BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah serangkaian rumusan yang membahas perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Museum Budaya di Nias BAB I, II, III, IV, V, VI. Adrianus Gulo, BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. Arti budaya

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PERSIAPAN MENTAL GURU PAUD BERBASIC BUDAYA

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kompleks, abstrak, dan luas (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN Wukirsari Sebagai Desa Penghasil Kerajinan Tangan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan


BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural - Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur - struktur sosial, religius, dan lain - lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan - kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari - hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda - benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda - benda yang bersifat nyata, misalnya pola - pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain - lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Manusia adalah makhluk yang tidak terlepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang. Seorang manusia tidak akan Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

mungkin bisa lepas dari budayanya sendiri. Sebagai generasi muda yang menjadi pewaris budaya, harus mengetahui sejarah masa lampau untuk dapat menjaga, memelihara, dan melestarikan budaya yang ada. Tanpa mengenal budayanya sendiri, maka seseorang itu akan kehilangan identitas diri dan jati dirinya sebagai seorang manusia. Budaya tradisional merupakan bagian kehidupan suatu masyarakat pemilik budaya tersebut yang mengandung nilai - nilai ekonomi, nilai - nilai adat (termasuk spiritual), maupun nilai - nilai komunal yang menjadi bagian penting baik dari masyarakat tradisional tersebut. Karena itu terdapat keterkaitan kuat antara budaya tradisional dengan identitas masyarakat adat dimana budaya tersebut hidup, tumbuh, dan berkembang. Oleh karena itu, kita harus melestarikan cagar budaya yang telah di wariskan oleh nenek moyang kita, yang berupa benda peninggalan masa lalu, benda seni, karya sastra, tarian daerah, dan sebagainya. Untuk itu upaya yang perlu di lakukan adalah dengan mendirikan suatu sarana berupa museum yang selain sebagai tempat penyimpanan juga mempublikasikan, merawat, dan juga memberikan informasi mengenai warisan budaya kepada masyarakat. Museum bukan saja sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, mengkaji, dan memamerkan warisan budaya, tetapi juga harus dapat memberikan informasi yang positif kepada masyarakat mengenai warisan budaya. Indonesia merupakan negara yang istimewa karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Tiap tiap suku bangsa yang ada, masing masing memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Akan lebih istimewa lagi, jika tiap tiap suku bangsa yang ada tetap melestarikan kebudayaannya masing masing. Di Indonesia pada masa sekarang ini, banyak kebudayaan kebudayaan suku bangsa yang kurang di perhatikan. Hal ini secara perlahan akan mengakibatkan hilangnya identitas diri bangsa Indonesia. Seperti contohnya lagu rasa sayange yang berasal dari Ambon, pernah diklaim oleh negara tetangga sebagai salah satu kebudayaan dari bangsanya. Ini di karenakan ulah kita sendiri yang tidak mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri. Banyaknya cagar budaya yang kurang di lestarikan, membuat kita akan semakin tidak mengenali lagi kebudayaan warisan Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 2

nenek moyang kita yang telah ada sejak dahulu kala, termasuk juga kebudayaan suku Dayak Kalimantan Tengah yang sekarang ini semakin tidak terpelihara lagi. Palangka Raya merupakan ibu kota dari propinsi Kalimantan Tengah yang menyimpan segudang potensi kebudayaan masa lalu yang berasal dari penduduk mayoritas aslinya yaitu suku Dayak. Kebudayaan peninggalan masa lalu tersebut berupa kebudayaan yang bersifat materiil dan non materiil. Kebudayaan yang bersifat materiil merupakan benda benda seni peninggalan yang dapat kita tangkap secara visual saja seperti : senjata khas suku dayak, alat musik suku Dayak, rumah tradisional suku Dayak dan lain - lain. Sedangkan kebudayaan yang bersifat non materiil berupa karya sastra, seni tari, seni musik, dan lain - lain. Potensi ini perlu digali dan dilestarikan agar jati diri kebudayaan suku Dayak tidak akan punah di makan waktu. Tetapi pada masa sekarang ini, kebudayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah sudah mulai mengalami kepunahan karena kurangnya pelestarian dan perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Sehingga lambat laun kebudayaan suku Dayak sudah mulai terlupakan. Orang Dayak dan para generasi muda Dayak sudah mulai lupa dengan kebudayaan warisan nenek moyangnya. Beranjak dari situ, muncullah image negatif terhadap kebudayaan suku Dayak di kalangan masyarakat. Kebudayaan suku Dayak dianggap kuno dan kolot. Perkembangan zaman yang sudah berkembang dan bergeser ke arah zaman yang lebih modern, ditambah lagi dengan akulturasi dan kebudayaan baru yang masuk ke kota Palangka Raya, semakin membuat orang orang Dayak merasa malu sendiri dengan kebudayaan yang mereka miliki. Hal ini semua terjadi memang karena minimnya upaya pelestarian dan perhatian terhadap budaya Dayak itu sendiri. Kurangnya pengenalan budaya, informasi dan pemahaman yang positif tentang budaya Dayak sekarang ini membuat generasi muda Dayak menjadi tidak mengenali akan warisan budaya leluhur mereka sendiri. Hal ini akan membawa kebudayaan Dayak ke ambang kepunahan. Tetapi jika upaya pelestarian ini di lakukan maka akan menumbuhkan minat dan kecintaan para generasi muda Dayak terhadap pelestarian budaya mereka sendiri. Bahkan para generasi muda Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 3

Dayak pun akan semakin termotivasi untuk mengenalkan keanekaragaman budaya nya baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan suku Dayak di kota Palangka Raya yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, maka di butuhkanlah suatu wadah fisik yaitu Museum Budaya Dayak, yang tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan warisan budaya, tetapi juga dapat memberikan informasi, pengenalan budaya, dan pemahaman yang positif kepada masyarakat mengenai warisan budaya Dayak. Di kota Palangka Raya sebenarnya sudah ada sebuah museum, yaitu Museum Balanga. Museum Balanga ini didirikan pada tanggal 6 April 1973. Tetapi Museum Balanga ini, sekarang sudah tidak lagi beroperasi sebagaimana mestinya sebuah museum. Museum Balanga layaknya seperti sebuah bangunan tua yang tidak terpelihara lagi. Museum ini sudah jarang dan bahkan tidak pernah lagi dikunjungi oleh pengunjung pengunjung lokal maupun wisatawan asing. Hal ini dikarenakan bangunan museum Balanga ini terlihat kuno, mencekam, dan letaknya yang jauh dari pusat kota. Gambar 1. 1. Museum Balanga (Sumber : www.kalteng.go.id) Gambar 1. 2. Letak Lokasi Museum Balanga di kota Palangka Raya (Sumber : www.googleearth.com) Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 4

Proyek Museum Budaya Dayak ini akan berpotensi untuk menarik wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara dengan mengenalkan khasanah budaya asli Kalimantan Tengah. Maka hal ini akan berdampak positif pula bagi perkembangan roda perekonomian dan pembangunan kota Palangka Raya secara khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah pada umumnya. 1. 2. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Budaya merupakan jati diri yang melekat pada seorang manusia. Seorang manusia akan kehilangan jati dirinya jika ia tidak mengenali budayanya sendiri. Seseorang yang berbudaya adalah seseorang yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan yang di wariskan oleh nenek moyangnya. Sebagai seorang generasi muda penerus bangsa, maka menjadi tugas wajib kita juga untuk melestarikan khasanah budaya bangsa kita, Indonesia. Budaya bangsa Indonesia, berakar dari beraneka ragam budaya suku bangsa yang majemuk yang terdapat dalam satu kesatuan negara Indonesia. Jika setiap suku bangsa mencintai dan menghargai budayanya sendiri, maka akan menjadi suatu langkah awal ke arah kekokohan negara kesatuan republik Indonesia. Budaya lokal menjadi pondasi kokoh budaya bangsa Indonesia. Semua kemajemukan budaya bangsa itu jika diselaraskan akan menjadi satu kesatuan yang tak akan terpecahkan seperti yang tertuang dalam simbol negara kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda beda tetapi tetap satu jua. Palangka Raya merupakan ibu kota dari propinsi Kalimantan Tengah yang menyimpan segudang potensi kebudayaan masa lalu yang beraneka ragam. Kebudayaan lokal yang ada di kota Palangka Raya ini berasal dari kebudayaan penduduk pribumi / aslinya yaitu suku Dayak. Dan sekarang yang menjadi persoalannya adalah bagaimana cara nya untuk dapat menjaga, melestarikan serta memberikan pemahaman / citra yang positif mengenai kebudayaan dari suku Dayak itu sendiri. Sudah seharusnya menjadi tugas para generasi muda Dayak sekarang ini untuk dapat menjaga dan melestarikan kebudayaan suku Dayak. Untuk dapat menjaga dan melestarikan budaya suku Dayak, maka para generasi Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 5

muda Dayak harus terlebih dahulu mengenal khasanah budaya Dayak itu sendiri. Upaya pengenalan itu harus melalui sarana yang benar benar dapat mengenalkan, memberikan, dan mengangkat citra, informasi, dan nilai nilai positif yang terkandung di dalam kebudayaan suku Dayak. Hal hal tersebut dapat diangkat, dicerminkan, dan dituangkan dari hubungan keramah tamahan antara suku Dayak dengan alam sekitarnya dan sesamanya. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk nyata rancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya. Kebudayaan masa lalu suku Dayak yang akan di lestarikan di dalam Museum Budaya Dayak ini tidak hanya berupa kebudayaan yang bersifat materiil, tetapi juga kebudayaan yang bersifat non materiil. Jadi museum ini tidak hanya sebagai tempat untuk memamerkan benda benda khas semata, tetapi juga untuk mempertunjukkan karya karya seni seperti seni tari dan seni musik dari suku Dayak secara berkala. Selain itu museum ini juga berpotensi untuk memberikan informasi dan pendidikan bagi masyarakat mengenai kebudayaan suku Dayak dan sekaligus berpotensi menjadi tempat wisata kota. Pada Museum Budaya Dayak ini berbagai aktivitas seperti ruang memamerkan artifak, ruang memamerkan benda benda seni, ruang memamerkan benda benda kerajinan tangan, ruang penjualan cindera mata, dan ruang pertunjukkan pagelaran seni terdapat di dalamnya. Pelaku utama dalam Museum Budaya Dayak ini adalah para pihak pengelola, pihak seniman yang akan mempertunjukkan pagelaran seni, dan para pengunjung yang datang. Pengunjung tersebut meliputi pengunjung lokal yaitu orang Dayak sendiri, pengunjung dari suku lain, pengunjung dari luar daerah, dan bahkan tidak menutup kemungkinan pengunjung yang berasal dari mancanegara. Melalui Museum Budaya Dayak inilah, ekspresi pelestarian budaya yang yang mampu mengangkat nilai nilai positif yang terkandung dari kebudayaan suku Dayak Kalimantan Tengah diwadahi melalui rancangan wadahnya. Dasar perancangan Museum Budaya Dayak ini akan berlandaskan pada konsep filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alam sekitarnya dan dengan sesamanya yang kemudian akan di transformasikan ke bangunan arsitekturnya. Rancangan Museum Budaya Dayak ini juga akan dirancang seturut perkembangan zaman Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 6

sekarang ini tanpa mengindahkan unsur tradisionalnya. Ini di maksudkan agar bangunan ini tidak terlihat kuno dan seperti tersesat di zaman modern. Sehingga hal ini akan berpengaruh besar untuk menarik minat para pengunjung untuk mengunjungi museum cagar budaya ini. Arsitektur tradisional suku Dayak merupakan warisan arsitektur yang berasal dari nenek moyang suku Dayak pada zaman dahulu yang berupa rumah / huma Betang. Sedangkan arsitektur modern merupakan arsitektur yang berkembang pada zaman sekarang ini. Rancangan wadah tersebut terlihat pada pengolahan elemen arsitektur seperti bentuk, orientasi dan tata massa, tampilan fasade, skala dan proporsi, material dan tekstur, sirkulasi dan pencapaian, warna, tata ruang dalamnya, dan open space. Transformasi konsep filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alam sekitarnya dan sesamanya digunakan sebagai pendekatan dalam pengolahan elemen arsitektur seperti bentuk, orientasi dan tata massa, tampilan fasade, skala dan proporsi, material dan tekstur, sirkulasi dan pencapaian, warna, tata ruang dalamnya, dan open space. Elemen arsitektur tradisional lokal di gunakan sebagai pendekatan dalam pengolahan ornamen ornamen bangunannya. Sedangkan elemen arsitektur modern digunakan juga sebagai pendekatan dalam penggunaan material, penonjolan warna sebagai aksen, dan sistem konstruksi. 1. 3. RUMUSAN MASALAH Bagaimana wujud rancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya yang di dasarkan pada transformasi nilai nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alamnya dan hubungan antara suku Dayak dengan sesamanya? 1. 4. Tujuan Dan Sasaran Tujuan Menghasilkan suatu wujud rancangan Museum Budaya Dayak sebagai wadah pelestarian cagar budaya suku Dayak dengan memamerkan hasil karya seni, memberikan informasi dan pengetahuan yang positif lewat pengolahan tata ruang dalam, bentuk, penataan massa bangunan, penggunaan material, fasade Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 7

bangunan, pewarnaan bangunan, skala dan proporsi, sirkulasi dan pencapaian, serta pengolahan ruang luar atau open spacenya yang mengungkapkan cerminan tentang nilai nilai positif yang terkandung dalam kebudayaan suku Dayak dilihat dari hubungannya dengan alam dan sesamanya. Sasaran - Menghasilkan studi tentang karakteristik kebudayaan suku Dayak. - Menghasilkan studi tentang hubungan suku Dayak dengan alamnya dan sesamanya. - Tersusunnya konsep perencanaan dan perancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya yang di dasarkan pada transformasi nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alamnya dan hubungan antara suku Dayak dengan sesamanya. 1. 5. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan mengenai Museum Budaya Dayak adalah pembahasan berbagai kebutuhan, kelengkapan, sarana dan fasilitas yang menunjang pelestarian budaya. Sedangkan pembahasan arsitektural dibatasi pada lingkup yang berkaitan dengan penciptaan bentuk, penataan massa bangunan, tata ruang dalam, penggunaan material, fasade bangunan, pewarnaan bangunan, skala dan proporsi, sirkulasi dan pencapaian, dan pengolahan open spacenya, yang di dasarkan pada transformasi nilai nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alam dan sesamanya untuk mencapai tujuan dan sasaran desain Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya. 1. 6. Metode Pembahasan Studi Pustaka Yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber tertulis, seperti majalah, artikel - artikel ataupun buku-buku referensi dan juga data-data browsing internet baik mengenai museum, kebudayaan suku Dayak, Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 8

arsitektur tradisional Dayak, serta nilai nilai positif yang terkandung dari kebudayaan suku Dayak serta preseden dalam proses penelitian atau riset. Survey Lapangan Pengumpulan data melalui wawancara terhadap beberapa orang Dayak di kota Palangka Raya. Analisis Analisis mengenai perlunya pelestarian budaya, analisis permasalahan dengan penalaran deduktif yaitu berdasar landasan umum, peraturan standar, persyaratan dan teori mengenai museum budaya dan mewujudkan hasil analisis ke dalam konsep perencanaan dan perancangan yang nantinya akan diwujudkan ke dalam bentuk desain fisik bangunan. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 9

1. 7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika penulisan, dan pola pikir perancangan. BAB II : TINJAUAN UMUM PERANCANGAN MUSEUM DAN MUSEUM BUDAYA DAYAK DI KOTA PALANGKA RAYA Berisi tentang informasi dan latar belakang serta teori yang berhubungan dengan perancangan museum secara umum; berisi mengenai pengertian, tujuan, fungsi, pelaku, kegiatan, yang ada di dalam Museum Budaya Dayak; dan tinjauan umum kota, kondisi fisik dan non fisik serta potensi dari kota Palangka Raya. BAB III : TINJAUAN NILAI POSITIF BUDAYA SUKU DAYAK DAN TINJAUAN TRANSFORMASI Berisi tentang tinjauan kebudayaan secara umum, tinjauan kebudayaan suku Dayak, nilai nilai positif hubungan antara suku Dayak dengan alam dan sesamanya, serta tinjauan transformasi. BAB IV : ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang analisis perencanaan dan perancangan Museum Budaya Dayak BAB V : KONSEP Berisi konsep perencanaan dan perancangan Museum Budaya Dayak. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 10

1. 8. Pola Pikir Perancangan Kebudayaan suku Dayak di Kalimantan Tengah yang sudah mulai mengalami kepunahan karena kurangnya pelestarian dan perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Image negatif terhadap suku Dayak di kalangan masyarakat. Perlu bangunan yang memiliki fungsi melestarikan, memamerkan secara spesifik mengenai warisan budaya nenek moyang suku Dayak. Perlu suatu wadah yang dapat menjadi wahana pembelajaran mengenai suku Dayak serta mengangkat nilai nilai positif budaya suku Dayak. Belum adanya fasilitas yang mewadahi bagi aktivitas pelestarian, pameran karya seni, informasi, dan pendidikan, yang mampu mengangkat kembali nilai positif yang terkandung dalam kebudayaan suku Dayak Konsep perancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya yang mampu mengangkat niali positif dalam hubungan suku Dayak dengan alam dan dengan sesamanya Perencanaan dan Perancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya Rumusan Permasalahan: Bagaimana wujud rancangan Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya yang di dasarkan pada transformasi nilai nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alamnya dan hubungan antara suku Dayak dengan sesamanya? Nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alamnya. Nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan sesamanya. Proses Pemfilteran Nilai. Salah satu bentuknya adalah melalui pelestarian budaya warisan suku Dayak. Aktifitas: Memamerkan, mempertunjukkan, memberi informasi dan pendidikan tentang hasil budaya peninggalan nenek moyang suku Dayak. R. Pameran. Penjualan aksesoris. Cafe. Transformasi nilai nilai positif filosofi hubungan antara suku Dayak dengan alam dan dengan sesamanya yang lebih spesifik. Hasil Transformasi KONSEP Museum Budaya Dayak di kota Palangka Raya Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 11