Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MEDIA LOTO WARNA DAN BENTUK TERHADAP KEMAMPUAN KOGNTITIF ANAK KELOMPOK A DI RA AL-ISLAM JETIS DAGANGAN MADIUN

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

MEDIA SENI MENCETAK MODIFIKADI TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Meronce Pola Manik-Manik Geometri Terhadap Kemampuan Kognitif. TARBIYATUL FALAHIYAH MOJOPETUNG-GRESIK Nurul Alfiyah

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH PERMAINAN BENTUK GEOMETRI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A DI TK NUSA INDAH II

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK MOZAIK DAUN KERING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B TK QOSHRUL UBUDIYAH SURABAYA. Devita Dwi Prastiana

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Wahyu Surya Kusumawati. Dra. Hj. Mas udah M., M.Pd

PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA PADA ANAK KELOMPOK A DI TAMAN KANAK-KANAK WIFA

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BERBICARA ANAK

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH KEGIATAN MENJAHIT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK PEJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH KEGIATAN MENGGUNTING POLA TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK ISLAM QOSHRUL UBUDIYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TARI TAKTETAH MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN MEDIA PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAT MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK AL-ISLAH KECAMATAN GUNUNG ANYAR KOTA SURABAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENGARUH KEGIATAN SENI FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH PERMAINAN MAZE ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENJEPIT KERTAS KARTON PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN STAR KEDIRI

PENGARUH MEDIA NUMBER SENSE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen, yaitu untuk

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Pengaruh Media Flashcard Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

PERMAINAN KESEIMBANGAN TUBUH BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK TK KELOMPOK A

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KORAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Amalia Tri Rachmawati Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. M., M.Pd.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN BERJALAN HALANG RINTANG TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5 6 TAHUN DI TK PUTRA HARAPAN JOMBANG

PENERAPAN TEAM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN AUTOCAD DI SMKN 1 MAGELANG


PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

agnestria et al., Pengaruh Penggunaan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing...

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Pengaruh Penggunaan Media Flashcard terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Padelegan Pademawu Pamekasan

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK B DI TK SISWA BUDI I SURABAYA

PENGARUH PERMAINAN LEGO ADU CEPAT TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 3 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENGARUH PERMAINAN KALENG PINTAR terhadap KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A di TK PUTERA HARAPAN

Pengaruh Permainan Dadu Kain Halus Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

Transkripsi:

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) MAZE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A DI TK AL-FITHROH Asni Ariny Haque Asni_ariny@yahoo.com Prodi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Rohita Ita_oracle@yahoo.co.id Dosen PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK AL-fithroh Surabaya yang masih rendah. Hal ini terlihat pada saat anak belum mampu membuat garis, terdapat 20 anak dari 40 anak di kelas belum mampu membuat garis. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya kreatifitas dalam pembelajaran. Dalam hal ini kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh APE maze sehingga penggunaan APE maze harus di sesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan motorik halus anak dipengahuriape maze. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi-Experimental jenis Nonequivalent Control Group Design dengan melakukan observasi sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Sampel pada penelitian ini masing-masing berjumlah 20 anak dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik nonparametrik dengan Mann-Whitney U Test (uji U). Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann-Whitney pada taraf signifikan 50% menunjukkan bahwa nilai exact [2*(1-tailed)] adalah 0,000, yang artinya 0,000 < α (0,05), maka H o ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak Surabaya. Kata kunci: Alat Permainan Edukatif (APE) maze, kemampuan motorik halus. Abstract This research is motivated by the fine motor skills of children in kindergarten group A AL-fithroh Surabaya is underaverage low. This could be seen when a child has not been able to make a line, there are 20 children of 40 children in the class have not been able to make a line. This situation is caused by the lack of creativity in learning. In this case the fine motor skills are affeted by yhe use of APE maze that must be tailored to the stages of child development. Purpose of this study is to describe how the child s fine motor skills are affected APE maze. This study used Quasi-Experimental with Nonequivalent Control Group Design by doing observation before treatment (pre-test) and after treatment (post-test) in the control and experimental group. Collecting data used was an observation method. Samples of this study consist of 20 children of the control and experimental group. Analytical techniques used a non-parametric analysis are Mann-Whitney U test. Based on the results of Mann-Whitney U test, a significant level of 50% indicates that the value of the exact value [2*(1-tailed)] the influence of APE Maze was 0,000 (p<0,05),than H o is rejected and H a accepted. Based on these results we can conclude that there is a APE maze influence on fine motor skills in children s group A in Al-Fithroh kindergarten Surabaya. Keywords: APE maze, group A, fine motor skills. 1

PENDAHULUAN Anak usia dini adalah sesosok individu yang sedang mengalami suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Proses pembelajaran yang diberikan sebagai bentuk perlakuan pada anak usia dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki pada setiap tahapan perkembangan anak. Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan progam pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun, yang dibagi ke dalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik usia 5-6 tahun. Usia 5-6 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengan dan tubuh bergerak bersama dengan kordinasi yang lebih baik dari mata. Perkembangan fisik atau motorik halus diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian tubuh yang terdiri dari tiga unsur yaitu otak, syaraf, dan otot yang dimana ketiga unsur ini saling bekerjasama sehingga berbentuk suatu gerakan yang bertujuan dan terkoordinasi (Suyadi, 2010: 67). Oleh karena itu perkembangan terhadap motorik halus merupakan faktor yang penting bagi pendidikan anak usia dini. Sujiono (2005:108) berpendapat bahwa, motorik halus anak terus berkembang dari hari ke hari semakin berkembang. Di usia 3-4 tahun, perkembangan motorik halus anak mulai semakin baik, sehingga memungkinkan anak untuk mengkoordinasi keterampilan jari jemari dengan panca indera anak, sehingga secara tanpa disadari mampu mempengaruhi keterampilan seorang anak dalam menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk sebagai dasar menulis permulaan pada anak usia dini. Gerakan motorik halus yang terlibat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya. Berdasarkan observasi di TK Al-Fithroh Surabaya pada bulan Maret 2014 khususnya di kelompok A, ditemukan masalah yaitu kemampuan motorik halus anak yang masih rendah. Terutama pada saat guru meminta membuat garis tegak, datar, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran, anak tidak bisa menirukan apa yang diperintahkan oleh gurunya melainkan anak membuat coretan tegak yang melenggak-lenggok, datar yang melenggaklenggok, melengkung kiri/kanan yang tak beraturan, miring kiri/kanan yang tidak berarah dan lingkaran yang tidak memiliki ujung. Hal ini dibenarkan karena jarangnya penggunaan alat permainan edukatif dalam pembelajaran. Sekitar 50% dari 40 anak di Tk Al-Fithroh Surabaya pada saat peneliti sedang melakukan observasi belum bisa menggunakan pensil dan membuat coretan dengan baik. Setelah peneliti melakukan pengamatan aktif selama kurang lebih empat minggu, faktor yang mempengaruhi anak dalam membuat garis tegak, datar, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran pada kelompok A yang mengalami kesulitan dalam hal motorik halus adalah jarangnya penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) terhadap pemberian materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut terlihat dari kurangnya kreativitas yang dilakukan guru sehari-hari sehingga anak kurang termotivasi dalam pembelajaran. Pada pembelajaran motorik halus, Sehari-hari guru lebih sering menggunakan LKA (Lembar Kerja Anak) sebagai media dalam semua pembelajaran, terlihat anak kurang bersemangat atau bergurau dengan temannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al- Fithroh Surabaya? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak Surabaya. Manfaat penelitian secara teoritis adalah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah Alat Permainan Edukatif (APE) yang dapat mengembangkan minat dan pembelajaran di kelas guna meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak dengan APE maze, sedangkan manfaat penelitian secara praktis adalah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berarti bagi peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu, agar peneliti menemukan dan menerapkan cara-cara yang inovatif pada proses pembelajaran APE maze adalah alat yang memiliki bentuk-bentuk dengan tujuan agar orang-orang yang memainkan bisa menemukan tempat yang dituju dengan mencari jejak dan dengan menorehkan coretan. Dengan menggunakan APE maze anak bisa melatih otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan pergelangan tangan yang tepat. Dipilihnya APE maze karena dalam proses pembuatannya cepat dibuat dan gambar atau bentuk dapat disesuaikan dengan tujuan, bahan yang digunakan juga mudah ditemukan. Maze yang digunakan oleh peneliti adalah maze 2

yang terbuat dari kayu, gambar atau bentuk dapat disesuaikan dengan tujuan. Dengan APE maze, maka anak dilatih untuk mencari jejak dengan mengikuti jalan yang disediakan. Terkait dengan apa yang diuraikan sebelumnya, maka judul yang diangkat peneliti ini yang berjudul Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze Terhadap Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Kelompok A di TK Al Fithroh surabaya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi-Experimental jenis Non-Equivalent Control Group Design. Desain penelitian ini menggunakan dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak (random) (Sugiyono, 2010: 116). Setiap kelompok akan dilakukan uji sebelum perlakuan (pre test) dan uji setelah perlakuan (post test). Uji sebelum perlakuan (pre test) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal sampel dan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Uji sesudah perlakuan (post test) dilakukan dengan maksud untuk mengetahui keadaan dan perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan. yang diberikan berupa pembelajaran permainan APE maze hanya pada kelompok eksperimen. Tabel 1 Desain Penelitian Kelompok Uji Sebelum Uji Sesudah Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 3 O 4 (Sugiyono, 2010: 223) Keterangan: O 1 : Uji sebelum perlakuan (pre test) pada kelompok eksperimen O 2 : Uji sesudah perlakuan (post test) pada kelompok eksperimen O 3 : Uji sebelum perlakuan (pre test) pada kelompok kontrol O 4 : Uji sesudah perlakuan (post test) pada kelompok kontrol X 1 : Treatment / perlakuan pembelajaran permainan APE maze anak pada kelompok A2 untuk kelompok eksperimen. Uji statistik non parametrik yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini adalah uji Mann Whitney U-Test. Uji ini bertujuan untuk menganalisis antara dua sampel yang datanya berbentuk ordinal. Uji ini digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok data, yaitu antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap pengaruh APE maze guna meningkatkan motorik halus pada anak kelompok TK A di TK Al- Fithroh Surabaya. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa pedoman observasi yang dikombinasikan dengan sistem rating scale (ukuran tingkatan/skor) dengan kategori skor 1 (kurang sekali), 2 (kurang), 3 (cukup), dan 4 (baik) (Sugiyono, 2010: 170) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada kelompok kontrol yaitu kelompok A1 dan kelompok eksperimen yaitu kelompok A2 yang masing-masing berjumlah 20 anak. Penelitian ini dilakukan pada anak TK Al- Fithroh Surabaya yang dilaksanakan mulai tanggal 1 s/d 12 April 2014. Uji sebelum perlakuan (pre-test) dilakukan pada tanggal 1-2 April 2014, treatment pada tanggal 2-10 April 2014, dan uji sesudah perlakuan (post-test) dilakukan pada tanggal 11-12 April 2014. Kegiatan uji sebelum perlakuan (pre-test) pada hari pertama adalah membuat garis datar, tegak, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan dan lingkaran tanpa dilakukan pemberitahuan bentuk dari garis tersebut. Pada treatment digunakan pembelajaran permainan APE maze dan dilihat pengaruh APE maze pada post test. Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann- Whitney menunjukkan bahwa nilai exact [2*(1- tailed)] adalah 0,000, yang artinya 0,000 < α (0,05), maka diputuskan H o ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari Alat Permainan Edukatif (APE) maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak Surabaya. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil skor total kelompok kontrol dan eksperimen disajikan dalam grafik sebagai berikut: Penelitian ini dilaksanakan di TK Al-Fithroh Surabaya pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 bulan Maret tahun 2014. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 anak yang merupakan murid kelompok A di TK Al- Fithroh Surabaya, yang masing-masing terdiri dari 20 anak kelompok A1 untuk kelompok kontrol dan 20 3

SKOR TOTAL Grafik 1 Jumlah Skor Pre-Test dan Post-Test Berdasarkan analisis data grafik 1, jumlah skor uji sebelum perlakuan (pre-test) kemampuan motorik halus pada kelompok kontrol adalah 157. Sedangkan jumlah skor uji sebelum perlakuan (pretest) kemampuan motorik halus pada kelompok eksperimen adalah 165. Kemudian setelah di berikan treatment dengan alat permainan edukatif (APE) maze pada kelompok eksperimen, dilakukan uji sesudah perlakuan (post-test) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jumlah skor pada kelompok kontrol meningkat menjadi 163. Sedangkan pada kelompok eksperimen meningkat menjadi 211. Jumlah skor pada kelompok eksperimen menigkat 46 poin, sedangkan kelompok kontrol meningkat 6 poin. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada kelompok kontrol kurang mampu meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A, sedangkan pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan APE maze lebih mudah meningkatkan kemampuan motorik halus kelompok A. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor uji sesudah perlakuan (post-test) pada kelompok eksperimen yang meningkat lebih signifikan daripada skor uji sesudah perlakuan (post-test) kelompok kontrol. Grafik tersebut menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Namun dapat terlihat bahwa peningkatan kemampuan motorik halus pada kelompok eksperimen jauh lebih besar daripada peningkatan kemampuan motorik halus pada kelompok kontrol. Jumlah skor pada kelompok eksperimen meningkat 46 poin, sedangkan kelompok kontrol hanya meningkat 6 poin. Selisih jumlah skor hasil uji sebelum perlakuan (pre-test) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 8 poin. Sedangkan selisih jumlah skor hasil uji sesudah perlakuan (post-test) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah 48 poin. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengaruh APE maze dalam proses pembelajaran lebih berpengaruh signifikan terhadap kemampuan motorik halus pada anak daripada pembelajaran tanpa menggunakan APE maze. Hal ini dikarenakan permainan APE maze mampu memberikan kesan menarik kepada anak, serta pengalaman yang konkrit sehingga anak dengan mudah membuat garis tegak, datar, lengkung kiri/kanan, lengkung kiri/kanan, dan lingkaran. Hal ini sesuai dengan teori Piaget bahwa anak usia TK berada pada tahapan pra-sekolah konkrit yaitu persiapan ke arah pengorganisasian pekerjaan yang konkrit dan berpikir intuitif (Susanto, 2011: 100). Kesan menarik APE maze ini dalam pembelajaran memungkinkan anak lebih menaruh perhatian ketika proses belajarmengajar berlangsung dan bermanfaat guna mengoptimalkan aspek motorik halusnya. Lianawati (2013: 18) mengatakan bahwa tujuan APE maze untuk memfokuskan anak untuk belajar, melatih konsentrasi anak, melatih daya ingat anak, melatih anak untuk mencari jalan keluar, melatih kelentukan otot-otot tangan anak. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa APE maze mampu meningkatkan kemampuan motorik halus yang dibuktikan dengan perolehan skor uji sesudah perlakuan (post-test) pada kelompok eksperimen meningkat lebih signifikan daripada skor uji sesudah perlakuan (post-test) kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan tujuan Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) dalam APE maze dalam kurikulum pada kelompok A termasuk dalam kemampuan motorik halus pada TPP no. 1 adalah membuat garis tegak, datar, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran (Depdiknas, 2010: 42). Sehubungan dengan pengaruh APE maze di atas, maka pengaruh APE maze mampu menjadi alat permainan yang membantu meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Berpengaruhnya APE maze ini karena APE tesebut menyenangkan, sehingga anak dengan mudah menerima apa yang di ajarkan. Oleh karena itu, pengaruh APE maze yang dilakukan akan memberikan stimulasi yang baik bagi kemampuan motorik halus pada anak. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis data yang diperoleh selama penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A. hal itu dibuktikan dengan kemampuan motorik halus pada kelompok kontrol lebih rendah daripada kelompok eksperimen. Sedangkan meningkatnya kemampuan motorik halus pada kelompok eksperimen dengan diberikannya treatment, jumlah skor pada kelompok eksperimen meningkat 48 poin, sedangkan jumlah skor pada 4

kelompok kontrol meningkat 8 poin. Hasil perhitungan uji mann-witney juga menunjukkan bahwa nilai exact [2*(1-tailed)] adalah 0,000, yang artinya 0,000 < α (0,05), maka diputuskan H o ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh alat permainan edukatif (APE) maze pada Surabaya. Dalam arti APE maze mempengaruhi kemampuan motorik halus pada anak Surabaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran agar penelitian ini bermanfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi guru a) Dalam penggunaan gambar mencari jejak lebih baik lagi, seperti menggunakan poster yang di sesuaikan ukuran. b) Dalam pewarnaan APE maze dibuat semenarik mungkin, misal dapat diberi gambar dengan menggunakan pewarna (dilukis) di sampingsamping papan mazenya. c) Permainannya dapat dirubah sesuai dengan tema yang berlangsung dalam pembelajaran agar lebih bervariasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian Alat Permainan Edukatif (APE) maze dengan mengkaji lebih jauh lagi dan melibatkan variabel lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka cipta. Depdiknas, 2010. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak TK. Kurikulum Taman Kanak-kanak. Depdiknas, 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Kurikulum Taman kanak-kanak. Depdiknas, 2007. Buku 4. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik/Motorik di TK. Jakarta: Depdiknas, 2007. Pedoman pembelajaran permainan menulis permulaan di TK. Jakarta: Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA. Jakarta: Depdiknas Eka, Pramita, 2010. Dahsyatnya Otak Anak Usia Emas. Yogjakarta: Interprebook Eliyawati, Cucu, 2005. Pemilihan Dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Handayani, Tri, 2013. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dengan Pola Geometri. SKRIPSI. Program Study Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP Veteran Semarang Jumadillah, 2010. Peningkatan kemampuan motoric halus sebagai persiapan menulis permulaan melalui keterampilan kolase pada anak tunagrahita ringan. SKRIPSI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Lianawati, 2013. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Melalui Alat Permainan Edukatif MAZE. SKRIPSI. Program study Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas IKIP PGRI Semarang. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. Denpasar: penerbit buku kedokteran ECG Sugiyono, 2011. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitas, dan R&D)., 2010. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitas, dan R&D). 67, 2009. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitas, dan R&D). Sujiono, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: indeks, 2007 Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Sukardi. 2009. Penelitian pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: Pedagogia Zaman, Badru. dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. 5