I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, juga merupakan alat yang ampuh untuk berhubungan dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja yang dikehendaki dapat terlaksana hanya dengan bahasa. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Terdapat dua jenis bahasa, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dapat berfungsi kalau sekurang-kurangnya terdapat dua orang (Pateda, 1987: 4). Komunikasi dengan bahasa membuat setiap orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Setiap anggota masyarakat terlihat dalam komunikasi linguistik, di satu pihak bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak. Dalam komunikasi yang lancar, proses perubahan dari pembicara menjadi penyimak atau sebaliknya terjadi begitu cepat, terasa sebagai suatu peristiwa biasa dan wajar yang bagi orang kebanyakan tidak perlu dipermasalahkan apalagi dianalisis dan ditelaah. Kegiatan berkomunikasi dalam bentuk verbal tentu tidak dapat terlepas dari adanya teori

2 tindak tutur. Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya, melainkan memunyai fungsi, mengandung maksud, dan tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur (Chaer dan Leoni, 2010: 47-48). Tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk, baik lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (penyimak), sedangkan dalam bentuk tulis, tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya, yaitu pembaca (Tarigan, 2009: 32). Sementara itu, tuturan berbentuk lisan dapat diekspresikan melalui media elektronik, salah satunya adalah media audio visual dalam bentuk film. Penelitian ini secara khusus meneliti tentang penggunaan bahasa terutama tindak ilokusi pada dialog film. Mengidentifikasi tindak ilokusi lebih sulit jika dibandingkan dengan tindak ilokusi, sebab pengidentifikasian tindak ilokusi harus mempertimbangkan penutur dan mitra tuturnya, kapan dan di mana tuturan terjadi, serta saluran apa yang digunakan. Oleh karena itu, tindak ilokusi merupakan bagian terpenting dalam memahami tindak tutur. Dalam suatu tuturan, tujuan tuturan merupakan salah satu aspek yang harus hadir, karena yang dimaksud dalam tujuan tuturan tersebut yakni upaya untuk mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh penutur kepada mitra tutur. Secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat 3 diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi (Locutionary Act), tindak ilokusi

3 (Ilocutionary act), dan tindak perlokusi (Perlocutionary act) (Searle dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20). Kajian pragmatik lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut. Film bisa berperan sebagai komunikasi bahasa. Melalui gambar-gambar yang disajikan, film mengungkapkan maksud, menyampaikan pesan pada penonton berhubungan dengannya. Film pertama kali muncul dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) yang ditemukan oleh Eadweard Muybridge s. Lalu berkembang dengan ditemukannya kinetograph yang merekam tiap frame dalam film dengan silinder berputar yang sangat sensitif terhadap cahaya lalu diputar ke dalam proyektor. Film merupakan karya narasi yang memunyai multifungsi, selain sebagai bentuk hiburan, sekaligus merupakan media komunikasi untuk menyampaikan pesan dari penulis skenario dan sutradara kepada penontonnya. Tentulah sebuah film memiliki dialog untuk mentransformasikan sebuah cerita secara utuh. Dialog film memiliki keunikan tersendiri karena proses komunikasi bahasa yang terbentuk tidak sealamiah komunikasi bahasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dikatakan demikian karena dialog film terlahir dan terinspirasi dari fenomena-fenomena pembicaraan di lingkungan sebenarnya. Dialog film termasuk dalam percakapan buatan atau direncanakan secara baik tetapi tetap memerlukan pembahasan secara terperinci. Artinya, meskipun dialog pada film bersifat buatan tetapi tidak menutup

4 kemungkinan terdapat tindak ilokusi baik asertif, direktif, komisif, akspresif, dan deklaratif yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Serdadu Kumbang merupakan film besutan Alenia Pictures. Film ini berlatar di Sumbawa, tepatnya Desa Taliwang, Nusa Tenggara Barat. Tema yang diusung masih tentang sistem pendidikan. Film ini memiliki nilai-nilai edukatif yang tinggi, bercerita tentang kondisi nyata perjuangan anak-anak dan masyarakat Desa Taliwang lengkap dengan permasalahannya. Film yang diproduksi Alenia Pictures ini juga memaparkan satire pola pendidikan Indonesia yang terasa begitu kejam bagi anakanak Desa Taliwang. Ujian nasional seperti menjadi monster yang tanpa peduli meruntuhkan cita-cita anak bangsa. Visualisasi ini tergambar jelas dan tentu tidak terlepas dari dialog (tuturan) antartokoh pada film Serdadu Kumbang. Berikut merupakan salah satu contoh kutipan tindak ilokusi pada dialog film Sedadu Kumbang sutradara Ari Siharsale. Ibu Bapak : Bapak mau makan sekarang apa nunggu anak-anak makan dulu? : Bapak nggak makan. Nggak kepingin makan. Itu sudah cukup tu (menunjukkan singkong). Kata ibu, nasinya hanya cukup untuk sarapan anak-anak besok. (CD1/10:19/Kun Fayakun) Data di atas menunjukkan tindak ilokusi jenis asertif. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa tuturan penutur (bapak) yang disampaikan kepada mitra tutur (ibu) berfungsi untuk menyatakan sesuatu. Sesuatu yang dimaksud adalah kecukupan atas apa yang dimakan. Secara struktural fungsinya tidak mengandung tendensi lain,

5 kecuali hanya menyatakan (asertif) kalau penutur (bapak) sudah merasa cukup dengan apa yang dimakan. Bila ditelaah secara konteks, (situasi penuturan) fungsi lain dari tuturan penutur (bapak) berusaha mengungkapkan perasaan psikologis penutur (tindak ekspresif) yang enggan memakan nasi disebabkan porsi nasi yang sedikit. Makna ujaran penutur (bapak) adalah ingin makan, tapi karena nasinya hanya sedikit akhirnya penutur (bapak) bertutur tidak mau. Ujaran penutur (bapak) yang merasa cukup hanya dengan makan singkong adalah sebuah sikap membohongi diri sendiri, karena kita ketahui bahwa orang Indonesia seringkali mengatakan bahwa kalau belum makan nasi belum dikatakan makan. Film Serdadu Kumbang sutradara Ari Sihasale merupakan objek yang sangat tepat untuk dikaji karena film merupakan karya narasi yang di dalamnya terdapat tandatanda bahasa yang membangun komunikasi. Selain hal tersebut, teori tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang dikemukakan oleh Searle sangat tepat untuk digunakan sebagai pisau bedah pada film Serdadu Kumbang sutradara Ari Sihasale. Tindak ilokusi tersebut memiliki fungsi dan peranan masingmasing yang tidak bisa saling menggantikan dalam menelaah sebuah tuturan. Jika dikaitkan, penelitian ini akan tetap menjadi penelitian yang terfokus karena tetap dibatasi oleh panjang durasi yang menentukan banyak sedikitnya dialog pada sebuah film meskipun mengkaji semua tindak ilokusi baik asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan. Selain hal tersebut, film dan tindak tutur sama-sama memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah cerita. Jika film memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah

6 cerita maka tindak tutur memiliki tujuan tuturan, yakni upaya untuk mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh penutur kepada mitra tutur. Untuk dapat memahami inti sebuah film penelitian teks atau dialog perlu dilakukan, mengingat dialog atau pertuturan yang terjadi dalam sebuah film baik secara sengaja ataupun tidak, pasti terdapat tindak tutur yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan kepada mitra tutur untuk menjaga kelancaran dalam berkomunikasi meskipun terdapat klasifikasi hubungan kedekatan. Sebagai akibatnya penelitian ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini yang menjadikan teori tindak tutur tepat apabila digunakan untuk menjawab permasalahan yang dipertanyakan dalam penelitian ini. Penelitian tindak tutur telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Universitas Lampung. Beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anwari dengan judul Tindak Tutur Direktif Pada Proses Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas X MAN 2 Tanjungkarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Winda Patrisia dengan judul Kesantunan dalam Tindak Tutur Meminta pada Anak-anak dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Nurhasanah dalam skripsinya juga meneliti tentang tindak tutur dengan judul Tindak Tutur Ekspresif

7 Tokoh Utama dalam Novel Atas Nama Cinta Karya Wahyu Sujani dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Objek beberapa penelitian tentang tindak tutur di atas adalah percakapan di kalangan siswa dan guru SMP, siswa SD, dan percakapan dalam novel. Sementara objek penelitian peneliti adalah dialog pada film Sedadu Kumbang karya Ari Sihasale yang peneliti fokuskan pada tindak ilokusi yang meliputi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan tuturan. Agar penelitian ini dapat menyatu dan terimplikasi secara tepat dalam kehidupan khususnya bagi siswa sekolah, harusnya para guru bahasa Indonesia yang selalu berhadapan dengan peserta didiknya harus memahami benar-benar bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa adalah agar para peserta didik terampil berbahasa, terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI semester genap, yakni menulis naskah drama, para siswa harus memiliki kemampuan menulis secara aktif serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Penelitian tindak ilokusi pada dialog film Serdadu Kumbang sutradara Ari Sihasale yang peneliti lakukan semoga dapat memberikan kontribusi secara langsung dan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi guru, agar siswa dapat diarahkan untuk memperhatikan, menentukan tuturan serta menghayati peran yang dimainkan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penting kiranya penelitian ini diberi judul Tindak Ilokusi pada Dialog Film Serdadu

8 Kumbang Sutradara Ari Siharsale dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan pada dialog film Serdadu Kumbang sutradara Ari Siharsale? 2. Bagaimanakah implikasi tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan pada dialog film Serdadu Kumbang sutradara Ari Siharsale. 2. Mendeskripsikan implikasi tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif dilihat dari kelangsungan dan ketidaklangsungan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA.

9 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat secara teoretis dikaitkan dengan teoriteori yang sudah ada sebelumnya dan pembentukan teori baru, sedangkan manfaat praktis dikaitkan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta penggunaan secara praktis di sekolah. a. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori pragmatik terutama berkaitan dengan penerapan tindak tutur. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan masukan terhadap kajian ilokusi. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan pemikiran berkaitan dengan peranan konteks terhadap kajian wacana sebagai penggunaan bahasa. b. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang tepat bagi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan pembinaan bahasa Indonesia pada umumnya. Secara langsung, informasi ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, terutama berkaitan dengan penerapan pendekatan komunikatif dan kontekstual yang mengembangkan bahasa pada fungsi utamanya sebagai alat komunikasi.

10 Selain itu, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis lain yaitu sebagai sumber informasi khususnya bagi guru SMA mengenai tindak ilokusi dan juga sebagai alternatif bahan pembelajaran khususnya dalam menulis naskah drama dan bermain peran sesuai dengan naskah drama yang ditulis siswa. Siswa dapat menggunakan tindak ilokusi baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sumber data penelitian ini adalah dialog serta konteks yang melatari tuturan pada film Serdadu Kumbang sutradara Ari Siharsale. 2. Data penelitian ini adalah kutipan tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang terdapat pada dialog film Serdadu Kumbang sutradara Ari Siharsale.