PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

KAJIAN ANALISIS HIDROLOGI UNTUK PERKIRAAN DEBIT BANJIR (Studi Kasus Kota Solo)

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

PENGENDALIAN BANJIR SISTEM BENDUNG PUCANG GADING DOMBO SAYUNG SEMARANG

PENGENDALIAN BANJIR KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG. Febri Wisda Krissetyatno, Ganang Setyo Budi, Suseno Darsono *), Robert J.

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI DOMBO SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi

PEMODELAN SPASIAL BANJIR LUAPAN SUNGAI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH DI DAS BODRI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai

PENGEMBANGAN DRAINASE SISTEM POLDER SUNGAI SRINGIN KOTA SEMARANG

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut.

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN SUDETAN UNTUK PENANGGULANGAN GERUSAN TEBING DI SUNGAI LUSI

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN I-1

Jurnal Spektran Vol. 1, No.1, Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP BANJIR SUNGAI BRINGIN i

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PERENCANAAN LAHAN KOLAM RETENSI DI KELURAHAN TIPES KOTA SURAKARTA

EVALUASI DESAIN MASTERPLAN SISTEM DRAINASE KOTA TANJUNG SELOR. The Design Evaluation of Tanjung Selor City Drainage System Masterplan SKRIPSI

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BRINGIN SEMARANG

PERENCANAAN DRAINASE GAYAMSARI SUBSISTEM KANAL BANJIR TIMUR SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

PEMBUATAN PETA TINGKAT KERAWANAN BANJIR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENGURANGI TINGKAT KERUGIAN AKIBAT BENCANA BANJIR 1 Oleh : Rahardyan Nugroho Adi 2

PERENCANAAN TANGGUL BANJIR SUNGAI LUSI HILIR

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

OPTIMALISASI SUNGAI WISA DAN SUNGAI KANAL SEBAGAI PENGENDALI BANJIR DI KAWASAN KOTA JEPARA

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN KAPASITAS PELIMPAH BENDUNGAN WAY YORI

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 471 476 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 471 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN S. Reza Pradana, Arianto Nugroho, Suharyanto *), Dwi Kurniani *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Sungai Lusi merupakan salah satu sungai terbesar di wilayah sungai Jratunseluna yang daerah alirannya mulai dari Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora dan berakhir di Kabupaten Grobogan. Pada musim penghujan, debit aliran Sungai Lusi cenderung besar sehingga sering menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabupaten Kudus. Melindungi daerah-daerah yang potensial perlu dilakukan untuk menghindarkan kerugian yang besar apabila terjadi bencana banjir. Adanya kolam detensi diharapkan mampu mengurangi debit banjir di Sungai Lusi dan menanggulangi terjadinya bencana banjir di daerah-daerah potensial di daerah hilir aliran Sungai Lusi. kata kunci: Banjir, Kolam Detensi ABSTRACT Lusi River is one of the biggest river in Jratunseluna river area that has drainage area from Rembang Regency, Blora Regency and end at Grobogan Regency. In rainy season, the Lusi river s flow rate tend to be large and cause flood in some areas in Grobogan, Blora dan Kudus Regency. Protecting of potential areas is necessary to avoid a great loss if flood disaster happens. The existence of a detention pond expected to reduce the flood discharge in Lusi River and can overcome the flood disaster at potential area in downstream of Lusi River s drainage area. keywords: Flood, Detention Pond PENDAHULUAN Sungai Lusi merupakan salah satu sungai terbesar di wilayah sungai Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, Juana). Daerah aliran Sungai Lusi meliputi dari hulunya di Bulu Kabupaten Rembang hingga ke Kabupaten Blora dan terus ke Kabupaten Grobogan hingga bertemu dengan Sungai Serang. Daerah aliran Sungai Lusi secara keseluruhan memiliki luas 2093,1 km 2. Sungai Lusi yang memiliki 42 anak sungai ini memiliki potensi untuk pengembangan irigasi dan air baku, tetapi juga merupakan ancaman potensial terjadinya banjir di musim hujan karena memiliki debit yang besar. Akan tetapi, pada musim kemarau *) Penulis Penanggung Jawab 471

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 472 debit aliran Sungai Lusi cenderung sangat kecil hingga terjadi kekeringan pada beberapa anak sungai. PERMASALAHAN Permasalahan yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Lusi adalah luapan air yang melebihi penampang sungai yang menyebabkan genangan di daerah pemukiman di desa/kota dan area pertanian, dan juga salah satu penyebab banjir di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabupaten Kudus. Peristiwa banjir yang cukup besar terjadi pada tanggal 8 April 2013 yang menggenangi wilayah Kecamatan Purwodadi dan Kradenan, Kabupaten Grobogan akibat meluapnya Sungai Lusi yang menimbulkan kerugian materi yang cukup besar, sementara pada tanggal yang sama banjir mencapai Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus akibat luapan Sungai Serang yang bersumber dari debit banjir Sungai Lusi (PSDA Seluna, 2013). Selain itu banjir di DAS Lusi juga diakibatkan alih fungsi lahan pada daerah hulu dari yang sebelumnya adalah kawasan hutan dan resapan air menjadi kawasan permukiman dan pertanian, sedangkan pada daerah hilirnya diakibatkan topografi yang datar sehingga kecepatan surutnya banjir di Sungai Lusi menjadi rendah (Gracia Widyakarsa, 2013). MAKSUD DAN TUJUAN Dengan kondisi Sungai Lusi sekarang maka diperlukan penanganan-penanganan tertentu untuk mengatasi ancaman bencana banjir yang terjadi akibat besarnya debit Sungai Lusi pada musim penghujan. Adapun penanganan yang dimaksud adalah pengendalian banjir dengan kolam detensi. Sedangkan lokasi kolam direncanakan di Desa Jono, Gandok, dan Pulorambe. Lokasi kolam adalah daerah persawahan dan merupakan daerah hulu dari daerah-daerah utama rawan banjir, sehingga diharapkan adanya kolam detensi nantinya dapat memberikan dampak positif secara langsung bagi daerah-daerah rawan banjir tersebut. Selain itu adanya kolam detensi ini bertujuan untuk menurunkan debit puncak banjir Sungai Lusi sehingga ancaman banjir di daerah hiir sepanjang Sungai Lusi dapat diminimalisasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Hidrologi Untuk melindungi daerah potensial rawan banjir yang berada di sepanjang daerah hilir aliran Sungai Lusi, maka direncanakan kolam detensi yang lokasinya berada sedikit berada di hulu daerah potensial rawan banjir tersebut. Dari keseluruhan DAS Sungai Lusi ditentukan luas DAS yang berpengaruh terhadap debit banjir di Kecamatan Tawangharjo khususnya di Desa Jono adalah seluas 1753,91 km 2. Dari analisis curah hujan rencana dengan menggunakan metode Log Normal dan data curah hujan dari 13 stasiun hujan di DAS Sungai Lusi antara lain: Stasiun Hujan Tempuran, Stasiun Hujan Gayam, Stasiun Hujan Blora, Stasiun Hujan Jiken, Stasiun Hujan Ngaringan, Stasiun Hujan Tambakselo, Stasiun Hujan Wirosari, Stasiun Hujan Nglangon, Stasiun Hujan Tawangharjo, Stasiun Hujan Pojok, Stasiun Hujan Butak, Stasiun Hujan 472

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 473 Sanggeh, dan Stasiun Hujan Simo dari tahun 2001 hingga 2013 didapat nilai curah hujan rencana sebagai berikut: Tabel 1. Curah Hujan Rencana DAS Lusi di Desa Jono Periode Ulang Curah Hujan Rencana (mm) 2 47,45 5 63,68 10 74,28 20 84,26 25 88,39 50 97,27 100 107,29 Selanjutnya dari analisis debit banjir rencana dengan menggunakan metode HSS Gama I dan menggunakan hasil analisis curah hujan rencana dengan menggunakan metode Log Normal pada Tabel 1 didapatkan hidograf banjir rencana sebagai berikut : Gambar 1. Hidrograf Banjir Rencana DAS Lusi di Desa Jono Karena pertimbangan ketersediaan lahan dan keekonomisan bangunan, kolam detensi, sudetan dan bangunan pelengkapnya didesain menggunakan hidrograf banjir periode ulang 10 tahun dengan debit maksimum sebesar 480,94 m 3 /detik. Penelusuran Banjir Untuk mengatasi besarnya debit banjir yang terjadi di DAS Lusi agar tidak terjadi limpasan atau banjir di daerah-daerah potensial, maka diajukan alternatif pengendalian banjir dengan membangun kolam detensi. Kolam detensi ini direncanakan dengan tujuan menurunkan debit puncak banjir yang melewati sungai, sehingga tidak menimbulkan limpasan pada ruas kiri/kanan sungai. Sedangkan kolam detensi dirasa sangat cocok untuk diterapkan di sebelah kiri/kanan Sungai Lusi karena kondisi topografi yang cukup datar dan tata guna lahan yang sangat memungkinkan. Kolam detensi ini direncanakan menggunakan daerah tapal kuda atau daerah yang dikelilingi oleh meander dari alur Sungai Lusi, dan direncanakan pada 4 lokasi berbeda yaitu di Desa Jono dengan luas 27 ha dengan kedalaman kolam rerata 8 m, Desa Gandok 13,5 ha dengan kedalaman rerata 4 m, dan 2 kolam di Desa Pulorambe masing-masing seluas 9,8 ha dan 19,2 ha dengan kedalaman 473

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 474 rerata 4 m. Untuk pembuatannya daerah tapal kuda digali dan alur Sungai Lusi yang lama digantikan dengan alur sudetan yang lebih lurus. Untuk pengoperasian masing-masing kolam detensi, maka diperlukan bangunan intake untuk mengalirkan debit banjir dari Sungai Lusi masuk ke dalam kolam detensi dan bangunan outlet untuk mengosongkan kolam. Dalam mensimulasikan penjalaran banjir di sungai, digunakan perangkat lunak HEC RAS 4.0. Untuk mensimulasi debit banjir di Sungai Lusi, menggunakan hidrograf debit banjir 10 tahun sebagai syarat batas hulu dan kemiringan rata-rata Sungai Lusi 0,000498 sebagai syarat batas hilir dengan nilai kekasaran Manning sebesar 0,05. Berikut ini adalah skema pengendalian banjir dengan kolam detensi, dan hidrograf hasil simulasi penelusuran banjir dengan HEC RAS 4.0. Gambar 2. Skema Penanggulangan Banjir dengan Kolam Detensi. Gambar 3. Hidrograf Inflow dan Outflow Masing-masing Kolam Hasil Penelusuran Banjir. 474

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 475 Tabel 2. Koordinat Hidrograf Inflow dan Outflow Masing-masing Kolam Hasil Penelusuran Banjir. Waktu (jam) Inflow (m 3 /detik) Jono Gandok Pulorambe 1 Pulorambe 2 Outflow Outflow Outflow Outflow (m 3 /detik) (m 3 /detik) (m 3 /detik) (m 3 /detik) 0 46,94 46,97 47,29 47,31 47,33 1 184,26 175,07 136,03 132,29 127,79 2 321,58 288,59 230,9 216,71 202,82 t puncak = 3 480,94 417,12 334,85 301,74 269,51 4 444,92 379,07 333,58 310,68 270,69 5 405,90 339,28 322,44 313,61 268,84 6 370,70 303,71 295,68 290,02 267,55 7 338,96 272,65 268,99 265,78 258,08 8 310,32 249,41 248,82 247,53 244,92 9 284,50 259,39 252,24 249,53 244,54 10 261,21 256,1 250,05 247,47 242,67 11 240,20 240,1 238,45 237,22 234,86 12 221,25 223,67 225,02 225 224,86 13 204,16 208,16 211,58 212,41 213,85 14 188,74 193,94 198,8 200,27 202,86 15 174,84 180,79 186,69 188,6 192,02 16 162,30 168,79 175,46 177,71 181,77 17 150,99 157,87 165,17 167,76 172,45 18 140,79 148,24 156 158,84 164,02 19 131,58 139,35 147,55 150,6 156,16 20 123,29 131,32 139,86 143,08 148,94 21 115,80 124,23 132,54 135,8 141,77 22 109,05 117,4 125,73 129,00 135,00 23 102,96 111,3 119,7 123,03 129,14 24 97,47 105,55 113,79 117,15 123,32 Berdasarkan hasil penelusuran banjir di atas terlihat dengan memakai 4 buah kolam detensi dapat memotong debit puncak banjir maksimum sebesar = 480,94 269,51 = 211,43 m 3 /detik. Pengendalian banjir dengan kolam detensi di sepanjang alur Sungai Lusi secara ekonomi dirasa lebih menguntungkan, karena tempat-tempat kolam detensi tersebut berupa sawah dengan topografi rendah, yang biasanya memiliki harga tanah yang jauh lebih rendah sehingga tidak diperlukan biaya yang tinggi terkait pembebasan lahan. Keuntungan lainnya adalah pemerintah atau instansi terkait dapat melakukan sosialisasi dan mengijinkan petani agar memelihara ikan di kolam detensi tersebut selama musim penghujan sebagai ganti dari lahan mereka yang terpakai untuk pembangunan kolam detensi ini, dan pada musim kemarau dapat digunakan oleh petani untuk menanam palawija pada lahan kolam yang mengering. 475

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 476 KESIMPULAN Dari analisis pengendalian banjir di Sungai Lusi di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kolam detensi dalam kasus ini dengan menggunakan 4 kolam dapat menurunkan debit puncak dari 480,94 m 3 /detik menjadi 269,51 m 3 /detik, sehingga ada pemotongan debit sebesar 211,43 m 3 /detik. SARAN Untuk pengendalian banjir Sungai Lusi selain dari sisi hidraulika (cara struktur) juga perlu segera dilakukan perbaikan lingkungan DAS di anak-anak Sungai Lusi sehingga besaran banjir dapat direduksi. h DAFTAR PUSTAKA Istiarto, 2014. HEC-RAS Lanjut : Lateral Structure, Storage Area, and Pump Staion, Modul Pelatihan HEC-RAS Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kodoatie R. J., Sugiyanto, 2002. Banjir : Beberapa Penyebab Banjir dan Metode Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Soemarto C. D., 1999. Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta. Triatmodjo, Bambang, 2008. Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta. 476