referensi 15 Digit Pada Pembayaran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR), dan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH). Perubahan Keputusan Menteri Nomor Sk.47/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengambilalihan Saham Pada Perusahaan Izin Usaha Pemanfaatan Hash Hutan Kayu Pada Hutan Alam Dan Atau Hutan Tanaman Yang Berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 10

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 10 Peraturan Menteri P.20/Menhut-II/2006 Perubahan Keputusan Menteri Nomor SK.256/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pelepasan/ Penjualan Saham Badan Usaha Milik Negara Pada Perusahaan Hutan Tanaman Industri Patungan. 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri P.21/ Menhut-II/ 2006 P.48/Menhut-II/2006 P.51/Menhut-II/2006 P.55/Menhut-II/2006 P.57/Menhut-II/2006 P.58/Menhut-II/2006 P.61/Menhut-II/2006 P.62/Menhut-II/2006 P.63/Menhut-II/2006 P.64/Menhut-II/2006 Perubahan Keputusan Menteri Nomor 246/Kpts-II/1996 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Nomor 70/Kpts-II/1995 Tentang Pengaturan Tata Ruang Hutan Tanaman Industri. Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan Dan Rampasan. Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal dari Hutan Hak. Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara. Perubahan Atas Keputusan Menteri Nomor SK.149/Menhut-II/2004 Tentang Tata Cara Pengenaan, Penagihan, Dan Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Pada Hutan Tanaman. Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) Departemen Tahun 2005-2009. Kawasan Hutan Yang Dapat Dicadangkan Atau Diberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.51/Menhut-II/2006 Tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) Untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.14/Menhut-II/2006 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 11

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 21 Peraturan Menteri P.65/Menhut-II/2006 Persyaratan Dan Tata Cara Penilaian Lembaga Penilai Independen (LPI), Mampu Untuk Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL). 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri 26 Keputusan Menteri 27 Keputusan Menteri 28 Keputusan Menteri 29 Keputusan Menteri P.66/Menhut-II/2006 P.70/Menhut-II/ 2006 P.78/Menhut-II/2006 P.557/Menhut-II/2006 SK.09/Menhut-VI/2006 SK.346/Menhut-II/2006 SK.352/Menhut-II/2006 SK.255/VI-BPHA/2006 Perubahan Keputusan Menteri No.292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri Nomor 300/Kpts-II/2003 Tentang Pendaftaran Ulang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2004 Dan Nomor P.28/Menhut-II/2005. Tambahan (Perluasan) Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman. Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi. Perubahan Keputusan Menteri Nomor : SK.318/Menhut-VI/2004 Tentang Pembentukan Tim Evaluasi Dan Dewan Pertimbangan Verifikasi Pada Kegiatan Penilaian Kinerja Industri Primer Hasil Hutan Kayu Oleh LPI Mampu. Penetapan Besarnya Biaya Persiapan Lelang Hasil Hutan Kayu Temuan, Sitaan Dan Rampasan. Penetapan Harga Limit Lelang Hasil Hutan Kayu Dan Bukan Kayu. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Tentang Penetapan Rencana Produksi Hasil Hutan Kayu Secara Nasional Periode Tahun 2007 Yang Berasal Dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam Yang Dibebani Iuphhk Yang Sah Untuk Masing- Masing Provinsi II. Tahun 2007 1 Peraturan Pemerintah 6 Tahun 2007 Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. 2 Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2007 Dana Reboisasi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 12

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 3 Peraturan Presiden 17 tahun 2007 Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Indonesia. 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri P.5/Menhut-II/2007 P.6/Menhut-II/2007 P.9/Menhut-II/2007 P.16/Menhut-II/2007 P.17/Menhut-II/2007 P.18/Menhut-II/2007 P.19/Menhut-II/2007 P.20/Menhut-II/2007 P.23/Menhut-II/2007 P.26/Menhut-II/2007 P.31/Menhut-II/2007 Penetapan Jenis-jenis Kayu Yang Berasal Dari Hutan Hak di Provinsi Sumatera Utara Yang Pengangkutannya Menggunakan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU). Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu. Perubahan Kelima atas Permenhut Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, dan Pembayaran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR). Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi. Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Produksi. Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri No. 292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 13

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 15 Peraturan Menteri P.33/Menhut-II/2007 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.51/Menhut-II/2006 tentang Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal dari Hutan Hak. 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri P.34/Menhut-II/2007 P.35/Menhut-II/2007 P.37/Menhut-II/2007 P.40/Menhut-II/2007 P.41/Menhut-II/2007 P.45/Menhut-II/2007 P.48/Menhut-II/2007 P.51/Menhut-II/2007 P.54/Menhut-II/2007 P.60/Menhut-II/2007 Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Hasil Hutan Bukan Kayu. Hutan Kemasyarakatan. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.6/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.9/Menhut-II/2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan, dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Standar Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Penggunaan Surat Keterangan Asal Usul Kayu (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Hak. Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.19/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 14

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 26 Peraturan Menteri P.61/Menhut-II/2007 Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. 27 Peraturan Menteri 28 Keputusan Menteri III. Tahun 2008 P.62/Menhut-II/2007 SK.388/Menhut-VI/2007 Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Nomor 292/Kpts-II/1995 tentang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Penetapan Rencana Produksi Kayu Bulat Secara Nasional Periode Tahun 2008 Yang Berasal Dari Pemanfaatan Hutan Tanaman Produksi Alam Yang Dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Yang Sah. 1 Peraturan Pemerintah 2 Tahun 2008 Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan Pembangunan di luar Kegiatan Yang pada Departemen. 2 Peraturan Pemerintah 3 Tahun 2008 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. 3 Peraturan Pemerintah 7 Tahun 2008 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri P.1/Menhut-II/2008 P.2/Menhut-II/2008 P.3/Menhut-II/2008 P.4/Menhut-II/2008 P.5/Menhut-II/2008 Rencana Tingkat Nasional. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.45/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Deliniasi Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pemberian Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan untuk Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK). Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.23/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 15

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 9 Peraturan Menteri P.6/Menhut-II/2008 Pedoman Penyelenggaraan Statistik. 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri 14 Peraturan Menteri 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri P.7/Menhut-II/2008 P.9/Menhut-II/2008 P.11/Menhut-II/2008 P.12/Menhut-II/2008 P.17/Menhut-II/2008 P.35/Menhut-II/2008 P.36/Menhut-II/2008 P.39/Menhut-II/2008 P.43/Menhut-II/2008 P.47/Menhut-II/2008 Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.45/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Izin Peralatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman. Persyaratan Kelompok Tani Hutan untuk Mendapatkan Pinjaman Dana Bergulir Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.19/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Perluasan Areal Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Perubahan Kedua Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor P.54/Menhut-II/2007 tentang Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Hutan Alam (IUPHHBK-HA) atau dalam Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) pada Hutan Produksi. Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan. Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Penetapan Harga Limit Lelang Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 16

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 20 Peraturan Menteri P.52/Menhut-II/2008 Tata Cara dan Persyaratan Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri 26 Peraturan Menteri 27 Peraturan Menteri 28 Peraturan Menteri 29 Peraturan Menteri 30 Peraturan Menteri IV. Tahun 2009 1 Peraturan Menteri P.53/Menhut-II/2008 P.56/Menhut-II/2008 P.58/Menhut-II/2008 P.59/Menhut-II/2008 P.61/Menhut-II/2008 P.62/Menhut-II/2008 P.63/Menhut-II/2008 P.64/Menhut-II/2008 P.65/Menhut-II/2008 P.69/Menhut-II/2008 P.4/Menhut-II/2009 Optimalisasi Peruntukan Areal Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK). Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi dan Revegetasi Untuk Perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan. Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Penunjukkan Unit Kliring Data Spasial Departemen. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Tata Cara Pemberian Rekomendasi Gubernur dalam rangka Permohonan atau Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam atau Hutan Tanaman. Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen. Rekomendasi Ekspor Produk Kayu Olahan Ulin. Standar Pelayanan Minimum untuk Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Sementara. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 17

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 2 Peraturan Menteri P.5/Menhut-II/2009 Pelimpahan Sebagaian Urusan Pemerintahan (Dekonsentrasi) Bidang Kepada 33 Gubernur Pemerintah Provinsi Selaku Wakil Pemerintah Tahun 2009. 3 Peraturan Menteri 4 Peraturan Menteri 5 Peraturan Menteri 6 Peraturan Menteri 7 Peraturan Menteri 8 Peraturan Menteri 9 Peraturan Menteri 10 Peraturan Menteri 11 Peraturan Menteri 12 Peraturan Menteri 13 Peraturan Menteri P.6/Menhut-II/2009 P.7/Menhut-II/2009 P.8/Menhut-II/2009 P.9/Menhut-II/2009 P.11/Menhut-II/2009 P.13/Menhut-II/2009 P.14/Menhut-II/2009 P.15/Menhut-II/2009 P.16/Menhut-II/2009 P.17/Menhut-II/2009 P.18/Menhut-II/2009 Pembentukan Wilayah Kesatuan Pemangkuan Pengelolaan Hutan. Pedoman Pemenuhan Bahan Baku Kayu Untuk Kebutuhan Lokal. Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan hasil Hutan Yang Berasal dari Hutan Negara. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2008 tentang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.62/Menhut-II/2008 tentang Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.32/Menhut-II/2007 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, dan Pembayaran Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan pada Hutan Produksi. Perubahan Kelima Atas Keputusan Menteri Nomor 292/Kpts-II/1995 tantang Tukar Menukar Kawasan Hutan. Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan. Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor P.37/Menhut-II/2007 tentang Hutan Kemasyarakatan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 18

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 14 Peraturan Menteri P.19/Menhut-II/2009 Strategi Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Nasional. 15 Peraturan Menteri 16 Peraturan Menteri 17 Peraturan Menteri 18 Peraturan Menteri 19 Peraturan Menteri 20 Peraturan Menteri 21 Peraturan Menteri 22 Peraturan Menteri 23 Peraturan Menteri 24 Peraturan Menteri 25 Peraturan Menteri P.21/Menhut-II/2009 P.23/Menhut-II/2009 P.24/Menhut-II/2009 P.28/Menhut-II/2009 P.29/Menhut-II/2009 P.30/Menhut-II/2009 P.33/Menhut-II/2009 P.34/Menhut-II/2009 P.35/Menhut-II/2009 P.36/Menhut-II/2009 P.37/Menhut-II/2009 Kriteria dan Indikator Penetapan Jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan. Tata Cara Penyerahan Kembali Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Sebelum Jangka Waktu Izin Berakhir. Pendaftaran Ulang Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu. Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi dalam rangka Pemberian Persetujuan Substansi Atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.52/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam pada Hutan Produksi. Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD). Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Tata Cara dan Persyaratan Pemindahtanganan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu. Tata Cara Penerbitan Rekomendasi Ekspor Produk Kayu Ulin Olahan (Prokalino) Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyerapan dan/atau Penyimpanan Karbon pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.20/Menhut-II/2005 tentang Kerjasama Operasi (KSO) pada Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 19

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 26 Peraturan Menteri P.38/Menhut-II/2009 Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Penilaian Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. 27 Peraturan Menteri 28 Peraturan Menteri 29 Peraturan Menteri 30 Peraturan Menteri 31 Peraturan Menteri P.41/Menhut-II/2009 P.43/Menhut-II/2009 P.45/Menhut-II/2009 P.46/Menhut-II/2009 P.47/Menhut-II/2009 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Nomor P.49/Menhut-II/2007 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Menteri Sebagai Pengguna Anggaran/Barang di Provinsi kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis yang ditunjuk Selaku Koordinator. Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2007 tentang Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu. Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan yang berasal dari Hutan Negara. Tata Cara Pemberian Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu atau Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Produksi. Perubahan Peraturan Menteri Nomor P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan, dan Rampasan. 32 Peraturan Menteri P.48/Menhut-II/2009 Penggunaan Peta Dasar Tematik Skala 1 : 250.000. 33 Peraturan Menteri 34 Peraturan Menteri 35 Peraturan Menteri 36 Peraturan Menteri P.49/Menhut-II/2009 P.53/Menhut-II/2009 P.56/Menhut-II/2009 P.58/Menhut-II/2009 Perubahan atas Peraturan Menteri Nomor P.4/Menhut-II/2009 tentang Penyelesaian Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Sementara. Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem. Penggantian Nilai Tegakan dari Izin Pemanfaatan Kayu dan atau dari Penyiapan Lahan dalam Pembangunan Hutan Tanaman. 37 Peraturan Menteri P.59/Menhut-II/2009 Rencana Kerja (Renja) Departemen Tahun 2010. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 20

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 38 Peraturan Menteri P.63/Menhut-II/2009 Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan Silvo Pastura pada Hutan Produksi. 39 Peraturan Menteri 40 Peraturan Menteri 41 Peraturan Menteri 42 Peraturan Menteri 43 Peraturan Menteri 44 Keputusan Menteri 45 Peraturan Dirjen Bina Produksi 46 Peraturan Dirjen Bina Produksi 47 Peraturan Dirjen Bina Produksi 48 Peraturan Dirjen Bina Produksi P.64/Menhut-II/2009 P.65/Menhut-II/2009 P.67/Menhut-II/2009 P.69/Menhut-II/2009 P.70/Menhut-II/2009 SK.651/Menhut-II/2009 P.6/VI-Set/2009 P.8/VI-Set/2009 P.9/VI/BPHA/2009 P.14/VI-BIKPHH/2009 Standard Biaya Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Hutan Tanaman Rakyat. Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam rangka Pembangunan Hutan Tanaman. Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pengelolaan Hutan (Dolapkeu-PHP2H). 8 (Delapan) Kebijakan Prioritas Bidang dalam Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. Penetapan Rencana Produksi Kayu Bulat Secara Nasional Periode Tahun 2010 yang berasal dari Pemanfaatan Hutan Produksi Alam yang dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Yang Sah. Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu. Petunjuk Pelaksanaan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) untuk Mempekerjakan Sarjana dan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Pedoman Pelaksanaan Sistem Silvikultur dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Metode Pengukuran dan Tabel Isi Kayu Bulat Rimba Nusantara. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 21

No Jenis Peraturan Nomor Tentang 49 Keputusan Dirjen Bina Produksi SK.221/VI-BPPHH/2009 Pembentukan Pokja Persiapan Implementasi Peraturan Menteri Nomor P.38/Menhut-II/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Penilaian Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak dan Peraturan Dirjen Bina Produksi Nomor P.6/VI-Set/2009 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu. 50 Keputusan Dirjen Bina Produksi SK.235/VI-BPHA/2009 Penetapan Jatah Produksi Kayu Bulat Nasional Periode Tahun 2010 yang Berasal dari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam Yang Sah di setiap Provinsi. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 22

Tabel I.5 REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2005-2009 No Satuan Kerja Anggaran (x Rp 1.000) 2005 Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) 2006 2007 Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) 2008 2009 Realisasi (x Rp 1.000) % Anggaran (x Rp 1.000) Realisasi (x Rp 1.000) % 1 Pusat 154,506,546 95,072,578 61.53 128,893,761 77,012,779 59.75 170,200,864 114,896,873 67.51 139,251,699 92,616,040 66.51 73,964,835 60,248,592 81.46 2 Daerah / UPT 73,073,453 64,357,385 88.07 117,589,203 85,667,068 72.85 101,178,400 75,744,862 74.86 124,755,306 99,707,926 79.92 169,323,717 150,002,360 88.59 Jumlah 227,579,999 159,429,963 70.05 246,482,964 162,679,846 66.00 271,379,264 190,641,734 70.25 264,007,005 192,323,966 72.85 243,288,552 210,250,952 86.42 Sumber : Setditjen BPK (2009). Realisasi Anggaram (%) 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 Grafik Realisasi Anggaran DIPA Ditjen Bina Produksi TA 2005-2009 0.00 2005 2006 2007 Tahun 2008 2009 Anggaran dan Realisasi (xrp 1.000) Grafik Anggaran dan Realisasi DIPA 2005 ########## Ditjen Bina #### Produksi TA 2005-2009 2006 ########## #### 300,000,000 2007 ########## #### 2008 ########## #### 250,000,000 2009 ########## #### 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000-2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Anggaran Realisasi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 23

II. SUMBERDAYA HUTAN II.1. Kawasan Hutan Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu ditetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas, dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk sebagai kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap. Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri dalam bentuk Surat Keputusan Menteri tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Penunjukan kawasan hutan ini disusun berdasarkan hasil paduserasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Tata Guna Hutan Kesepatakan (TGHK). Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang, kawasan hutan dibagi kedalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi, dengan pengertian sebagai berikut : a. Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan Konservasi terdiri dari : Kawasan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM); Kawasan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan Raya (THR), dan Taman Wisata Alam (TWA); dan Taman Buru (TB). b. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. c. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Berdasarkan paduserasi Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), luas kawasan hutan Indonesia seluas 136.559.885 hektar. Paduserasi TGHK-RTRWP merupakan dasar utama dalam Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2009 masih terdapat 3 (tiga) provinsi yang belum selesai proses paduserasi TGHK dan RTRWP-nya, yaitu : Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah, sehingga penghitungan luas kawasan hutannya masih menggunakan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 24

TGHK. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan luas kawasan hutan, baik kawasan hutan tetap maupun kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi. II.2. Hutan Produksi Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang, dijelaskan bahwa Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan Produksi terdiri dari : Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK). Hutan Produksi seluas 81.810.489,69 hektar, dengan luas yang dibebani hak (IUPHHK-HA/RE/HT/HHBK) seluas 34.837.282,04 hektar. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 25

Tabel II.1.1. LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN YANG TELAH DITUNJUK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Surat Keputusan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Nomor Perairan Daratan Jumlah Taman Buru Luas Kawasan Hutan dan Perairan (Ha) Hutan Lindung (HL) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi Tetap (HP) Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK) Total HP (HPT+HP+ HPK) Jumlah Luas Daratan Kawasan Hutan Jumlah Luas Kawasan Hutan dan Perairan 1 Aceh 170/Kpts-II/2000 214,100 772,633 986,733 80,000 1,844,500 37,300 601,280 0 638,580 3,335,713 3,549,813 2 Sumatera Utara 44/Menhut-II/2005 0 468,720 468,720 8,350 1,297,330 879,270 1,035,690 52,760 1,967,720 3,742,120 3,742,120 3 Sumatera Barat 422/Kpts-II/1999 0 846,175 846,175 0 910,533 246,383 407,849 189,346 843,578 2,600,286 2,600,286 4 Riau 173/Kpts-II/1986 0 435,240 435,240 16,000 397,150 1,971,553 1,866,132 4,770,085 8,607,770 9,456,160 9,456,160 1) 5 Kepulauan Riau - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2) 6 Jambi 421/Kpts-II/1999 0 676,120 676,120 0 191,130 340,700 971,490 0 1,312,190 2,179,440 2,179,440 7 Bengkulu 420/Kpts-II/1999 0 419,582 419,582 25,300 252,042 189,075 34,965 0 224,040 920,964 920,964 8 Sumatera Selatan 76/Kpts-II/2001 17,000 662,726 679,726 0 603,793 217,370 1,826,993 431,445 2,475,808 3,742,327 3,759,327 9 Kep. Babel*) 357/Menhut-II/2004 0 34,690 34,690 0 156,730 0 466,090 0 466,090 657,510 657,510 10 Lampung 256/Kpts-II/2000 0 462,030 462,030 0 317,615 33,358 191,732 0 225,090 1,004,735 1,004,735 11 DKI Jakarta 220/Kpts-II/2000 108,000 272 108,272 0 45 0 158 0 158 475 108,475 12 Jawa Barat 195/Kpts-II/2003 0 119,759 119,759 12,420 291,306 190,152 202,965 0 393,117 816,602 816,602 13 Banten - 51,467 112,991 164,458 0 12,359 49,439 26,998 0 76,437 201,787 253,254 3) 14 Jawa Tengah 359/Menhut-II/2004 110,117 16,413 126,530 0 84,430 183,930 362,360 0 546,290 647,133 757,250 15 DI Yogyakarta 171/Kpts-II/2000 0 910 910 0 2,058 0 13,851 0 13,851 16,820 16,820 16 Jawa Timur 417/Kpts-II/1999 0 230,248 230,248 0 315,505 0 811,453 0 811,453 1,357,206 1,357,206 17 Bali 433/Kpts-II/1999 3,415 22,879 26,294 0 95,766 6,719 1,907 0 8,626 127,271 130,686 18 NTB 598/Menhut-II/2009 11,121 168,044 179,165 0 430,485 286,700 150,609 0 437,309 1,035,838 1,046,959 19 NTT 423/Kpts-II/1999 253,922 83,846 337,768 12,562 731,220 197,250 428,360 101,830 727,440 1,555,068 1,808,990 20 Kalimantan Barat 259/Kpts-II/2000 77,000 1,568,580 1,645,580 0 2,307,045 2,445,985 2,265,800 514,350 5,226,135 9,101,760 9,178,760 21 Kalimantan Tengah 59/Kpts/Um/10/1983 0 729,419 729,419 0 800,000 3,400,000 6,068,000 4,302,581 13,770,581 15,300,000 15,300,000 22 Kalimantan Timur 79/Kpts-II/2001 500 2,164,698 2,165,198 0 2,751,702 4,612,965 5,121,688 0 9,734,653 14,651,053 14,651,553 3) 23 Kalimantan Selatan 435/Menhut-II/2009 0 0 0 0 526,425 126,660 762,188 151,424 1,040,272 1,566,697 1,566,697 24 Gorontalo - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2) 25 Sulawesi Utara 452/Kpts-II/1999 89,065 429,065 518,130 0 341,447 552,573 168,108 34,812 755,493 1,526,005 1,615,070 26 Sulawesi Tengah 757/Kpts-II/1999 0 671,248 671,248 5,000 1,489,923 1,476,316 500,589 251,856 2,228,761 4,394,932 4,394,932 27 Sulawesi Selatan 434/Menhut-II/2009 606,804 244,463 851,267 0 1,232,683 494,846 124,024 22,976 641,846 2,118,992 2,725,796 28 Sulawesi Tenggara 454/Kpts-II/1999 81,800 184,269 266,069 8,000 1,061,270 419,244 633,431 212,123 1,264,798 2,518,337 2,600,137 29 Sulawesi Barat 890/Kpts-II/1999 8,458 1,283 9,741 0 677,872 361,775 65,001 79,735 506,511 1,185,666 1,194,124 4) 30 Maluku 415/Kpts-II/1999 118,598 324,747 443,345 0 1,809,634 1,653,625 1,053,171 2,304,932 5,011,728 7,146,109 7,264,707 31 Maluku Utara - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2) 32 Papua 891/Kpts-II/1999 1,678,480 8,025,820 9,704,300 0 10,619,090 2,054,110 10,585,210 9,262,130 21,901,450 40,546,360 42,224,840 33 Papua Barat - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2) 3,429,847 19,876,870 23,306,717 167,632 31,551,088 22,427,298 36,748,092 22,682,385 81,857,776 133,453,366 136,883,213 Sumber : Direktorat Jenderal Planologi diolah lebih lanjut oleh Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Keterangan : 1) Belum ada SK Penunjukan dan data masih berdasarkan TGHK 2) Belum ada SK Penunjukan, data masih bergabung dengan provinsi induk 3) Review SK Penunjukan masih dalam konsep SK dan peta lampirannya 4) Penghitungan ulang secara digital berdasarkan Peta Penunjukan Provinsi Sulawesi Selatan *) Luas Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan SK No.76/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 adalah 4.416.837 ha. Ket Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 26

No Provinsi Tabel II.1.2. LUAS DAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 Hutan Produksi Tetap (HP) Luas Hutan Produksi (ha) Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi Dapat Dikonversi (HPK) Jumlah Hutan Alam IUPHHK-HA Luas Hutan Produksi Yang dibebani Hak (ha) Hutan Tanaman IUPHHK-RE IUPHHK-HTI**) IUPHHBK- HT 1 Aceh 601,280.00 37,300.00 0.00 638,580.00 409,644.00 0 241,170.00 0 811.00 651,625.00 2 Sumatera Utara 1,035,690.00 879,270.00 52,760.00 1,967,720.00 328,803.00 0 479,950.00 0 8,794.00 817,547.00 3 Sumatera Barat 434,538.00 247,385.00 161,655.00 843,578.00 160,590.00 0 50,649.00 0 0 211,239.00 4 Riau 1,866,132.00 1,971,553.00 4,770,085.00 8,607,770.00 318,498.00 0 1,488,086.00 21,620.00 0 1,828,204.00 5 Kepulauan Riau*) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 6 Jambi 971,490.00 340,700.00 0 1,312,190.00 45,825.00 0 602,314.00 0 44.00 648,183.00 7 Bengkulu 34,965.00 182,210.00 0 217,175.00 56,070.00 0 0 0 10,000.00 66,070.00 8 Sumatera Selatan 2,293,083.00 217,370.00 431,445.00 2,941,898.00 56,000.00 52,170.00 1,396,632.00 0 301.50 1,505,103.50 9 Bangka Belitung 466,090.00 0 0 466,090.00 0 0 67,935.00 0 0 67,935.00 10 Lampung 191,732.00 33,358.00 0 225,090.00 0 0 155,654.00 0 0 155,654.00 11 DKI Jakarta 158.35 0 0 158.35 0 0 0 0 0 0.00 12 Jawa Barat 202,965.00 190,152.00 0 393,117.00 0 0 0 0 0 0.00 13 Banten 26,998.00 49,439.00 0 76,437.00 0 0 0 0 0 0.00 14 Jawa Tengah 362,360.00 183,930.00 0 546,290.00 0 0 0 0 0 0.00 15 DI Yogyakarta 13,851.28 0 0 13,851.28 0 0 0 0 84.40 84.40 16 Jawa Timur 811,452.70 0 0 811,452.70 0 0 0 0 0 0.00 17 Bali 1,907.10 6,719.26 0 8,626.36 0 0 0 0 0 0.00 18 NTB 150,609.00 286,700.00 0 437,309.00 0 0 64,780.00 0 198.19 64,978.19 19 NTT 428,360.00 197,250.00 101,830.00 727,440.00 0 0 6,880.00 0 0 6,880.00 20 Kalimantan Barat 2,265,800.00 2,445,985.00 514,350.00 5,226,135.00 1,194,855.00 0 1,541,181.00 0 0 2,736,036.00 21 Kalimantan Tengah 6,068,000.00 3,400,000.00 4,302,581.00 13,770,581.00 4,055,935.00 0 522,860.00 0 1,774.00 4,580,569.00 22 Kalimantan Timur 5,121,688.00 4,612,965.00 0.00 9,734,653.00 6,145,493.00 0 1,409,686.00 0 0 7,555,179.00 23 Kalimantan Selatan 762,188.00 126,660.00 151,424.00 1,040,272.00 279,361.00 0 544,920.00 0 0 824,281.00 24 Sulawesi Utara 168,108.00 552,573.00 34,812.00 755,493.00 60,800.00 0 7,500.00 0 0 68,300.00 25 Gorontalo*) 0 0 0 0 145,000.00 0 0 0 0 145,000.00 26 Sulawesi Tengah 500,589.00 1,476,316.00 251,856.00 2,228,761.00 854,245.00 0 18,700.00 0 0 872,945.00 27 Sulawesi Tenggara 633,431.00 419,244.00 212,123.00 1,264,798.00 385,590.00 0 0 0 4,639.95 390,229.95 28 Sulawesi Selatan 124,024.00 494,846.00 22,976.00 641,846.00 0 0 88,900.00 0 0 88,900.00 29 Sulawesi Barat*) 0 0 0 0 184,285.00 0 13,300.00 0 0 197,585.00 30 Maluku 1,053,171.00 1,653,625.00 2,304,932.00 5,011,728.00 697,195.00 0 71,720.00 0 0 768,915.00 31 Maluku utara*) 0 0 0 0 886,900.00 0 37,873.00 0 5,851.00 930,624.00 32 Papua 10,585,210.00 2,054,110.00 9,262,130.00 21,901,450.00 5,305,988.00 0 376,200.00 0 3,107.00 5,685,295.00 33 Papua Barat*) 0 0 0 0 3,969,920.00 0 0 0 0 3,969,920.00 37,175,870.43 22,059,660.26 22,574,959.00 81,810,489.69 25,540,997.00 52,170.00 9,186,890.00 21,620.00 35,605.04 34,837,282.04 Sumber : Direktorat Jenderal Planologi dan Direktorat BRPHP, Ditjen BPK Keterangan : *) Masih mengacu pada luas kawasan hutan provinsi induk (sebelum pemekaran) **) Terdiri dari IUPHHK-HT SK Definitif dan SK Sementara IUPHHK- HTR Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 27

III. PEMANFAATAN HUTAN ALAM DAN HUTAN TANAMAN III.1. Pemanfaatan Hutan Alam Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemanfaatan Hutan Produksi dilaksanakan melalui pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu, dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK dalam Hutan Alam adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHBK-HA) dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Indonesia, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah IUPHHK-HA sebanyak 304 unit dengan luas areal seluas 25.770.887,00 hektar yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia, sedangkan untuk IUPHHBK-HA tidak ada izin. Areal pemanfaatan kayu pada hutan alam terbanyak tersebar di Provinsi Kalimantan Timur sejumlah 87 unit dengan luas areal seluas 6.183.873,00 hektar. Jatah Potensi Tebangan (JPT) tahun 2009 sebesar 9,1 juta m 3 yang tersebar pada 19 provinsi. JPT terbesar pada Provinsi Kalimantan Timur sebesar 2.450.000 m 3, sedangkan terkecil pada Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu masing-masing sebesar 20.000 m 3. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 28

Izin Peralatan untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Alam atau Kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) atau Hasil Lelang diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.54/Menhut- II/2007 jo P.17/Menhut-II/2008. Sampai tahun 2009 (sampai Bulan Agustus) telah dikeluarkan Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam sebanyak 75 izin. Sejak ditetapkannya Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu, diatur bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IUPH) yang diberikan kepada pemegang izin telah termasuk Izin Pemasukan dan Penggunaan Alat ke dalam kawasan hutan pada areal kerjanya. Jumlah investasi pada IUPHHK-HA sebesar 8,35 trilyun (nilai perolehan) dari 157 unit yang melaporkan investasi kepada Ditjen Bina Produksi dari total 304 unit yang ada. Jumlah IUPHHK-HA yang mendapatkan Sertifikat Mandatory Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHAPL) sampai dengan tahun 2009 sebanyak 123 unit dengan luas 12.230.368 hektar, yang terdiri dari kategori : Sangat Baik sebanyak 1 (satu) unit, Baik sebanyak 26 unit dan sebanyak 96 unit. III.2. Pemanfaatan Hutan Tanaman Industri (HTI) IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam Hutan Tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah Hutan Tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasill hutan. Pemanfaatan hutan produksi dilaksanakan melalui pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan, Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu, Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu, dan Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHBK-HT) dapat diberikan kepada perorangan, koperasi, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Indonesia, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 29

Berdasarkan data sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah IUPHHK-HTI sebanyak 206 unit (SK definitif) dengan areal seluas 8.702.030,00 hektar yang tersebar pada 20 provinsi dan SK Sementara sebanyak 25 unit dengan areal seluas 484.860,00 hektar, sedangkan untuk IUPHHBK-HT terdapat 1 (satu) izin di Provinsi Riau dengan luas 21.620 hektar. Perkembangan pembangunan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) tahun 2009 seluas 245.686 hektar yang tersebar di 10 provinsi, sedangkan luas tanaman kumulatif sampai dengan tahun 2009 seluas 4.424.016 hektar yang tersebar di 20 provinsi. Izin Peralatan Pemanfaatan Hektarsil Hutan Kayu dan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman Industri dalam Hutan Tanaman diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P. 45/Menhut-II/2007 jo P.2/Menhut-II/2008. Sampai tahun 2009 (sampai dengan Bulan Agustus) telah dikeluarkan Izin Peralatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu pada Hutan Tanaman sebanyak 95 izin. Sejak ditetapkannya Permenhut Nomor P.53/Menhut-II/2009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang Pemasukan dan Penggunaan Alat untuk Kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan atau Izin Pemanfaatan Kayu, diatur bahwa Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IUPH) yang diberikan kepada pemegang izin telah termasuk Izin Pemasukan dan Penggunaan Alat ke dalam kawasan hutan pada areal kerjanya dalam rangka pelaksanaan kegiatan. Investasi pada IUPHHK-HTI sebesar 1,67 trilyun (nilai perolehan) dari 44 unit IUPHHK-HTI yang melaporkan investasi kepada Ditjen Bina Produksi. Jumlah IUPHHK-HTI yang telah mendapatkan Sertifikat Pengelolaan Hutan Tanaman Produksi Lestari (PHTPL) sampai dengan tahun 2009 sebanyak 61 unit dengan areal seluas 3.585.237 hektar, yang terdiri dari kriteria : Baik sebanyak 15 unit dan sebanyak 46 unit. III.3. Pemanfaatan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 30

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Rakyat dalam Hutan Tanaman yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTR adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. Tata Cara Permohonan IUPHHK-HTR diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.23/Menhut-II/2007 jo P.5/Menhut-II/2008. Sampai dengan Bulan Desember 2009 telah terealisasi pencadangan areal untuk HTR oleh Menteri seluas 383.402,73 hektar, sedangkan IUPHHK-HTR telah dikeluarkan 14 izin oleh Bupati dengan luas 35.575,04 hektar. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 31

Tabel III.1.1. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HA TAHUN 1989-2009 No Tahun Jumlah (Unit) Luas Areal (Juta Ha) 700 600 Grafik Perkembangan Jumlah IUPHHK-HA Tahun 1989-2009 1 1989/1990 557 58.88 2 1992/1993 580 61.38 3 1993/1994 575 61.70 4 1994/1995 487 56.17 Jumlah (Unit) 500 400 300 200 100 0 5 1995/1996 487 56.17 6 1996/1997 447 54.09 7 1997/1998 427 52.28 1989/1990 1992/1993 1993/1994 1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 8 1998/1999 420 51.58 9 1999/2000 387 41.84 10 2000 362 39.16 11 2001 351 36.42 12 2002 270 28.08 13 2003 267 27.80 14 2004 287 27.82 Luas (Juta Ha) 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 Grafik Perkembangan Luas Areal IUPHHK-HA Tahun 1989-2009 15 2005 285 27.72 16 2006 322 28.78 17 2007 324 28.27 18 2008 308 26.16 10.00 0.00 1989/1990 1992/1993 1993/1994 1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 19 2009 304 25.77 Tahun Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Drektorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 32

Tabel III.1.2. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HA PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 IUPHHK-HA (SK Definitif) No Provinsi Swasta Murni BUMN Penyertaan Saham Patungan Total Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) 1 Aceh 4 224,000 0 0 3 185,644 0 0 7 409,644 2 Sumatera Utara 5 288,193 0 0 1 40,610 0 0 6 328,803 3 Sumatera Barat 4 194,290 0 0 0 0 0 0 4 194,290 4 Riau 1 44,595 0 0 4 227,823 1 45,990 6 318,408 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 2 45,825 0 0 0 0 0 0 2 45,825 7 Sumatera Selatan 2 108,170 0 0 0 0 0 0 2 108,170 8 Bengkulu 2 56,070 0 0 0 0 0 0 2 56,070 9 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 14 581,470 0 0 10 614,100 0 0 24 1,195,570 21 Kalimantan Tengah 21 1,413,970 0 0 32 2,301,700 5 370,635 58 4,086,305 22 Kalimantan Selatan 1 15,540 1 40,950 3 222,931 0 0 5 279,421 23 Kalimantan Timur 50 3,473,086 10 796,230 26 1,696,182 1 218,375 87 6,183,873 24 Sulawesi Utara 2 60,800 0 0 0 0 0 0 2 60,800 25 Gorontalo 3 145,000 0 0 0 0 0 0 3 145,000 26 Sulawesi Tengah 11 708,330 0 0 2 145,915 0 0 13 854,245 27 Sulawesi Tenggara 3 385,590 0 0 0 0 0 0 3 385,590 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 3 165,605 1 48,640 0 0 0 0 4 214,245 30 Maluku 9 485,305 0 0 1 63,440 1 148,450 11 697,195 31 Maluku Utara 15 718,221 0 0 1 86,599 0 0 16 804,820 32 Papua 26 4,839,333 0 0 1 677,310 0 0 27 5,516,643 33 Papua Barat 22 3,885,970 0 0 0 0 0 0 22 3,885,970 Total 200 17,839,363 12 885,820 84 6,262,254 8 783,450 304 25,770,887 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 33

Tabel III.1.3. PENETAPAN JATAH PRODUKSI TAHUNAN KAYU BULAT NASIONAL DAN PERUBAHANNYA YANG BERASAL DARI IUPHHK-HA TAHUN 2005-2009 JPT Per Tahun (m3) 2005 2006 2007 2008 2009 Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen Kep.Menhut Kep.Dirjen No Provinsi SK.207/ SK.207/ SK.414/ SK.388/ SK.400/ SK.195/VI- SK.252/VI- SK.268/VI- SK.173/VI- SK.255/VI- SK.289/VI- SK.432/VI- Menhut-II/ Menhut- Menhut- Menhut- Menhut- BPHA/ 2004 BPHA/ 2004 BPHA/ 2006 BPHA/ 2006 BPHA/ 2006 BPHA/ 2007 BPHA/ 2008 2004 II/2004 IV/2006 VI/2007 II/2008 1 Aceh 47,500 47,500 500,000 500,000 500,000 35,000 35,000 2 Sumatera Utara 71,250 74,304 103,350 129,844 100,000 75,000 75,000 3 Sumatera Barat 98,570 98,570 204,400 204,400 106,000 125,000 180,000 4 Riau 241,250 241,250 300,700 300,700 185,000 150,000 175,000 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 120,650 120,650 74,130 80,817 70,000 60,000 50,000 7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 0 20,000 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 33,531 36,630 36,630 35,000 0 20,000 10 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 28,500 33,800 33,800 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 318,250.0 340,019 365,750 390,279 380,000 525,000 520,000 21 Kalimantan Tengah 1,045,000 1,089,896 822,000 858,120 1,850,000 1,850,000 2,030,000 22 Kalimantan Selatan 57,000 57,000 52,200 52,200 65,000 65,000 65,000 23 Kalimantan Timur 1,477,250 1,531,023 2,440,700 2,582,230 2,350,000 2,425,000 2,450,000 24 Sulawesi Utara 31,350 31,350 25,200 25,200 20,000 30,000 40,000 25 Gorontalo 76,000 83,992 25,650 25,650 85,000 85,000 75,000 26 Sulawesi Tengah 142,500 174,268 229,600 229,600 145,000 145,000 125,000 27 Sulawesi Tenggara 9,500 9,500 0 0 0 90,000 75,000 28 Sulawesi Selatan 0 85,500 149,160 149,160 180,000 0 0 29 Sulawesi Barat 85,500 0 0 0 0 125,000 90,000 30 Maluku 140,000 142,482 287,250 287,250 300,000 325,000 300,000 31 Maluku Utara 170,000 220,000 264,100 264,100 310,000 325,000 350,000 32 Papua 618,000 657,000 825,350 825,350 980,000 1,230,000 1,225,000 33 Papua Barat 707,000 560,500 1,412,280 1,477,600 1,439,000 1,435,000 1,200,000 Jumlah 5,456,570 5,456,570 5,626,835 8,152,250 8,152,250 8,452,930 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 9,100,000 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 34

Tabel III.1.4. REKAPITULASI PERIZINAN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PADA IUPHHK-HA TAHUN 2009 No Provinsi Keterangan I II III IV Jumlah 1 Aceh 7 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 6 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 4 1 2 0 0 3 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 4 Riau 6 1 0 0 0 1 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 2 0 0 0 0 0 7 Sumatera Selatan 2 0 0 0 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 2 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 24 7 3 1 0 11 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 21 Kalimantan Tengah 58 3 9 1 0 13 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 22 Kalimantan Selatan 5 0 2 0 0 2 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 23 Kalimantan Timur 87 10 10 6 2 28 2 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.53/Menhut-II/2009 24 Sulawesi Utara 2 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 3 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 13 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 3 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 4 0 0 0 0 0 30 Maluku 11 1 1 0 0 2 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 31 Maluku Utara 16 1 0 0 0 1 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 32 Papua 27 0 2 3 0 5 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 33 Papua Barat 22 2 6 1 0 9 Izin terbit sesuai Permenhut No. P.54/Menhut-II/2007 Jumlah 304 26 35 12 2 75 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Jumlah IUPHHK-HA (Unit) Jumlah Pengesahan Izin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Per Triwulan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 35

Tabel III.1.5. REKAPITULASI NILAI INVESTASI IUPHHK-HA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2005-2009 No Tahun Jumlah IUPHHK-HA Yang Lapor Nilai Perolehan (Juta Rp) Nilai Buku (Juta Rp) Total Asset (Juta Rp) 1 2005 153 7,799,092.6 3,580,396.9 15,106,281.5 2 2006 154 5,261,655.0 2,747,300.5 14,779,780.7 3 2007 151 7,735,561.2 3,955,351.7 17,307,758.1 4 2008 152 7,773,625.4 2,778,354.3 9,533,413.1 5 2009 157 8,357,073.9 3,144,372.7 12,157,398.8 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Grafik Perkembangan Investasi (Nilai Perolehan) IUPHHK-HA Tahun 2005-2009 Investasi (Juta Rp) 10,000,000.0 8,000,000.0 6,000,000.0 4,000,000.0 2,000,000.0 0.0 2005 2006 Tahun 2007 2008 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 36

Tabel III.1.6. NILAI INVESTASI IUPHHK-HA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HA Yang Lapor Nilai Perolehan (Rp) Nilai Buku (Rp) Total Asset (Rp) 1 Aceh 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 3 37,465,731,746 5,231,763,229 22,679,969,924 3 Sumatera Barat 2 53,335,893,786 38,576,234,316 119,229,206,318 4 Riau 6 124,637,207,322 18,452,605,047 308,494,901,152 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 6 Jambi 1 10,299,489,509 5,613,434,924 7,936,675,955 7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 10 480,199,178,931 155,849,175,402 1,098,052,482,816 21 Kalimantan Tengah 37 1,906,628,740,818 735,687,609,596 2,549,512,932,048 22 Kalimantan Selatan 3 65,028,258,298 6,815,998,037 181,622,457,699 23 Kalimantan Timur 45 3,070,533,937,392 1,227,809,911,459 3,358,388,942,168 24 Sulawesi Utara 1 5,169,496,093 817,043,116 3,261,716,748 25 Gorontalo 2 953,479,620,562 244,765,668,714 1,765,243,282,795 26 Sulawesi Tengah 8 104,915,385,378 26,131,254,289 81,739,578,204 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 2 62,637,382,086 13,351,813,567 68,271,206,237 30 Maluku 3 79,395,057,877 30,299,128,612 100,248,585,573 31 Maluku Utara 7 109,735,716,262 60,046,355,796 141,166,768,637 32 Papua 13 960,140,815,350 468,144,976,699 1,644,785,753,036 33 Papua Barat 14 333,472,029,417 106,779,758,376 706,764,379,127 Jumlah 157 8,357,073,940,827 3,144,372,731,179 12,157,398,838,437 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 37

Tabel III.1.7 REKAPITULASI IUPHHK-HA YANG MENDAPATKAN SERTIFIKAT MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI (PHAPL) PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Luas (Ha) Sertifikat Mandatory (Unit) Sangat Baik Baik Jumlah 1 Aceh 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 57,680 0 0 2 2 4 Riau 50,620 0 0 1 1 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 122,239 0 1 1 2 7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 18 NTB 0 0 0 0 0 19 NTT 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 492,550 0 3 3 6 21 Kalimantan Tengah 3,139,122 0 8 24 32 22 Kalimantan Selatan 87,241 0 0 1 1 23 Kalimantan Timur 3,762,077 1 8 36 45 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tengah 98,000 0 0 1 1 28 Sulawesi Tenggara 48,140 0 0 1 1 29 Sulawesi Barat 48,640 0 0 1 1 30 Maluku 441,260 0 0 5 5 31 Maluku Utara 682,109 0 4 6 10 32 Papua 1,391,800 0 0 7 7 33 Papua Barat 1,808,890 0 2 7 9 Jumlah 12,230,368 1 26 96 123 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 38

Tabel III.1.8 DAFTAR IUPHHK-HA YANG MENDAPATKAN SERTIFIKAT MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI (PHAPL) SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan I. 1 2 Provinsi Sumatera Barat PT. Andalas Merapi Timber S.205/Menhut-VI/2005 28,840 82/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 12 April 2005 PT. Andalas Merapi Timber ST.04/Menhut-VI/2009 28,840 82/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 18 Pebruari 2009 11 April 2008 17 Pebruari 2012 2 Jumlah 57,680 II. 1 Provinsi Riau PT. The Best One Uni Timber S.212/Menhut-VI/2005 50,620 38/Kpts-II/2001 / 15 Pebruari 2001 12 April 2005 11 April 2008 1 Jumlah 50,620 Peringkat Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak III. Provinsi Jambi 1 PT. Asia Log S.203/Menhut-VI/2005 61,239 11 April 2008 Baik 674/Kpts-II/1997 / 10 Oktober 1997 12 April 2005 PT. Putra Duta Indah Wood S.222/Menhut-VI/2005 2 61,000 11 April 2008 178/Kpts-IV/1988 / 21 Maret 1988 12 April 2005 2 Jumlah 122,239 IV. 1 2 3 4 5 Provinsi Kalimantan Barat PT. Suka Jaya Makmur S.173/Menhut-VI/2004 171,300 106/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 27 Mei 2004 PT. Wanasokan Haslindo S.514/Menhut-VI/2006 49,000 265/KPts-II/2000 / 25 Agustus 2000 8 Agustus 2006 PT. Karunia Hutan Lestari KT.02/Menhut-VI/2007 41,700 938/Kpts-IV/1999 / 14 Oktober 1999 13 April 2007 PT. Batasan ST.18/Menhut-IV/2008 49,150 416/Menhut-II/2004 / 19 Oktober 2004 13 Pebruari 2008 PT. Suka Jaya Makmur ST.10/Menhut-VI/2009 171,300 106/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 18 Pebruari 2009 26 Mei 2007 7 Agustus 2009 12 April 2010 12 Pebruari 2011 17 Pebruari 2012 Baik Baik Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 39

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat 6 PT. Bina Ovivipari Semesta ST.14/Menhut-VI/2009 10,100 SK.68/Menhut-II/2006 / 27 Maret 2006 18 Pebruari 2009 17 Pebruari 2012 Baik 6 Jumlah 492,550 V. Provinsi Kalimantan Tengah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 PT. Austral Byna S.168/Menhut-VI/2004 294,600 124/Kpts-II/1993 / 27 Pebruari 1993 27 Mei 2004 PT. Sari Bumi Kusuma (Blok Seruyan) S.169/Menhut-VI/2004 147,600 201/Kpts-II/1998 / 27 Pebruari 1998 27 Mei 2004 PT. Dasa Intiga S.213/Menhut-VI/2005 170,100 77/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 12 April 2005 PT. Carus Indonesia S. 215/Menhut-VI/2005 72,170 94/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 12 April 2005 PT. Karda Traders S. 214/Menhut-VI/2005 98,400 76/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 12 April 2005 PT. Gunung Meranti S.219/Menhut-VI/2005 95,265 941/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 PT. Rinanda Inti Lestari S.204/Menhut-VI/2005 30,160 103/Kpts-II/2001 / 15 Maret 2001 12 April 2005 PT. Yakin Timber Jaya S.217/Menhut-VI/2005 29,126 102/Kpts-II/2000 / 26 Desember 2000 12 April 2005 PT. Erna Djuliawati S.503/Menhut-VI/2006 184,206 15/Kpts-IV/1999 / 18 Januari 1999 8 Agustus 2006 PT. Gaung Satyagraha Agrindo S.516/Menhut-VI/2006 49,750 102/Kpts-II/2001 / 15 Maret 2001 8 Agustus 2006 PT. Hutanindo Lestari Jaya S.515/Menhut-VI/2006 98,000 15/Kpts-II/2001 / 26 Januari 2001 8 Agustus 2006 PT. Sarmiento Parakantja Timber S.511/Menhut-VI/2006 216,580 SK. 266/Menhut-II/2004 / 21 Juli 2004 8 Agustus 2006 PT. Central Kalimantan Abadi S.513/ Menhut-VI/2006 40,650 10/Kpts-II/2000 / 27 Nopember 2000 8 Agustus 2006 PT. Indexim Utama Corporation KT.09/ Menhut-VI/2007 52,480 806/Kpts-VI/1999 / 30 September 1999 13 April 2007 PT. Akhates Plywood KT.12/ Menhut-VI/2007 112,000 389/Kpts-II/1989 / 2 Agustus 1989 13 April 2007 26 Mei 2007 26 Mei 2007 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 12 April 2010 12 April 2010 Baik Baik Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 40

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 PT. Karda Traders ST.17/Menhut-VI/2009 98,400 76/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 18 Pebruari 2009 PT. Hutan Mulia ST.04/Menhut-VI/2008 51,000 265/Menhut-II/2004 / 21 Juli 2004 13 Pebruari 2008 PT. Dwima Jaya Utama ST.05/Menhut-VI/2008 123,700 267/Menhut-II/2004 / 21 Juli 2004 13 Pebruari 2008 PT. Sari Bumi Kusuma (Blok Delang) ST.14/Menhut-VI/2008 60,700 210/Kpts-IV/1998 / 27 Pebruari 1998 13 Pebruari 2008 PT. Dasa Intiga ST.48/Menhut-VI/2008 129,100 77/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 30 Desember 2008 PT. Austral Byna ST.03/Menhut-VI/2009 294,600 142/Kpts-II/1993 / 27 Pebruari 1993 18 Pebruari 2009 PT. Anugerah Alam Barito ST.06/Menhut-VI/2009 39,500 SK.191/Menhut-II/2006 / 24 Mei 2006 18 Pebruari 2009 PT. Kayu Tribuana Rama ST.07/Menhut-VI/2009 98,765 1002/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 18 Pebruari 2009 PT. Intrago Jaya Intiga ST.08/Menhut-VI/2009 51,040 SK.398/Menhut-II/2005 / 18 Oktober 2005 18 Pebruari 2009 PT. Carus Indonesia ST.09/Menhut-VI/2009 72,170 94/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 18 Pebruari 2009 PT. Lestari Damai Indah Timber ST.26/Menhut-VI/2009 10,945 SK.133/Menhut-II/2006 / 11 Mei 2006 18 Pebruari 2009 PT. Sarana Piranti Utama ST.27/Menhut-VI/2009 49,700 104/Kpts-II/2001 / 15 Maret 2001 18 Pebruari 2009 17 Pebruari 2012 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 29 Desember 2011 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 Baik Baik Baik Baik dan SK.521/Menhut-II/2006 / 30 Nov 2006 dan SK.430/Menhut-II/2006 / 29 Agust 2006 PT. Amprah Mitra Jaya PT. Fitamaya Asmapara ST.67/Menhut-VI/2009 ST.65/Menhut-VI/2009 28 29 SK.415/Menhut-II/2004 / 19 Oktober 2004 991/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 77,700 43,880 5 Agustus 2009 5 Agustus 2009 4 Agustus 2012 4 Agustus 2012 Baik 30 31 PT. Berkat Cahaya Timber ST.66/Menhut-VI/2009 124,940 114/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 5 Agustus 2009 PT. Sindo Lumber ST.63/Menhut-VI/2009 76,925 605/Kpts-II/1993 / 7 Oktober 1993 5 Agustus 2009 4 Agustus 2012 4 Agustus 2012 Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 41

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat PT. Graha Sentosa Permai ST.69/Menhut-VI/2009 32 44,970 4 Agustus 2012 Baik 381/Menhut-II/2005 / 9 November 2005 5 Agustus 2009 32 Jumlah 3,139,122 VI. 1 Provinsi Kalimantan Selatan PT. Aya Yayang Indonesia S.510/Menhut-VI/2006 87,241 840/Kpts-VI/1999 / 6 Oktober 1999 8 Agustus 2006 7 Agustus 2009 1 Jumlah 87,241 VII. 1 Provinsi Kalimantan Timur PT. Dharma Satya Nusantara S.170/Menhut-VI/2004 100,000 240/Kpts-IV/1985 / 4 September 1985 27 Mei 2004 26 Mei 2007 dan 365/Kpts-II/1993 / 17 Juli 1993 PT. Sumalindo Lestari Jaya II S.172/Menhut-VI/2004 2 908/Kpts/Um/10/1981 / 27 Oktober 1981 272,500 27 Mei 2004 26 Mei 2007 Sangat Baik 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 PT. Sima Agung S.210/Menhut-VI/2005 46,000 110/Kpts-II/1995 / 21 Februari 1995 12 April 2005 PT. Daisy Timber S.221/ Menhut-VI/2005 35,886 113/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 12 April 2005 PT. Balikpapan Forest Indonesia S.218/Menhut-VI/2005 174,600 60/Kpts-II/1995 / 26 Januari 1995 12 April 2005 PT. Aditya Kirana Mandiri S.211/ Menhut-VI/2005 42,700 862/Kpts-VI/1999 / 12 Oktober 1999 12 April 2005 PT. Karya Lestari S.216/ Menhut-VI/2005 49,123 846/Kpts-VI/1999 / 8 Oktober 1999 12 April 2005 PT. ITCI Kartika Utama S.504/ Menhut-VI/2006 262,573 542/Kpts-II/1995 / 6 Oktober 1995 8 Agustus 2006 PT. Indowana Arga Timber S.505/ Menhut-VI/2006 47,800 211/Kpts-II/1996 / 7 Mei 1996 8 Agustus 2006 PT. Narkata Rimba S.508/ Menhut-VI/2006. 68,000 663/Kpts-II/1990 / 13 Oktober 1990 8 Agustus 2006 PT. Timber Dana S.507/ Menhut-VI/2006. 76,340 80/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 8 Agustus 2006 PT. Kedung Madu Tropical Wood S.517/Menhut-VI/2006 71,000 147/Kpts-IV/1988 / 17 Maret 1988 8 Agustus 2006 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 11 April 2008 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 42

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 PT. Belayan River Timber KT.03/ Menhut-VI/2007. 97,500 853/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 13 April 2007 PT. Amindo Wana Persada KT.04/ Menhut-VI/2007. 43,680 940/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 13 April 2007 PT. Gunung Gajah Abadi KT.05/ Menhut-VI/2007. 81,000 261/Kpts-II/1997 / 19 Mei 1997 13 April 2007 PT. Telaga Mas Kalimantan Company KT.06/ Menhut-VI/2007. 124,675 393/Kpts-IV/1994 / 27 Februari 1994 13 April 2007 PT. Segara Indochem KT.07/ Menhut-VI/2007. 85,725 990/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 13 April 2007 PT. Intertropic Aditama KT.08/ Menhut-VI/2007. 46,230 SK.161/Menhut-II/2005 / 7 Juni 2005 13 April 2007 PT. Sumalindo Lestari Jaya IV KT.10/ Menhut-VI/2007. 100,000 497/Kpts-II/1992 / 1 Juni 1992 13 April 2007 PT. Mardhika Insan Mulia KT.13/ Menhut-VI/2007 46,080 1003/Kpts-VI/1999 / 14 Oktober 1999 13 April 2007 PT. Kemakmuran Berkah Timber ST.01/ Menhut-VI/2008 72,000 378/Kpts-IV/1987 / 1 Desember 1987 13 Pebruari 2008 PT. Ratah Timber ST.02/ Menhut-VI/2008 97,690 95/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 13 Pebruari 2008 PT. Rodamas Timber ST.03/ Menhut-VI/2008 99,520 96/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 13 Pebruari 2008 KUD Beringin Mulya ST.09/ Menhut-VI/2008 23,635 845/Kpts-VI/1999 / 7 Oktober 1999 13 Pebruari 2008 PT. Barito Nusantara Indah ST.10/ Menhut-VI/2008 95,000 205/Kpts-II/1989 / 2 Mei 1989 13 Pebruari 2008 PT. Inhutani II (Sub Unit Malinau) ST.11/ Menhut-VI/2008 48,300 64/Kpts-II/1991 / 31 Januari 1991 13 Pebruari 2008 PT. ITCI Kayan Hutani ST.12/ Menhut-VI/2008 218,375 107/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 13 Pebruari 2008 PT. Meranti Sakti Indonesia II ST.13/ Menhut-VI/2008 46,200 87/Kpts-II/2001 / 15 Maret 2001 13 Pebruari 2008 PT. Mutiara Kalja Permai ST.45/ Menhut-VI/2008 56,000 386/Kpts-II/1989 / 2 Agustus 1989 30 Desember 2008 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 April 2010 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 29 Desember 2011 Baik Baik Baik Keterangan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 43

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 PT. Balikpapan Forest Indonesia ST.46/ Menhut-VI/2008 174,600 60/Kpts-II/1995 / 26 Januari 1995 30 Desember 2008 PT. Karya Jaya Parakawan ST.47/ Menhut-VI/2008 40,000 388/Kpts-II/1989 / 2 Agustus 1989 30 Desember 2008 KSU Meranti Tumbuh Indah ST.15/ Menhut-VI/2009 15,080 SK.204/Menhut-II/2006 / 8 Juni 2006 18 Pebruari 2009 PT. Karya Wijaya Sukses ST.16/ Menhut-VI/2009 22,320 SK.192/Menhut-II/2006 / 24 Mei 2006 18 Pebruari 2009 PT. Hanurata Coy Ltd (Blok B Manubar) ST.18/ Menhut-VI/2009 95,700 265/Kpts-II/1998 / 27 Pebruari 1998 18 Pebruari 2009 PT. Hanurata Coy Ltd (Blok A Kelolokan) ST.19/ Menhut-VI/2009 48,300 265/Kpts-II/1998 / 27 Pebruari 1998 18 Pebruari 2009 PT. Rimba Sempana Makmur ST.20/ Menhut-VI/2009 27,425 SK.73/Menhut-II/2006 / 4 April 2006 18 Pebruari 2009 PT. Rizqi Kacida Reana ST.21/ Menhut-VI/2009 29,350 SK.354/Menhut-II/2006 / 15 Juni 2006 18 Pebruari 2009 PT. Greaty Sukses Abadi ST.22/ Menhut-VI/2009 31,080 SK.67/Menhut-II/2006 / 27 Maret 2006 18 Pebruari 2009 PT. Utama Damai Indah Timbar ST.23/ Menhut-VI/2009 49,250 SK.52/Menhut-II/2005 / 23 Pebruari 2005 18 Pebruari 2009 PT. Civika Wana Lestari ST.24/ Menhut-VI/2009 53,000 843/Kpts-II/1999 / 7 Oktober 1999 18 Pebruari 2009 PT. Inhutani I (UMH Segah Hulu) ST.25/ Menhut-VI/2009 54,230 SK.44/Menhut-II/2006 / 2 Maret 2006 18 Pebruari 2009 PT. Inhutani I (UMH Sambarata) ST.05/ Menhut-VI/2009 106,020 SK.195/Menhut-II/2006 / 1 Juni 2006 18 Pebruari 2009 PT. Wana Adiprima Mandiri ST.55/ Menhut-VI/2009 33,090 SK.196/Menhut-II/2006 / 1 Juni 2006 23 Juni 2009 PT. Sarana Trirasa Bhakti ST.01/ Menhut-VI/2009 41,000 20/Kpts-II/1990 / 10 Januari 1990 18 Pebruari 2009 PT. ITCI Kartika Utama ST.64/ Menhut-VI/2009 262,500 149/Kpts-II/1993 / 27 Pebruari 1993 5 Agustus 2009 PT. Triwirasta Bharata ST.68/ Menhut-VI/2009 51,000 37/Kpts-II/1990 / 22 Januari 1990 5 Agustus 2009 29 Desember 2011 29 Desember 2011 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 22 Juni 2012 17 Pebruari 2012 4 Agustus 2012 4 Agustus 2012 Baik Baik Baik Baik Baik 45 Jumlah 3,762,077 Keterangan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 44

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat VIII. 1 Provinsi Sulawesi Tengah PT. Tri Tunggal Eboni S.209/Menhut-VI/2005 98,000 98/Kpts-II/2000 / 22 Desember 2000 12 April 2005 11 April 2008 1 Jumlah 98,000 IX. 1 Provinsi Sulawesi Tenggara PT. Mija Raya Sembada ST.60/Menhut-VI/2009 48,140 SK.411/Menhut-II/2006 / 28 Juli 2006 5 Agustus 2009 4 Agustus 2012 1 Jumlah 48,140 X. 1 Provinsi Sulawesi Barat PT. Inhutani I (Unit Mamuju) ST.08/Menhut-VI/2008 48,640 350/Menhut-II/1996 / 5 Juli 1996 13 Pebruari 2008 12 Pebruari 2011 1 Jumlah 48,640 XI. Provinsi Maluku 1 2 3 4 5 PT. Gema Hutan Lestari S.207/ Menhut-VI/2005 148,450 951/Kpts-II/1999 / 14 Oktober 1999 12 April 2005 PD. Panca Karya S.512/ Menhut-VI/2006. 63,440 117/Kpts-II/2000 / 29 Desember 2000 8 Agustus 2006 PT. Wana Potensi Nusa KT.14/ Menhut-VI/2007 41,000 541/Kpts-II/1994 / 24 Nopember 1994 13 April 2007 PT. Nusa Padma Corp. ST.11/ Menhut-VI/2009 39,920 94/Menhut-II/2005 / 12 April 2005 18 Pebruari 2009 PT. Gema Hutan Lestari ST.12/ Menhut-VI/2009 148,450 951/Kpts-II/1999 / 14 Oktober 1999 18 Pebruari 2009 11 April 2008 7 Agustus 2009 12 April 2010 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 6 Jumlah 441,260 XII. Provinsi Maluku Utara 1 PT. Taliabu Luna Timber S.509/Menhut-VI/2006 57,100 426/Kpts-II/1994 / 28 September 1994 8 Agustus 2006 7 Agustus 2009 PT. Tunggal Agathis Timber Wood Industries KT.11/ Menhut-VI/2007 2 Unit II (TAIWI Unit II) 42,300 12 April 2010 394/Kpts-II/1992 / 22 April 1992 13 April 2007 3 PT. Telaga Bhakti Persada S.206/ Menhut-VI/2005 85,000 142/Kpts-II/1989 / 28 Maret 1989 12 April 2005 11 April 2008 Baik Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 45

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) 4 5 6 7 8 9 10 PT. Wana Kencana Sejati ST.06/Menhut-VI/2008 47,410 95/Menhut-II/2005 / 12 April 2005 13 Pebruari 2008 PT. TAIWI Unit I ST.15/Menhut-VI/2008 125,000 244/Kpts-II/1989 / 9 Nopember 1989 13 Pebruari 2008 PT. Nusa Niwe Indah ST.16/Menhut-VI/2008 73,500 401/Menhut-II/2004 / 18 Oktober 2004 13 Pebruari 2008 PT. Telaga Bhakti Persada ST.49/Menhut-VI/2008 85,000 142/Kpts-II/1989 / 28 Maret 1989 30 Desember 2008 PT. Nusa Padma Corp. ST.02/Menhut-VI/2009 55,770 464/Kpts-II/1989 / 12 September 1989 18 Pebruari 2009 PT. Tunas Pusaka Mandiri ST.13/Menhut-VI/2009 24,430 SK.351/Menhut-II/2006 / 12 Mei 2006 18 Pebruari 2009 PT. Poleko Yubarsons Trading Coy ST.62/Menhut-VI/2009 86,599 962/Kpts-II/1999 / 14 Oktober 1999 5 Agustus 2009 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 29 Desember 2011 17 Pebruari 2012 17 Pebruari 2012 4 Agustus 2012 Baik Baik Baik 10 Jumlah 682,109 XIII. Provinsi Papua 1 2 3 4 5 6 PT. Agoda Rimba Irian S.171/Menhut-VI/2004 155,000 759/Kpts-II/1989 / 16 Desember 1989 27 Mei 2004 PT. Tunas Sawaerma S.208/Menhut-VI/2005 244,850 742/Kpts-II/1996 / 25 Nopember 1996 12 April 2005 PT. Bina Balantak Utama S.506/ Menhut-VI/2006 325,300 40/Kpts-II/1991 / 16 Januari 1991 8 Agustus 2006 PT. Bintuni Utama Murni Wood Industries S.518/Menhut-VI/2006 137,000 174/Kpts-IV/1988 / 21 Maret 1988 8 Agustus 2006 PT. Diadyani Timber ST.17/Menhut-VI/2008 190,000 191/Kpts-IV/1988 / 23 Maret 1988 13 Pebruari 2008 PT. Tunas Sawaerma ST.50/Menhut-VI/2008 244,850 742/Kpts-II/1996 / 25 Nopember 1996 30 Desember 2008 26 Mei 2007 11 April 2008 7 Agustus 2009 7 Agustus 2009 12 Pebruari 2011 29 Desember 2011 PT. Mondialindo Setya Pratama ST.61/Menhut-VI/2009 7 SK.466/Menhut-II/2006 / 19 September 2006 94,800 5 Agustus 2009 4 Agustus 2012 7 Jumlah 1,391,800 Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat Keterangan Sertifikat Tidak Sertifikat Tidak Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 46

No Provinsi Nama IUPHHK-HA (Nomor SK dan Tanggal) Luas (ha) Nomor Sertifikat Mandatory sampai dengan Peringkat XIV. 1 2 3 4 5 6 Provinsi Papua Barat PT. Yotefa Sarana Timber S.220/Menhut-VI/2005 182,000 811/Kpts-II/1991 / 30 Oktober 1991 12 April 2005 PT. Kaltim Hutama ST.07/Menhut-VI/2008 155,000 279/Menhut-II/1988 / 21 Maret 1988 13 Pebruari 2008 PT. Wukirasari ST.19/Menhut-VI/2008 150,000 396/Kpts-II/1990 / 6 Agustus 1990 13 Pebruari 2008 PT. Intimpura Timber ST.51/Menhut-VI/2008 333,000 069/Kpts-II/1989 / 6 Pebruari 1989 30 Desember 2008 PT. Arfak Indra ST.52/Menhut-VI/2008 153,000 553/Kpts-II/1989 / 25 Oktober 1989 30 Desember 2008 PT. Multi Wahana Wijaya ST.53/Menhut-VI/2008 139,000 534/Kpts-II/1991 / 14 Agustus 1991 30 Desember 2008 11 April 2008 12 Pebruari 2011 12 Pebruari 2011 29 Desember 2011 29 Desember 2011 29 Desember 2011 Baik Baik ST.28/Menhut-VI/2009 7 PT. Hanura Coy Ltd.( Salawati, Fakfak, 51,600 18 Pebruari 2009 Kumawa dan Kamrau) Unit I Salawati 17 Pebruari 2012 81/Kpts-II/1994 / 25 Pebruari 1994 ST.29/Menhut-VI/2009 80,600 18 Pebruari 2009 Unit II A Fakfak ST.30/Menhut-VI/2009 17 Pebruari 2012 18 Pebruari 2009 209,670 Unit III Teluk Kamrau/Kaimana ST.31/Menhut-VI/2009 17 Pebruari 2012 75,200 18 Pebruari 2009 Unit II B Peg. Kumawa 17 Pebruari 2012 8 9 PT. Mancaraya Agro Mandiri ST.32/Menhut-VI/2009 97,820 55/Menhut-II/2006 / 14 Maret 2006 18 Pebruari 2009 PT. Yotefa Sarana Timber ST.59/Menhut-VI/2009 182,000 811/Kpts-II/1991 / 3 Oktober 1991 5 Agustus 2009 17 Pebruari 2012 4 Agustus 2012 9 Jumlah 1,808,890 Keterangan Sertifikat Tidak 123 Jumlah Total (I-XIV) 12,230,368 Sumber : Direktorat BPHA, Ditjen Bina Produksi Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 47

Tabel III.2.1. REKAPITULASI JUMLAH IUPHHK-HTI TAHUN 1989-2009 Grafik Perkembangan Jumlah IUPHHK-HTI Tahun 1989-2009 No Tahun Jumlah (Unit) SK Definitif Luas (Ha) 1 1989 1 30,000.00 2 1990 1 30,000.00 3 1991 1 30,000.00 4 1992 2 83,083.00 5 1993 2 83,083.00 6 1994 2 83,083.00 7 1995 5 114,013.00 8 1996 27 2,010,268.00 9 1997 63 3,035,809.00 10 1998 94 4,245,881.00 11 1999 98 4,396,741.00 12 2000 100 4,501,375.00 13 2001 102 4,578,697.00 14 2002 91 3,523,256.00 15 2003 94 3,804,912.00 16 2004 112 5,910,295.00 17 2005 115 5,967,410.00 18 2006 133 6,467,515.00 19 2007 162 7,087,812.00 20 2008 165 7,154,832.00 21 2009*) 206 8,673,016.00 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau, jumlah unitnya dihitung di kedua provinsi tersebut, sedangkan luasnya dihitung sesuai dengan yang masuk di masing-masing wilayah provinsi tersebut. Jumlah (Unit) Luas (Ha) 250 200 150 100 50 0 1989 1990 10,000,000.00 9,000,000.00 8,000,000.00 7,000,000.00 6,000,000.00 5,000,000.00 4,000,000.00 3,000,000.00 2,000,000.00 1,000,000.00-1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 Grafik Perkembangan Luas Areal IUPHHK-HTI Tahun 1989-2009 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009*) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 48

Tabel III.2.2. REKAPITULASI IUPHHK-HTI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi SK Definitif SK Sementara Total Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) Jumlah (Unit) Luas (Ha) 1 Aceh 6 233,870.00 1 7,300.00 7 241,170.00 2 Sumatera Utara*) 9 298,485.00 0 0 9 298,485.00 3 Sumatera Barat 3 50,649.00 0 0 3 50,649.00 4 Riau*) 50 1,671,267.00 0 0 50 1,671,267.00 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 17 602,314.00 0 0 17 602,314.00 7 Sumatera Selatan 19 1,375,632.00 1 21,000.00 20 1,396,632.00 8 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 9 Bangka Belitung 2 67,935.00 0 0 2 67,935.00 10 Lampung 5 155,654.00 0 0 5 155,654.00 11 Banten 0 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 2 64,780.00 0 0 2 64,780.00 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 1 6,880 1 6,880.00 20 Kalimantan Barat 26 1,291,101.00 5 250,080.00 31 1,541,181.00 21 Kalimantan Tengah 15 478,160.00 5 44,700.00 20 522,860.00 22 Kalimantan Selatan 11 457,690.00 3 56,500.00 14 514,190.00 23 Kalimantan Timur 29 1,376,486.00 5 33,200.00 34 1,409,686.00 24 Sulawesi Utara 1 7,500.00 0 0 1 7,500.00 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 1 13,400.00 1 5,300.00 2 18,700.00 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 1 29,000.00 3 59,900.00 4 88,900.00 29 Sulawesi Barat 1 13,300 0 0 1 13,300 30 Maluku 3 71,720.00 0 0 3 71,720.00 31 Maluku Utara 3 37,873.00 0 0 3 37,873.00 32 Papua 2 376,200.00 0 0 2 376,200.00 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 Total 206 8,673,016.00 25 484,860.00 231 9,157,876.00 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau, jumlah unitnya dihitung di kedua provinsi tersebut, sedangkan luasnya dihitung sesuai dengan yang masuk di masing-masing wilayah provinsi tersebut. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 49

Tabel III.2.3. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN TANAMAN HTI PER PROVINSI TAHUN 2005-2009 No Provinsi Luas Tanaman Tahunan (ha) 2005 2006 2007 2008 2009 1 Aceh 0 251 0 0 0 2 Sumatera Utara 8,219 7,287 16,351 12,260 30,571 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 3,190 4 Riau 80,326 85,449 134,114 98,420 112,433 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 19,301 20,297 61,987 38,140 42,166 7 Sumatera Selatan 43,871 58,278 93,605 90,533 59,931 8 Bengkulu 0 0 0 0 0 9 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 1,333 0 5,190 7,700 11 Banten 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 2,120 1,145 9,007 11,757 10,190 21 Kalimantan Tengah 8,288 5,414 10,804 7,129 900 22 Kalimantan Selatan 7 14,299 26,492 390 2,605 23 Kalimantan Timur 26,498 42,039 60,017 41,470 10,273 24 Sulawesi Utara 383 299 155 125 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 586 93 0 0 31 Maluku Utara 110 422 266 51 0 32 Papua 0 0 0 0 0 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 Jumlah 189,123 237,099 412,892 305,465 279,959 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Luas Tanaman (Ha) Grafik Perkembangan Pembangunan Tanaman HTI Tahun 2005-2009 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000-2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 50

Tabel III.2.4. PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN TANAMAN HTI PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Realisasi Tanaman Tahun s/d Tahun 2008 (ha) Realisasi Luas Areal Total s/d Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tahun Kerja (Ha) Kemitraan Jumlah Tahun 2009 Pokok Unggulan Kehidupan 2009 (Ha) 1 Aceh 233,870.00 131,955 0 0 0 131,955 0 131,955 2 Sumatera Utara 298,485.00 192,795 24,870 12,435 46,276 276,375 30,571 306,946 3 Sumatera Barat 50,649.00 20,035 0 0 2,513 22,548 3,190 25,738 4 Riau 1,671,267.00 716,875 101,913 44,530 64,823 928,140 112,433 1,040,573 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 602,314.00 282,996 19,888 10,590 0 313,474 42,166 355,640 7 Sumatera Selatan 1,375,632.00 643,383 46,625 24,061 0 714,069 59,931 774,000 8 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bangka Belitung 67,935.00 0 0 0 0 0 0 0 10 Lampung 155,654.00 113,013 611 23 0 113,647 7,700 121,347 11 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 64,780.00 9,365 0 0 0 9,365 0 9,365 19 Nusa Tenggara Timur 0 1,698 0 0 0 1,698 0 1,698 20 Kalimantan Barat 1,291,101.00 291,207 29,970 15,176 57,048 393,401 10,190 403,591 21 Kalimantan Tengah 478,160.00 213,872 3,862 0 0 217,734 900 218,634 22 Kalimantan Selatan 457,690.00 233,365 0 0 0 233,365 2,605 235,970 23 Kalimantan Timur 1,376,486.00 658,036 18,330 9,165 0 685,531 10,273 695,804 24 Sulawesi Utara 7,500.00 6,230 0 0 0 6,230 0 6,230 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 13,400.00 22,841 0 0 0 22,841 0 22,841 27 Sulawesi Tenggara*) 0 33,532 0 0 0 33,532 0 33,532 28 Sulawesi Selatan 29,000.00 27,837 0 0 0 27,837 0 27,837 29 Sulawesi Barat 13,300 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 71,720.00 35,828 0 0 0 35,828 0 35,828 31 Maluku Utara 37,873.00 13,996 0 0 0 13,996 0 13,996 32 Papua 376,200.00 61,160 0 0 0 61,160 0 61,160 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 8,673,016 3,710,019 246,069 115,980 170,660 4,242,726 279,959 4,522,685 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : *) Ada 4 HTI di Provinsi Sulawesi Tenggara dibatalkan izinnya, tetapi sudah ada realisasi tanaman seluas 33,532 ha. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 51

Tabel III.2.5. REKAPITULASI PERIZINAN PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN IUPHHK-HTI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HT (SK Definitif) (Unit) Jumlah Izin Peralatan 1 Aceh 6 0 2 Sumatera Utara 9 4 3 Sumatera Barat 3 2 4 Riau 50 40 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 17 6 7 Sumatera Selatan 19 8 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 2 0 10 Lampung 5 0 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 2 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 26 7 21 Kalimantan Tengah 15 5 22 Kalimantan Selatan 11 3 23 Kalimantan Timur 29 19 24 Sulawesi Utara 1 0 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 1 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 28 Sulawesi Selatan 1 0 29 Sulawesi Barat 1 0 30 Maluku 3 0 31 Maluku Utara 3 1 32 Papua 2 0 33 Papua Barat 0 0 Jumlah 206 95 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : Ada 2 unit IUPHHK-HTI yang masing-masing berlokasi di Provinsi Sumatera Utara dan Riau Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 52

Tabel III.2.6. REKAPITULASI NILAI INVESTASI IUPHHK-HTI BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2006-2009 No Tahun Jumlah IUPHHK-HT Yang Lapor Nilai Perolehan (Juta Rp) Nilai Buku (Juta Rp) Total Asset (Juta Rp) 1 2006 18 1,449,891.9 591,959.2 11,307,567.0 2 2007 21 1,477,832.8 612,664.8 11,759,112.0 3 2008 28 1,540,487.6 643,301.3 12,057,386.3 4 2009 44 1,677,131.3 715,762.7 13,198,707.5 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Grafik Perkembangan Investasi (Nilai Perolehan) IUPHHK-HTI Tahun 2006-2009 Investasi (Juta Rp) 1,700,000.0 1,650,000.0 1,600,000.0 1,550,000.0 1,500,000.0 1,450,000.0 1,400,000.0 1,350,000.0 1,300,000.0 2006 2007 Tahun 2008 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 53

Tabel III.2.7. NILAI INVESTASI IUPHHK-HTI BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah IUPHHK-HT Yang Lapor Nilai Perolehan (Rp) Nilai Buku (Rp) Total Asset (Rp) 1 Aceh 2 23,191,674,052 8,807,589,934 115,345,067,336 2 Sumatera Utara 1 160,318,883 0 55,436,315,684 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 4 Riau 13 853,521,053,709 401,240,948,498 6,592,222,659,579 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 6 Jambi 5 517,896,871,923 153,324,712,321 4,198,875,238,224 7 Sumatera Selatan 4 32,530,233,782 28,677,074,099 496,412,768,108 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 10 Lampung 3 57,680,467,378 22,643,174,033 312,688,368,980 11 Banten 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 3 119,088,540,759 72,210,711,621 590,747,033,398 21 Kalimantan Tengah 1 2,575,519,513 698,185,116 16,997,317,202 22 Kalimantan Selatan 3 8,262,549,163 1,893,658,866 251,269,973,823 23 Kalimantan Timur 6 40,861,412,638 15,447,082,698 451,691,215,189 24 Sulawesi Utara 1 11,009,123,374 7,864,701,726 51,486,034,025 25 Gorontalo 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 30 Maluku 1 5,640,460,740 1,368,984,351 25,028,488,196 31 Maluku Utara 1 4,713,027,786 1,585,838,454 40,507,019,846 32 Papua 0 0 0 0 33 Papua Barat 0 0 0 0 Jumlah 44 1,677,131,253,700 715,762,661,717 13,198,707,499,590 Sumber : Direktorat BRPHP, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 54

Tabel III.2.8. REKAPITULASI IUPHHK-HTI YANG TELAH DINILAI SERTIFIKASI MANDATORY PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PRODUKSI LESTARI (PHTPL) PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Luas IUPHHK-HTI Bersertifikat PHTPL (Ha) Kategori Penilaian Sertifikasi IUPHHK-HTI (Unit) Baik Buruk Jumlah 1 Aceh 97,300 0 1 0 1 2 Sumatera Utara 414,390 1 4 2 7 3 Sumatera Barat 35,292 0 1 1 2 4 Riau 806,354 5 6 4 15 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 454,837 1 5 3 9 7 Sumatera Selatan 572,800 2 1 1 4 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 10 Lampung 98,257 0 1 1 2 11 Banten 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 376,702 1 3 0 4 21 Kalimantan Tengah 275,359 0 7 2 9 22 Kalimantan Selatan 63,675 0 5 0 5 23 Kalimantan Timur 708,796 3 9 4 16 24 Sulawesi Utara 7,500 1 0 0 1 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 29,000 0 0 1 1 27 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 37,845 0 1 0 1 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 47,358 1 2 0 3 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 32 Papua 0 0 0 0 0 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 Jumlah 4,025,465 15 46 19 80 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Keterangan : Hasil Penilaian Kinerja PHTPL dengan kategori Baik dan mendapatkan Sertifikat PHTPL. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 55

Tabel III.2.9. IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN (IUPHHBK-HT) SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 IUPHHBK-HT Total No Provinsi Swasta Murni BUMN Penyertaan Saham Patungan Luas Unit Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) (Ha) 1 Riau 1 21,620.00 0 0 0 0 0 0 1 21,620.00 Total 1 21,620.00 0 0 0 0 0 0 1 21,620.00 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 56

Tabel III.3. REALISASI PENCADANGAN AREAL HTR DAN PEMBERIAN IUPHHK-HTR SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Pencadangan Areal HTR Perizinan HTR Oleh Bupati Jumlah Izin Luas Pemegang Izin Nomor Tanggal Luas 1 Aceh 4 4,826.00 1. Koperasi Tuah Nanggroe Atjeh 522/944/2009 23-11-2009 811.00 2 Sumatera Utara 5 32,265.00 2. Koperasi Mitra Madina Lestari 505/602/k/2008 22-10-2008 8,794.00 3 Riau 1 12,280.00 4 Sumatera Barat 2 5,345.00 5 Kepulauan Riau 0 0 6 Jambi 5 38,963.00 3. Abdul Wakid (KTH Maju Jaya) 01 Tahun 2009 30-03-2009 15.00 4. Nyoto (KTH Usaha Tani) 02 Tahun 2009 30-03-2009 13.00 5. A. Kosim (KTH Bukit Lintang) 03 Tahun 2009 30-03-2009 10.00 6. Karnoto (KTH Sumber Rejeki) 04 Tahun 2009 30-03-2009 6.00 7 Sumatera Selatan 3 16,230.00 7. Koperasi Karyawan PT. Inhutani V 528/KEP/D.HUT/ 2-12-2009 301.50 8 Bangka Belitung 0 0 9 Bengkulu 1 19,660.00 8. Koperasi Usaha Kaur Sejahtera 290 Th 2009 11-11-2009 10,000.00 10 Lampung 0 0 11 Banten 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 13 Jawa Barat 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 15 DI Yogyakarta 1 327.73 9. KUD Bima Semanu 118/Kpts/2009 19-06-2009 84.40 16 Jawa Timur 0 0 17 Bali 1 375.00 18 Nusa Tenggara Barat 4 3,236.00 10. KSU Kel. Hutan Uma Deme P.284 Tahun 2009 31-12-2009 198.19 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 20 Kalimantan Barat 1 4,180.00 21 Kalimantan Tengah 1 11,942.00 11. Kop Anugrah Alam Permai 522.1/226/1.3/IV/2009 25-04-2009 1,744.00 22 Kalimantan Selatan 4 16,823.00 23 Kalimantan Timur 0 0 24 Sulawesi Utara 8 46,365.00 25 Gorontalo 0 0 26 Sulawesi Tengah 2 16,030.00 27 Sulawesi Tenggara 3 51,610.00 12. Kop Hutan Jaya Lestari 1353 Tahun 2009 10-06-2009 4,639.95 28 Sulawesi Selatan 11 34,535.00 29 Sulawesi Barat 3 23,090.00 30 Maluku 0 0 31 Maluku Utara 2 15,970.00 13. Kop Perkebunan Bacan Lippu 171 Tahun 2009 29-07-2009 5,851.00 32 Papua 2 29,350.00 14. KSU Nafa Aroa Indah 154 Tahun 2009 02-11-2009 3,107.00 33 Papua Barat 0 0 Jumlah 64 383,402.73 14 35,575.04 Sumber : Direktorat BPHT, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 57

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Perkembangan Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Jenis IPHHK, terdiri dari : industri penggergajian kayu, industri serpih kayu, industri kayu lapis, industri LVL, dan industri veneer. Industri primer tersebut, termasuk industri primer yang dibangun dengan industri kayu lanjutannya yang menggunakan bahan baku kayu bulat dan/atau kayu bulat kecil. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah izin untuk mengolah kayu bulat dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2008 jo P.9/Menhut-II/2009. kan pendaftaran ulang IUIPHHK diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.24/Menhut-II/2009. Data sampai dengan Bulan Desember 2009 jumlah IUIPHHK dengan kapasitas >6.000 m 3 /tahun sebanyak 282 unit dengan total kapasitas izin produksi sebesar 28.741.276 m 3 /tahun, dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 238.809 orang, dan nilai investasi sebesar 22,55 trilyun. Kementerian mulai tahun 2009 memberikan penghargaan kepada IUIPHHK yang peduli dengan pengembangan Hutan Rakyat yaitu Penghargaan Prima Wana Mitra. Penghargaan tersebut diberikan kepada IUIPHHK dengan 3 (tiga) kelas, yaitu : Emas sebanyak 3 (tiga) unit, Perak sebanyak 5 (lima) unit dan Perunggu sebanyak 6 (enam) unit, yang berlokasi di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung dan Kalimantan Selatan. Ketiga kelas tersebut ditetapkan berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian IPHH-Inovatif Peduli Pengembangan Hutan Rakyat yang ditetapkan oleh Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan. Nilai akhir kelas didasarkan atas nilai tertimbang dari masing-masing unsur penilaian, yang terdiri dari : a. Unsur Utama : Jumlah realisasi bantuan bibit (Bobot 70%); b. Unsur Penunjang : 1) Jumlah kelompok masyarakat binaan (Bobot 10%); 2) Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Penguatan Kelembagaan (Bobot 10%); 3) Produksi Hasil Olahan (Bobot 4%); 4) Kepemilikan Unit Pengolahan Limbah (Bobot 2%); 5) Kepemilikan Unit Research and Development (Bobot 2%); serta 6) Perolehan Sertifikasi ISO (Bobot 2%). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 58

IV.2. Izin Baru, Perluasan, dan Pembaharuan IUIPHHK Izin Baru IPHHK tahun 2009 sebanyak 25 unit dengan kapasitas izin sebesar 4.035.000 m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 13 unit dengan kapasitas izin sebesar 3.390.000 m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 12 unit dengan kapasitas izin sebesar 645.000 m 3 /tahun. Izin Perluasan IPHHK tahun 2009 sebanyak 26 unit dengan kapasitas izin sebesar 5.950.000 m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 17 unit dengan kapasitas izin sebesar 5.040.000 m 3 /th dan industri terintegrasi sebanyak 9 (sembilan) unit dengan kapasitas izin sebesar 910.600 m 3 /th. Izin Pembaharuan IPHHK tahun 2009 sebanyak 37 unit dengan kapasitas sebesar 2.231.910 m 3 /tahun, terdiri dari : industri tersendiri/tidak terintegrasi sebanyak 27 unit dengan kapasitas izin sebesar 1.531.130 m 3 /tahun dan industri terintegrasi sebanyak 10 unit dengan kapasitas izin sebesar 700.780 m 3 /tahun. IV.3. Rencana dan Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Primer Hasil Hutan Kayu diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.16/Menhut-II/2007 jo. P.43/Menhut-II/2009. RPBBI adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku yang berasal dari sumber yang sah sesuai kapasitas izin industri primer hasil hutan dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang merupakan sistem pengendalian pasokan bahan baku. Sumber bahan baku yang dapat digunakan untuk RPBBI, berasal dari: a. IUPHHK-HA, b. IUPHHK-RE, c. IUPHHK-HT, d. IUPHHK-HTR, e. IUPHHK-HTHR, f. IUPHHK dalam Hutan Desa, g. IUPHHK dalam Hutan Kemasyarakatan, h. ILS/IPK, i. Hutan Rakyat atau Hutan Hak, j. Izin Penebangan/Pemanfaatan Kayu Perkebunan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 59

Data RPBBI dan realisasinya untuk IPHHK dengan kapasitas izin >6.000 m 3 /tahun tahun 2009 berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI, dengan rencana sebesar 51.494.653,85 m 3 /tahun, sedangkan realisasi RPBBI tahun 2009 sebesar 37.602.495,96 m 3 /tahun (73,03%). Jika dilihat realisasi RPBBI selama lima tahun terakhir, realisasi tahun 2009 tersebut merupakan realiasi RPBBI yang tertinggi. IV.4. Rencana dan Realisasi Penggunaan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Rencana dan realisasi penggunaan bahan baku IPHHK dengan kapasitas izin >6.000 m3/tahun berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2009, dengan rencana penggunaan bahan baku kayu bulat sebesar 51.494.653,86 m 3, sedangkan realisasi penggunaan bahan baku kayu bulat sebesar 35.057.245,18 m 3 (68,104%). Rencana penggunaan bahan baku industri untuk kayu olahan setengah jadi sebesar 1.087.126,55 m 3, sedangkan realisasinya sebesar 579.139,36 m 3 (53,28%). Rencana penggunaan bahan baku industri untuk limbah (eks perolehan dari IPHHK lain) sebesar 15.320,63 m 3, sedangkan realisasinya sebesar 19.982,65 m 3 (130,43%). Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 60

Tabel IV.1.1. REKAPITULASI IUIPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN TAHUN 2005-2009 No Tahun Jumlah IUIPHHK (Unit) Jumlah Kapasitas Industri Tunggal Per Jenis Produksi (m3/th) Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer Jumlah Kapasitas Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (m3/th) KL + LVL KL + KG + Veneer KL + KG + LVL KL + KL + KG + Veneer + WC LVL KG + Veneer KG + WC KG + LVL KL + KG + WC + LVL Jumlah Kapasitas (m3/th) 1 2005 75 1,492,948 552,200 57,000 343,536 0 3,016,072 272,500 514,000 354,266 0 0 0 97,000 0 0 281,400 6,980,922 2 2006 78 858,000 756,610 175,000 1,320,667 0 3,539,455 0 0 609,495 0 230,000 903,500 435,500 0 0 0 8,828,227 3 2007 28 219,000 213,200 421,000 1,166,667 0 221,600 62,000 0 60,000 0 0 0 76,400 0 0 0 2,439,867 4 2008 30 38,000 267,100 289,000 1,311,067 0 176,000 0 0 60,000 0 48,000 0 0 163,900 0 0 2,353,067 5 2009 71 376,400 777,920 185,000 5,010,493 0 523,000 121,500 100,000 517,500 80,000 0 0 436,380 0 11,000 0 8,139,193 Jumlah 282 2,984,348 2,567,030 1,127,000 9,152,430 0 7,476,127 456,000 614,000 1,601,261 80,000 278,000 903,500 1,045,280 163,900 11,000 281,400 28,741,276 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Jumlah IPHHK 80 60 40 20 Grafik Jumlah IPHHK Kap Produksi > 6.000 m3/th Tahun 2005-2009 0 75 78 2005 2006 28 30 2007 Tahun 2008 71 2009 Jml Kapasutas IPHHK Grafik Jumlah Kapasitas IPHHK Kap Produksi > 6.000 m3/th Tahun 2005-2009 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000-2005 2006 2007 2008 Tahun 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 61

Tabel IV.1.2. REKAPITULASI JUMLAH TENAGA KERJA DAN INVESTASI IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TH TAHUN 2005-2009 No Tahun Jumlah IUIPHHK (Unit) Jumlah Kapasitas (m3/th) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Investasi (Juta Rp) 1 2005 75 6,980,922 83,241 5,608,314.33 2 2006 78 8,828,227 86,108 6,773,398.23 3 2007 28 2,439,867 20,752 1,809,025.76 4 2008 30 2,353,067 11,338 1,662,871.56 5 2009 71 8,139,193 37,370 6,699,360.29 Jumlah 282 28,741,276 238,809 22,552,970.16 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Grafik Jumlah Tenaga Kerja IPHHK Kap > 6.000 m3/th Tahun 2005-2009 Grafik Jumlah Investasi IPHHK Kap > 6.000 m3/th Tahun 2005-2009 Jml Tenaga Kerja 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000-83,241 86,108 37,370 20,752 11,338 2005 2006 2007 2008 2009 Jml Investasi (Juta ) 7,000,000.00 6,000,000.00 5,000,000.00 4,000,000.00 3,000,000.00 2,000,000.00 1,000,000.00-2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 62

Tabel IV.1.3. REKAPITULASI JUMLAH IUIPHHK KAPASITAS IZIN PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Jumlah Industri Tunggal Per Jenis Produksi (unit) Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer KL + LVL Jumlah Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (unit) KL + KG + Veneer KL + Veneer + LVL KL + KG + WC KG + Veneer KG + WC KG + LVL KL + KG + Veneer + LVL 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 1 18 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 23 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 3 6 1 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 16 5 Kepulauan Riau 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 Jambi 1 4 2 0 0 5 0 1 2 0 0 0 1 0 0 0 16 7 Sumatera Selatan 0 3 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10 Lampung 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 11 Banten 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 12 DKI Jakarta 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13 Jawa Barat 1 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 6 14 Jawa Tengah 4 18 5 0 0 5 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 37 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 1 26 7 0 0 3 1 0 5 0 0 5 0 1 0 0 49 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 NTB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 NTT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 1 3 0 1 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 21 Kalimantan Tengah 1 6 2 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 12 22 Kalimantan Selatan 7 6 3 1 0 3 0 0 3 1 1 1 0 0 1 0 27 23 Kalimantan Timur 4 17 1 3 0 11 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 43 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 1 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 27 Sulawesi Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 32 Papua 1 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 33 Papua Barat 0 4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Jumlah 31 119 27 13 0 49 3 1 17 2 2 13 1 1 2 1 282 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. KL + KG + WC + LVL Jumlah (Unit) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 63

Tabel IV.1.4. REKAPITULASI KAPASITAS PRODUKSI, TENAGA KERJA DAN INVESTASI IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI SAMPAI DENGAN TAHUN 2009 No Provinsi Kayu Lapis (KL) Kayu Gergajian (KG) Veneer Wood Chips (WC) LVL KL + KG KL + Veneer KL + LVL KG + Veneer 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 150,000 446,000 0 0 0 169,000 0 0 49,380 0 0 0 0 0 0 0 814,380 12,912 263,700.00 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 257,250 112,700 60,000 1,320,667 0 272,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 281,400 2,304,017 14,369 2,086,844.81 5 Kepulauan Riau 119,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 119,000 1,578 212,002.70 6 Jambi 20,000 87,000 70,000 0 0 754,000 0 514,000 0 163,900 0 235,000 0 0 0 0 1,843,900 16,539 1,460,782.01 7 Sumatera Selatan 0 98,500 85,000 1,061,160 0 114,000 0 0 0 0 0 0 125,000 0 0 0 1,483,660 6,578 3,346,278.15 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 40,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40,000 500 5,000.00 10 Lampung 85,500 24,000 60,000 34,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 203,500 3,966 384,000.00 11 Banten 445,000 24,960 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 469,960 9,856 223,947.83 12 DKI Jakarta 0 50,400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50,400 696 92,091.60 13 Jawa Barat 8,000 30,000 0 82,000 0 0 0 0 32,000 0 0 60,000 0 0 0 0 212,000 3,230 128,300.72 14 Jawa Tengah 112,400 343,900 175,000 0 0 899,900 35,000 0 54,000 0 0 80,000 0 0 68,000 0 1,768,200 23,792 1,558,243.50 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 300,000 438,170 186,000 0 0 457,000 26,500 0 178,000 0 11,000 279,900 0 0 0 0 1,876,570 30,784 1,165,073.35 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 NTB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 NTT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 107,100 43,000 0 144,400 0 838,903 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,133,403 15,282 605,709.27 21 Kalimantan Tengah 41,660 131,000 78,000 0 0 342,020 0 0 73,000 0 0 0 0 0 0 0 665,680 7,513 811,410.60 22 Kalimantan Selatan 677,495 132,600 87,000 1,166,667 0 400,950 0 0 55,000 0 0 332,650 230,000 311,700 105,000 0 3,499,062 32,886 1,738,800.66 23 Kalimantan Timur 330,393 294,200 16,000 3,150,000 0 1,465,144 62,500 0 102,000 0 0 848,111 0 591,800 0 0 6,860,148 34,294 4,324,130.16 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 77,550 52,600 40,000 0 0 172,810 0 0 0 0 0 280,000 0 0 0 0 622,960 4,224 394,577.30 27 Sulawesi Tengah 0 36,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36,000 221 6,736.03 28 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 45,000 0 0 0 0 399,700 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 444,700 5,863 658,265.45 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 511,200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 511,200 3,504 238,553.09 32 Papua 60,000 0 0 2,000,000 0 410,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,470,000 4,711 2,209,469.64 33 Papua Barat 0 170,000 76,000 193,536 0 873,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,312,536 5,511 639,053.30 KG + WC Jumlah 2,836,348 2,515,030 973,000 9,152,430 0 8,079,627 124,000 514,000 543,380 163,900 11,000 2,115,661 355,000 903,500 173,000 281,400 28,741,276 238,809 22,552,970.16 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Jumlah Kapasitas Produksi Industri Tunggal Per Jenis Produksi (m3) Jumlah Kapasitas Produksi Industri Terintegrasi Per Jenis Produksi (m3) KG + LVL KL + KG + Veneer KL + Veneer + LVL KL + KG + WC KL + KG + Veneer + LVL KL + KG + WC + LVL Total Kapasitas (m3) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Investasi (Juta Rp) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 64

Tabel IV.1.5. DAFTAR IUIPHHK PEDULI PENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT YANG MEMPEROLAH PENGHARGAAN "PRIMA WANA MITRA" TAHUN 2009 DARI MENTERI KEHUTANAN No Nama IUIPHHK Kelas Penghargaan Jenis dan Kapasitas Produksi (m3/th) Plywood Sawn Timber Tenaga Kerja (Orang) Lokasi Industri Investasi (Rp) Veneer Pria Wanita Jumlah Provinsi Kab/Kota Jumlah Bibit yang Dibagikan 1 PT. Dharma Satya Nusantara Emas 75,000 22,500 0 921 301 1,222 156,000,000,000 Jawa Timur Gresik 10,725,508 2 PT. Serayu Makmur Kayu Indo Emas 48,000 0 0 300 284 584 25,213,536,393 Jawa Tengah Banjarnegara 10,237,853 3 PT. Sumber Graha Sejahtera Emas 360,000 0 0 7,000 2 7,002 171,070,000,000 Banten Tangerang 10,007,089 4 PT. Panca Usaha Palopo Plywood Perak 122,810 50,000 0 1,125 1,016 2,141 4,550,000,000 Sulawesi Selatan Luwu 7,156,473 5 PT. Kutai Timber Indonesia Perak 148,500 36,000 0 2,156 670 2,826 36,006,116,419.000 Jawa Timur Probolinggo 6,658,543 6 PT. Xylo Indah Pratama Perak 0 28,500 0 37 0 37 750,000,000 7 PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. Sumatera Selatan Musi Rawas 5,108,836 Perak 0 50,000 0 200 200 400 13,500,000,000 Jawa Timur Pacitan 8,000,000 8 PT. Dharma Satya Nusantara Perak 75,000 280,000 0 844 392 1236 93,500,000,000 Jawa Tengah Temanggung 8,208,500 9 PT. Kutai Timber Indonesia Perunggu 0 6,000 15,600 78 22 100 695,780,000 Jawa Timur Lumajang 2,132,016 10 PT. Sejahtera Usaha Bersama Perunggu 100,000 0 0 2000 0 2000 87,355,000,000 Jawa Timur Jombang 2,414,000 11 PT. Andatu Lestari Plywood Perunggu 85,500 0 0 585 1,012 1,597 140,000,000,000 Lampung Bandar Lampung 2,344,825 12 PT. Mustika Buana Sejahtera Perunggu 0 50,000 26,400 630 0 630 14,450,000,000 Jawa Timur Lumajang 2,086,847 13 14 PT. Elbana Abdi Jaya (Unit Kasiau) PT. Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk. Perunggu 0 0 25,000 225 150 375 17,500,000,000 Kalimantan Selatan Tabalong 2,794,740 Perunggu 0 0 24,000 90 10 100 7,700,265,000 Jawa Timur Magetan 3,000,000 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Penetapan Kelas Penghargaan berdasarkan Pedoman Teknis Penilaian IPHH-Inovatif Peduli Pengembangan Hutan Rakyat (Direktorat BPPHH, Ditjen BPK) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 65

Tabel IV.2.1. IZIN BARU IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN TAHUN 2005-2009 Tahun No Jenis Industri Jumlah (Unit) 2005 2006 2007 2008 Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) 2009 Kap Izin Prod (m3/th) I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer 0 0 3 160,000 5 205,000 6 229,000 6 169,000 2 Plywood 0 0 1 260,000 1 100,000 1 12,000 0 0 3 LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Sawn Timber 0 0 0 0 0 0 1 30,000 5 221,000 5 Wood Chips 0 0 1 1,166,667 1 1,166,667 2 1,311,067 2 3,000,000 Jumlah I 0 0 5 1,586,667 7 1,471,667 10 1,582,067 13 3,390,000 II Terintegrasi 1 Plywood + Veneer 0 0 0 0 0 0 0 0 2 86,500 2 Plywood + LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100,000 3 Sawn Timber + Veneer 0 0 1 20,000 1 76,400 0 0 7 336,000 4 Plywood + Sawn Timber + Veneer 0 0 0 1 60,000 1 60,000 2 122,500 5 Plywood + Veneer + LVL 0 0 0 0 0 0 1 48,000 0 0 Jumlah II 0 0 1 20,000 2 136,400 2 108,000 12 645,000 Jumlah I dan II 0 0 6 1,606,667 9 1,608,067 12 1,690,067 25 4,035,000 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 66

Tabel IV.2.2. IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN YANG MELAKUKAN PERLUASAN TAHUN 2005-2009 Tahun No Jenis Industri Jumlah (Unit) 2005 2006 2007 2008 Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) 2009 Kap Izin Prod (m3/th) I Tersendiri/tidak terintegrasi 1 Veneer 0 0 0 0 4 176,000 1 25,000 1 16,000 2 Plywood 0 0 0 0 0 0 0 0 3 760,000 3 LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Sawn Timber 0 0 1 60,000 3 52,000 5 100,000 11 264,000 5 Wood Chips 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4,000,000 Jumlah A 0 0 1 60,000 7 228,000 6 125,000 17 5,040,000 II Terintegrasi 1 Sawn Timber + Veneer 1 24,000 0 0 0 0 0 0 2 86,000 2 Plywood + Sawn Timber 0 0 0 0 2 467500 0 0 1 73600 Plywood + Sawn Timber + 3 Veneer Plywood + Sawn Timber + 4 Veneer+LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 5 646000 0 0 0 0 0 0 0 0 1 105000 Jumlah II 1 24,000 0 0 2 467,500 0 0 9 910,600 Jumlah I dan II 1 24,000 1 60,000 9 695,500 6 125,000 26 5,950,600 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 67

Tabel IV.2.3. PEMBAHARUAN IPHHK KAPASITAS PRODUKSI DIATAS 6.000 M3/TAHUN PERIODE 2005-2009 I II No Tersendiri (Tidak terintegrasi) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) Jumlah (Unit) Kap Izin Prod (m3/th) 1 Veneer 2 57,000 1 15,000 1 40,000 2 35,000 0 0 2 Plywood 19 1,546,948 7 598,000 1 119,000 1 26,000 3 36,400 3 LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Sawn Timber 26 552,200 36 696,610 7 130,700 9 178,600 20 317,570 5 Wood Chips 2 343,536 1 154,000 0 0 0 0 4 1,177,160 Jumlah I 49 2,499,684 45 1,463,610 9 289,700 12 239,600 27 1,531,130 Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber 19 3,130,072 17 3,539,455 2 221,600 2 176,000 6 545,400 2 Plywood + Veneer 1 62,500 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Plywood + LVL 1 514,000 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Plywood + Sawn Timber + Veneer 2 354,266 3 609,495 0 0 0 0 1 95,000 5 Plywood + Sawn Timber + Wood Chips 0 0 2 903,500 0 0 0 0 0 0 6 Plywood + Veneer + LVL 0 0 1 230,000 0 0 0 0 0 0 7 Jenis Industri Plywood + Sawn Timber + Wood Chips + LVL 2008 2009 1 281,400 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Sawn Timber + Veneer 1 73,000 3 415,500 0 0 0 0 2 49,380 9 Sawn Timber + LVL 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11,000 Jumlah II 25 4,415,238 26 5,697,950 2 221,600 2 176,000 10 700,780 Jumlah I dan II 74 6,914,922 71 7,161,560 11 511,300 14 415,600 37 2,231,910 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Tahun 2005 2006 2007 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 68

No Provinsi Tabel IV.3.1. REKAPITULASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 Stock (*) di IPHHK Tanggal IUPHHK Hutan 31 Desember Alam Tahun Sebelumnya IUPHHK Pada Hutan Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanaman HTI Perum Perhutani Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Hutan Rakyat Kayu Perkebunan Impor Kayu Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Hutan Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah IPHHK Lain (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 19,258.56 96,437.20 539,975.56 981,279.27 15,174.59 84,673.79 211,372.22 19,064.94 12,803.30 1,980,039.43 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 1,835,061.46 108,939.79 13,674,221.11 5,321,998.92 38,181.37 1,598,161.55 46,636.29 0 0 0 6,118.22 22,629,318.71 5 Kepulauan Riau 3,675.86 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,000.00 0 7,675.86 6 Jambi 188,599.49 264,559.23 3,038,211.04 1,412,732.25 26,918.67 400,694.75 200,605.24 0 0 0 0 5,532,320.67 7 Sumatera Selatan 42,447.23 0 2,207,097.00 0 0 0 228,226.66 252,640.48 0 0 0 0 2,730,411.37 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 26,433.21 42,532.00 0 0 0 0 68,965.21 10 Lampung 3,864.25 93,000.00 15,000.00 0 0 11,000.00 29,670.00 102,287.14 0 0 0 2,000.00 256,821.39 11 Banten 12,505.15 42,000.00 0 0 0 0 38,000.00 23,300.00 0 0 49,348.68 0 165,153.83 12 DKI Jakarta 0 9,746.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,746.12 13 Jawa Barat 7,854.75 0 0 0 0 0 17,499.99 92,000.00 0 0 0 0 117,354.74 14 Jawa Tengah 30,438.22 513,919.66 0 0 49,494.37 0 1,104,525.34 0 1,330.88 0 88,986.31 40,060.53 1,828,755.31 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 57,288.81 445,881.80 97,725.77 62,702.91 1,011,278.85 55,000.00 24,736.77 57,841.51 133,090.95 1,945,547.37 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 124,646.37 1,129,761.76 0 0 0 0 10,759.66 0 0 2,769.41 0 84,700.00 1,352,637.20 21 Kalimantan Selatan 99,629.44 986,574.22 772,677.29 0 0 17,048.93 45,485.40 94,746.14 461.28 1,089.57 53,194.00 2,070,906.27 22 Kalimantan Tengah 24,124.60 388,805.86 0 2,100.00 0 107,119.50 2,078.91 0 0 0 7,350.00 531,578.87 23 Kalimantan Timur 237,238.08 1,572,484.30 3,467,778.31 431,426.67 0 184,010.86 291,051.90 0 12,800.00 3,266.09 41,458.49 12,303.01 6,253,817.71 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 15,126.25 200,375.21 0 0 0 198,970.00 261,664.74 14,497.15 0 0 42,774.61 200.00 733,607.96 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 20,814.39 0 0 0 1,834.90 558.18 0 0 0 0 0 23,207.47 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 54,047.23 593,096.89 888,905.01 1,296,874.34 0 0 0 0 0 0 0 0 2,832,923.47 33 Papua Barat 18,603.85 384,240.45 0 0 0 14,875.78 0 0 0 0 6,144.82 0 423,864.90 Jumlah 2,774,409.60 6,850,636.88 24,603,865.32 9,446,411.45 147,220.14 677,837.51 5,150,762.93 1,135,616.66 39,328.93 6,035.50 318,058.93 344,470.01 51,494,653.86 Prosentase (%) 5.39 13.30 47.78 18.34 0.29 1.32 10.00 2.21 0.08 0.01 0.62 0.67 100.00 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 5,285,295.66 m3 di dalamnya terdapat rencana dari LC HTI. Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 69

Tabel IV.3.2. REKAPITULASI REALISASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 Sumber Atau Asal Usul Bahan Baku No Provinsi Stock (*) di IPHHK Tanggal 31 Desember Tahun Sebelumnya IUPHHK Hutan Alam IUPHHK Pada Hutan Tanaman Industri atau HTI LC Penyiapan Lahan Penanaman HTI Perum Perhutani Izin Lainnya Yang Sah (ILS) Atau IPK Hutan Rakyat Kayu Impor Kayu Perkebunan Bulat Hasil Lelang Pemilik atau Pedagang Hasil Hutan Kayu Bulat Dan Asal Usul Yang Sah IPHHK Lain Jumlah (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 19,258.56 100,272.34 431,238.09 721,965.95 15,174.59 59,648.88 120,199.64 0 0 19,064.94 6,942.55 1,493,765.54 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 1,835,061.46 93,120.08 12,114,214.87 4,936,957.35 37,783.29 1,360,854.56 44,535.56 0 0 0 0 20,422,527.17 5 Kepulauan Riau 3,675.86 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3,528.62 0 7,204.48 6 Jambi 188,599.49 223,426.90 2,822,903.78 355,584.08 25,452.17 116,906.74 111,141.24 0 0 0 0 3,844,014.40 7 Sumatera Selatan 42,447.23 0 2,181,899.64 0 4,177.34 0 104,165.02 87,956.83 0 0 0 0 2,420,646.06 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 1,037.71 1,498.01 0 0 0 0 2,535.72 10 Lampung 3,864.25 88,199.04 13,834.41 0 0 10,804.11 12,641.75 78,176.07 0 0 0 49.70 207,569.33 11 Banten 12,505.15 30,156.34 0 0 0 0 39,836.89 22,688.23 0 0 34,676.36 0 139,862.97 12 DKI Jakarta 0 9,746.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,746.12 13 Jawa Barat 7,854.75 0 0 0 0 0 14,131.76 90,754.89 0 0 0 0 112,741.40 14 Jawa Tengah 30,438.22 342,668.69 0 0 19,065.04 0 679,041.13 0 605.07 0 61,288.85 20,575.64 1,153,682.64 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 57,288.81 368,828.39 64,585.43 60,998.51 583,467.76 4,990.24 6,040.47 42,636.54 96,287.62 1,285,123.77 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 124,646.37 688,168.14 0 0 0 0 1,694.86 0 0 1,275.82 0 58,373.96 874,159.15 21 Kalimantan Selatan 99,629.44 673,432.57 135,045.46 0 0 16,862.63 24,229.15 27,807.29 0 1,089.57 49,858.62 1,027,954.73 22 Kalimantan Tengah 24,124.60 296,530.67 0 2,099.23 0 87,898.46 1,994.40 0 0 0 12,952.34 425,599.70 23 Kalimantan Timur 237,238.08 1,041,968.96 1,254,794.08 64,822.67 0 143,781.35 124,950.91 0 5,836.79 3,266.09 44,499.54 5,999.40 2,927,157.87 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 15,126.25 169,422.01 0 0 0 86,455.21 81,760.37 5,712.71 0 0 31,210.95 187.80 389,875.30 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 20,381.60 0 0 0 1,834.90 558.18 0 0 0 0 0 22,774.68 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 54,047.23 485,642.47 0 50,772.54 0 0 0 0 0 0 0 0 590,462.24 33 Papua Barat 18,603.85 225,185.84 0 0 0 0 0 0 0 0 1,303.02 0 245,092.71 Jumlah 2,774,409.60 4,857,150.16 18,953,930.33 6,132,201.82 87,827.81 487,045.22 3,206,920.07 595,460.71 12,482.33 4,541.91 252,250.73 238,275.29 37,602,495.98 Prosentase (%) 7.38 12.92 50.41 16.31 0.23 1.30 8.53 1.58 0.03 0.01 0.67 0.63 100.00 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK sebesar 5,285,295.66 m3 di dalamnya terdapat rencana dari LC HTI. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 70

No Tabel IV.3.3. REKAPITULASI REALISASI RPBBI PRIMER HASIL HUTAN KAYU KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER SUMBER BAHAN BAKU TAHUN 2005-2009 Asal Bahan Baku 2005 2006 2007 2008 2009 Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase Volume Prosentase (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) (m3) (%) 1 Stock Awal 3,747,873.10 10.31 2,382,279.97 6.48 3,898,618.16 10.71 3,034,686.94 8.37 2,774,409.60 7.38 2 IUPHHK-HA 4,356,492.25 11.98 6,445,263.40 17.53 6,437,684.54 17.69 4,629,017.31 12.76 4,857,150.16 12.92 3 IUPHHK-HT 9,897,079.25 27.21 21,981,821.99 59.78 20,614,208.77 56.65 22,318,886.03 61.54 18,953,930.33 50.41 4 ILS/IPK (LC HTI) 16,139,549.45 44.38 4,456,952.46 12.12 4,391,657.05 12.07 2,764,014.90 7.62 6,619,247.04 17.60 5 Perum Perhutani 21,539.73 0.06 28,565.65 0.08 48,033.60 0.13 97,480.29 0.27 87,827.81 0.23 6 Hutan Rakyat 1,324,898.29 3.64 1,113,490.22 3.03 611,990.81 1.68 2,007,031.15 5.53 3,206,920.07 8.53 7 Kayu Perkebunan 226,166.19 0.62 66,390.72 0.18 93,471.34 0.26 184,355.94 0.51 595,460.71 1.58 8 Impor Kayu Bulat 198,977.58 0.55 51,407.67 0.14 104,431.31 0.29 31,829.70 0.09 12,482.33 0.03 9 Hasil Lelang 49,584.78 0.14 69,365.77 0.19 32,553.83 0.09 970.38 0.00 4,541.91 0.01 10 Pedagang Kayu Bulat 0 0 0 0 0 0 812,623.05 2.24 252,250.73 0.67 11 IPHHK Lain 405,118.97 1.11 174,873.15 0.48 154,585.91 0.42 387,690.56 1.07 238,275.29 0.63 Jumlah 36,367,279.59 100.00 36,770,411.00 100.00 36,387,235.32 100.00 36,268,586.25 100.00 37,602,495.98 100.00 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Kategori ILS/IPK didalamnya terdapat realisasi dari LC HTI. - Data Tahun 2009 hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) per 16 Juni 2010. Grafik Realisasi RPBBI IPHHK Kapasitas > 6.000 m3/th Tahun 2005-2009 Realisasi (m3/th) 38,000,000.00 37,000,000.00 36,000,000.00 35,000,000.00 2005 2006 2007 Tahun 2008 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 71

Tabel IV.3.4. RENCANA DAN REALISASI PENGGUNAAN BAHAN BAKU IPHHK KAPASITAS IZIN DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Kayu Bulat Rencana Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) Kayu Bulat Realisasi Penggunaan Bahan Baku (m3) Kayu Olahan Setengah Jadi Limbah (Eks Perolehan Dari IPHHK Lain) 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 1,980,039.43 0 0 1,345,426.41 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 4 Riau 22,629,318.71 5,370.62 0 19,617,916.15 3,164.25 0 5 Kepulauan Riau 7,675.86 0 0 7,204.48 0 0 6 Jambi 5,532,320.67 102,339.71 0 3,547,532.29 11,724.49 0 7 Sumatera Selatan 2,730,411.37 131,042.56 0 2,254,969.57 6,712.79 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 68,965.21 0 0 2,535.73 0 0 10 Lampung 256,821.39 36,592.22 0 200,110.88 34,001.78 0 11 Banten 165,153.83 301,000.00 0 124,406.21 270,547.62 0 12 DKI Jakarta 9,746.12 0 0 9,525.15 0 0 13 Jawa Barat 117,354.74 24,136.23 1,500.00 109,978.60 13,077.72 0 14 Jawa Tengah 1,828,755.31 31,000.00 0 1,067,522.87 4,315.68 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 1,945,547.37 163,674.64 5,500.00 1,147,936.95 139,482.46 5,340.09 17 Bali 0 0 0 0 0 0 18 NTB 0 0 0 0 0 0 19 NTT 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 1,352,637.20 15,096.55 684,759.72 3,604.60 21 Kalimantan Tengah 531,578.87 0 0 390,639.83 0 0 22 Kalimantan Selatan 2,070,906.27 90,755.55 1,000.00 751,912.09 48,906.70 159.11 23 Kalimantan Timur 6,253,817.71 81,901.80 7,320.63 2,650,892.26 26,121.86 13,652.41 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Selatan 733,607.96 104,216.67 0 361,870.39 17,479.41 0 27 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 23,207.47 0 0 21,095.71 0 831.04 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 32 Papua 2,832,923.47 0 0 535,064.44 0 0 33 Papua Barat 423,864.90 0 0 225,945.45 0 0 Jumlah 51,494,653.86 1,087,126.55 15,320.63 35,057,245.18 579,139.36 19,982.65 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Data hasil cetak sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni 2010. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 72

V. PRODUKSI HASIL HUTAN V.1. Produksi Kayu Bulat Produksi kayu bulat yang berasal dari Hutan Alam, terdiri dari : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), sedangkan yang berasal dari Hutan Tanaman, terdiri dari : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan Perhutani, serta dari Hutan Rakyat dan perkebunan (sumber lainnya). Sampai dengan Bulan Desember 2009 produksi kayu bulat sebesar 34.320.536,12 m 3 (sumber berdasarkan sistem online rencana dan realisasi RPBBI tahun 2009). V.2. Produksi Kayu Olahan Produksi kayu olahan yang berasal dari IPHHK kapasitas izin > 6.000 m 3 /tahun, terdiri dari : plywood dan LVL, kayu gergajian, veneer, chipwood, pulp, woodworking, blockboard, moulding, dowel dan kayu olahan lain. Khusus untuk tahun 2008 dan 2009 data yang dapat ditampilkan adalah jenis kayu olahan : plywood dan LVL, kayu gergajian, veneer, chipwood, dan pulp, sedangkan lainnya tidak ada data. Kayu lapis atau plywood adalah panel kayu yang tersusun dari lapisan veneer di bagian luarnya, sedangkan di bagian intinya (core) bisa berupa veneer atau material lain, diikat dengan lem dan dipress (ditekan) sehingga menjadi panel yang kuat. Sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah produksi plywood dan LVL sebesar 3.004.950 m 3. Kayu gergajian adalah kayu hasil konversi kayu bulat dengan menggunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-sisi sejajar dan sudut-sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6cm dan kadar air tidak lebih dari 18%. Sampai dengan Bulan Desember 2009, jumlah produksi kayu gergajian sebesar 710.208 m 3. kan untuk produk kayu olahan : veneer, chipwood dan pulp sampai dengan Bulan Desember 2009, produksinya sebesar veneer sebesar 687.510 m 3, chipwood sebesar 1.012.704 m 3, dan pulp sebesar 4.687.039 ton. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 73

V.3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah hasil hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. HHBK diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Nomor P.35/Menhut-II/2007. Jenis-jenis HHBK, terdiri dari : rotan, getah damar, getah pinus, gaharu, getah jelutung, dan lain-lain. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 74

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2005-2009 Sumber Produksi (m3) No Tahun Hutan Alam Hutan Tanaman Jumlah (m3) Sumber Lainnya HPH IPK/ILS Perhutani HTI 1 2005 4,356,492.25 16,139,549.45 21,539.73 9,897,079.25 1,551,064.48 31,965,725.16 2 2006 6,445,263.40 4,456,952.46 28,565.65 21,981,821.99 1,179,880.94 34,092,484.44 3 2007 6,437,684.54 4,391,657.05 48,033.60 20,614,208.77 705,462.15 32,197,046.11 4 2008 4,629,017.31 2,764,014.90 97,480.29 22,318,886.03 2,191,387.09 32,000,785.62 5 2009 4,857,150.16 6,619,247.04 87,827.81 18,953,930.33 3,802,380.78 34,320,536.12 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Data produksi diambil dari cetak sistem online Realisasi dan Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2005 s/d 2009. - Data produksi tahun 2005 dan 2006 dikoreksi berdasarkan cetak sistem online RPBBI tahun 2005 dan 2006, yang sebelumnya dari laporan produksi. - IPK/ILS termasuk LC Penyiapan Lahan HTI. - Sumber lainnya, terdiri dari kayu bulat yang berasal dari : Hutan Rakyat dan Kayu Perkebunan. Grafik Perkembangan Produksi Kayu Bulat Berdasarkan Sumber Produksi Tahun 2005-2009 Jumlah (m3) 35,000,000.00 34,000,000.00 33,000,000.00 32,000,000.00 31,000,000.00 30,000,000.00 2005 2006 2007 Tahun 2008 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 75

No Tabel V.1.2. REALISASI PRODUKSI KAYU BULAT NASIONAL BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI PER PROVINSI TAHUN 2009 Provinsi IUPHHK-HA (HPH) Hutan Alam Izin Lainnya Yang Sah (ILS)/IPK Produksi Kayu Bulat Per Sumber Produksi (m3) IUPHHK-HT (HTI) Hutan Tanaman Perum Perhutani Hutan Rakyat Sumber Lainnya Kayu Perkebunan 1 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 100,272.34 737,140.54 431,238.09 0 59,648.88 120,199.64 1,448,499.49 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 4 Riau 93,120.08 4,974,740.64 0 0 1,360,854.56 44,535.56 6,473,250.84 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 223,426.90 381,036.25 2,822,903.78 0 116,906.74 111,141.24 3,655,414.91 7 Sumatera Selatan 0 0 2,181,899.64 4,177.34 104,165.02 87,956.83 2,378,198.83 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 1,037.71 1,498.01 2,535.72 10 Lampung 88,199.04 10,804.11 13,834.41 0 12,641.75 78,176.07 203,655.38 11 Banten 30,156.34 0 0 0 39,836.89 22,688.23 92,681.46 12 DKI Jakarta 9,746.12 0 0 0 0 0 9,746.12 13 Jawa Barat 0 0 0 0 14,131.76 90,754.89 104,886.65 14 Jawa Tengah 342,668.69 0 0 19,065.04 679,041.13 0 1,040,774.86 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 368,828.39 60,998.51 0 64,585.43 583,467.76 4,990.24 1,082,870.33 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 688,168.14 0 0 0 1,694.86 0 689,863.00 21 Kalimantan Tengah 296,530.67 89,997.69 0 0 1,994.40 0 388,522.76 22 Kalimantan Selatan 673,432.57 16,862.63 135,045.46 0 24,229.15 27,807.29 877,377.10 23 Kalimantan Timur 1,041,968.96 208,604.02 1,254,794.08 0 124,950.91 0 2,630,317.97 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 169,422.01 86,455.21 0 0 81,760.37 5,712.71 343,350.30 29 Sulawesi Barat 0 0 12,114,214.87 0 0 0 12,114,214.87 30 Maluku 20,381.60 1,834.90 0 0 558.18 0 22,774.68 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 485,642.47 50,772.54 0 0 0 0 536,415.01 33 Papua Barat 225,185.84 0 0 0 0 0 225,185.84 Jumlah 4,857,150.16 6,619,247.04 18,953,930.33 87,827.81 3,206,920.07 595,460.71 34,320,536.12 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - Data produksi diambil dari cetak sistem online realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni 2010. - IPK/ILS termasuk LC Penyiapan Lahan HTI. Jumlah Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 76

Tabel V.2.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU OLAHAN YANG BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PERIODE TAHUN 2005-2009 No Tahun Kayu Lapis dan LVL Kayu Gergajian Wood Working Block Board Veneer Particle Board Chipwood Pulp Olahan Lain Moulding (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) (ton) (m3) (m3) (m3) Dowel 1 2005 4,533,749 1,471,614 131,297 403,160 1,012,205 124,768 352,078 988,192 360,398 272,668 3,680 2 2006 3,811,794 679,247 39,100 189,007 255,759 40,655 556,967 3,370,600 23,060 119,396 152 3 2007 3,454,350 587,402 0 204,066 299,202 0 1,103,506 4,881,966 0 0 0 4 2008 3,353,479 530,688 0 0 427,257 0 278,320 4,784,733 0 0 0 5 2009 3,004,950 710,208 0 0 687,510 0 1,012,704 4,687,039 0 0 0 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : - *) Data terakhir diambil dari sistem online Realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per Bulan Mei 2010. - Produksi kayu olahan jenis : Wood Working, Block Board, Particle Board, Moulding, Dowel, dan Olahan Lain tidak ada data. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 77

Tabel V.2.2 PRODUKSI KAYU OLAHAN BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PROVINSI TAHUN 2009 PER Produksi Kayu Olahan Per Jenis No Provinsi Plywood & LVL Veneer Kayu Gergajian Chipwood Pulp (m3) (m3) (m3) (m3) (Ton) 1 Aceh 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 63,631.58 0 116,847.02 0 210,607.17 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 4 Riau 101,901.20 0 14,595.28 0 3,327,918.33 5 Kepulauan Riau 3,887.44 0 0 0 0 6 Jambi 81,134.25 20,658.40 0 0 736,384.72 7 Sumatera Selatan 14,333.29 21,049.57 13,498.88 60,399.93 412,128.56 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 1,288.10 0 0 0 10 Lampung 72,801.22 37,683.97 52.53 0 0 11 Banten 284,964.81 0 5,021.16 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 6,156.94 0 0 13 Jawa Barat 15,948.74 11,363.05 167.82 74,201.40 14 Jawa Tengah 203,146.94 220,944.95 144,482.82 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 374,513.93 209,169.78 191,491.13 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 301,207.51 19,906.19 29,924.53 0 21 Kalimantan Tengah 190,532.91 19,358.18 13,502.63 0 0 22 Kalimantan Selatan 341,902.24 28,167.13 8,800.55 94,975.28 0 23 Kalimantan Timur 613,910.76 1,224.89 91,768.11 634,485.60 0 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 146,750.72 57,867.57 7,210.58 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 11,633.35 471.40 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 32 Papua 191,163.36 20,391.08 28,105.45 38,923.60 0 33 Papua Barat 3,219.07 26,710.02 48,129.95 79,793.94 0 Jumlah 3,004,949.97 687,510.04 710,208.44 1,012,704.28 4,687,038.78 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Keterangan : Data terakhir diambil dari sistem online Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) Tahun 2009 per 16 Juni 2010. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 78

Tabel V.2.3. PRODUKSI PLYWOOD DAN LVL BERASAL DARI IPHHK DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2005-2009 Produksi Per Tahun No Provinsi 2005 2006 2007 2008 2009 (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 0 0 0 100 0 2 Sumatera Utara 153,345 98,807 73,705 70,837 63,632 3 Sumatera Barat 548 0 0 0 0 4 Riau 176,826 148,982 54,379 63,956 101,901 5 Kepulauan Riau 0 94,804 107,585 58,242 3,887 6 Jambi 364,748 270,092 183,214 152,422 81,134 7 Sumatera Selatan 36,475 64,597 43,752 37,602 14,333 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 10 Lampung 82,717 78,603 101,646 93,558 72,801 11 Banten 0 242,888 40,091 288,296 284,965 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 8,893 11,905 15,949 14 Jawa Tengah 201,924 175,717 169,014 245,778 203,147 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 218,955 209,161 382,316 374,514 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 558,133 366,475 611,288 381,610 301,208 21 Kalimantan Tengah 231,421 200,514 197,644 161,188 190,533 22 Kalimantan Selatan 927,960 467,206 449,702 395,196 341,902 23 Kalimantan Timur 1,357,314 811,816 786,831 668,056 613,911 24 Sulawesi Utara 5,406 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 167,460 196,315 142,132 138,180 146,751 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 17,800 17,834 11,763 0 31 Maluku Utara 101,684 104,585 70,029 0 0 32 Papua 167,787 199,692 139,629 164,658 191,163 33 Papua Barat 0 53,947 47,821 27,816 3,219 Jumlah 4,533,749 3,811,794 3,454,350 3,353,479 3,004,950 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 79

Tabel V.2.4. PRODUKSI KAYU GERGAJIAN BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2005-2009 Produksi Per Tahun No Provinsi 2005 2006 2007 2008 2009 (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 21,288 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 51,368 66,616 72,645 63,339 116,847 3 Sumatera Barat 743 0 0 0 0 4 Riau 25,212 55,385 6,717 13,968 14,595 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 101,225 45,171 47,084 0 0 7 Sumatera Selatan 3,126 4,194 17,996 177 13,499 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 23,152 0 0 0 0 10 Lampung 178,006 1,942 1,833 1,622 53 11 Banten 0 0 0 4,267 5,021 12 DKI Jakarta 0 22,328 0 9,288 6,157 13 Jawa Barat 0 0 558 42 168 14 Jawa Tengah 190,979 85,984 68,980 106,923 144,483 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 5,232 85,357 134,380 115,068 191,491 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 18,171 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 183,833 34,362 85,820 34,426 19,906 21 Kalimantan Tengah 91,188 40,834 26,506 34,115 13,503 23 Kalimantan Selatan 167,270 6,740 8,586 5,724 8,801 22 Kalimantan Timur 276,668 111,151 68,957 91,518 91,768 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 7,166 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 10,924 4,720 624 598 0 27 Sulawesi Tenggara 44,994 12,012 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 4,907 5,204 4,148 6,788 7,211 29 Sulawesi Barat 19,706 36,726 0 0 0 30 Maluku 0 18,419 384 3,630 471 31 Maluku Utara 17,429 10,782 5,637 0 0 33 Papua 29,027 28,419 9,333 9,999 28,105 32 Papua Barat 0 2,903 27,214 29,196 48,130 Jumlah 1,471,614 679,247 587,402 530,688 710,208 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 80

Tabel V.2.5. PRODUKSI VENEER BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2005-2009 Produksi Per Tahun No Provinsi 2005 2006 2007 2008 2009 (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 4 Riau 0 9,900 8,166 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 0 1,947 24,411 12,447 20,658 7 Sumatera Selatan 0 0 15,274 13,012 21,050 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 7,074 1,288 10 Lampung 4,218 27,761 0 55,461 37,684 11 Banten 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 1,561 5,564 11,363 14 Jawa Tengah 0 28,787 46,772 171,267 220,945 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 39,109 38,523 9,288 209,170 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 542,348 89,348 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 15,571 0 14,482 8,557 19,358 22 Kalimantan Selatan 242,297 24,259 57,691 34,631 28,167 23 Kalimantan Timur 200,904 4,365 6,321 5,467 1,225 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 6,866 15,393 75,527 97,950 57,868 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 2,822 8,270 0 11,633 31 Maluku Utara 0 12,068 0 0 0 32 Papua 0 0 0 0 20,391 33 Papua Barat 0 0 2,204 6,539 26,710 Jumlah 1,012,205 255,759 299,202 427,257 687,510 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 81

Tabel V.2.6. PRODUKSI CHIPWOOD BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 M3/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2005-2009 Produksi Per Tahun No Provinsi 2005 2006 2007 2008 2009 (m3) (m3) (m3) (m3) (m3) 1 Aceh 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 4 Riau 0 190,844 755,024 45,365 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 6 Jambi 0 0 0 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 87,804 0 60,400 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 74,201 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 29,925 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 23 Kalimantan Selatan 0 0 66,434 120,387 94,975 22 Kalimantan Timur 281,010 230,990 92,468 49,343 634,486 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 0 0 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 32 Papua 0 0 0 0 38,924 33 Papua Barat 71,068 135,133 101,776 63,225 79,794 Jumlah 352,078 556,967 1,103,506 278,320 1,012,704 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 82

Tabel V.2.7. PRODUKSI PULP BERASAL DARI IPHHK KAPASITAS DIATAS 6.000 TON/TAHUN PER PROVINSI TAHUN 2007-2009 Produksi Per Tahun No Provinsi 2007 2008 2009 (Ton) (Ton) (Ton) 1 Aceh 0 0 0 2 Sumatera Utara 172,710 197,092 210,607 3 Sumatera Barat 0 0 0 4 Riau 3,465,520 3,371,428 3,327,918 5 Kepulauan Riau 0 0 0 6 Jambi 674,081 648,331 736,385 7 Sumatera Selatan 492,329 441,280 412,129 8 Bangka Belitung 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 11 Banten 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 17 Bali 0 0 0 18 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 19 Nusa Tenggara Timur 0 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 22 Kalimantan Selatan 0 0 0 23 Kalimantan Timur 77,326 126,602 0 24 Sulawesi Utara 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 30 Maluku 0 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 32 Papua 0 0 0 33 Papua Barat 0 0 0 Jumlah 4,881,966 4,784,733 4,687,039 Sumber : Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi tahun 2009 83

Tabel V.3. PERKEMBANGAN PRODUKSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) BERASAL DARI HUTAN PRODUKSI PER PROVINSI TAHUN 2009 No Provinsi Asam Isi (Ton) Asam Biji (Ton) Kemiri Isi (Ton) Kemiri Biji (Ton) Madu (Liter) Kulit Gambir (Ton) Getah Jelutung (Ton) Produksi HHBK Per Jenis Rotan (Ton) Damar (Ton) Sarang Walet (Kg) Getah Pinus (Kg) Gaharu (Ton) D.Kayu Putih (Ton) Minyak Kayu Putih (Liter) 1 Aceh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0 251 131 0 897 0 0 0 0 72 4 Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Jawa Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 Jawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41,083 0 0 16 Jawa Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 NTB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 NTT 2,065 2,575 2,480 7,868 150 0 400 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0 0 100 35 0 0 235 0 0 0 0 21 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 612 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 8 0 122 0 25 0 0 0 0 23 Kalimantan Timur 0 0 0 0 0 0 0 64,781 0 0 0 0 0 0 0 0 24 Sulawesi Utara 0 0 0 0 0 0 0 1,014 0 0 0 0 0 0 0 0 25 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0 12,187 1,334 0 36 454 0 0 0 0 27 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 40 33,250 0 0 31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 150 74 0 0 0 0 0 0 0 32 Papua 0 0 0 0 0 8,190 0 0 0 0 0 0 0 0 164 0 33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 2,065 2,575 2,480 7,868 150 8,190 612 78,910 1,612 122 933 714 40 74,333 164 72 Sumber : Laporan Dishut Provinsi/Kabupaten/Kota dan BP2HP diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPHA, Ditjen BPK Kulit Masoi (Ton) Tuba- Tuba (Kg) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 84

VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan Perkembangan ekspor produk kayu olahan tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Ekspor produk kayu olahan, terdiri dari : kelompok kayu gergajian (HS 4407), kayu lapis (HS 4412), veneer (HS 4408), papan partikel (HS 4410), papan fiber (HS 4411), chipwood (HS 4401), dan pulp (HS 47). Data ekspor disajikan dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Pada tahun 2009, jumlah ekspor sebesar 4.7 juta ton dan nilai sebesar USD 2.437,2 juta. Dari jumlah ekspor tersebut, tertinggi adalah ekspor pulp (HS 47) dengan jumlah 2,4 juta ton dan nilai sebesar USD 966,2 juta, sedangkan ekspor terendah adalah veneer (HS 4408) dengan jumlah 8,4 juta kg dan nilai sebesar USD 23,5 juta. Negara-negara tujuan ekspor adalah Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. VI.2. Impor Hasil Hutan Kayu Perkembangan impor hasil hutan tahun 2005-2009 mengalami fluktuasi. Impor hasil hutan kayu, terdiri dari : kayu bulat, kelompok kayu gergajian, kayu lapis, pulp, veneer, papan partikel, dan papan fiber. Data impor disajikan dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Secara umum, jumlah dan nilai impor dari tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan. Pada tahun 2009, jumlah impor sebesar 3,8 juta ton dan nilai sebesar USD 1.162,2 juta. Impor tertinggi adalah pulp dengan jumlah 3,3 juta ton dan nilai sebesar 950,8 juta USD, sedangkan impor terendah adalah veneer dengan jumlah sebesar 14,9 juta kg dan nilai sebesar USD 19,5 juta. Negara-negara asal impor adalah Eropa, Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. VI.3. Penerimaan PSDH, DR dan IIUPHHK (HA/HT) Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu. Provisi Sumber Daya Hutan yang selanjutnya disingkat PSDH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara. Dana Reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang dipungut dari pemegang IUPHHK dalam hutan alam pada hutan produksi untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 85

Realisasi penerimaan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan IIUPHHK tahun 2009 sebesar Rp 2,2 trilyun, dengan rincian penerimaan PSDH sebesar Rp 674,3 milyar, penerimaan DR sebesar Rp 1,4 trilyun, serta penerimaan IIUPHHK sebesar Rp 72,3 milyar. Pengenaan iuran PSDH dan DR berdasarkan Harga Patokan Pengenaan Iuran PSDH dan DR. Harga patokan PSDH ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan yang ditetapkan per semester, sedangkan untuk harga patokan DR berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999. VI.4. Tunggakan PSDH dan DR Tunggakan iuran PSDH dan DR, terdiri dari : tunggakan yang dilimpahkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara/Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KP2LN/KPKNL), tunggakan yang dilimpahkan kepada KP2LN/KPKNL yang dinyatakan Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT), tunggakan yang dilimpahkan kepada Kejaksaan, dan tunggakan yang ada pada Dinas Provinsi. VI.5. Lelang Hasil Hutan Lelang hasil hutan diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Temuan, Sitaan, dan Rampasan. Pelelangan hasil hutan temuan, sitaan, dan rampasan dimaksudkan untuk mengamankan barang bukti dan menjaga hak-hak Negara dari kerugian akibat pencurian, kerusakan, penyusutan, dan penurunan kualitas karena penyimpanan dalam waktu yang lama. kan harga limit lelang hasil hutan kayu dan bukan kayu diatur dengan Peraturan Menteri Nomor P.47/Menhut- II/2008. Obyek lelang meliputi : hasil hutan kayu dan bukan kayu hasil dari temuan, sitaan, dan rampasan. Hasil hutan temuan, sitaan, dan atau rampasan yang tidak dapat dilelang meliputi satwa dan atau tumbuhan liar dan hasil hutan yang berasal dari Hutan Konservasi dan atau hasil hutan kayu yang berasal dari Hutan Lindung. VI.6. Hasil monitoring lelang hasil hutan tahun 2009 total sebesar Rp 1,5 milyar, yang terdiri dari : volume hasil hutan kayu bulat sebesar 319,9955 m 3 dengan hasil lelang Rp. 112.210.000,00 dan hasil hutan kayu olahan sebesar 1.754,7144 m 3 dengan hasil lelang sebesar Rp. 1.420.908.088,00. Dokumen Peredaran Hasil Hutan Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 86

Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor P.55/Menhut-II/2006 jis P.63/Menhut-II/2006 dan P.8/Menhut-II/2009 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Yang Berasal Dari Hutan Negara, pengangkutan hasil hutan dapat menggunakan dokumen, antara lain : Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB), Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB), Faktur Angkutan Hasil Hutan Bukan Kayu (FA-HHBK), dan Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO). SKSKB adalah dokumen angkutan yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang, dipergunakan dalam pengangkutan, penguasaan atau pemilikan hasil hutan berupa kayu bulat yang diangkut secara langsung dari areal ijin yang sah pada hutan alam negara dan telah melalui proses verifikasi legalitas, termasuk telah dilunasi PSDH dan atau DR. Pengadaan dokumen SKSKB dilaksanakan oleh Departemen dan selama tahun 2009 telah didistribusikan SKSKB ke Dinas Provinsi sebanyak 229.139 set. FA-KB adalah dokumen angkutan yang diterbitkan oleh Penerbit FA-KB yang merupakan Petugas Perusahaan, dipergunakan dalam pengangkutan hasil hutan berupa kayu bulat atau kayu bulat kecil yang berasal dari perizinan yang sah pada hutan alam negara atau hutan tanaman di kawasan hutan produksi, dan untuk pengangkutan lanjutan kayu bulat atau kayu bulat kecil yang berasal dari kawasan hutan Negara yang berada di luar kawasan. Penetapan nomor seri penerbitan dokumen FA-KB pada setiap perusahaan pada tahun 2009 sebanyak 229 perusahaan. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 87

Tabel VI.1.1. PERKEMBANGAN EKSPOR PRODUK KAYU OLAHAN TAHUN 2005-2009 No 1 Produk Kel. Kayu Gergajian (HS 4407) 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 9,999,918 3,408,881 43,771,140 36,918,536 63,721,094 55,995,382 50,919,008 55,301,908 38,968,906 39,107,926 2 Kayu Lapis (HS 4412) 2,214,770,962 1,374,670,271 1,979,110,376 1,506,681,493 1,774,271,082 1,565,456,899 1,250,949,008 2,055,526,139 1,572,119,475 1,314,802,163 3 Veneer (HS 4408) 3,733,492 8,618,092 10,984,000 12,041,169 11,027,221 29,979,829 11,482,000 30,096,339 8,408,757 23,506,274 4 Papan Partikel (HS 4410) 30,174,670 5,375,826 11,673,389 4,620,243 146,625,757 54,021,713 4,244,000 1,140,930 10,838,610 2,062,776 5 Papan Fiber (HS 4411) 234,789,022 55,092,669 204,948,497 49,351,886 214,902,295 70,802,188 179,857,000 56,316,444 185,268,357 48,407,866 6 Chipwood (HS 4401 dan 4404) 137,624 8,061 114,461 5,828 485,930 30,554,462 95,024,000 6,192,515 512,231,085 43,091,884 7 Pulp (HS 47) 2,546,292,891 932,708,467 2,812,624,096 1,124,049,592 2,437,374,772 1,065,667,952 2,436,869,000 1,425,342,204 2,470,052,774 966,229,144 Jumlah 5,039,898,579 2,379,882,267 5,063,225,959 2,733,668,747 4,648,408,151 2,872,478,425 4,029,344,016 3,629,916,479 4,797,887,964 2,437,208,033 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Grafik Ekspor Kayu Olahan Tahun 2005-2009 Berat (Kg) dan Nilai Ekspor (USD) 6,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000-2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Berat Nilai 2005 5,039,898,579 2,379,882,267 2006 5,063,225,959 2,733,668,747 2007 4,648,408,151 2,872,478,425 2008 4,029,344,016 3,629,916,479 2009 4,797,887,964 2,437,208,033 Berat (Kg) Nilai (USD) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 88

No Negara Tabel VI.1.2. PERKEMBANGAN EKSPOR KELOMPOK KAYU GERGAJIAN (HS 4407) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005-2009 2005 2006 2007 2008 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Australia 1,899 19,064 1,570,148 2,293,104 1,591,871 2,322,533 1,710,000 2,868,745 1,091,444 1,721,798 2 Austria 0 0 0 0 0 0 14,000 12,577 0 0 3 Belgia 0 0 416,940 770,188 249,486 422,785 240,000 317,709 167,047 178,371 4 China 7,345,235 2,241,423 7,488,991 3,151,660 9,520,394 5,515,970 7,004,000 5,379,437 4,867,454 3,213,356 5 Kolombia 0 0 0 0 0 0 10,000 13,666 0 0 6 Kroasia 0 0 0 0 0 0 38,000 30,382 0 0 7 Finlandia 0 0 163,646 180,264 147,331 165,006 174,000 170,575 0 0 8 Perancis 21,650 13,370 831,705 1,038,573 589,843 788,431 276,000 452,005 143,575 240,656 9 Polynesia 0 0 0 0 0 0 14,000 11,813 4,678 10,445 10 Jerman 45,796 63,015 130,199 183,998 857,018 754,601 297,000 392,652 216,289 325,708 11 Hongkong 0 0 752,947 448,645 2,310,906 1,200,241 1,366,000 1,104,096 1,668,366 1,026,519 12 India 9,857 10,660 0 0 8,680 15,592 22,000 24,230 0 0 13 Italia 0 0 0 0 122,166 157,681 216,000 450,774 187,472 272,964 14 Jepang 36,870 23,376 13,136,079 12,273,953 16,681,497 17,605,275 11,169,000 14,258,248 10,373,988 15,101,604 15 Korea 169,290 138,827 6,008,758 3,811,295 11,109,520 7,758,026 6,569,000 4,920,767 3,466,762 2,756,673 16 Lithuania 0 0 0 0 0 0 39,000 60,183 0 0 17 Malaysia 2,131,981 709,537 2,582,599 1,185,798 2,627,887 1,633,206 7,072,000 4,478,425 8,717,600 4,067,059 18 Mauritius 0 0 74 33 19,703 12,214 23,000 47,254 20,532 31,553 19 Belanda 22,000 31,010 2,602,279 4,638,259 4,158,499 7,997,667 5,043,000 12,721,389 2,338,122 5,412,247 20 Selandia Baru 0 0 90,814 59,338 227,663 120,417 272,000 132,014 229,493 130,063 21 Norwegia 0 0 0 0 0 0 12,000 13,275 0 0 22 Polandia 0 0 179,661 154,800 949,926 755,774 433,000 597,199 360,473 460,555 23 Portugal 0 0 0 0 0 0 29,000 20,197 0 0 24 Qatar 0 0 0 0 0 0 22,000 31,902 0 0 25 Rumania 0 0 0 0 0 0 23,000 45,110 4,834 8,401 26 Rusia 0 0 0 0 0 0 19,000 8,719 0 0 27 Seychelles 0 0 0 0 0 0 22,000 44,854 3,783 4,223 28 Singapura 22,100 32,745 1,433,621 957,801 1,401,236 838,914 1,713,000 1,083,909 833,720 608,931 29 Slovenia 0 0 83,457 74,378 95,989 87,618 29,000 25,899 3,200 4,328 30 Afrika Selatan 0 0 2,160,311 2,399,566 993,703 1,207,670 346,000 442,039 90,382 123,992 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 89

No Negara Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 31 Spanyol 0 0 0 0 247,680 333,822 62,000 96,334 74,957 176,178 32 Srilanka 0 0 5,361 5,400 92,524 80,768 133,000 123,033 0 0 33 Swedia 90 6 162,188 151,912 60,788 60,780 10,000 10,799 2,305 9,699 34 Taiwan 169,434 112,592 1,198,493 628,274 1,199,358 735,485 703,000 606,360 379,382 214,820 35 Thailand 0 0 46,430 25,103 41,618 16,440 23,000 78,412 0 0 36 Arab Saudi 0 0 2,500 14,431 0 0 0 0 0 0 37 Swiss 0 0 11,913 8,934 0 0 0 0 27 389 38 Kanada 0 0 81,273 28,129 59,875 26,648 0 0 8,647 9,788 39 Denmark 0 0 24,824 22,780 86,239 85,238 0 0 0 0 40 Guadalupe 0 0 1,277 1,104 0 0 0 0 0 0 41 Irlandia 0 0 0 0 21,468 34,183 0 0 6,674 29,146 42 Yunani 0 0 0 0 136 374 0 0 0 0 43 Kaledonia Baru 0 0 0 0 176 297 0 0 4,790 9,155 44 Turkey 0 0 0 0 14,629 8,470 16,000 19,371 3,417 5,829 45 Uni Emirat Arab 2,000 9,500 57,269 201,915 39,624 19,336 74,000 54,939 0 0 46 Inggris 1,000 75 544,951 1,179,722 976,421 2,217,556 711,000 1,575,687 535,702 1,116,167 47 Amerika Serikat 0 0 1,523,106 853,372 5,782,689 2,144,694 2,588,000 1,188,536 2,050,013 1,021,957 48 Vietnam 0 0 479,326 175,807 1,434,551 871,670 2,349,000 1,294,090 959,980 653,778 49 Kep. Cayman 20,716 3,681 0 0 0 0 0 0 0 0 50 Lainnya 0 0 0 0 0 0 32,000 94,303 153,798 161,574 Jumlah 9,999,918 3,408,881 43,771,140 36,918,536 63,721,094 55,995,382 50,919,008 55,301,908 38,970,915 39,108,015 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. 2005 2006 2007 2008 2009 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 90

No Negara Tabel VI.1.3. PERKEMBANGAN EKSPOR KAYU LAPIS (HS 4412) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Aljazair 50,113,086 27,557,196 13,714,514 6,339,886 23,813,519 18,392,507 26,741,000 23,490,404 0 0 2 Australia 19,221,356 16,565,618 24,946,601 26,543,794 21,221,633 26,906,423 21,347,000 28,383,081 16,613,785 19,013,217 3 Bahrain 0 0 0 0 0 0 2,999,000 2,602,454 1,804,117 1,359,220 4 Belgia 40,642,939 27,471,322 32,833,352 27,923,097 35,651,315 35,061,163 43,025,000 43,879,435 34,347,500 31,111,431 5 Kanada 0 0 0 0 0 0 3,190,000 3,728,663 3,875,866 7,664,951 6 China 173,612,221 93,214,959 138,972,921 83,351,869 125,167,616 78,319,093 121,022,000 80,308,256 82,960,461 51,990,329 7 Denmark 0 0 0 0 0 0 1,088,000 1,823,687 947,360 1,457,180 8 Mesir 0 0 0 0 0 0 18,746,000 15,504,507 0 0 9 Perancis 0 0 0 0 0 0 5,232,000 6,373,903 4,779,160 6,847,670 10 Jerman 52,043,200 40,058,974 38,047,316 37,197,702 39,851,801 55,126,502 46,054,000 72,381,792 35,008,342 54,171,514 11 Yunani 0 0 0 0 0 0 1,282,000 2,497,560 0 0 12 Hongkong 34,072,104 17,792,928 23,907,787 16,538,031 15,727,403 11,977,538 12,824,000 9,450,513 8,059,472 5,196,093 13 India 0 0 0 0 0 0 6,802,000 6,267,141 6,373,854 4,770,420 14 Irlandia 0 0 0 0 0 0 177,000 340,577 44,329 113,415 15 Italia 0 0 0 0 0 0 7,105,000 10,736,014 4,180,806 6,764,520 16 Jepang 887,645,393 578,680,273 831,039,106 738,943,179 679,153,748 623,192,284 163,640,000 539,936,892 573,697,627 479,808,917 17 Yordania 46,323,059 31,956,770 32,707,340 23,861,866 33,810,161 26,702,114 38,054,000 36,089,344 48,218,663 39,902,640 18 Korea 138,255,997 84,550,401 159,298,306 67,974,378 114,418,107 91,155,225 103,567,000 85,115,727 97,926,667 77,987,505 19 Kuwait 30,502,075 21,793,071 20,842,059 17,090,379 20,803,199 18,831,837 19,205,000 20,088,472 16,845,694 15,069,947 20 Lebanon 0 0 0 0 0 0 4,614,000 1,066,305 9,153,735 7,702,286 21 Libya 0 0 0 0 0 0 6,579,000 5,967,913 6,149,055 5,327,676 22 Malaysia 0 0 0 0 0 0 25,873,000 17,711,214 14,931,671 9,649,063 23 Maldiva 0 0 0 0 0 0 132,000 112,342 64,237 41,750 24 Mexico 0 0 0 0 0 0 7,481,000 6,924,463 5,951,389 4,733,585 25 Maroko 0 0 0 0 0 0 572,000 494,168 1,484,297 1,208,621 26 Belanda 36,354,286 28,405,482 21,012,704 18,394,539 21,576,432 31,487,561 20,640,000 29,624,347 18,190,881 24,994,567 27 Selandia Baru 0 0 0 0 0 0 720,000 832,723 456,950 464,896 28 Norwegia 0 0 0 0 0 0 698,000 879,567 119,022 185,477 29 Oman 2,107,937 1,223,195 10,348,074 6,899,495 8,502,497 8,006,332 8,342,000 8,071,758 23,710,921 21,036,988 30 Philipina 0 0 0 0 0 0 232,000 242,171 81,131 81,180 31 Polandia 0 0 0 0 0 0 6,420,000 11,015,085 4,073,785 7,798,938 32 Puerto Rico 0 0 0 0 0 0 2,183,000 2,218,437 112,684 144,426 33 Qatar 13,695,347 8,676,552 17,802,953 12,619,123 17,801,904 15,779,636 12,464,000 12,064,205 13,424,577 11,261,691 34 Rumania 0 0 0 0 0 0 136,000 234,981 86,754 137,788 35 Rusia 0 0 0 0 0 0 124,000 227,265 9,261 24,400 Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 91

No Negara 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 36 Arab Saudi 101,745,470 65,968,903 141,898,466 93,857,199 79,459,572 63,779,172 97,752,000 86,650,515 89,528,063 71,604,733 37 Singapura 28,902,639 14,418,405 23,743,103 15,669,073 18,252,226 14,188,961 29,451,000 24,194,136 30,045,531 21,985,916 38 Afrika Selatan 0 0 0 0 0 0 1,170,000 1,238,490 513,245 533,377 39 Spanyol 0 0 0 0 0 0 136,000 228,202 19,927 37,017 40 Swedia 0 0 0 0 0 0 665,000 720,625 227,865 197,104 41 Syiria 0 0 0 0 0 0 3,564,000 3,412,486 1,816,094 1,887,261 42 Taiwan 142,377,480 65,603,961 97,673,524 56,358,701 153,885,237 90,853,707 126,606,000 616,942,771 146,540,159 86,983,602 43 Thailand 14,343,087 6,243,942 16,983,746 6,827,354 7,034,665 4,555,654 8,334,000 5,993,713 5,354,495 3,451,819 44 Turkey 0 0 0 0 0 0 17,390,000 17,166,065 461,641 489,613 45 Turkmenistan 0 0 0 0 0 0 114,000 51,630 0 0 46 Ukraina 0 0 0 0 0 0 215,000 200,438 39,000 20,196 47 Uni Emirat 98,054,132 58,591,901 119,046,286 83,096,717 104,647,541 87,322,612 114,011,000 98,614,873 62,647,010 52,115,422 48 Inggris 40,186,294 25,566,778 18,170,695 14,260,532 18,840,820 28,229,418 19,306,000 23,306,102 14,874,440 17,591,811 49 Amerika 193,187,615 122,132,249 151,634,318 127,783,523 119,278,010 115,317,898 87,799,000 86,109,491 98,218,608 89,345,284 50 Vietnam 0 0 0 0 0 0 3,930,000 2,444,750 1,537,836 934,556 51 Lainnya 71,385,245 38,197,391 44,487,205 25,151,056 115,373,676 120,271,262 1,194,000 1,566,486 86,609,499 69,602,060 Jumlah 2,214,770,962 1,374,670,271 1,979,110,376 1,506,681,493 1,774,271,082 1,565,456,899 1,250,949,008 2,055,526,139 1,572,119,475 1,314,802,163 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 92

No Negara Tabel VI.1.4. PERKEMBANGAN EKSPOR VENEER (HS 4408) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Australia 99,150 126,928 0 0 16,285 83,995 68,000 95,415 79,135 79,801 2 Austria 0 0 0 0 23,730 69,817 0 0 0 0 3 Belgia 0 0 0 0 55,948 259,184 50,000 160,311 67,622 215,141 4 Brunei 0 0 0 0 0 0 20,000 17,903 0 0 5 China 0 0 58,000 82,931 476,501 412,174 1,712,000 1,985,336 817,198 1,419,778 6 Republik Ceko 0 0 0 0 261,720 1,125,139 249,000 1,134,154 157,423 808,296 7 Finlandia 0 0 0 0 42,976 166,798 92,000 338,859 114,081 430,416 8 Perancis 0 0 305,000 403,952 85,500 280,788 83,000 326,508 46,263 238,977 9 Jerman 797,542 2,596,192 2,929,000 3,943,292 2,143,855 8,176,869 2,537,000 9,899,403 1,917,601 7,282,362 10 Hongkong 0 0 0 0 0 0 10,000 14,657 4,756 2,205 11 India 0 0 0 0 32,448 83,574 0 0 0 0 12 Iran 0 0 0 0 295,526 211,916 422,000 321,643 141,758 125,010 13 Italia 174,900 692,446 0 0 466,926 1,848,930 323,000 1,453,013 301,613 1,461,745 14 Jepang 1,171,492 1,674,487 1,249,000 1,140,078 1,566,317 2,715,421 1,727,000 4,077,590 1,653,655 3,816,108 15 Korea 0 0 21,000 24,892 40,390 182,485 315,000 1,251,776 309,506 1,297,998 16 Malaysia 0 0 154,000 397,745 117,958 270,180 77,000 164,303 265,072 422,942 17 Mexico 0 0 0 0 402,860 1,393,014 69,000 147,224 267,767 1,181,307 18 Belanda 0 0 0 0 69,770 207,813 0 0 11,165 6,788 19 Pakistan 0 0 0 0 151,202 125,254 125,000 93,436 21,760 17,391 20 Filipina 0 0 0 0 24,950 16,312 0 0 2,625 1,156 21 Polandia 0 0 0 0 203,954 664,682 0 0 15,469 77,040 22 Singapura 0 0 0 0 301,937 273,080 336,000 230,271 220,018 70,899 23 Spanyol 0 0 0 0 77,350 297,772 19,000 81,573 27,054 102,407 24 Swedia 0 0 0 0 21,190 89,294 86,000 269,720 34,566 118,672 25 Swiss 0 0 0 0 21,859 80,031 0 0 26,450 125,914 26 Taiwan 0 0 0 0 49,756 48,741 45,000 112,001 123,223 97,590 27 Thailand 100 914 0 0 539,487 711,269 518,000 633,065 285,782 341,013 28 Turkey 0 0 0 0 0 0 12,000 62,806 0 0 29 Ukraina 0 0 0 0 36,918 133,378 0 0 0 0 30 Uni Emirat Arab 0 0 0 0 43,264 111,432 0 0 0 0 31 Inggris 367,683 1,056,808 1,160,000 1,371,733 530,107 1,828,975 402,000 1,500,960 88,500 350,053 32 Amerika Serikat 937,737 2,177,027 4,787,000 4,386,684 2,813,526 7,873,381 2,071,000 5,487,581 829,143 2,719,351 33 Vietnam 0 0 0 0 68,033 81,221 94,000 215,211 106,345 216,615 34 Lainnya 184,888 293,290 321,000 289,862 44,978 156,910 20,000 21,620 473,207 479,299 Jumlah 3,733,492 8,618,092 10,984,000 12,041,169 11,027,221 29,979,829 11,482,000 30,096,339 8,408,757 23,506,274 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 93

Tabel VI.1.5. PERKEMBANGAN EKSPOR PAPAN PARTIKEL (HS 4410) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005 S/D 2009 No Negara 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) 1 Aljazair 0 0 0 0 151,920 52,868 0 0 0 0 2 Australia 11 93 3,305 3,400 115,395 147,396 0 0 0 0 3 Bahrain 0 0 0 0 486,016 192,752 0 0 0 0 4 China 403,206 69,592 283,908 99,083 44,347,456 14,377,872 2,545,000 834,710 2,163,826 746,956 5 Denmark 0 0 0 0 81,630 76,330 0 0 0 0 6 Finlandia 0 0 6,478 10,722 0 0 0 0 0 0 7 Hongkong 7,298,389 1,451,107 6,160,004 1,383,056 2,354,352 663,893 0 0 8 India 0 0 0 0 267,329 86,820 0 0 0 0 9 Italia 9,727 11,670 2,865 2,070 2,603 2,550 0 0 0 0 10 Jepang 44,615 42,143 45,525 35,401 21,862,920 10,383,510 218,000 57,293 26,023 6,602 11 Yordania 0 0 0 0 497,911 203,034 0 0 698,277 114,717 12 Korea 13,355,033 1,676,030 23,614 17,254 2,669,755 657,635 930,000 72,091 4,324,784 719,211 13 Kuwait 0 0 0 0 1,061,614 505,901 0 0 0 0 14 Malaysia 3,671,578 697,840 1,140,135 208,431 6,242,180 2,700,383 409,000 124,597 189,039 27,006 15 Pakistan 0 0 20,000 14,106 479,790 113,182 0 0 0 0 16 Filipina 97,302 12,156 461,561 56,385 2,639,084 551,302 0 0 538,579 69,245 17 Portugal 32,783 42,491 152,357 197,588 23,101 32,706 0 0 0 0 18 Qatar 0 0 0 0 571,899 202,276 0 0 0 0 19 Arab Saudi 0 0 0 0 8,264,902 2,740,574 0 0 0 0 20 Singapura 0 0 0 0 2,496,393 1,005,254 48,000 8,092 70,928 12,303 21 Suriah 0 0 0 0 2,679,083 884,053 0 0 1,250,257 124,025 22 Taiwan 0 0 0 0 11,079,206 3,714,648 0 0 0 0 23 Thailand 0 0 0 0 439,603 185,786 0 0 118,161 42,328 24 Amerika 349,115 628,755 1,021,525 2,264,172 856,749 1,430,127 0 0 11 60 25 Uni Emirat 0 0 0 0 13,392,563 5,341,823 0 0 0 0 26 Vietnam 4,731,313 590,649 2,352,112 328,575 18,554,412 6,042,391 73,000 17,291 422,435 80,931 27 Yaman 0 0 0 0 1,397,010 514,791 0 0 0 0 28 Yunani 0 0 0 0 3,405,506 1,113,149 0 0 0 0 29 Lainnya 181,598 153,300 0 0 205,375 98,707 21,000 26,856 1,036,290 119,392 TOTAL 30,174,670 5,375,826 11,673,389 4,620,243 146,625,757 54,021,713 4,244,000 1,140,930 10,838,610 2,062,776 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Nilai (USD) Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 94

VI.1.6. PERKEMBANGAN EKSPOR PAPAN FIBER (HS 4411) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2008-2009 No Negara 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Aljazair 475,000 161,814 0 0 2 Bahrain 239,000 83,962 557,469 146,395 3 Bangladesh 321,000 48,524 0 0 4 China 23,052,000 7,897,022 22,649,546 5,991,134 5 Mesir 20,924,000 4,276,274 0 0 6 Hongkong 576,000 240,666 194,369 51,187 7 India 1,235,000 461,043 12,513,433 3,160,841 8 Jepang 12,456,000 5,501,966 9,079,336 4,207,154 9 Yordania 1,066,000 365,169 857,914 226,727 10 Korea 11,934,000 4,161,287 388,459 78,949 11 Kuwait 1,206,000 827,412 1,805,669 498,893 12 Malaysia 12,049,000 3,905,231 3,451,456 787,165 13 Mauritius 142,000 47,552 31,423 8,740 14 Pakistan 1,552,000 488,682 304,285 75,308 15 Philipina 3,013,000 623,640 3,240,677 696,210 16 Qatar 446,000 167,777 321,080 90,480 17 Arab Saudi 7,628,000 2,570,943 5,356,693 1,546,650 18 Singapura 1,479,000 517,126 708,149 230,336 19 Rep. Arab Syria 31,290,000 6,785,852 31,936,864 7,025,203 20 Taiwan 10,568,000 3,558,580 13,487,494 3,588,009 21 Uni Emirat Arab 3,732,000 1,510,126 5,794,232 1,730,524 22 Amerika Serikat 1,221,000 1,635,386 815,223 877,807 23 Vietnam 27,881,000 8,675,821 20,345,683 5,208,758 24 Kepulauan Virgin 485,000 172,790 0 0 25 Yaman 4,773,000 1,578,730 6,071,802 1,617,750 26 Lainnya 114,000 53,069 45,357,101 10,563,646 Jumlah 179,857,000 56,316,444 185,268,357 48,407,866 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 95

VI.1.7. PERKEMBANGAN EKSPOR CHIPWOOD (HS 4401 DAN 4404) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005 S/D 2009 No Negara 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 China 0 0 0 0 321,580 20,909,798 101,000 317,832 472,343,377 39,138,475 2 Malaysia 91,800 4,589 68,750 3,437 0 0 0 0 788,000 9,472 3 Singapura 0 0 44,000 2,200 0 0 0 0 222,889 104,418 4 Jepang 13,101 1,394 1,711 98 70,778 3,637,731 41,067,000 2,701,315 535,415 447,934 5 Amerika Serikat 1 520 0 65 526 1,021,156 0 0 558,463 480,737 6 Selandia Baru 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 7 Israel 20 35 0 0 0 0 0 0 0 0 8 Swiss 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 Nigeria 30 121 0 0 0 0 0 0 0 0 10 Austria 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 Italia 0 53 0 0 0 0 0 0 0 0 12 Spanyol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 Arab Saudi 0 0 0 0 0 0 654,000 683,896 102,611 34,330 14 Kuwait 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 Hongkong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 Timor Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 Inggris 0 0 0 0 0 0 0 0 6 24 18 Belgia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 Uni Emirat Arab 20 149 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Finlandia 32,652 1,200 0 0 0 0 0 0 0 0 21 Belanda 0 0 0 0 0 33 0 0 3,441 750 22 Korea 0 0 0 0 54,534 3,544,706 16,477,000 1,071,008 20,037,821 1,758,556 23 Taiwan 0 0 0 0 38,512 1,441,038 36,712,000 1,416,380 16,874,409 899,500 24 Lainnya 0 0 0 0 0 0 13,000 2,084 764,653 217,688 Jumlah 137,624 8,061 114,461 5,828 485,930 30,554,462 95,024,000 6,192,515 512,231,085 43,091,884 Sumber : BPS diolah lebih lanjut oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 96

No Negara VI.1.8. PERKEMBANGAN EKSPOR PULP (HS 47) BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) Berat (Kg) Nilai (USD) 1 Australia 0 0 0 0 0 0 497,000 264,457 0 0 2 Bangladesh 5,826,514 2,164,131 23,166,041 8,918,233 21,165,912 8,340,286 37,179,000 17,611,280 43,058,956 16,764,526 3 Bulgaria 0 0 2,488,566 881,984 236 693 0 0 0 0 4 China 1,021,090,222 380,487,327 1,357,499,143 552,902,124 1,102,185,221 510,991,434 1,380,795,000 742,307,882 1,345,985,732 520,473,176 5 Perancis 65,322,067 23,544,028 92,373,383 35,057,414 54,327,092 21,810,319 22,474,000 12,279,268 16,573,351 6,811,207 6 India 133,021,354 47,390,260 133,522,377 52,338,117 158,083,541 59,456,389 47,240,000 81,330,190 235,138,355 93,954,667 7 Iran 0 0 0 0 1,903,915 742,527 1,096,000 636,834 1,500,000 527,213 8 Italia 152,755,058 49,547,924 164,595,056 58,256,378 161,586,565 61,753,202 94,610,000 53,594,150 67,619,129 26,252,493 9 Jepang 143,409,045 56,712,067 156,346,738 72,389,922 133,509,468 65,953,305 65,324,000 101,877,576 145,712,109 62,021,365 10 Yordania 2,799,028 1,266,560 103,269 439,862 3,596,128 1,594,183 1,994,000 1,051,399 0 0 11 Korea 713,641,882 253,295,268 613,153,524 232,787,682 479,575,960 187,629,080 600,284,000 317,052,892 367,786,478 145,073,251 12 Kuwait 2,993,975 1,197,641 6,482,822 2,574,485 8,959,396 3,273,038 4,491,000 2,332,889 8,491,864 3,224,360 13 Malaysia 13,369,301 5,432,856 5,388,400 2,374,913 21 25 2,215,000 328,792 2,736,867 1,195,255 14 Belanda 55,813,445 19,385,999 42,192,984 16,407,788 68,300,735 27,026,618 10,009,000 5,283,241 19,054,198 7,423,182 15 Selandia Baru 0 0 0 0 1,998,649 720,203 0 0 0 0 16 Pakistan 0 0 0 0 3,143,169 2,473,612 0 0 4,554,541 1,795,707 17 Panama 0 0 1,800,000 695,744 0 0 1,000,000 625,000 0 0 18 Philipina 15,583,900 5,726,583 7,668,900 2,910,478 6,304,230 2,282,733 5,285,000 2,715,675 5,701,678 2,304,795 19 Arab Saudi 0 0 4,997,100 1,637,575 3,161,328 1,251,799 2,236,000 1,179,258 7,673,902 2,508,678 20 Singapura 0 0 0 0 8,537,517 6,818,313 18,583,000 2,310,013 3,054,204 1,331,261 21 Taiwan 113,337,292 44,554,296 102,782,881 46,679,738 105,249,054 59,729,768 81,761,000 51,301,469 76,882,968 29,885,657 22 Thailand 6,701,564 2,643,473 4,171,666 1,798,028 4,564,414 2,104,194 14,845,000 9,337,306 12,015,706 5,153,359 23 Uni Emirat Arab 741,443 2,997,209 8,822,918 3,848,426 19,387,193 8,203,325 7,923,000 3,964,741 18,135,923 6,875,532 24 Amerika Serikat 21,815,646 7,269,413 41,904,942 14,960,485 67,709,918 24,255,303 0 0 97,544 35,116 25 Vietnam 44,192,484 15,109,268 38,969,007 14,602,373 22,472,493 8,533,860 36,874,000 17,838,465 80,725,259 30,136,905 26 Lainnya 33,878,671 13,984,164 4,194,379 1,587,843 1,652,617 723,743 154,000 119,427 7,554,010 2,481,439 Jumlah 2,546,292,891 932,708,467 2,812,624,096 1,124,049,592 2,437,374,772 1,065,667,952 2,436,869,000 1,425,342,204 2,470,052,774 966,229,144 Sumber : BPS diolah oleh Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 97

Tabel VI.2.1. PERKEMBANGAN IMPOR HASIL HUTAN KAYU TAHUN 2005-2009 No Produk 2005 2006 2007 2008 2009 Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) Berat (kg) Nilai (USD) 1 Kayu Bulat 88,915,565 26,156,478 49,760,097 16,887,203 55,326,249 18,995,944 55,023,889 21,267,838 30,835,375 11,093,890 2 Kel. Kayu Gergajian (HS. 4407) 137,808,925 78,153,674 179,623,193 93,288,639 175,226,453 100,984,355 192,886,463 127,369,826 130,237,067 79,867,868 3 Kayu Lapis (HS. 4412) 20,751,026 8,859,496 58,543,329 23,454,968 54,481,773 23,774,279 52,940,325 27,929,352 36,957,852 21,614,882 4 Veneer (HS. 4408) 10,192,530 19,589,208 17,059,447 25,522,286 50,845,611 36,505,641 21,187,659 31,991,961 14,936,176 19,564,716 5 Papan Partikel (HS. 4410) 39,028,444 10,459,973 84,435,086 20,623,383 151,562,933 35,407,122 230,718,805 63,972,943 176,542,818 41,438,965 6 Papan Fiber (HS. 4411) 64,761,271 20,320,994 63,211,429 20,791,621 62,511,563 23,612,637 102,228,322 43,553,866 95,923,083 37,835,554 7 Pulp (HS. 47) 877,100,088 492,278,680 900,452,981 530,385,554 892,958,546 590,685,876 3,244,379,298 1,474,738,001 3,366,008,322 950,856,117 Jumlah 1,238,557,849 655,818,503 1,353,085,562 730,953,654 1,442,913,128 829,965,854 3,899,364,761 1,790,823,787 3,851,440,693 1,162,271,992 Sumber : BPS diolah Direktorat BPPHH, Ditjen BPK. Berat (Kg) dan Nilai Impor (USD) 4,000,000,000 3,000,000,000 2,000,000,000 1,000,000,000 0 Grafik Impor tahun Hasil Hutan Kayu Berat Olahan Nilai Tahun 2005-2009 2005 ############ 655,818,503 2006 ############ 730,953,654 2007 ############ 829,965,854 2008 ############ 1,790,823,787 Berat (Kg) 2009 ############ 1,162,271,992 Nilai (USD) 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2009 98