PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

Jurnal Pesona PAUD Vol. 1 No. 1 RATNA JUITA,

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TATA BALOK GAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM HERMAWITA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

*Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan 0 Universitas Negeri Padang

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK SATU ATAP BATU KUALI TALAWI SAWAHLUNTO

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DOMINO DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KOLASE DARI DAUN NANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK AZARAH MA ARIF PARIAMAN IRAWATI

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN CELEMEK KARTU BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AL HIKMAH AGAM. Desriwati Hasan

ISSN X. MahlanAsmar * & Siti Nurlianti. Program Pendidikan Gurus Pra Sekolah dan Dasar Universitas Lambung Mangkurat

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH Oleh ALININI SURYANI NIM : 2009 / 99277 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 1

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN Alinini Suryani Abstrak Kemampuan anak dalam meningkatkan motorik halus masih rendah. Kurang bervariasinya guru dalam memberikan pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yaitu suau penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan. Data penelitian melalui observasi, wawancara. Penelitian dilaksanakan dua siklus pada siklus II peningkatan motorik halus anak mengalami peningkatan. Kata Kunci : Motorik Halus; Melukis Gambar PENDAHULUAN Taman kanak-kanak merupakan salah satu lembaga pendidikan bagi anak usia 4 6 tahun untuk melanjutkan kependidikan Sekolah Dasar. Perkembangan pada usia awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap serta perilaku anak sepanjang hidupnya. Pengembangan motorik pada anak usia dini merupakan bagian dari kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melatih otot besar dan otot kecil anak serta untuk mengkoordinasi tangan dan mata pada anak. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya merupakan upaya pemberian stimulasi, bimbingan pengasuhan dan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi-potensi dalam diri anak sesuai dengan aspek perkembangan anak. Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004 menjelaskan Taman Kanak Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini berada pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan untuk anak usia 4 sampai 6 tahun yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik dan psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, kemandirian, seni dan fisik motorik untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pengembangan motorik halus pada anak usia dini. pengembangan motorik pada anak usia dini setiap anak berbeda, demikian pula dengan peranannya yang berbeda pula sesuai dengan lingkungan sosial dan kepribadian anak. Pengembangan Alinini Suryani, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, alininisuryani@yahoo.com

motorik pada anak usia dini merupakan bagian dari kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melatih otot besar dan otot kecil anak serta untuk mengkoordinasi tangan dan mata pada anak. Pengembangan motorik halus juga berfungsi untuk mendapatkan penerimaan sosial dimana anak-anak diberi kesempatan mencoba untuk melakukan gerakan motorik yang disesuaikan kemampuan masing-masing anak. Berdasarkan hasil observasi di TK Andessa Pariaman, peneliti menemui berbagai fenomena yaitu kurang berkembangnya motorik halus anak ini bisa terlihat kegiatan seharihari, maka disini peneliti mencoba memecahkan permasalahan tentang motorik halus anak dengan kegiatan mengisi pola yang menggunakan daun kering yang berasal dari alam, sehingga peneliti dapat memperbaiki motorik halus anak untuk kedepannya. Fokus masalah pada penelitian ini adalah kurang berkembangnya motorik halus anak, kurang bervariasinya kegiatan untuk pengembangan motorik halus anak, penggunaan media dan sumber belajar yang belum optimal pada Taman Kanak-kanak Andesa Paiaman. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola gambar agar anak mampu melakukan kegiatan yang menggunakan motorik halus dengan baik. Adapun manfaat dari penelitian adalah masukan yang sangat bervariasi bagi guru pendidikan anak usia dini, terutama bagi peneliti dan bagi anak serta bagi masyarakat di sekitar sekolah sebagai menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pengembangan motorik halus pada anak usia dini. Pada usia 5-6 tahun koordinasi motorik halus anak semakin meningkat untuk memfungsikan gerakan otot-otot kecil seperti jari tangan dan mata dalam melakukan suatu aktivitas dengan penuh ketelitian dan kecermatan. Lerner (dalam Sudono, 2002: 53), menyatakan bahwa motorik halus merupakan keterampilan menggunakan media yang koordinasi antara tangan dan mata, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal (-), garis vertikal ( ), atau garis miring kiri (\\\), garis miring kanan (///) atau lingkaran (OOO) dapat ditingkatkan. Sujiono (2009:07) mengemukakan sejumlah karakteristik anak usia dini sebagai berikut, a) egosentris, b) cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingan sendiri, c) anak mengira dunia ini penuh dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan, d) anak adalah makhluk sosial, e) anak membangun konsep diri melalui PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 2

interaksi sosial di sekolah, f) setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, g) kaya dengan fantasi, h) mereka senang dengan hal-hal yang bersifat imajinasi, i) daya konsentrasi yang pendek, j) sepuluh menit merupakan hal yang wajar bagi usia lima tahun dapat duduk dan memperhatikan sesuatu dengan nyaman, k) masa usia dini merupakan masa belajar yang potensial, l) masa usia dini disebut masa golden age. Menurut Hartati (dalam Aisyah, 2007 : 14) menyatakan bahwa karakteristik anak usia dini adalah a) memiliki rasa ingin tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan berimajinasi, d) masa paling berpotensial untuk belajar, e) menunjukkan sikap egosentris, f) memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, g) sebagai bagian dari makhluk sosial. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah berbentuk penelitian tindakan kelas yaitu ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dan dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Penelitian tindakan kelas juga dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui mengisi pola gambar, sehingga dapat meninngkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini dapat dilaksanakan pada waktu proses pembelajaran berlangsung di kelas sendiri. Maka melalui penelitian ini guru akan mencoba memperoleh umpan balik yang sistematis. Penelitian tindakan kelas ini juga merupakan suatu penelitian yang diintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran, dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar. Dalam penelitian ini adalah anak kelompok B1 TK Andessa Pariaman Tahun Pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 14. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini selama 2 bulan. Penelitian ini dilakukan di kelas peneliti sendiri yang menjadi respondennya adalah guru honor di kelompok B1 ini. Pada penelitian ini adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu format observasi, format wawancara dan kamera. Teknik analisa data dipakai adalah: P = F / N x 100 % Keterangan : P = Angka Presentasi F = Frekuensi Aktivitas Anak PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 3

N = Jumlah anak dalam satu kelas 100 = Persentase Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian ini maka pada akhir penelitian ini dan pada akhir pembelajaran setiap siklus minimal anak sudah dapat memegang alat tulis dengan baik dan terkontrol, seandainya indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal, Siklus I dan Siklus II diatas dapat dilihat peningkatan motorik halus anak melalui mengisi pola gambar dengan daun kering pada tabel dan grafik rekapitulasi berikut PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 4

PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 5 No 1 2 3 Aspek Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Mengisi Pola Gambar Dengan Daun Kering Pada Siklus I (Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II) Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah 14 Anak Jumlah 14 Anak Jumlah 14 Anak ST T R ST T R ST T R Anak dapat menggunting daun 1 3 10 5 5 4 12 3 1 kering % 7,14 21,42 71,43 35,71 35,71 42,86 85,71 21,42 7,14 Anak dapat menempel potongan 1 3 10 3 3 8 11 2 1 daun kering % 7,14 21,42 71,43 21,42 21,42 57,14 78,57 14,28 7,14 Anak dapat menempel dengan 1 4 9 3 3 8 11 2 1 rapi dan teratur % 7,14 28,57 64,28 21,42 21,42 57,14 78,57 14,28 7,14 Hasil Rata-rata 1 3,67 10 3,67 3,67 6,6 11 2,3 1 % 7,14 23,80 69,05 26,18 26,18 47,61 78,18 16,66 7,14 PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 4

80 70 60 50 40 30 20 10 0 kondisi awal siklus I siklus II sangat tinggi tinggi rendah Grafik 1 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Mengisi Pola Gambar Dengan Daun Kering Pada Siklus I (Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II) Berdasarkan tabel dan grafik diatas, hasil observasi pada kondisi awal dan tiap-tiap siklus dapat dilihat mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pada kondisi awal nilai rata-rata anak sangat tinggi 7,14 % dan pada siklus I nilai rata-rata anak sangat tinggi sebesar 26,18 % serta pada siklus II nilai rata-rata anak sebesar 78,8 %. Angka tersebut telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan telah mencapai angka indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75 %. Berdasarkan analisa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan, bahwa pada siklus II anak telah mencapai nilai KKM dan penelitian ini dicukupkan sampai pertemuan ketiga pada siklus II, nilai rata-rata pertemuan ketiga diperoleh nilai sangat tinggi yaitu 78,57 %, nilai tinggi 16,66 % dan nilai rendah berkurang menjadi 7,14 % pada pertemuan III siklus II, ini peneliti nyatakan selesai. Analisis Data Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I masih ada anak yang kurang menyukai kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering. Hal ini disebabkan karena anak masih ragu-ragu dalam menempelkan potongan daun kering. Pada siklus II kegiatan mengisi pola gambar sudah banyak disenangi anak, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan sudah banyak anak yang merasa senang dan mau melakukan kegiatan mengisi pola gambar. Anak dapat belajar sambil bermain dengan sesungguhnya, sehingga pembelajaran dapat dirasakan lebih bermakna dan akan lebih cepat dimengerti oleh anak. PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 6

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan kondisi awal dan hasil penelitian peningkatan motorik halus anak melalui mangisi pola dengan daun kering di TK Andessa kabupaten Padang Pariaman kelompok B yang terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus dlakukan 3 kali pertemuan terdapat peningkatan yang cukup baik. Pada kondisi awal diperoleh gambaran tentang peningkatan motorik halus anak pada kelompok B TK Andessa masih rendah. Setelah melihat kondisi awal tentang peningkatan motorik halus anak peneliti melakukan tindakan untuk memperbaiki peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering. Dalam peningkatan motorik halus anak melalui mengisi pola gambar dengan daun kering peneliti melihat ketelitian anak ketika melakukan kegiatan yang diinginkan, anak menempel dengan rapi, sabar dan penuh hati-hati ketika melakukan kegiatan. Berdasarkan tindakan peneliti Siklus I dan Siklus II dapat diuraikan keberhasilan melaksanakan peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola gambar dengan daun keringat pada aspek penilaian. Untuk mencapai hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada siklus II peneliti merancang pembelajaran yang lebih menarik bagi anak dalam melakukang kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering guna untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu dengan melakukan penggantian bahan yang akan digunakan seperti pada siklus I memakai bahan potongan daun jambu dan pada siklus II diganti lagi dengan potongan daun nangka kering dan daun pisang kering ini dimaksudkan supaya anak lebih kreatif dan membangkitkan semangat anak. Karena bermain anak merasakan kesenangan kenikmatan dan kebebasan tersendiri salah satunya dengan kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering. Menurut Bruner dalam Mayke (2001:10) mengatakan bahwa fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan fleksibilitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan dan mengasikan bagi anak terutama pada kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering dan untuk meningkatkan motorik halus anak, sehingga pembelajaran yang diinginkan yang diinginkan tercapai. Peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui mengisi pola gambar dengan daun kering tidak akan berhasil tanpa adanya kemampuan guru yang bagus dan tingkat belajar anak, ini bisa dilakukan / diperbuat melalui hasil wawancara pada anak PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 7

secara langsung. Hasil obervasi yang dilakukan guru membuktikan terhadap pembelajaran yang dimiliki tingkat ketetapan yang baik, karena didukung oleh hasil wawancara. Pada siklus I terlihat peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering belum meningkatan dengan baik. Ini disebabkan banyak anak yang kurang percaya diri. Tingkat keberhasilan anak pada siklus ini belum mencapai nilai yang baik karena pada siklus II ini anak yang memperoleh nilai rendah berkurang sehingga keberhasilan anak pada aspek ini mencapai 85 %, hasil rata-rata telah melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 %. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan kegiatan mengisi pola gambar dengan daun kering dapat meningkatkan motorik halus anak terhadap peningkatan pembelajaran pada anak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disini guru mendapatkan makna dari penelitian yang sangat berarti yaitu pada hakekatnya anak usia dini merupakan upaya untuk memberikan stimulasi, membimbing, mengasuh dan menyediakan kegiatan yang sesuai dengan prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Diharapkan kepada guru dalam merancang pembelajaran hendaklah guru memperdalam ilmu dan wawasannya untuk lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran supaya menghasilkan anak didik yang lebih baik dalam meningkatkan motorik halusnya. DAFTAR RUJUKAN Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka. Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Jakarta: Depdiknas. Sudono Aggani. 2002. Sumber Belajar dan Alat Permainan (Untuk Pendidikan Anak Usia Dini), Jakarta: PT. Grasindo. Sudjiono, Bambang. 2009. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka. PESONA PAUD Jurnal Ilmiah PG-PAUD Volume 1 Nomor 1 8