BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang untuk hidup lebih baik dari sebelumnya, berlangsung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

PENGAKUAN DAN PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM IMPLEMENTASI UU DESA NO 6 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

BAB I PENDAHULUAN. indikator pekerjaan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam memperluas kesempatan

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. norma yang mengatur kehidupannya menuju tujuan yang dicita-citakan bersama

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang layak.pada umumnya mereka belum tersentuh oleh megahnya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia yang dapat diandalkan sebagai pencetak

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA. NGO services dalam ETESP di NAD dan Nias

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ayat (1) menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

ISSN : Volume 1 Nomor 2, Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

garis kemiskinan, yang disebabkan tidak dimilikinya kemampuan, pengetahuan kembangkan melalui upaya pendidikan, karena pada hakekatnya pendidikan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak menimbulkan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragnar Oktavianus Sitorus, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aghnita Septiarti, 2014 Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin

Company LOGO PENGANGGURAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang menata individu maupun sekelompok orang untuk hidup lebih baik dari sebelumnya, berlangsung sepanjang hanyat mulai dari kandungan hingga dewasa dan sampai mati diperoleh melalui keluarga, teman, guru, sekelompok orang atau masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, pendidikan saling berkaitan dengan manusia. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 5 ayat 5 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hanyat.yang mana setiap warga negara mempunyai kesempatan dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuannyadalam bentuk pengembangan dirisetiap warga Negara untuk meningkatkan mutu diriyang diberi akses ke dalam bentuk pendidikan yang di inginkan. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwasetiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan diri dan kepribadian yang dimiliki. Adapun pernyataan tersaebut dikuatkan, sebagai berikut ini: 1. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2. Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah, yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, latihan-latihan. keterampilan dan 1

pemberantasan buta huruf dengan mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada (Soelaiman Joesoef, 2004:48). Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 1 dijelaskan bahwa Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara tertruktur. Dan pendidikan berbasis masyarakat adalah bagian dari pendidikan Non Formal yang penyelenggaraannya berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Yang bertujuan untuk memberikan pengembangan kepribadian, pengetahuan, dan ketrampilan sebagai upaya menyejahterahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup baik untuk memperoleh penghasilan, usaha diri melalui Pendidikan Non Formal. Salah satu pendidikanbagian Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah pemberdayaan masyarakat berupa kursus dan pelatihan ketrampilan setiap orang untuk mengembangkan diri dan kemampuan. Seperti yang ditulis dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 yang menyatakan bahwa, Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup, dan sikap mengembangkan diri, mengembangkan profesi, usaha mandiri dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pernyataan diatas diperjelas dengan konsep pemberdayaan (empowering) yang dikembangkan oleh Kindervatter dalam Anwar (2007:77). Ia memandang bahwa pemberdayaan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya dalam bentuk 2

pendidikan yang bertujuan membangkitkan kesadaran, pengertian, dan kepekaan warga belajar terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan politik, sehingga pada akhirnya ia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya dalam masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai suatu proses yang mendorong terjadinya perubahan masyarakat melalui pendidikan kesadaran diri untuk meningkatkan kemampuan dan produktifitas sosio ekonomi, politik, dan budaya sehingga memperoleh bekal ketrampilan dan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup baik secara individu maupun kelompok. Dari perngertian tersebut dapat disimpulkan pemberdayaan masyarakat adalan upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam bentuk pendidikan agar masyarakat mampu memecahkan permasalahan hidup mereka. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di pedesaan.upaya untuk menanggulinya harus menggunakan pendekatan muti disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunakan (Sugeng Riyadi, dkk, 2000 : 8). Permasalahan yang masyarakat alami banyak, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik dan sosial. Bidang ekonomi merupakan masalah paling kompleks dikalangan masyarakat akibat harga kebutuhan semakin tinggi, 3

diiringi penghasilan tidak mencukupi dan tidak adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan, sehingga terjadi kemiskinan semakin meningkat. Hal tersebut dikuatkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Maret 2006 bahwa Penduduk miskin di daerah perdesaan bertambah 2,11 juta, peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin selama Februari 2005-Maret 2006 terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut naik tinggi, digambarkan oleh inflasi umum sebesar 17,95 persen. Akibatnya penduduk tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada disekitar garis kemiskinan banyak bergeser posisinya menjadi miskin. Potret tersebut berdampak pada daerah Purbalingga khusunya di Desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga dengan jumlah penduduk 6227 jiwa terdiri dari 3145 jiwa penduduk laki laki, dan 3082 jiwa penduduk perempuan, dan jumlah total kepadatan penduduk 1477 jiwa/ km2. Dimana, keadaan ekonomi masyarakat desa karangcegak, Kutasari, Purbalingga dilihat dari usia 15 tahun sebagian besar adalah sebagai petani dan buruh tani yaitu 4223 orang serta luas tanah tegalan 225,751 ha. Selain itu, faktor pendukungstruktur tanah pertanian cocok untuk bertanam ketela menyebabkan daerah tersebut bekerja sebagai petani. Namun, faktor pendukung tersebut kurang menyejahterakan masyarakat Desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga walaupun memiliki pertanian melimpah disebabkan harga jual ketela menurun dan keuntungan penjualan dibagi dengan jasa tengkulak. Pendidikan berbasis masyarakat bergerak dengan asumsi bahwa masyarakat yang ada, apakah masyarakat desa atau kota, mempunyai potensi 4

untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki, dengan memobilitasi tindakan masyarakat untuk mengatasi masalah ( Meriam dan Cunningham, 1989:439). Oleh karena itu, Bupati Purbalingga pada tahun 2006 yang berisikan tentang: Desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga dijadikan sebagai daerah mandiri pangan dimana masyarakat diberdayakan melalui pendidikan dan pelatihan wiurasaha mandiri dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada meliputi: pengolahan hasil pertanian (ketela) sebagai produk pangan makanan lokal, budidaya perikanan, dan simpan pinjam usaha kecil. Dengan harapan progam pemberdayaan masyarakat memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Karangcegak.Sehingga, progam pemberdayaan melalui pemanfaatan ketela menjadi bahan olahan makanan lokal merupakan salah satu cara alternatif yang dilakukan guna meningkatkan nilai jual lebih tinggi di pasaran pada masyarakat desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pengahasilan tambahan, mengatasi pengangguran, dan menanamkan kesadaran kepada masyarakat terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang ada disekitar untuk dijadikan sebagai objek dalam membuka lapangan pekerjaan atau usaha dalam memperbaiki ekonomi keluarga. Berdirinya progam pemberdayaan melalui wirausaha diantaranya,upaya menciptakan masyarakat desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga dalam memberanikan diri, membuka usaha dan menjadi. Seperti data (ATK 2009), wirausaha yang mandiri. wirausaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengajar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang 5

selalu aktif, dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas. Adapun pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal sebagai objek pada progam dikarenakan,salah satu hasil sumber daya alam lokal, ketela menjadi minat pasar sebagai bahan makanan yang tradisonal yang sekarang langka atau sulit ditemukan,jenis jajanan dan makanan yang menarik, dan memiliki cita rasa yang enak, serta penampilan memenuhi selera. Seperti kupitan berikut ini, pengolahan makanan lokal untuk mendapatkan nilai tambah dan potensi pengolahan dikembangkan secara komersil merupakan upaya mengangkat citra makanan dari bahan baku lokal (Isti Handayani pada Penyuluhan Pemanfaatan Potensi Lokal, 22 April 2008). Pemberdayaan masyarakat muncul karena kondisi di masyarakat berada dalam suatu lingkarankondisi ekonomi rendah yang mengakibatkan masyarakat tidak tahu dan tidak mampu. Ketidakmampuan dan ketidaktauan masyarakat mengakibatkan produktifitas mereka rendah (Kristanto,dkk :6). Menyebabkan banyak masyarakat tergantung dengan mencari pekerjaan bukan mencari cara memenuhi kebutuhan. Upaya progam pemberdayaan melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi makanan lokal guna mengestaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat desa Karangcegak yaitu memberikan pendidikan kepada masyarakat yang mandiri untuk membuka usaha baru. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam lokal menjadi produk makanan yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.untuk mencapai harapan Pemerintah yaitu progam pemberdayaan 6

masyarakat sebagai progam yang memberikan pengaruh kearah positif sebagai upaya perbaikan ekonomi masyarakat diwilayah tersebut. Dalam rangka memberdayakan Desa Karangcegak, Pemerintah Kabupaten Purbalingga mendirikan progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal untuk memberikan pembekalan, pembelajaran, pelatihan dan peningkatan kemampuan serta ketrampilan. Hal tersebut memperkuat bahwa, dengan adanya progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi makanan lokal dapat membawa pengaruh pada kesejahteraan masyarakat di Desa Karangcegak. Sehingga, baik dalam aspek ekonomi dan aspek lainnya yaitu aspek dibidang pendidikan, politik, dan sosial dapat mengalami peningkatan. Dikarenakan, masyarakat mempunyai ketrampilan dalam pengolahan ketela, ketrampilan membuka usaha dan peningkatan kemandirian menjadi wirausaha yang bertujuan menyejahterakan hidup masyarakat di Desa Karangcegak. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah dapat didefinisikan masalah masalah yang timbul sebagai berikut: 1. Masyarakat kurang menyadari pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal yang ada. 2. Pengangguran di Desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga akibat ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. 7

3. Masyarakat tidak mempunyai ketrampilan untuk membuka dan menciptakan inovasi usaha. 4. Masyarakat tidak mempunyai ketrampilan dalam mengolah sumber daya alam lokal. 5. Rendahnya kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap makanan lokal. 6. Tingkat pendidikan yang rendah sehingga masyarakat mudah percaya terhadap tengkulak. C. Batasan Masalah Berdasarkan pada hasil identifikasi masalah yang di uraikan di atas dengan pada keterbatasan peneliti maka dari banyaknya permasalahan yang dihadapi pada wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal, maka penelitian ini memfokuskan pada:bagaimana Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Wirausaha Pengolahan Ketela Menjadi Olahan Makanan Lokal Di Desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga? D. Rumusan Masalah Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga? 2. Bagaimana proses progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak? 8

3. Apa hambatan dan solusi yang dihadapi dalam progampemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini hanya difokuskan untuk : 1. Mengetahui realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di desa Karangcegak, Kutasari, Purbalingga. 2. Mengetahui proses progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak. 3. Mengetahui faktor penghambat dan solusi pada progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan dan wawasan bagi penyelenggara dan pendamping untuk mengembangkan progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak. 2. Manfaat Praktis Sebagai bahan evaluasi yang dapat membantu penyelenggara progam pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha pengolahan ketela menjadi olahan makanan lokal di Desa Karangcegak. 9