KAJIAN PERHITUNGAN PEMENUHAN AIR BERSIH UNTUK KAWASAN MANDALIKA RESORT LOMBOK TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V ANALISIS HIDROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

PERHITUNGAN METODE INTENSITAS CURAH HUJAN

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

REKAYASA HIDROLOGI. Kuliah 2 PRESIPITASI (HUJAN) Universitas Indo Global Mandiri. Pengertian

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Hidrologi

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

II. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 1 : 49-60, Maret 2015

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

BAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

Kajian Model Hidrograf Banjir Rencana Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

Perbandingan Perhitungan Debit Banjir Rancangan Di Das Betara. Jurusan Survei dan Pemetaan, Fakultas Teknik, Universitas IGM 1.

ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

HIDROLOGI TERAPAN. Bambang Triatmodjo. Beta Offset

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

Kolam Retensi (Retarding Basin) Sebagai Alternatif Pengendali Banjir Dan Rob.

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

KETERSEDIAAN DATA HUJAN DI WILAYAH SUNGAI LOMBOK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

TUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

Transkripsi:

KAJIAN PERHITUNGAN PEMENUHAN AIR BERSIH UNTUK KAWASAN MANDALIKA RESORT LOMBOK TENGAH (Studi Kasus Kawasan Wisata Mandalika Resort Lombok Tengah) Supriyatno¹, Damar Susilowati², Heny Purwanti³ ABSTRAK Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, guna menjamin akan ketersediaan air bersih di Kabupaten Lombok Tengah, maka perlu dilakukan adanya kajian terhadap pemanfaatan tangkapan air permukaan dan hujan untuk memenuhi segala kebutuhan air bersih pada kawasan tersebut. Lokasi kajian dilakukan pada kawasan wisata Mandalika Resort Kabupaten Lombok Tengah, dalam pelayanannya masih belum tercukupi dengan kebutuhan yang sekarang, oleh karenanya dengan kajian pemenuhan akan air bersih maka kebutuhan akan air di kawasan tersebut dapat diketahui nilainya. Lahan yang digunakan menampung air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan wisata Mandalika Resort ini, seluas 3.113.000 m² dengan perincian antara sisi barat 1.346.400 m² dan sisi timur 1.766.600 m². Dari kajian ini kita dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menampung air limpasan tersebut selama 3 s/d 4 bulan, dengan analisa, luas dan desain kedalaman kolam +/- 2.5 meter bahwa kebutuhan akan air bersih dapat mencukupi untuk kawasan tersbut. Dengan memperbandingkan kapasitas tampungan air yang ada pada 2 (dua) kolam penampungan di sisi barat 1.346.400 m² dan disisi timur 1.766.600 m² dengan total luas 3.113.000 m² dan direncanakan mempunyai ketinggian 2,5 m didapat volume total kolam penampung sebesar 7.782.500 m³. Jadi volume tampungan kolam penampung diperkirakan dapat menampung air sebesar 366.95 hari atau 1 tahun, 1 hari 22 jam 48 menit. Kata kunci : Kajian, Kebutuhan Air Bersih Di Kawasan Mandalika Resort 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Kabupaten Lombok Tengah memerlukan solusi studi yang komperhensif untuk menjamin ketersediaan di masa mendatang. Oleh karena itu, guna menjamin akan ketersediaan air bersih di Kabupaten Lombok Tengah, maka perlu dilakukan adanya kajian terhadap pemanfaatan tangkapan air permukaan dan hujan untuk memenuhi segala kebutuhan air bersih pada kawasan tersebut. Balak yang akan di kumpulkan dalam kolam penampungan (Lagoon). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari kajian ini adalah Untuk menganalisis pemenuhan air bersih pada kawasan Mandalika Resort dengan cara menampung air limpasan pada suatu tempat (Lagoon) dari air hujan dan sungai yang berada pada kawasan Mandalika Resort. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 1

2. Studi Pustaka 2.1 Umum Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh manusia untuk digunakan dalam hal konsumsi dalam melakukan aktivitas mereka sehari - hari, karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka hal yang wajib jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan domestik, dan kebutuhan non domestik. a. Kebutuhan Domestik Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga. Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih 2.2 Definisi & Persyaratan Air Bersih 2.2.1 Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari, sebagai batasanya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air bersih yang sudah di tentukan oleh Menteri Kesehatan. 2.2.1. Persyaratan Air Bersih Bersih 2.2.2.1. Persyaratan Kualitas Persyaratan Kualitas mengambarkan mutu dari air bersih dimana air bersih harus mempunyai persyaratan meliputi: 1. Persyaratan fisik 2. Persyaratan kimiawi 3. Persyaratan bakteriologis 2.2.2.2. Persyaratan Kuantitas Persyaratan kuantitas dalam pemenuhan air bersih dapat ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia, artinya air bersih tersebut dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kawasan wisata yang ditinjau. 2.2.2.3. Persyaratan Kontinuitas Persyaratan kontinuitas dalam pemenuhan air bersih harus dapat memenuhi secara terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. 2.3 Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, aktifitas kota, aktifitas kawasan wisata b. Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan rumah tangga. 2.3.1. Fluktuasi Kebutuhan Air Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi, fluktuasi yang terjadi tergantung pada suatu aktivitas pengunaan air dalam keseharian oleh masyarakat. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok: 1. Kebutuhan air rata-rata 2. Kebutuhan harian maksimum 3. Kebutuhan pada jam puncak 2.4 Sumber Air Sumber air baku bagi suatu pemenuhan penyediaan air bersih sangat penting, karena selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas yang akan berpengaruh terhadap proses pengolahan. 2.4.1. Air Hujan Hujan terjadi karena penguapan air, terutama air dari permukaan laut yang naik keatmosfer dan mendingin, kemudian menyuling dan jatuh sebagian di atas laut sebagian di atas daratan. 2.4.1.1. Distribusi Curah Hujan Wilayah/Daerah Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian air limpasan adalah curah hujan rata-rata diseluruh kawasan yang bersangkutan. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 2

1. Cara rata-rata Aljabar Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang didapat dengan cara lain. 2. Cara Thiessen Cara thiessen ini memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aljabar rata-rata, akan tetapi penentuan titik pengamatan dan pemilihan ketingian akan mengpengaruhi ketelitian hasil yang didapat. 4. Cara elevasi daerah rata-rata (Mean areal elevation method) Cara ini dapat digunakan jika hubungan antara curah hujan dan elevasi daerah bersangkutan dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan linier. Ʀ₁ = a + b. h₁ Dimana a dan b adalah tetapan-tetapan. Jika elevasi rata-rata antara garis-garis kontur yang berdekatan. 3. Cara garis isohiet Cara isohiet adalah suatu cara dengan mengambarkan suatu peta tofografi dengan sebuah perbedaan (interval) 10 sampai 20 mm berdasarkan data curah hujan pada titik-titik pengamatan di dalam dan di sekitar daerah yang dimaksud. 2.4.1.2. Distribusi Curah Hujan dalam suatu jangka waktu Distribusi curah hujan adalah berbedabeda sesuai dengan jangka waktu yang ditinjau yakni curah hujan tahunan. Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut intensitas curah hujan (mm/jam). Cara ini merupakan cara rasionil yang terbaik jika garis-garis isohiet yang didapat dari sebuah gambar yang teliti. besarnya intensitas curah hujan itu berbeda-beda yang disebabkan oleh lamanya curah hujan atau frekwensi kejadianya. 2.4.2. Pengolahan Data Curah Hujan Pengolahan data curah hujan adalah upaya untuk mengetahui dalam tahap Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 3

perhitungan pemenuhan kebutuhan air bersih pada kawasan wisata Mandalika Resort. 2.4.2.1. Cara Merubah Curah Hujan Menjadi Intensitas Curah Hujan Perhitunganya adalah sama dengan perhitungan intensitas curah hujan seperti rumus-rumus intensitas curah hujan, data curah hujan dalam satu waktu tertentu (beberapa menit) cara diolah menjadi intensitas curah hujan per jam. 2.4.2.2. Kurva Massa (Mass Curve) Kurva massa adalah kurva yang berhubungan antara curah hujan akumulatif dengan waktu. Curah hujan daerah pada suatu waktu tertentu dalam daerah yang bersangkutan,dapat ditentukan dari kurva massa ini. 2.4.2.3. Kurva Dalam Daerah (Deptharea curve) Curah hujan daerah berbeda-beda, tergantung dari luas daerah yang bersangkutan. Makin besar daerah itu, makin kecil curah hujan daerah yang diperhitungkan. Diagram yang menunjukan hubungan itu disebut kurva dalam daerah. 3. Metodologi 3.1. Gambaran Umum Lokasi kajian dilakukan pada kawasan wisata Mandalika Resort Kabupaten Lombok Tengah, pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan dimana kawasan ini merupakan daerah strategis karena lokasi yang di tinjau adalah kawasan wisata. Gambar 3.1. Peta Wilayah Kawasan Wisata Mandalika Resort. 3.2 Kondisi Fisik Wilayah 3.2.1. Topografi Wilayah kawasan wisata Mandalika Resort terletak pada daerah dengan topografi yaitu 8. 8.57 LS dan 116.05 116 BT dengan luas kawasan sekitar 3.964,845 Ha, dari luas kawasan tersebut lahan yang digunakan oleh Mandalika Resort adalah 1.6,05 Ha yang telah terbagi oleh berbagai distrik. 3.2.2. Klimatologi Iklim di Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering, adapun musim hujan di mulai sekitar bulan Oktober sampai dengan bulan April. 3.3 Pendekatan Studi. Pendekatan studi yang pada umumnya digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan evaluative. Kajian ini dilakukan melalui penganalisaan terhadap data primer dan data sekunder. 3.3.1. Kebutuhan Data 1. Data Primer 2. Data Sekunder 3.4 Kondisi Umum Pelayanan Distribusi Air Bersih 3.4.1. Daerah Pelayanan Daerah pelayanan untuk pemenuhan air bersih di kawasan wisata Mandalika Resort ini hanya sebagian kecil yang bisa dilayani oleh PDAM Kabupaten Lombok Tengah. Dengan demikian pertimbanganpertimbangan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dalam menentukan daerah pelayanan untuk kawasan Mandalika Resort meliputi: 1. Lokasi kawasan wisata dari pusat kegiatan sosial-ekonomi kota yang ada maupun yang direncanakan. 2. Tata guna lahan yang telah disetujui dan disahkan oleh pemerintah setempat. 3. Daerah pelayanan meliputi kawasan wisata yang dalam peruntukan kegiatanya membutuhkan air bersih. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 4

4. Sistem penyediaan air bersih serta jaringan distribusi pelayanannya. Gambar 3.3 Peta Hidrologi di Pulau Lombok 3.5 Kerangka Acuan Tahapan Analisis Kebutuhan Air Bersih. Kerangka acuna ini buat berdasarkan skema untuk pemenuhan air bersih kawasan Mandalika Resort. 3.6.1. Ketersediaan Data Hujan di Pulau Lombok Ketersediaan data hujan pada pemenuhan air bersih di kawasan Mandalika Resort ini guna untuk menghitung debit yang masuk ke dalam kolam penampung (Lagoon), berdasarkan dari 13 stasiun hujan yang berada di Kabupaten Lombok Tengah stasiun hujan Rembitan yang menjadi tolak ukur dalam perhitungan pemenuhan akan air bersih. 3.6 Identifikasi Potensi Sumber Air Bersih. Dari beberapa pilihan sumber air bersih yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai alternatif bagi kawasan Mandalika Resor, sumber air bersih yang dipilih adalah sumber air yang berasal dari hujan mengingat dalam hal proses pendistribusiannya sangat efektif. 3.6.2. Hujan Tahunan Tiap Stasiun Hujan Hujan tahunan diartikan sebagai nilai rerata dari jumlah hujan selama satu tahun, hujan ini secara teknis didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata dari jumlah seluruh hujan harian yang tercatat di satu stasiun selama satu tahun sepanjang tahun data pencatatan. 3.6.3. Hujan Rara-Rata Daerah Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air adalah curah hujan ratarata, curah hujan ini mewakili seluruh daerah yang dikaji. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 5

3.6.3.1. Hujan Rata-Rata Kabupaten Lombok Tengah Jumlah stasiun hujan yang mempengaruhi adalah 13 stasiun, empat stasiun diantaranya berada diluar wilayah administratif Lombok Tengah. Keru Jurang Sate Kopang Kuripan Pengga Sesaot Lingkok Lime Kabul Mangkung Rembitan Perian Loang Make Pengadang Gambar 3.4 Poligon Thiesen utk Perhitungan Hujan Rerata Kab. Lombok Tengah 3.6.3.2. Penentuan Daerah Aliran Sungai Berdasarkan data curah hujan yang terjadi diberbagai stasiun hujan yang ada di Kabupaten Lombok Tengah maka, untuk melakukan analisis hidrologi dari suatu daerah terlebih dahulu dilakukan penentuan batas-batas daerah yang akan dianalisis yang dikenal dengan daerah tangkapan air. yang terdistribusi setiap jam. Untuk perhitungan air limpasan ini akan digunakan distribusi curah hujan sepanjang 6 jam. pendekatan Metode Mononobe untuk mendapatkan curah hujan jam-jaman dengan persamaan sebagai berikut: R t R T t T 2 / 3 dengan Rt adalah curah hujan pada jam ke-t (mm), R adalah hujan harian Kala ulang tertentu (mm), T adalah lama total waktu hujan (jam), dan t adalah selang waktu (jam). 3.6.5. Analisa Air Limpasan Rancangan Air limpasan rancangan merupakan suatu air limpasan dengan kala ulang tertentu yang disebabkan oleh hujan rancangan dengan kala ulang yang sama. Gambar 3.6 Air Limpasan yang Masuk pada Setiap DAS. Gambar 3.5 Daerah Aliran Sungai yang melewati Mandalika Resort. 3.6.4. Hujan Rancangan 3.6.4.1. Kala Ulang Hujan rancangan sering disebut dengan hujan kala ulang yang didefinisikan sebagai besaran hujan yang akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu kala ulang tersebut. 3.6.4.2. Distribusi Hujan Rancangan Efektif Untuk melakukan analisis air limpasan yang terjadi akibat curah hujan diperlukan adanya data hujan efektif 3.6.6. Analisa Hidrolika Tujuan analisis hidraulika dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas alur dan profil muka air sungai terhadap air limpasan dengan suatu kala ulang tertentu. 4. Analisa dan Pembahasan 4.1 Tinjauan Umum Analisis kebutuhan air untuk masa mendatang menggunakan standar-standar perhitungan yang telah ditetapkan. 4.2 Standar Kebutuhan AiR Perkiraan kebutuhan air merupakan dasar penentuan biaya investasi, perkiraan kebutuhan air didasarkan pada informasi data sekunder. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 6

Laju pemakaian air diproyeksikan meningkat setiap interval 5 tahun, pada umumnya angka pemakaian air per kapita per hari akan berkisar antara: (Ditjen Cipta Karya) 4.3.2 Unit Transmisi Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang di produksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. Jaringan transmisi seperti terlihat pada gambar berikut. 4.2.2 Kebutuhan Domestik Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-hari. 4.3.3 Unit Produksi Unit produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapanya. 4.3.4 Unit Distribusi Unit Distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air bersih dari pipa transmisi air bersih sampai unit pelayanan. 4.4. Analisa Hidrologi 4.2.3 Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa kegiatan selain kegiatan rumah tangga. 4.3 Kriteria Pemenuhan Air Bersih Suatu sistem penyediaan air bersih harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa agar dapat memenuhi dua tujuan berikut: 1. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang dapat memenuhi persyaratan air bersih tersebut. 2. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan 4.4.1 Curah Hujan Rencana Untuk menghitung data curah hujan rencana dari stasiun hujan yang terdapat dalam Catchment Areanya yaitu Stasiun Rembitan yang telah diuji kelayakan datanya. Analisis frekuensi data curah hujan rencana dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa distribusi probabilitas yang banyak digunakan dalam Hidrologi, yaitu : Distibusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Gumbel, Log Pearson III. 4.3.1 Unit Air Baku Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan atau penyedia air baku. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 7

a. Distribusi Normal c. Distribusi Log Pearson III b. Distibusi Log Normal Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 8

d. Distribusi Gumbel Periode (Th) K (-0.4) K (-0.6) K (-0.432) 2-0.060-0.090-0.065 5 0.782 0.752 0.777 10 1.222 1.192 1.217 Sumber : Hasil Perhitungan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 9

Tabel 4.11 Waktu konsentrasi Panjang Waktu Konsentrasi (m) To (menit) Td (menit) Tc (menit) 7330 1.057 203.61 204.668 Sumber : Hasil Perhitungan 4.5. Analisa Intensitas Hujan Data hujan yang digunakan untuk menghitung curah hujan dengan berbagai periode ulang (curah hujan rencana) adalah hujan harian maksimum tahunan. Sehingga curah hujan yang diperoleh adalah curah hujan per jam. dari persamaan Mononobe: 2 R 3 RT T dengan: RT = Intensitas hujan pada durasi T jam (mm/jam). R = Curah hujan harian maksimum (mm). T = Durasi hujan (jam). Distribusi Normal : I = 89.3 x 2/3 = 3.721 x 29.130 = 108.388 mm/hr (kala ulang 2 tahun) I = 101.492 x 2/3 = 4.229 x 29.130 = 123.187 mm/hr (kala ulang 5 tahun) I = 107.879 x 2/3 = 12,356 x 29.130 = 130.939 mm/hr (kala ulang 10 tahun) = 107.061 mm/hr (kala ulang 2 tahun) I = 101.545 x 2/3 = 4.231 x 29.130 = 123.251 mm/hr (kala ulang 5 tahun) I = 132.663 x 2/3 = 4.554 x 29.130 = 132.663 mm/hr (kala ulang 10 tahun) Distribusi Log Person III : I = 88.944 x 2/3 = 3.706 x 29.130 = 107.957 mm/hr (kala ulang 2 tahun) I = 103.436 x 2/3 = 4.309 x 29.130 = 125.547 mm/hr (kala ulang 5 tahun) I = 110.817 x 2/3 = 4.617 x 29.130 = 134.506 mm/hr (kala ulang 10 tahun) Distribusi Gumbel : I = 109.670 x 2/3 = 4.569 x 29.130 = 133.113 mm/hr (kala ulang 2 tahun) I = 126.997 x 2/3 = 5.292 x 29.130 = 154.144 mm/hr (kala ulang 5 tahun) I = 138.470 x 2/3 = 5.769 x 29.130 = 168.07 mm/hr (kala ulang 10 tahun) Curah hujan yang didapatkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan Rasional = Q = 0,278 C. I. A didapatkan debit yang akan ditampung pada kolam penampungan yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih kawasan wisata mandalika. Distribusi Log Normal : I = 88.206 x 2/3 = 3.675 x 29.130 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 10

4.6. Perhitungan Tampungan Kolam Lahan yang digunakan menampung air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan wisata Mandalika Resort ini, seluas 3.113.000 m² dengan perincian antara sisi barat 1.346.400 m² dan sisi timur 1.766.600 m² perkiraan jumlah penghuni dan pengunjung yang ada dikawasan wisata mandalika didapatkan junlah kebutuhan air bersih seperti tabel: Dari tabel diatas maka didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk menampung air hujan didalam kolam penampungan antara 3 s/d 4 bulan. Sedangkan pembagian dan alokasi lahan serta luas untuk tiap kawasan secara rinci dapat dilihat pada tabel: Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan air bersih kawasan wisata didapatkan angka kebutuhan sebesar 5,473 l/det atau 21.208,862 m3/hari. Dengan memperbandingkan kapasitas tampungan air yang ada pada 2 (dua) kolam penampungan di sisi barat 1.346.400 m² dan disisi timur 1.766.600 m² dengan total luas 3.113.000 m² dan direncanakan mempunyai ketinggian 2,5 m didapat volume total kolam penampung sebesar 7.782.500 m³. Jadi volume tampungan kolam penampung diperkirakan dapat menampung air sebesar 366.95 hari atau 1 tahun, 1 hari 22 jam 48 menit. 4.7. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Perhitungan kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan standar yang tertera, alokasi perhitungan lahan dan 5. Kesimpulan dan Saran 5.1.Kesimpulan 1. Penyediaan air bersih per hari dilakukan melalui pemanfaatan tampungan air hujan didalam dua kolam penampungan disisi barat dan timur. 2. Perhitungan intensitas hujan berdasarkan beberapa metode, yaitu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 11

: Normal, Log Normal, Log Person, dan Gumbel. 3. Kebutuhan air bersih untuk semua aktifitas kawasan wisata Mandalika sebesar 21.208,862 m³/det, sedangkan volume tampungan keseluruhan kolam sebesar = 7.782.500 m³, sehingga ketersediaan air di kolam penampungan dapat memuhi kebutuhan selama 1 tahun 1 hari 22 jam 48 menit. 5.2. Saran 1. Agar penampungan air di kolam penampung dapat dilakukan dengan optimal, maka sebaiknya kolam penampungan dilapisi lapisan kedap air yang bisa menahan rembesan air DAFTAR PUSTAKA 1. Subarkah,I.,Ir,HidrologUntukPerenc anaanbangunan Air, Penerbit Idea Dharma Bandung, 1980. 2. Sosrodarsono,S.,Ir,HidrologiUntukP engairan. 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010, TentangPersyaratanKualitas Air 4. AsdakCahya,2010;HidrologidanPen gelolaan Daerah Aliran Sungai, Gajah Mada University Press, Yogyakarta 5. ChowVT,(1989). DampakPengunaan Tata GunaLahanTerhadap Debit Sungai di Daerah Pengaliran Sungai Cipinang 6. DPUCiptaKarya(1997),StandarKebu tuhanairbersih,untuktiapjenis Kota 7..., Peta Geografis Lombok Tengahhttp://lomboktengahkab.go.id/ selayang-pandang/geografis.html 8. SNI 19-6728.1-2002 SumberDaya Air Spasial Riwayat Penulis : 1) Supriyatno, ST., Alumni (2015) Program Studi Teknik Sipil FT- Unpak. 2) Ir. Damar Susilowati, M.Sc., Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil FT- Unpak. 3) Heny Purwanti, ST., MT., Sekretaris Jurusan Program Studi Teknik Sipil FT- Unpak. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 12