LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

TENTANG BUPATI DOMPU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

KABUPATEN BUTON UTARA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

Undang (Lembaran Negara Republik

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 8, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang serta ketentuan pasal 28 ayat (2) dan pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah; b. bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah desa yang menjadi kewenangan desa dan penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa akan dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Keuangan Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistim Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4539); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR dan BUPATI ALOR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. 4. Bupati adalah Bupati Alor. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten Alor. 7. Desa adalah desa yang berada di wilayah Kabupaten Alor yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sisitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BPD adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa dalam bidang legislasi, penyusunan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa, dan keputusan desa, serta penampung dan pengatur aspirasi mesyarakat. 10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. 12. Alokasi Dana Desa selanjutnya disebut ADD adalah dana yang dialokasikan Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten. 13. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. 14. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan desa. 15. Perimbangan keuangan Kabupaten dan Desa adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBD yang dialokasikan kepada desa; 16. Dana Alokasi Umum Desa, selanjutnya disebut DAU Desa, adalah dana bantuan pemerintah kabupaten kepada Desa yang bersumber dari bagian perolehan pajak daerah, bagian perolehan retribusi daerah, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten, yang dialokasikan dengan tujuan keadilan dan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk membiayai kebutuhanya. 17. Dana Alokasi Khusus Desa, selanjutnya disebut DAK Desa, adalah dana bantuan pemerintah kabupaten kepada desa untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan pemerintah kabupaten. 18. Pajak daerah, selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. 19. Retribusi daerah, selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 20. Sumber pendapatan desa adalah sumber penerimaan desa yang berasal dari pendapatan asli desa, bagi hasil pajak dan retribusi kabupaten, bagian dari dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten, bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten, hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat. 21. Tunjangan penghasilan kepala desa dan perangkat desa adalah tunjangan yang diterima oleh kepala desa dan perangkat desa. 22. Peraturan Desa adalah peraturan yang dibentuk oleh Kepala Desa dengan persetujuan bersama BPD. 23. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi supervisi dan monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa.

BAB II KEUANGAN DESA Pasal 2 (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari APB Des, bantuan pemerintah, bantuan pemerintah daerah dan bantuan dari pihak lain yang bersifat tidak mengikat. (2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi juga pengaturan pemberian penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan pimpinan dan anggota BPD. Pasal 3 Penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari APBD. Pasal 4 Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa, didanai dari APBN. Pasal 5 Penggunaan dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. BAB III ASAS DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu Asas Pasal 6 Asas umum pengelolaan keuangan desa mengacu pada asas umum pengelolaan keuangan daerah yang meliputi pengelolaan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. Bagian Kedua Ruang Lingkup Pasal 7 Ruang lingkup Keuangan Desa meliuputi: a. hak desa untuk memungut pajak desa dan retribusi desa serta melakukan pinjaman. b. kewajiban desa untuk melakukan urusan pemerintahan desa dan membayar tagihan pihak ketiga; c. penerimaan desa; d. pengeluaran desa; e. kekayaan desa yang dikelolah sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada badan usaha milik desa;

f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan desa dan/atau kepentingan umum. BAB IV SUMBER PENDAPATAN DESA Bagian Kesatu Jenis Pendapatan Desa Pasal 8 Sumber Pendapatan Desa terdiri atas : a. Pendapatan Asli Desa, terdiri dari hasil usaha Desa, hasil keyaan Desa; b. hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong serta lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah; c. bagi hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten; d. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten; e. bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dalam rangka urusan pemerintahan; f. hibah serta sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. Pasal 9 (1) Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, terdiri atas : a. hasil usaha Desa; b. kekayaan Desa; c. hasil swadaya dan partisipasi; d. hasil gotong royong; e. lain-lain pendapatan asli desa yang sah; (2) Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: a. tanah kas Desa; b. pasar Desa; c. pasar hewan; d. tambatan perahu; e. bangunan desa; f. pelelangan ikan yang dikelola oleh desa; g. lain-lain kekayaan milik Desa. (3) Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf e, meliputi: a. hasil penjualan kekayaan Desa; b. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan Desa; c. jasa giro; d. pendapatan bunga; e. tuntutan ganti rugi; f. Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Desa.

Bagian Kedua Dana Alokasi Umum Desa Pasal 10 (1) Setiap desa mempunyai hak untuk menerima : a. pembagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten; b. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten. (2) Pemberian DAU Desa kepada desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya. (3) Perolehan bagian keuangan desa dari Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), disalurkan melalui kas desa. Pasal 11 Pengelolaan keuangan DAU Desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam APB Des. Pasal 12 Seluruh kegiatan yang didanai dengan DAU Desa direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa. Pasal 13 Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum. Pasal 14 DAU Desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali. Pasal 15 Bagian dari penerimaan dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten, dialokasikan kepada desa yang selanjutnya disebut ADD sebesar 10 %(sepuluh persen) dari penerimaan dana perimbangan yang ditetapkan dalam APBD. (1) Bagian dana perimbangan 10 % yang diserahkan kepada desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah setelah dikurangi dengan belanja pegawai. (2) Besaran prosentase bagian dari penerimaan dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten yang dialokasikan kepada desa sebagaimana dimaksud ayat (1), diberikan secara bertahap dengan memperhatikan kondisi kesiapan desa. Pasal 16 (1) Plafon DAU Desa untuk desa ditetapkan dalam APBD Kabupaten Alor berdasarkan penjumlahan ketiga sumber DAU Desa sebagai mana dimaksud dalam Pas3+al 8 ayat (1). (2) DAU Desa ditentukan dengan penjumlahan alokasi rata-rata dengan alokasi tertimbang berdasarkan porsi Desa yang bersangkutan. (3) Alokasi rata-rata untuk masing-masing Desa adalah sebesar 70% (tujuh puluh prsen) dari plafon DAU Desa seluruh desa dibagi jumlah desa. (4) Alokasi tertimbang adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) dari plafon DAU Desa.

(5) Porsi setiap Desa merupakan proporsi bobot desa yang bersangkutan terhadap jumlah bobot seluruh desa. (6) Bobot desa ditentukan berdasarkan variabel : a. keterjangkauan; b. jumlah penduduk;. c. kemiskinan; d. luas wilayah. Bagian Ketiga Alokasi Dana Desa Pasal 17 (1) ADD bersumber dari: a. dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam; b. dana Alokasi Umum setelah dikurangi belanja pegawai 10%; (2) Besarnya presentase ADD minimal dan proporsional serta rumus-rumus perhitungan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 18 ADD untuk masing-masing desa dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : ADDx = ADDM + ADDPx dimana : ADDx : Alokasi Dana Desa untuk desa x ADDM : Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima masing-masing desa ADDPx : Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x ADDPx = BDx X (ADD ADDM) dimana : ADDPx : Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x BDx : Nilai Bobot Desa untuk desa x ADD : Total Alokasi Dana Desa untuk Kabupaten ADDM : Jumlah seluruh Alokasi Dana Desa Minimal. Bagian Keempat Dana Alokasi Khusus Desa Pasal 19 (1) Pemerintah Kabupaten dapat memberikan DAK kepada Desa tertentu untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan pemerintah Daerah. (2) Pengaturan lebih lanjut mengenai penggunan DAK Desa akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB V PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 20 (1) APB Desa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. (2) Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. (3) Kepala Desa bersama BPD menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

Pasal 21 Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disetujui bersama Kepala Desa dan BPD sebelum ditetapkan disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. Pasal 22 Pedoman penyusunan APB Desa, Perubahan APB Desa, Perhitungan APB Desa dan Pertanggung jawaban pelaksanaan APB Desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VI PELAKSANAAN ANGGARAN Bagian Kesatu Pengelolaan Pasal 23 (1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa. (2) Dalam melaksanakan kewenangannya sebagaimana dimasud pada ayat (1) Kepala Desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat Desa. (3) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa dengan berpedoman pada Ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 24 (1) Untuk melaksanakan penatausahaan keuangan Desa, Kepala Desa atas persetujuan BPD mengangkat dan menetapkan Penanggungjawab Anggaran dan Pemagang Kas (2) Penangungjawab Anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah Sekretaris Desa. (3) Pemegang Kas Desa (Bendahara) sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah perangkat Desa atau unsur masyarakat yang mempunyai kehalian di bidang pengelolaan keuangan, berwatak jujur dan dapat dipercaya. (4) Penangungjawab Anggaran dan Pemegang Kas Desa diangkat oleh Kepala Desa dengan Keputusan Kepala Desa. Bagian Kedua Pengelolaan ADD Pasal 25 (1) Rambu-rambu penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten Kepada Desa diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. (2) Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai akibat diberikannya perimbangan keuangan oleh kabupaten kepada desa dicatat dan dibukukan dalam buku administrasi keuangan desa oleh Pemegang Kas Desa. (3) Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dikoordinasikan oleh pemerintah desa. (4) Kebutuhan pembangunan internal desa menjadi tanggungjawab desa.

Bagian Ketiga Tanggungjawab Kepala Desa dan BPD Pasal 26 (1) Tugas dan tanggung jawab Kepala Desa dalam pengelolaan ADD adalah : a. mengkoordinasikan musyawarah antara Pemerintah Desa, BPD, dan elemen desa terkait lainnya mengenai rencana penggunaan perimbangan keuangan kabupaten dan desa; b. menginformasikan pada publik tentang rencana penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten dan Desa; c. menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APB Des setelah mendapat persetujuan BPD ditetapkan menjadi Peraturan Desa; d. bertanggung jawab atas penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten dan Desa. (2) Tugas dan tanggung jawab BPD dalam pengalolaan ADD adalah : a. bersama-sama Pemerintah Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APB Des, yang di dalamya termasuk rencana penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten dan Desa; b. mengawasi penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten Kepada Desa, baik tertib administrasi maupun pelaksanaan di lapangan; c. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Desa atas penggunaan perimbangan keuangan Kabupaten kepada Desa. BAB VII KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN BPD Pasal 27 Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai kemampuan keuangan desa. Pasal 28 (1) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 terdiri dari : a. tunjangan jabatan; b. bantuan dari pemerintah atasan; c. bonus kegiatan. (2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada APB Desa. (3) Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa, paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional Kabupaten. Pasal 29 (1) Pimpinan dan Anggota BPD diberikan penghasilan tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai kemampuan keuangan desa. (2) Pemberian tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam APB Des.

BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 30 (1) Pembinaan atas pengelolaan keuangan desa, dilakukan oleh Tim Pembina Tingkat Kabupaten dan Tim Pendamping Tingkat Kecamatan. (2) Tim Pembina dan Pendamping Pengelolaan keuangan desa ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 31 Pengawasan atas penggunaan keuangan Desa dilakukan oleh BPD dan Aparat Pemeriksan Fungsional. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang keuangan desa yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dan dipandang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. (2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka : a. Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2004 Nomor 12); b. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 15 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Alor Tahun 2004 Nomor 18) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Alor. Ditetapkan di Kalabahi pada tanggal, 23 Desember 2006 Diundangkan di Kalabahi pada tanggal, 23 Desember 2006 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 8 SERI A

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA I. UMUM Bahwa seiring dengan pemberlakuan otonomi daerah, maka desa telah diberikan kewenangan yang luas untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri sesuai dengan kekhasan dan potensi yang dimiliki. Bahwa untuk maksud tersebut desa harus memiliki sumber-sumber pendapatan yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu pengelolaan semua potensi yang ada di desa harus dapat dilaksanakan secara baik, aman, tertib dan lancar, maka perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Alor tentang Keuangan Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Angka1 : Cukup jelas Angka 2 : Cukup jelas Angka 3 : Cukup jelas Angka 4 : Cukup jelas Angka 5 : Cukup jelas Angka 6 : Cukup jelas Angka 7 : Definisi desa sebagaimana dimaksud alam pasal ini tidak membatasi persehatian tapal batas wilayah administrasi pemerintahan desa/kelurahan. Angka 8 s/d 23 : Cukup jelas. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 : Cukup Jelas Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22

Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 : Aparat Pemeriksa Fumgsional yang dimaksud adalah Badan Pengawas Daerah Kabupaten Alor. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TAHUN 2006 NOMOR 419