PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

PENERAPAN TEKNIK BERMAIN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

Oleh : A A Gde Wahyu Wicaksana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

Kata Kunci: Snowball Throwing, partisipasi, prestasi belajar, Teknik Elektronika Dasar.

Penggunaan Modul Pembelajaran

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

Arynda 28, Susanto 29, Dafik 30

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

p-issn : e-issn :

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI GUIDED DISCOVERY LEARNING

ABSTRAK PENERAPAN STRATEGI TEAM BUILDING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA KOSEP EKOSISTEM DI SMPN 2 BATANG SUL-SEL

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG

*Korespondensi, tel : ,

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SDN 21 PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DENGAN REWARD AND PUNISHMENT SISWA KELAS VA SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-D SMPN 2 KAMAL MATERI CAHAYA

Azizah Ayu Ikaningtyas, Sigit Santoso, Sohidin* *PendidikanAkuntansi, FKIP UniversitasSebelasMaret Surakarta, 57126, Indonesia

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Pembelajaran Menggunakan Lembar Kerja Berstruktur Di SMP Negeri 1 Pallangga Gowa

Transkripsi:

p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Muhammad Minan Chusni Pendidikan Fisika, Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung Email: minan.chusni@uinsgd.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman konsep fisika siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan metide pictorial riddle pada pokok bahasan pesawat sederhana. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian 29 siswa SMP Muhammadiyah Muntilan. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan pengamatan langsung di kelas dan teknik tes. Adapun analisis datanya menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode pictorial riddle mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada siklus I dengan rata-rata nilai 42,93 menjadi 50,71 dan pada siklus II naik menjadi 67,50 serta pada siklus III menjadi 80,71. Begitu pula dengan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fisika juga tergolong baik dengan hasil sebesar 63,57%. Kata Kunci : pemahaman konsep fisika, pendekatan inkuiri terbimbing, dan pictorial riddle. Abstract The purpose of this study was to determine students' improved understanding of physics concepts through the application of guided inquiry approach with metide pictorial riddle on the subject of a simple plane. Type of research is classroom action research with research subjects 29 students of SMP Muhammadiyah Muntilan. Techniques used in collecting data is by direct observation in the classroom and the testing techniques. The analysis of data using qualitative and quantitative analysis. The results showed that the application of guided inquiry learning with pictorial riddle method can improve students' understanding of the concept in the first cycle with an average value of 42.93 into 50.71 and the second cycle increased to 67.50 and in the third cycle into 80.71. Similarly, the students' motivation to learn physics class is also quite good with a yield of 63.57%. Keywords: understanding the concepts of physics, guided inquiry approach, and pictorial riddle. 111

PENDAHULUAN Bidang pendidikan mengenalkan IPA mulai dari jenjang pendidikan dasar (SD) kemudian SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Materi IPA di SMP secara tidak langsung merupakan kelanjutan dari materi IPA di SD. Namun materi IPA di SMP sudah terbagi menjadi Biologi, Fisika dan Kimia. Sehingga pada UAN SMP, Fisika tergabung menjadi IPA bersama Biologi dan Kimia yang baru masuk materi IPA SMP sejak beberapa tahun terakhir ini. Berhubung materi IPA di SMP sudah terbagi menjadi Biologi, Fisika, dan Kimia, maka proses pembelajarannya juga terpisah menjadi tiga dan diampu oleh masing-masing guru yang bersangkutan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa guru fisikapun harus bisa mengajar biologi atau kimia begitu juga sebaliknya. Berdasarkan observasi, proses pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah Muntilan terbagi menjadi dua, yaitu proses pembelajaran di kelas dan proses pembelajaran di laboratorium. Proses pembelajaran di kelas lebih menekankan pada penjelasan materi secara ceramah dan latihan soal-soal. Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dan kurang menyukai pelajaran fisika. Siswa kurang memahami konsep- konsep fisika yang disampaikan guru dengan cara ceramah dan latihan soal-soal. Sedangkan proses pembelajaran di laboratorium, berupa kegiatan praktikum. Namun tidak semua materi bisa dipraktikan. Hal ini karena keterbatasan laboratorium yang biasanya dipakai secara bersamaan. Karena alasan inilah maka banyak materi fisika yang disampaikan guru dengan metode ceramah di kelas. Mata pelajaran fisika memiliki karakteristik khusus, yakni kebenaran yang Begitu banyak anak didik yang mengeluh ketika belajar fisika. Hal inilah yang menyebabkan mereka kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran fisika. Motivasi belajar mereka terhadap fisika masih rendah jika dibandingkan dengan motivasi belajar mereka terhadap mata pelajaran lainnya. Karena banyaknya rumus yang harus JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 112

mereka hafal menyebabkan pelajaran fisika menjadi kurang menyenangkan dan kurang menarik. Bahkan banyak juga siswa yang sebenarnya tidak mengetahui asal mula ditemukannya rumus yang mereka hafalkan tersebut. Bedasarkan penjabaran pelaksanaan proses pembelajaran fisika, maka seorang guru harus bisa mensiasati agar proses pembelajaran tersebut bisa berjalan lebih baik meskipun pembelajaran tersebut berlangsung di dalam kelas. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah pendekatan dengan cara penyelidikan. Pendekatan ini dikenal dengan nama pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri merupakan suatu cara pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada suatu masalah. Bila masalah dirumuskan oleh siswa dan mendesain serta merumuskan sendiri serta mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil kesimpulan maka pendekatan ini termasuk pendekatan inkuiri. (Zuhdan Kun Prasetyo, 2001:2.4). Pada pendekatan inkuiri, apa yang diperoleh siswa sebagian besar didasarkan pada hasil usaha siswa sendiri atas dasar pengetahuan yang dimiliki siswa. Pembelajaran melalui pendekatan inkuiri tentunya akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental yang positif pada siswa. Sebab melalui pendekatan inkuiri siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya kemudian memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. (Mulyasa, 2007:109). Bentuk pendekatan ini terutama memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasanpejelasannya. Motivasi sangat diperlukan untuk mengerakkan, mengarahkan dan memperkuat tingkah laku siswa khususnya dalam proses pembelajaran siswa meliputi motivasi instrinsik dan ekstrinsik. (Elida Prayitno, 1989: 31) Pada penelitian ini, pendekatan inkuiri yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 113

pictorial riddle. Metode pictorial riddle adalah salah satu metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil dan besar. Metode pictorial riddle biasanya menggunakan media gambar atau sejenisnya. Gambar atau peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, pada lembar kegiatan siswa atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu. (Moh Amien, 1987: 150). Proses pembelajaran melalui pendekatan inkuiri dengan metode pictorial riddle tidak harus berlangsung di laboratorium, tetapi juga dapat berlangsung di kelas. Karena itulah maka pada penelitian ini akan meneliti pengaruh penggunaan pendekatan inkuiri terbimbing dengan metode Pictorial Riddle terhadap peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar fisika. Pesawat Sederhana merupakan salah satu konsep esensial dalam fisika perlu mendapatkan perhatian, khususnya perhatian guru terhadap keterkaitan dengan konsep-konsep lain serta terapannya dalam kejadian nyata sehari-hari. Dalam kaitan ini telaah gelombang berfokus pada kajian tuas, katrol dan bidang miring. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, kiranya perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan gambaran tentang implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode pictorial riddle untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep fisika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Muntilan. METODE Penelitian ini menggunakan setting tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya (Pardjono dkk, 2007: 12). Model ini dipilih didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai. JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 114

Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah Muntilan. Kelas yang akan diteliti adalah kelas VIII A dengan jumlah 29 siswa. Pengambilan subjek penelitian ini dipilih berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran fisika di kelas tersebut dapat lebih dioptimalkan, dan siswa belum pernah diberi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing dengan metode pictorial riddle. Adapun proses penelitian tindakan dapat digambarkan seperti pada gambar 1. Plan Reflective Action/ Observation Revised Plan Reflective Action/ Observation Revised Plan Reflective Action/ Observation Gambar 1. Spiral PTK JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 115

Teknik pengumpulan data untuk minat dan tanggapan terhadap metode pembelajaran yang dilakukan adalah dengan cara siswa mengisi angket, sedangkan pengumpulan data mengenai aktivitas siswa dinilai langsung pada saat proses pembelajaran dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan untuk kemampuan kognitif siswa dilihat dari kemampuan mengerjakan soal postes yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) melakukan observasi awal mengenai permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran fisika, (b) merancang dan menentukan bentuk LKS serta tindakan yang akan dilakukan, (c) membagikan angket minat siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan, (d) melakukan observasi/pengamatan untuk memperoleh data yang berupa aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan lembar penilaian aktivitas yang sudah dipersiapkan sebelumnya, (e) implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pictorial riddle, (f) menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam LKS sebagai penilaian kelompok, (g) mendokumentasikan kegiatan siswa selama pembelajaran dalam bentuk gambar/foto, (h) merencanakan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis analisis, yaitu : (1) Analisis kualitatif, diperlukan untuk menggambarkan suasana pembelajaran di kelas. Data diperoleh dari pengamatan. Analisis data dilakukan dengan cara peneliti merefleksi hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Penyajian data dilakukan dalam rangka penyusunan informasi secara sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi pada masing-masing siklus. Dalam penyajian data ini dilakukan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif. Data kualitatif divalidasi JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 116

dengan triangulasi dan pengecekan kembali fakta sumber. (2) Analisis kuantitatif digunakan untuk memberikan gambaran tentang kemajuan atau peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, dan untuk melihat perkembangan pemahaman konsep siswa. Data kuantitatif diperoleh dari hasil angket minat dan respon siswa, lembar observasi kelas yang berupa lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan lembar penilaian LKS. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk persentase. (Ngalim Purwanto, 2002: 103). HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini disajikan data hasil pengamatan sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan. 1. Hasil Pekerjaan Siswa dalam LKS Hasil penilaian LKS kelompok sebagai penilaian pemahaman konsep disajikan pada tabel berikut. Kelompok Tabel 1. Hasil Penilaian LKS Kelompok Penilaian LKS Kelompok (%) Siklus I Siklus II Siklus III A 55.0 75,0 95.0 B 25.0 55.0 100.0 C 45.0 75.0 100.0 D 35.0 75.0 60.0 E 60.0 75.0 85.0 F 40.0 75.0 95.0 G 65.0 75.0 100.0 H 65.0 75.0 85.0 I 60.0 60.0 80.0 Rata-rata 50,0 70,6 88,9 Pada siklus I, percobaan dilakukan dengan berpedoman pada LKS I untuk topik materi tuas. Berdasarkan analisis hasil pekerjaan siswa pada LKS I dan sesuai pengamatan selama pembelajaran, kemampuan siswa dalam memahami, menganalisis, memecahkan, dan menyimpulkan masalah dari percobaan yang dilakukan belum baik, sehingga untuk JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 117

dapat lebih mengoptimalkannya perlu adanya bimbingan dan pengarahan dari guru. Rata-rata hasil pekerjaan siswa dalam LKS I adalah 50%. Pada siklus II, digunakan LKS II sebagai pedoman siswa dalam melakukan percobaan dan menemukan konsep tentang katrol. Dalam LKS II ini, permasalahan dalam percobaan disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa dalam menganalisis, memecahkan, dan menyimpulkan masalah yang ditemukan, serta diharapkan siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil pengamatan, kemampuan siswa dalam menemukan konsep telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ratarata hasil pekerjaan siswa dalam LKS II, yaitu mencapai 70,2 % dengan kenaikan nilai rata-rata LKS I ke nilai rata-rata LKS II sebesar 1,41 % sehingga tergolong tinggi peningkatannya. Pada siklus III, digunakan LKS III sebagai pedoman siswa dalam melakukan percobaan dan menemukan konsep tentang bidang miring. Dalam LKS III ini digunakan tipe yang sama dengan LKS sebelumnya dengan memperhatikan alokasi waktu dan kejelasan masalah. Dari hasil pengamatan, kemampuan siswa dalam menemukan konsep telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ratarata hasil pekerjaan siswa dalam LKS II, yaitu mencapai 88,9 % dengan kenaikan nilai rata-rata LKS II ke nilai rata-rata LKS III sebesar 2,98% sehingga tergolong tinggi peningkatannya. 2. Hasil Penilaian Kognitif Hasil penilaian mencerminkan tingkat penguasaan konsep fisika siswa, dimana pada tahap ini siswa diberikan soal pretes dan postes untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai konsep. Analisis hasil evaluasi kognitif pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 2. Rata-rata hasil posttest siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, dengan kenaikan rata-rata posttest I ke posttest II sebesar 7,79. Pada hasil posttest siklus I masih ada 22 siswa yang skornya kurang dari indikator JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 118

yang harus dicapai yaitu minimal 70. Pada hasil posttest siklus II masih ada 12 siswa yang skornya kurang dari indikator yang harus dicapai yaitu minimal 70. Pada hasil posttest siklus III juga masih ada 5 siswa yang nilainya belum mencapai indikator minimal tetapi secara ketuntasan klasikal sudah 83% sehingga pemberian siklus dapat di hentikan. Tabel 2. Hasil Pretes dan Postes Jenis Rata-rata nilai Pretest 42,93 Posttes Siklus I 50,71 Posttes Siklus II 67,50 Posttes Siklus III 80,71 3. Hasil Penilaian Motivasi Siswa Pengisian angket respon dilakukan diakhir pembelajaran, dimana pengisian diberikan kepada siswa hanya pada siklus III. Presentase ratarata hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan adalah 63,57%. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka respon siswa dapat digolongkan pada kriteria baik. Berdasarkan uraian diskripsi data hasil penelitian di atas maka, dapat dilihat adanya dua keberhasilan pembelajaran, yaitu keberhasilan proses dan keberhasilan produk, dengan uraian sebagai berikut: 1. Keberhasilan Proses Keberhasilan proses pada penelitian ini dapat dilihat dari aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan angket respon siswa terhadap pembelajaran. Hasil dari penelitian mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III ini akan dibahas secara rinci seperti di bawah ini. a. Hasil Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada siklus I termasuk kategori kurang baik. Pada saat proses menjelaskan prosedur kegiatan beberapa siswa tidak focus memperhatikan arahan guru hal ini berakibat pada kesulitan pada saat JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 119

pemecahan masalah yang ada pada LKS kegiatan 1 yang berkaitan dengan hasil pekerjaan siswa. Setelah dilakukan refleksi untuk memecahkan permasalahan yang muncul maka pelaksanaan siklus II semua kelompok dapat melakukan aktivitas dengan baik, sehingga dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan LKS kegiatan 2 dapat diselesaikan dengan baik. Suasana kelas lebih kondusif dan siswa dapat mengerjakan LKS dengan benar tetapi interaksi diskusi antar kelompok belum berjalan dengan semestinya karena masih di dominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi sedangkan siswa yang berkemampuan rendah hanya diam dan kurang aktif membantu menyelesaikan. Setelah dilakukan refleksi untuk memecahkan permasalahan yang muncul maka pelaksanaan siklus III yaitu dengan bimbingan dan motivasi yang dilakukan guru kepada siswa baik individu maupun menyeluruh sehingga keterlibatan siswa dalam berdiskusi atau kerjasama dapat optimal. Hal ini terlihat pada siswa lebih bersemangat, kerjasama kelompok juga sudah terjalin, dan telihat siswa lebih berani menyampaikan pendapat kepada sesama anggota kelompok. 2. Keberhasilan Produk Pembelajaran fisika dianggap berhasil apabila mampu menghubungkan produk yang rasional dengan produk empiris. Keberhasilan produk ini dapat dilihat dari penilaian pretes, postes, dan lembar kerja siswa sebagai hasil penilaian. Hasil penilaian mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III ini akan dibahas secara rinci seperti berikut. a. Pretes dan Postes Hasil penilaian mencerminkan tingkat penguasaan konsep fisika siswa, dimana pada tahap ini siswa diberikan soal pretes dan postes untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai konsep. Hasil penilaian kognitif siswa dalam bentuk pretest dan posttest merupakan salah satu indikator keberhasilan produk pembelajaran. Rata-rata hasil posttest siswa dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III mengalami peningkatan yang baik, sebagimana disajikan pada gambar 2. JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 120

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pretest Posttes Siklus I Posttes Siklus II Posttes Siklus III Gambar 2. Grafik Nilai Rata-Rata Pretes dan Postes b. Hasil Penilaian LKS Keberhasilan produk ini dapat juga dilihat dari lembar kerja siswa sebagai hasil evaluasi kognitif. Lembar Kerja Siswa digunakan siswa sebagai pedoman untuk bahan diskusi kelompok untuk merumuskan konsep fisika. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil penilaian lembar kerja siswa dalam kelompok pada siklus I adalah sebesar 50,0; kemudian mengalami kenaikan sehingga pada siklus II menjadi 70,6; kemudian mengalami kenaikan sehingga pada siklus III menjadi 88,9. Hasil penilaian lembar kerja siswa dalam kelompok pada setiap siklus termasuk dalam kategori sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa siswa sudah paham dengan konsep-konsep fisika yang dipelajari. Dari hasil rata-rata penilain LKS pada siklus I, II dan III dapat disajikan pada gambar 3. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa keberhasilan dari penelitian ini terlihat dari peningkatan proses yang diikuti dengan peningkatan produk pembelajaran. Lembar kerja siswa yang digunakan sebagai pedoman belajar juga mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa siswa paham dengan konsep-konsep fisika yang diselidiki dengan menggunakan metode pembelajaran ini. Dengan demikian lembar kerja siswa juga dapat meningkatkan aktivitas siswa pada saat diskusi. Setelah dilakukannya JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 121

pembelajaran melalui penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan pictorial riddle mengalami peningkatan setelah dilakukannya metode pembelajaran tersebut. 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0 1 2 3 Gambar 3. Persentase nilai rata-rata LKS kelompok pada siklus I, II dan III. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat dilihat dari aktivitas siswa, sedangkan faktor eksternal dilihat dari metode pembelajaran yang digunakan. Dengan peningkatan penguasaan konsep maka akan berdampak pada pemahaman konsep siswa dan hasil belajarnya. Dilihat dari nilai awal dan nilai akhir siswa terjadi peningkatan yang ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas sebelum dilaksanakan tindakan yaitu 50,00 menjadi 80,71 setelah dilaksanakan tindakan. Setelah menganalisis hasil tindakan pada setiap siklusnya, dapat diketahui bahwa hasil data tiap siklus mengalami peningkatan meskipun tidak seberapa. Dengan tercapainya peningkatan pemahaman konsep fisika siswa seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dalam siklus I, siklus II dan siklus III dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa khususnya pesawat sederhana. Penelitian ini ada kemungkinan diteruskan untuk siklussiklus berikutnya. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu dan materi pembelajaran, peneliti menganggap JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 122

penelitian ini dirasa cukup untuk dilaksanakan sampai dengan siklus III. Dengan ketercapaian ini, tindakan penelitian dipandang sudah dapat diberhentikan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode pictorial riddle mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada siklus I dengan rata-rata nilai 42,93 menjadi 50,71 dan pada siklus II naik menjadi 67,50 serta pada siklus III menjadi 80,71. Begitu pula dengan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fisika juga tergolong baik dengan hasil sebesar 63,57%. DAFTAR PUSTAKA Elida Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Moh Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ngalim Purwanto.2002. Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pardjono,dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Zuhdan Kun Prasetyo. (2001). Kapita Selekta Pembelajaran Fisika. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Saran Perlu melakukan penelitian tindakan sejenis dengan subjek penelitian yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih panjang dengan karakteristik siswa yang berbeda/tertentu untuk memperoleh hasil yang lebih baik. JPF. Vol. IV. No. 2. September 2016 123