PENERAPAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT MELALUI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
Deby Pratama Putra. Keywords: Effectiveness, Administration, Utilization SIMPEG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan, mengembangkan dan mengambil langkah-langkah kebijakan yang

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Yusup Hermawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Garut Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting. 1

Syabab Azhar Basyir 1

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

BAB I PENDAHULUAN. informasi ataupun pengetahuan yang ada diseluruh dunia ini dengan mudah untuk

ARTIKEL EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS ELECTRONIC GOVERNMENT DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KABUPATEN WONOSOBO

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Nia Karniawati & Romi Rahmadani Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Unikom

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENERAPAN. makalah

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

b. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan public Konsep E-Government (Electronic Government) dalam Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis kebijakan penerapan e-

BAB I PENDAHULUAN. dengan penggunaan perangkat keras komputer ( hardware), program aplikasi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI DESA LIMBU SEDULUN KABUPATEN TANA TIDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu dasar atau referensi penting dalam penetapan sebuah kebijakan di

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

IMPLEMENTASI e-government, SEBUAH HARAPAN PENUH TANTANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan suatu. bangsa. Dengan pendidikan dapat menciptakan SDM (Sumber

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI PEKON PURWODADI

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DALAM PELAYANAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK TERKAIT DENGAN ASPEK HAM DAN KESEJAHTERAAN

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rizan Machmud, Peranan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Efektivitas

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PADA BIMBINGAN BELAJAR SUPER STUDENT CLUB ( SSC ) NGALIYAN SEMARANG

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN APLIKASI SIMPEG PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB III METODE PENELITIAN. data di lapangan tentang penerapan model pembelajaran role playing

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 118 TAHUN 2009 TENTANG

PEMBERDAYAAN SISTEM PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA PADA KABAPUTEN PRINGSEWU BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian tentang Penerapan tugas dosen pembimbing akademik

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi pada akhir-akhir ini demikian. pesatnya sehingga sering disebut sebagai abad informasi.

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

Peranan egovernment di dalam mendukung Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) PRESENTED BY : ERWIN IBRAHIM

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENGELOLAAN DATA TATA NASKAH KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pengelolaan Program Keluarga Berencana (KB) Nasional adalah

PENDAHULUAN. dengan yang di sampaikan Cassidy (2005) bahwa perencanaan strategis SI dan TI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang Disiplin PNS di BKD Kabupaten Banyumas sudah dilaksanakan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi Kabupaten Sragen

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

OPTIMALISASI PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN ELEKTRONIK GOVERNMENT

Sistem Informasi Manajemen

OPTIMALISASI PEMANFAATAN SITUSWEB INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN TUGAS DAN FUNGSI KEHUMASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI KELURAHAN MANAHAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 55 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENDUKUNG PENANAMAN MODAL

LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH (PROVINSI) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

JURNAL PELAKSANAAN MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DARI KABUPATEN KUTAI BARAT KE KABUPATEN MAHAKAM ULU. Philips.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah

Aji Yerico Defriandi 1

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kelurahan untuk Peningkatan Layanan di Pemerintah Kota Bogor. Hayuning Titi Karsanti

PENGEMBANGAN E GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BULELENG

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

PENERAPAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK-BKN) TAHUN 2017

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Masyarakat semakin menyadari bahwa teknologi memainkan peranan

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

Transkripsi:

PENERAPAN KEBIJAKAN E-GOVERNMENT MELALUI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RESPATY NATASURYA 1 Abstrak Artikel ini di buat untuk mengetahui bagaimana penerapan kebijakan e- Government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam penerapan e-government melalui SIMPEG. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah Menemukan Informasi dalam menghadapi masalah-masalah atau kendala yang di hadapi dalam upaya Peningkatan Kualitas aplikasi SIMPEG tersebut. Untuk menganalisa data dari hasil penelitian tersebut di gunakan Metode Analisis Deskriptif Kualitatif, yang data di dalamnya adalah berasal dari naskah, wawancara, rekaman, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Selain itu pertanyaan yang sering digunakan adalah bagaimana, adakah dan pendapat, serta memandang bahwa sesuatu itu memang demikian keadaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG telah berjalan dengan cukup baik dalam hal memberikan kemudahan dan manfaat dalam mengelola data-data kepegawaian. Kata Kunci : Penerapan Kebijakan, e-government, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Pendahuluan Penerapan kebijakan electronic Government (e-government) merupakan suatu upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik. Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi (TI), diiringi semakin meluasnya penggunaan Internet sebagai akses ke dunia maya, telah mendorong suatu perubahan yang revolusioner. Perubahan pemanfaatan teknologi informasi tersebut selain dalam cara berkomunikasi dan menikmati hiburan, juga dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Penerapan kebijakan e-government dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi. Penerapan kebijakan e-government dikembangkan untuk membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah secara terpadu. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut meliputi pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronik. Keberadaan Penerapan kebijakan e-government merupakan salah satu infrastruktur penting dalam pemerintahan. Selain itu, Penerapan kebijakan e-government merupakan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: surya.resa@gmail.com

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11 kebutuhan sekaligus tuntutan publik yang menginginkan informasi secara akurat, transparan serta accountable. e-government di Indonesia telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan Pada intinya, Inpres tersebut membahas tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government. Lebih jauh lagi, e-government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan institusi pemerintah. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam bidang kepegawaian, telah membuat dan mengembangkan sebuah website http://bkd.kaltimprov.go.id sebagai wujud dari Penerapan kebijakan e-government tersebut. Masyarakat maupun pegawai yang berada di seluruh Kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur dapat mengakses website http://bkd.kaltimprov.go.id melalui beberapa fasilitas yang telah disediakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur. Bentuk Penerapan kebijakan e-government lainnya yang dapat digunakan untuk mengakses website http://bkd.kaltimprov.go.id adalah dengan membangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) sejak tahun 2006, kebijakan ini masih mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian khususnya pasal 43A ayat (1) dan ayat (2) menyatakan perlunya penyelenggaraan dan pemeliharaan Informasi Kepegawaian. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada, karena pegawai merupakan aset penting dalam penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan meningkatkan kinerja pegawai dan dalam lingkup yang lebih besar dan akan membawa perbaikan kinerja perusahaan/pemerintah secara keseluruhan. Mengingat pentingnya pengelolaan data pegawai tersebut, maka peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangan e-government. Kerangka Dasar Teori E-Government E-Government merupakan kependekan dari elektronik pemerintah. E- Governtment biasa dikenal e-gov, pemerintah digital, online pemerintah atau pemerintah transformasi. E-Government adalah Suatu upaya untuk mengembangkan penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan 1974

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur (Resa) mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Atau e- Goverment adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. e-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Indikator-Indikator dalam Penerapan e Government. Dalam penerapan e-government terdapat indikator-indikator penting yang harus diperhatikan. Menurut Indrajit indikator-indikator tersebut meliputi: 1. Data infrastruktur Kesiapan data infrastruktur tersebut meliputi manajemen sistem, dokumentasi dan proses kerja ditempat untuk menyediakan kuantitas dan kualitas data yang berfungsi mendukung menuju penerapan e-governmen (dalam Indrajit, 2004). Kemampuan mendokumentasi juga menjadi bagian dari standar penerapan e-government. Dengan adanya dokumentasi maka proses mengevaluasi jadi lebih mudah. 2. Infrastruktur legal Dasar hukum dan peraturan-peraturan merupakan landasan dalam penerapan e-government (dalam Indrajit, 2004). Selain itu dasar hukum dan peraturan-peraturan dijadikan strategi dari pemerintahan untuk menerapkan e- Government secara berkesinambungan. Adapun dasar hukum tersebut dapat berupa peraturan perundang-undangan ataupun Surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum. 3. Infrastruktur institusional Infrastruktur institusional merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran dalam membangun e-government. Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan baik antar lembaga tentang penerapan e-government (dalam Indrajit, 2004). Selain melakukan koordinasi dapat juga dilakukan dengan melakukan komunikasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan kerjasama antar lembaga (dalam Indrajit, 2004). 4. Infrastruktur manusia Penerapan e-government dalam pelaksanaannya membutuhkan kemampuan sumberdaya aparatur, karena penerapan e-government yang harus didukung dengan aparatur yang berkompeten dibidang teknologi informasi (dalam Indarajit, 2004). Adapun upaya untuk menciptakan sumberdaya aparatur yang berkualitas melalui pelatihan dan pendidikan yang berbasis teknologi informasi. Infrastruktur manusia merupakan hal yang penting dengan adanya sumberdaya 1975

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11 manusia yang mendukung maka pelaksanaan penerapan e-government dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. 5. Infrastruktur teknologi Inisiatif penerapan e-government banyak bertumpu pada infrastruktur teknologi maka penerapan penerapan e-government harus disesuaikan dengan kondisi infrastruktur yang tersedia. Dengan adanya infrastrukutr teknologi yang memadai maka penerapan e-government akan berjalan sebagaimana mestinya (dalam Indarajit, 2004). Adapun untuk mengetahui ketersediaan sarana teknologi yang dimiliki maka dapat dilihat melalui jumlah komputer atau sarana teknologi lainnya yang menunjang dalam penerapan e-government serta adanya jaringan komputer untuk lebih memudahkan dalam mengakses. (dalam Indarajit, 2004). Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Manajemen sebagai penggerak dan pengendali suatu organisasi sangat tergantung kepada informasi yang diterimanya. Keputusan yang harus diambil saat melaksanakan fungsinya akan sulit dilakukan seandainya manajemen tersebut tidak mendapatkan informasi yang mencerminkan keadaan sebenarnya. Azhar Susanto berpendapat bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan saat melaksanakan fungsinya. (dalam Azhar Susanto, 2004). Jadi sistem informasi manajemen memiliki fungsi untuk merencanakan, menyusun (mengorganisir), menempatkan, mengarahkan dan mengendalikan apakah rencana yang dibuat telah terealisasi dengan baik yang bertujuan untuk pengambilan keputusan. Penerapan kebijakan e-government di Provinsi Kalimantan Timur khususnya di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dilaksanakan dengan pendirian perangkat SIMPEG, alat tersebut sebagai penyedian informasi bagi aparatur maupun masyarakat yang memerlukan informasi kepegawaian di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun pengertian SIMPEG (dalam Kep Mendagri No 17 Tahun 2000) adalah, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang selanjutnya disingkat SIMPEG adalah suatu totalitas yang terpadu terdiri atas perangkat pengolah meliputi pengumpul, prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak; perangkat penyimpan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, berketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian. SIMPEG merupakan suatu wadah bagi aparatur di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur dan masyarakat yang ingin mengetahui informasi-informasi kepegawaian dalam satu alat. Dengan demikian, masyarakat maupun aparatur pemerintah sebagai penerima informasi tidak kesulitan dalam mencari informasi tentang informasi yang menyangkut Kepegawaian di Badan 1976

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur (Resa) Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur SIMPEG merupakan salah satu wujud penerapan kebijakan e-government di Provinsi Kalimantan Timur. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang memaparkan, menggambarkan, menjelaskan, mengklasifikasikan, dan menganalisis variabelvariabel yang diteliti. Informasi yang digali lewat wawancara mendalam terhadap informan (Kasubbid dan Staf Badan Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur). Menurut Moleong (2008) penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang bersifat alamiah, yang bergantung pada suatu pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri berhubungan dengan orang-orang, latar dan prilaku secara holistik (utuh). Menurut Sugiyono (2007) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Moleong (2008) penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang bersifat alamiah, yang bergantung pada suatu pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri berhubungan dengan orang-orang, latar dan prilaku secara holistik (utuh). Dengan demikian jenis penelitian didalam skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penerapan Kebijakan E-Government Melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur Badan Kepegawaian Daerah Prov. Kaltim dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang kepegawaian adalah bagian dari tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah berkenaan dengan kedudukannya sebagai unsur penunjang pemerintah daerah provinsi khususnya dibidang kepegawaian. Dalam peningkatan kinerja, Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur menerapkan kebijakan e- Government melalui Sistem Informasi Manjemen Kepegawaian (SIMPEG). Dalam penerapan nya terdapat indikator-indikator penting diantaranya adalah : 1. Data Infrastruktur Kondisi data infrastruktur dalam penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur harus lah memiliki tujuan yang jelas yaitu sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan dibidang kepegawaian yang berdasarkan data-data yang telah diproses oleh SIMPEG melalui pendistribusian data dari SKPD bersangkutan melalui jaringan 1977

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11 komunikasi data sehingga diperoleh data yang cepat, tepat dan akurat serta berkesinambungan Kondisi data infrastruktur yang meliputi manajemen sistem, proses kerja dan kemampuan mendokumentasi yang berfungsi mendukung penerapan e- Government, sudah cukup baik dimana proses kerja memiliki alur yang jelas jika ada terjadi perubahan data kepegawaian di suatu SKPD tertentu maka operator yang di tempatkan di SKPD terkait akan merubah data kepegawaian di aplikasi SIMPEG. Kemudian dalam manajemen sistem penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG ini juga telah terlihat sangat baik dimana proses pendistribusian data dalam perubahan database kepegawaian memiliki suatu ketentuan yang mewajibkan adanya bukti fisik seperti surat keterangan dari instansi yang mengalami perubahan data kepegawaian sebelum di lakukannya proses peremajaan data kepegawaian pada aplikasi SIMPEG terkait dengan instansi yang mengalami perubahan data kepegawaian. Dan kemampuan mendokumentasi dalam tiap-tiap perubahan data kepegawaian juga sangat baik, dimana BKD membuat sebuah efile (electronic file) sebagai dokumentasi digital dan naskah berupa hasil cetakan. 2. Infrastruktur Legal Di dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG perlu adanya landasan hukum, Karena dalam kenyataannya, bahwa dalam pengelolaan data kepegawaian, BKD tidak hanya membatasi diri berkenaan dengan data kepegawaian secara umum. namun pengaturan itu juga menyangkut aspek khusus lain seperti aspek mutasi, pendidikan dan jabatan. Kebijaksanaan BKD itu berupa ketentuan-ketentuan, baik bersifat umum maupun khusus tidak hanya tersirat dalam kebiasaan dan adat istiadat. Akan tetapi dituangkan berupa surat keputusan, ketetapan, peraturan pemerintah, dan Undang-undang. Dasar hukum pengelolaan SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur mengacu kepada Perka BKN No.20 Tahun 2008 tentang pedoman pemanfaatan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian, serta belum terdapat peraturan secara teknis yang mendasari dalam pelaksanaan kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 3. Infrastruktur Institusional Infrastruktur institusional dalam membangun e-government, di terapkan dengan cara melakukan koordinasi dan komunikasi antara lembaga dalam perihal perejemaan data kepegawaian. Terdapat 52 (lima puluh dua) orang mitra kerja yang di angkat dan di tempatkan di tiap-tiap instansi pemerintahan, namun terdapat 10 (sepuluh) orang mitra kerja yang belum di tunjuk dan di tetapkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur untuk membantu pendistribusian dan pengolahan data kepegawaian di instansi terkait, jadi untuk sementara ini pendistribusian dan pengolahan data kepegawai di lakukan oleh aparatur di instansi terkait yang di pilih secara acak. 1978

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur (Resa) Koordinasi dan komunikasi antara Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur dengan instansi terkait sudah cukup baik meski masih ada kendala dalam pendistribusian data. Dimana jika terjadi perubahan data kepegawaian di suatu instansi tertentu, instansi tersebuat membuat laporan atau surat keterangan untuk diserahkan kepada Badan Kepegawaian Daerah provinsi Kalimantan Timur yang nantinya akan di input ke dalam Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk memperbaharui data-data kepegawaian. 4. Infrastruktur Manusia Infrastruktur Manusia merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan kebijakan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Ketersedian aparatur yang ada sudah cukup baik dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Pengetahuan yang di miliki aparatur dalam mengoperasikan SIMPEG sudah cukup baik, meski dalam hal programing masih kurang dirasakan dapat mengatasi masalah yang terjadi. Aparatur merupakan faktor yang turut menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. dalam mengembangkan SIMPEG Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, adapun strategi dalam mengembangkan kapasitas aparatur dari segi pengetahuan, keahlian, dan pendidikan dalam mengelola SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur adalah dengan melakukan Kursus-kursus kilat atau diklat-diklat yang telah di dalakukan oleh Badan Kepegawain Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 5. Infrastruktur Teknologi Ketersedian sarana teknologi bukan lagi masalah. Ketersedian perangkat komputer dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG sudah sangat memadai 1 PC Server dan 2 PC Client berada pada ruang khusus di Sub Bidang Informasi Kepegawaian. Kemudian juga dari masing-masing SKPD terkait SIMPEG memiliki 1 (satu) buah PC Client dalam penunjang pendistribusian datadata kepegawaian. Lalu ketersediaan sarana teknologi berupa jaringan komputer Local Area Network (LAN) dan Wireless Fidelity (WiFi) yang berada ruang server di Sub Bidang Informasi Kepegawaian, Badan Kepegawian Daerah Provinsi Kalimantan Timur juga terlihat cukup baik dan dapat berfungsi sebagai mana seharunya. Dengan adanya fasilitas jaringan tersebut maka sarana teknologi yang mendukung dalam penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur dapat dikatakan cukup baik. 1979

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11 Faktor pendukung dan penghambat Penerapan Kebijakan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur. Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan kebijakan e- Government melalui SIMPEG ini yaitu, pada Faktor pendukung, Rp. 100.000.00,- /tahun dana pengembangan dan perawatan dalam penerapan kebijakan e- Government ini sangat mendukung sekali. Namun sangat di sayangkan sekali peneliti tidak dapat memberikan informasi rinci terkait dana pengembangan dan perawatan dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG. Faktor penghambat dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG ini ialah belum adanya Sumber Daya Manusia (SDM) atau aparatur dalam kasus untuk pengembangan dan antisipasi jika terjadi masalah pada SIMPEG ini. Tidak tersedianya seorang programmer menjadi penghambat serius dalam pengembangan aplikasi SIMPEG ini, seperti kita ketahui informasi dan teknologi berkembang sangat pesat jika dalam perkembangannya Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tidak dapat menyesuaikan nya ini akan menjadi sebuah masalah serius. Kemudian jika terjadi masalah pada aplikasi SIMPEG contoh kasus jika terserang virus atau hacker akan sangat sulit untuk menangani nya, dimana Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur belum memiliki seorang ahli programmer. Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada babbab sebelumnya, maka berikut ini penulis dapat menyimpulkan nya sebagai berikut : A. Penerapan Kebijakan e-government melalui Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, meliputi : 1. Kondisi data infrastruktur dalam kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, sudah cukup baik. Proses kerja aparatur dalam mengelola SIMPEG cukup baik dimana mereka bekerja dengan cepat jika terjadi perubahan data kepegawaian di SKPD terkait. Kemudian dari manajemen kerja juga terlihat mempunyai alur yang cukup tertata dengan rapi sehingga memudahkan proses kerja yang terjadi. Dan kemampuan mendokumentasi juga sangat baik, dimana mereka memiliki catatan perkembangan data-data kepegawaian berupa printing (cetak fisik) maupun e-file (digital). 2. Infrastruktur legal, Ketersediaan dasar hukum dalam kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur mengacu pada Perka BKN No.20 Tahun 2008 tentang pedoman pemanfaatan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian, serta belum 1980

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur (Resa) terdapat peraturan secara teknis yang mendasari dalam pelaksanaan kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 3. Infrastruktur institusional, koordinasi antar instansi dalam kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, sudah cukup baik. Koordinasi antar BKD dan SKPD terjalin dengan baik, kemudian kontribusi dari SKPD terkait juga cukup baik meski masih ada kendala dalam pendistribusian data, dan kerja sama antara BKD dan SKPD terkait juga sangat baik. 4. Infrastruktur manusia, ketersediaan aparatur dalam kebijakan penerapan e- Government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur, sudah cukup memadai apabila hanya dijadikan sebagai admin saja. Peneliti melihat kebutuhan akan seorang programmer dalam kasus pengembangan aplikasi SIMPEG ini menjadi kendala utama pada penerapan kebijkan e-government melalui SIMPEG, sumber daya manusia yang tersedia masih belum cukup baik dalam hal mengembangkan aplikasi SIMPEG ini agar lebih bermanfaat lagi. 5. Infrastruktur teknologi, ketersediaan sarana teknologi dalam kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Sudah sangat memadai dan layak untuk dipergunakan. B. Faktor pendukung dan penghambat Penerapan Kebijakan e-government melalui SIMPEG di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur. 1. Faktor pendukung dalam penerapan kebijakan e-government melalui SIMPEG ini ialah dana pengembangan dan perawatan berkisar Rp.100.000.000,00 /tahun, yang di rasa sangat memadai dalam hal mendukung penerapan e-government melalui SIMPEG ini. 2. Faktor penghambat utama dalam penerapan e-government melalui SIMPEG ini ialah tidak tersedia nya seorang ahli programmer dalam hal untuk mengembangkan aplikasi SIMPEG ini. aparatur yang tersedia sekarang hanya dapat mengoperasikan SIMPEG saja dan hanya dapat melakukan perawatan minimal saja. Saran 1. Peningkatan kondisi data infrastruktur dengan terus melakukan koordinasi & komunikasi kepada masing-masing SKPD. Pertemuan dalam 1981

ejournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1, 2014: 1-11 pencocokan data kepegawaian dengan operator di SKPD terkait SIMPEG hendaknya lebih sering dilakukan. 2. Ketersediaan dasar hukum hendaknya dibuat peraturan secara teknis tentang pelaksanaan penerapan e-government khususnya SIMPEG. 3. Koordinasi antar instansi dalam kebijakan penerapan e-government melalui SIMPEG tersebut hendaknya memberikan akses penuh kepada mitra kerja yang di tempatkan di SKPD terkait, agar dalam pendistribusian data dapat lebih cepat, efektif dan efisien. 4. Jalin kerja sama dengan pihak swasta yang berkompeten di bidang programing dalam hal pengembangan aplikasi SIMPEG ini. 5. Ketersediaan sarana teknologi agar terus diperhatikan dan di perbaharui mengingat perkembangan teknologi begitu cepat. Daftar Pustaka Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. 2003. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Azhar Susanto, 2004. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya Badudu, J.S & Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996. Dwidjowijoto, Riant, Nugroho, 2003, Kebijakan Publik ( Formulasi, Implementasi dan Evaluasi), PT. Elex Media Komputindo-Gramedia, Jakarta. Hasibuan, Malayu. 1996. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Toko Gunung Agung. HM, Jogiyanto. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Indrajit, Richardus Eko, et all..( 2004 ). Electronic Government : Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Berbasis Teknologi Digital. Yogjakarta :Andi Islamy, Irfan M. 1997. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara. Kadir, Abdul. ( 2003 ). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset Moleong, Lexy J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1982

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Provinsi Kalimantan Timur (Resa) Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sule, Trisnawati Ernie dan Saefullah, Kurniawan. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana. Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI. Wahab, Solichin, Abdul, 1990, Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, PT. Bumi Aksara, Bandung. Dokumen dokumen : Instruksi Presiden Nomor. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E Government. 1983