SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

dokumen-dokumen yang mirip
V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

MATERI DAN METODE. Materi

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

MATERI DAN METODE. Materi

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN HERBAL DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN RETENSI NITROGEN PADA AYAM BROILER SKRIPSI ANDIKA LISTIYANTI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah ransum yang tersisa (Fadilah, 2006). Data rataan konsumsi ransum

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PEMANFAATAN CASSAPRO (SINGKONG FERMENTASI) DALAM RANSUM AYAM KAMPUNG PERIODE STARTER

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

PEMANFAATAN ENERGI UNTUK PERTUMBUHAN AYAM BROILER AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA DALAM RANSUM SKRIPSI. Oleh OKY KURNIATAMA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AMPAS KECAP DALAM RANSUM AYAM PETELUR TUA TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, RASIO EFISIENSI PROTEIN DAN RETENSI NITROGEN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang. Ayam pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODA. Materi

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras di Indonesia

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

Transkripsi:

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4 Tuty Maria Wardiny 1*, T. Eduard Azwar Sinar 2 PS. Agribisnis-FMIPA, Universitas Terbuka, Tangerang, Indonesia tuty@ut.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan tumbuhan obat (herbal) Indonesia bagi ternak unggas khususnya ayam kampung, agar dapat diaplikasikan oleh peternak dalam meningkatkan performan ternak dan mempertahankan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Seratus delapan puluh ekor anak ayam kampung umur satu hari dibagi menjadi 3 (tiga) perlakuan dan 4 (empat) ulangan, dan masing-masing ulangan terdiri dari 15 ekor anak ayam. Ransum perlakuan adalah ransum kontrol (R0), jamu ternak di dalam air minum (R1) dan jamu ternak di dalam ransum (R2). Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, mortalitas dan Income Over Feed Chick and Cost (IOFCC). Hasil menunjukkan bahwa konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum ayam kampung nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh ransum perlakuan. Pemberian jamu ternak dalam air minum dan ransum ayam kampung memberikan hasil yang lebih baik terhadap performan, mortalitas dan Income Over Feed Chick and Cost (IOFCC) dibandingkan dengan ransum kontrol. Kata-kata kunci: Ayam kampung, Income Over Feed Chick and Cost (IOFCC), jamu ternak 1. Pendahuluan Serangkaian studi tentang tanamanan obat (herbal) yang dilakukan oleh Balai Penelitian Ternak Bogor membuktikan bahwa Indonesia berpotensi besar menjadi negara penghasil obat flu burung berkualitas di dunia. Indonesia dikenal sebagai negara dengan memiliki kekayaan hayati tumbuhan yang tinggi dan warisan budaya dalam pemanfaatan tanaman obat untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk flu burung. Sejak krisis moneter yang terjadi di Indonesia sampai saat ini harga obat buatan pabrik luar negeri (impor) sangat mahal. Sehingga tidak terjangkau para peternak khususnya peternak skala menengah kebawah. Oleh karena itu peternak mencari alternatif lain dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat lokal sebagai obat tradisional yang disebut jamu ternak. Ramuan herbal jamu ternak tersebut dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air minum atau dalam bentuk tepung yang dicampur kedalam ransum sebagai makanan tambahan (feed suplement). Disamping itu jamu ternak dapat dibuat sendiri oleh peternak sehingga harganya lebih murah bila dibandingkan dengan harga obat pabrik, khasiatnya cukup ampuh untuk mencegahan maupun mengobati penyakit ternak unggas. Sebelum ada wabah flu burung beberapa peternak unggas skala kecil secara rutin telah menggunakan ramuan obat tradisional untuk ternak-ternaknya, baik melalui air minum atau dicampur dalam ransum, dan ternyata ternak mereka terhindar dari serangan penyakit flu burung (Zainuddin, 2006). Di Balai Penelitian Ternak Bogor, telah dilakukan uji pemberian jamu ternak yang terdiri dari kombinasi beberapa tanaman obat yang mengandung zat aktif, yang berfungsi sebagai anti viral, antibiotik, dan antibakteri. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat respon positif terhadap peningkatan imunitas terhada penyakit ND dan flu burung. Hal ini dibuktikan dari hasil titer darah ayam uji (Zainuddin, 2007; Zainuddin, dkk., 2008; Januwati,dkk., 2008). Berdasarkan / pengujian jamu ternak pada skala laboratorium, diperoleh bahwa ternak unggas yang diberi jamu ternak ternyata memiliki angka mortalitasnya yang rendah (dibawah 10%), ayamlebih sehat, dan ramah lingkungan (bau amonia dari kotoran berkurang), lemak abdominalnya lebih sedikit, dan penggunaan pakannya lebih efisien dan ekonomis (Zaiunuddin, 2007). Hasil eksperimen tingkat laboratorium seperti diuraikan tersebut di atas perlu ditindaklanjuti dengan melakukan dilapangan pada peternak skala usaha kecil. Tujuan dari ini adalah untuk menguji dan memanfaatkan tumbuhan obat (herbal) Indonesia untuk ternak unggas khususnya ayam kampung, agar dapat diaplikasikan oleh peternak skala kecil dalam 261

usaha meningkatkan performan ternak dan mempertahankan kesehatanya. 2. Metode Penelitian 2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada peternakan ayam kampung di daerah Plered (Jawa Barat). 2.2 Ternak Penelitian ini menggunakan anak ayam kampung berumur satu hari sebanyak 180 ekor. Peneliti embagi anak ayam tersebut secara acak ke dalam 3 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 15 ekor anak ayam. Anaka ayam dipelihara selama 10 minggu. 2.3 Ransum Tabel 1 menyajikan komposisi ransum anak ayam kampungyang digunakan dalam ini serta dan kandungan zat makanannya. Tabel 1. Komposisi ransum ayam kampung No Bahan Pakan % 1 Jagung Kuning 28 2 Dedak Halus 31 3 Tepung Ikan 9 4 Bungkil Kelapa 6 5 Tepung Daun Singkong 6 6 Tepung Singkong 13 7 Menir 7 Kandungan PK : 14,81% dan EM : 2739,10 Kkal/kg 2.4 Jamu Ternak Tanaman herbal penyusun jamu ternak adalah: kencur, temulawak, temu ireng, lempuyang, lengkuas, kunyit, sambiloto, daun sirih, buah mojopahit, cabe jawa, jahe merah dan bawang putih Ilustrasi 1. Bagan Proses Pembuatan Jamu Ternak Fermentasi (Desmayati Z, 2006) Dosis pemberian jamu ternak 1-3 minggu dosis 2,5 ml tiap hari 4-6 minggu dosis 5 ml tiap 2 hari 6-10 minggu dosis 5 ml 2 kali/minggu 2.5 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Steel dan Torrie, 1995), dengan 3 (tiga) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. adalah sebagai berikut : R0 : ransum kontrol R1 : jamu di air minum R2 : jamu di dalam ransum Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam (analysis of variance/anova). Jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka analisa data dilanjutkan dengan menggunakan Uji Duncan (Steel dan Torrie, 1995). 2.6 Peubah yang Diukur 1. Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) Bobot badan anak ayam ditimbang dan dicatat setiap minggu. Penambahan bobot badan mingguan dihitung dengan cara pengurangan bobot badan anak ayam di akhir minggu dikurangi bobot badan anak ayam di awal minggu. 2. Konsumsi Ransum (g/ekor) Jumlah ransum yang dikonsumsi dihitung dari jumlah pemberian ransum setiap hari selama satu minggu dikurangi jumlah ransum yang tidak dikonsumsi setiap hari selama satu minggu. 3. Konversi Ransum Konversi ransum dihitung dengan cara konsumsi ransum selama dibagi dengan pertambahan bobot badan selama. 4. Mortalitas Mortalitas dihitung dengan cara: jumlah ayam yang mati selama pengamatan dikalikan 100% 5. Income Over Feed and Chick Cost (IOFCC) Untuk mengetahui Income over feed and chick cost dihitung dengan menggunakan rumus: IOFCC = TP (Harga DOC + BR) Keterangan : IOFCC = Income Over Feed and Chick Cost TP = Total Penjualan DOC = Day Old Chicken BR = Biaya Ransum 262

3. Pembahasan Hasil 3.1 Konsumsi Ransum Konsumsi ransum adalah merupakan banyaknya ransum yang dikonsumsi oleh setiap ekor anak ayam kampung selama. Rataan konsumsi ransum pada perlakuan berkisar antara 3127,44 3062,73 gram. Konsumsi ransum tertinggi pada R0 yaitu 3127,44g kemudian diikuti oleh R2 (3062,73g) dan yang terendah adalah R1 (3061,42g). Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum. Pengaruh pemberian jamu ternak terhadap konsumsi ransum dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Konsumsi ransum ayam kampung selama Konsumsi Ransum (g/ekor) R0 3127,44 ± 41,34 a R1 3061,42 ± 13,01 b R2 3062,73 ± 13,40 b Disini terlihat bahwa ayam kampung yang mendapat perlakuan jamu ternak konsumsi ransumnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan ayam kampung yang mendapat perlakuan kontrol. Hal ini dapat disebabkan karena adanya proses fermentasi dengan EM4 yang menyebabkan meningkatnya daya cerna ransum didalam usus. Sehingga ayam kampung lebih efisien dalam mengkonsumsi ransumnya. Hal ini sesuai dengan temuan Nur amaliyah (2004), yang menyatakan pemberian jamu Natur Lay dengan level 1% dan 1,5% menghasilkan konsumsi ransum yang lebih rendah dibandingkan kontrol. 3.2 Pertambahan Bobot Badan Salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan adalah dengan melihat pertambahan bobot badan. Rataan pertambahan bobot badan pada perlakuan berkisar antara 653,75 673,25 gram. Pertambahan bobot badan tertinggi pada R2 yaitu 673,25g kemudian diikuti oleh R1 (671,50g) dan yang terendah adalah R0 (653,75g). Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan. Hal ini membuktikan bahwa suplementasi jamu ternak pada ayam kampung dapat meningkatkan pertambahan bobot badan. Pengaruh pemberian jamu ternak terhadap pertambahan bobot badan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pertambahan bobot badan ayam kampung selama Pertambahan Bobot Badan (g/ekor) R0 653,75 ± 13,70 a R1 671,50 ± 3,11 b R2 673,25 ± 6,34 b Pertambahan bobot badan ayam kampung yang mendapat suplementasi jamu ternak lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung yang tidak mendapat perlakuan (kontrol). Adanya peningkatan daya cerna pada ayam kampung yang mendapat perlakuan jamu ternak mengakibatkan asupan zat-zat makanan menjadi lebih baik sehingga pertambahan bobot badan yang dihasilkan lebih tinggi. 3.3 Konversi Ransum Semakin rendah nilai konversi ransum maka semakin efisien penggunaan ransum oleh ayam kampung tersebut, karena semakin sedikit jumlah ransum yang dimakan untuk menghasilkan pertambahan bobot badan dalam jangka waktu tertentu. Pengaruh pemberian jamu hewan terhadap konversi ransum dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konversi ransum ayam kampung selama Konversi Ransum R0 4,79 ± 0,10 a R1 4,56 ± 0,01 b R2 4,55 ± 0,06 b Keterangan: rataan dengan superskrip yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan perbedaan nyata Rataan konversi ransum pada perlakuan berkisar antara 4,79 4,55. Disini terlihat bahwa ayam kampung yang mendapat suplementasi jamu ternak konversi ransumnya lebih kecil jika dibandingkan dengan ayam kampung yang mendapat perlakuan kontrol. Hal ini disebabkan karena ayam kampung yang mendapat suplementasi jamu ternak menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi tetapi konsumsi ransumnya 263

rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Scott et al. (1982) bahwa besarnya konversi ransum ditentukan oleh banyaknya konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan yang diperoleh. 3.4 Mortalitas Jumlah ayam yang mati selama disebut mortalitas. Data mortalitas suplementasi jamu ternak selama dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Mortalitas ayam kampung selama R0 3,33 R1 0 R2 0 Mortalitas (%) Keterangan: rataan dengan superskrip yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan perbedaan nyata Persentase mortalitas pada perlakuan berkisar antara 0 3,33%. Disini terlihat bahwa ayam kampung yang mendapat perlakuan jamu ternak memiliki daya ketahanan tubuh yang lebih baik jika dibandingkan dengan ayam buras yang mendapat perlakuan kontrol. Hal ini dapat disebabkan adanya kandungan zat aktif dari bahan-bahan tanaman obat yang digunakan, sehingga kandungan zat aktifnya lebih banyak dan saling melengkapi dalam jamu ternak. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Scanes, et al., (2004) yang menyatakan bahwa tingkat mortalitas ayam broiler pada manajemen pemeliharaan yang baik dapat ditolerir hingga 3%. Ini dapat disebabkan karena manajemen peternakan ayam kampung yang dilakukan oleh peternak kecil pada umumnya tidak sebaik pada peternakan ayam broiler komersil, terutama dalam biosecurity. 3.6 Income Over Feed Chick and Cost (IOFCC) Dari hasil perhitungan Income Over Feed Chick and Cost pada Tabel 6. terlihat bahwa suplementasi jamu ternak ( R1 dan R2) memberikan nilai Income Over Feed Chick and Cost yang lebih baik, sebesar Rp. 6.175,- atau 55,26% daripada R0. Tabel 6. Income Over Feed Chick and Cost (IOFCC) Mortalitas (%) R0 3,33 R1 0 R2 0 Income Over Feed Chick and Cost yang dihasilkan pada ayam kampung yang mendapatkan perlakuan jamu ternak lebih besar karena pertambahan bobot badan yang lebih besar dengan konsumsi ransum yang lebih kecil. Sehingga ayam kampung yang mendapat suplementasi jamu ternak lebih efisien dalam mengkonsumsi ransumnya, selain itu produk yang dihasilkan berupa ayam organik. Ayam organik memiliki harga jual di pasaran yang lebih tinggi daripada ayam kampung biasa. Selain itu peternak di daerah Plered pada umumnya sudah menggunakan sumber bahan pakan lokal dalam menyusun ransumnya sehingga harga ransum lebih murah jika dibandingkan dengan harga ransum pabrik. Sumber daya alam yang melimpah yang terdapat di daerah dapat dimanfaatkan oleh peternak untuk menyusun ransum, misalnya ikan sapu-sapu atau limbah pasar. Sehingga mereka tidak tergantung pada ransum yang dihasilkan oleh pabrik. 4. Simpulan dan Saran/Rekomendasi Jamu ternak dapat dijadikan alternatif sebagai pengganti obat buatan pabrik atau obat impor karena mampu meningkatkan daya tahan tubuh ayam kampung, sehingga mortalitasnya menurun. Pemberian jamu ternak terhadap ayam kampung juga dapat meningkatkan performan, sehingga Income Over Feed Chick and Cost yang dihasilkan lebih besar. 5.Ucapan Terima Kasih Terima kasih kami ucapkan kepda Ibu Dr. Desamayati Z. dari Balitnak Ciawi, yang telah membantu kami sehingga ini dapat berjalan dengan lancar. 6. Pustaka Januwati, M., M. Maksum, M. Yusron, M. Syair, N. Bernawie, D. Zainuddin dan S. Sembiring. 2008. Teknik Pembuatan Formulasi Jamu Ternak Berbasis Tanaman Obat. Balai Penelitian Tamanan Obat dan Aromatik. Bogor.( un published). Nur amaliyah. 2004. Pengaruh pemberian jamu Natur Lay sebagai imbuhan pakan alternatif pada ransum terhadap performans ayam petelur. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 264

Steel, R.G.D. dan J.H.Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia. Jakarta. Sumardi. 2006. Sumardi dan Jamu tahan flu Burung. Dilaporkan C. Wahyu Haryo dalam harian Kompas tanggal 17 Juli hal 16. Jakarta. Zainuddin, D. 2006. Tanaman obat meningkatkan efisiensi pakan dan kesehatan ternak unggas. Proc. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdayasaing. Agustus 2006. Undip. Semarang bekerjasama dengan Puslitbang Peternakan Bogor. Zainuddin, D. 2007. Budidaya ternak ayam lokal. Penggunaan herbal dalam ransum dan air minum, dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak. Disampaikan pada acara penyuluhan di Radio Pertanian Ciawi (RPC), tanggal 23 juli 2007. Zainuddin, D., S. Iskandar, M. Januwati, N. Bernawie, E. Wiedosari dan S, Sembiring. 2008. Pengaruh pemberian jamu ternak terhadap produktivitas, kualitas karkas, titer ND & AI dan mortalitas ayam broiler. Balai Penelitian Ternak Bogor 265