Oleh : Sri Handayani NIM K

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

WAHYU INDRIANI PUTRI A.

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: NOERMANITA EKASARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

Transkripsi:

Hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X S M A N e g e r i 3 S u k o h a r j o tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Sri Handayani NIM K 7402143 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa tidak akan mungkin berhasil jika tidak ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal tersebut karena faktor manusia memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan, sehingga dapat dikatakan meskipun faktor-faktor lain yang dimiliki cukup memadai, namun jika tanpa didukung oleh faktor manusia semua tidak akan mungkin untuk dilaksanakan. Hal tersebut disadari benar oleh pemerintah, oleh karena itu pemerintah Indonesia senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia merupakan salah satu perwujudan dari tujuan nasional yang tercantum dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pencapaian tujuan nasional tersebut, peran pendidikan tidak boleh diabaikan karena pendidikan merupakan kunci dari kemajuan, perkembangan, dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan ketrampilan, kecerdasan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dalam rangka membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 disebutkan bahwa: 1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UUSPN,2003:5) Begitu pentingnya peran pendidikan dalam pembangunan, maka pemerintah berusaha untuk terus-menerus meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan perkembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat sumber daya manusia Indonesia memiliki potensi dan kualitas untuk bersaing dengan bangsa- bangsa lain. Upaya meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya; menambah sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu para guru, pembaharuan kurikulum dan lain sebagainya. Banyaknya permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia hendaklah disikapi secara tepat dan bijaksana. Alokasi dana APBN sebasar 20% untuk pendidikan hendaklah benar-benar direalisasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Permasalahan pendidikan di Indonesia adalah masalah semua masyarakat, karena berhasil tidaknya pendidikan di negara ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian tugas pencapaian tujuan pendidikan nasional bukan semata-mata tugas pemerintah, namun menjadi kewajiban setiap warga negara Indonesia. Pendidikan dapat ditempuh melalui tiga jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara bertingkat atau berjenjang dan memiliki ketentuan yang tegas dan jelas. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar terutama dalam lingkungan keluarga. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan dengan sadar tetapi tidak mengikuti syarat atau peraturan yang tetap. Keberhasilan pendidikan dapat dinilai dari keberhasilan proses belajar mengajar yang diukur melalui prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi 2

3 prestasi belajar siswa ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kesehatan, tingkat intelegensi, bakat minat, dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar seperti fasilitas belajar, suasana belajar, kurikulum, serta lingkungan belajar. Lingkungan belajar/pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yang dikenal dengan sebutan tri pusat pendidikan yakni; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama yang merupakan sumber dan dasar bagi lingkungan pendidikan yang lain. Lingkungan keluarga sebagai tempat berlangsungnya pendidikan informal sangat besar pengaruhnya terhadap diri siswa. Lingkungan keluarga yang tenang, damai, dan sejahtera apalagi jika ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan tingkat pencapaian prestasi belajar yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dalam lingkungan keluarga akan mempermudah tercapainya hasil pendidikan di lingkungan belajar yang lain yaitu lingkungan sekolah dan masyarakat.hal tersebut sebagaimana pendapat Sucipto dalam Slametto (1995:61) yang menyatakan Keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Lingkungan kedua adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang ada di masyarakat karena lembaga ini memiliki tatanan formal, terprogram, memiliki sasaran yang jelas, dan memiliki jenjang yang pasti yang harus ditempuh oleh siswa yaitu; pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bab IV pasal 13 yang berbunyi; Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar ditempuh selama sembilan tahun yaitu enam tahun di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan tiga tahun di Sekolah

4 Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap serta membarikan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup di masyarakat dan mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan menengah. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan yang bentuknya bermacam-macam seperti; Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Materi pelajaran yang diajarkan di pendidikan menengah merupakan pengembangan lebih lanjut dari materi di pendidikan dasar. Lingkungan ketiga adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang luas karena sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin bergaul dan hidup di tengah masyarakat. Masyarakat memiliki norma-norma sosial budaya yang yang harus ditaati oleh semua warganya sehingga akan memberi pengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Dengan begitu lingkungan masyarakat memberi pengaruh terhadap proses belajar anak. Ketiga lingkungan belajar tersebut memiliki hubungan yang sangat erat satu dengan yang lain selama pendidikan ditujukan pada usaha pengembangan kepribadian. Proses pendidikan atau proses belajar terjadi karena seseorang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan, maka hasil belajar juga sangat dipengaruhi oleh ketiga lingkungan tersebut. Salah satu bentuk sekolah menengah adalah Sekolah Menegah Atas (SMA). Tujuan dari Sekolah Menengah Atas adalah mempersiapkan lulusannya untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pada umumnya SMA terdiri dari 3 jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan jurusan Bahasa. Penjurusan siswa di SMA biasanya dilakukan di semester 2 kelas X dengan pertimbangan kemampuan, minat maupun saran dari guru bimbingan konseling disamping daya tampung yang ada. Selain dipengaruhi oleh lingkungan, kemampuan siswa dalam melakukan persepsi terhadap suatu obyek juga akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Persepsi merupakan wujud respon dari stimulus yang diterima. Melalui persepsi,

5 siswa aka memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu obyek. Pengertian yang diperoleh siswa berbeda-beda tergantung seberapa besar perhatian siswa terhadap obyek tersebut. Persepsi siswa tentang jurusan yang diminati berbeda-beda karena setiap siswa memiliki minat yang berbeda pada ketiga jurusan yang ada di SMA. Ada yang lebih berminat masuk jurusan IPA, ada pula yang lebih suka memilih jurusan IPS atau bahasa. Persepsi siswa tentang jurusan sangat penting karena persepsi akan menjadi dasar bagi siswa untuk memilih jurusan di SMA sesuai dengan jenjang pendidikan tinggi yang ingin ditempuhnya setelah ia lulus dari sekolah menengah. Persepsi tentang jurusan yang diminati akan mendorong siswa untuk bisa meraih prestasi yang baik sehingga ia bisa masuk ke jurusan yang telah dipilihnya. SMA Negeri 3 Sukoharjo adalah salah satu bentuk sekolah menengah yang ada di Sukoharjo. Siswa-siswi SMA Negeri 3 sukoharjo memiliki latar belakang keluarga dan masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan latar belakang tersebut kemungkinan bias mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu lokasi SMA Negeri 3 Sukoharjo yang berada di pinggir jalan raya menuntut pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang tenang sehingga siswa dapat belajar dengan baik disamping tersedianya komponen belajar mengajar yangf mendukung tercapainya tujuan pengajaran disekolah. SMA Negeri 3 Sukoharjo memiliki 3 jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa. Keharusan untuk masuk ke salah satu jurusan yang ada di sekolah membuat siswa-siswi kelas 1 SMA Negeri 3 Sukoharjo memiliki pandangan (persepsi) terhadap jurusan yang diminatinya. Persepsi yang terbentuk menjadi pertimbangan siswa dalam memilih salah satu jurusan yang sesuai dengan minat, kemampuan, serta jenjang pendidikan tinggi yang akan dipilih dan ditekuninya setelah lulus Sekolah Menengah Atas. Ketidaktepatan dalam melakukan persepsi terhadap jurusan yang dipilih bisa menyebabkan siswa masuk ke jurusan yang kurang sesuai sehingga kadang-kadang mereka harus pindah ke jurusan yang lain.

6 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan antara Lingkungan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Jurusan yang Diminati dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut; 1. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab semua orang, namun masih ada orang tua yang menyerahkan tanggung jawab pendidikan sepenuhnya kepada pihak sekolah padahal untuk mencapai keberhasilan tersebut diperlukan kerja sama dan interaksi yang baik antar berbagai pihak dan lingkungan terutama pihak orang tua dan sekolah. Apakah pendidikan yang diterima di lingkungan keluarga mempengaruhi keberhasilan pendidikan di sekolah? 2. Lingkungan belajar yang baik diharapkan mampu menunjang pencapain prestasi belajar siswa secara optimal, namun terdapat siswa yang prestasi belajarnya rendah meskipun lingkungan sekitarnya sangat mendukung untuk mencapai prestasi yang tinggi. Sebenarnya seberapa besar pengaruh lingkungan dalam menunjang keberhasilan belajar siswa? 3. Kedisiplinan siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah menjadikan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan lancar. Apakah sikap tersebut bias mempengaruhi prestasi belajar siswa? 4. Persepsi siswa yang berbeda-beda tentang suatu obyek/stimulus dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari luar individu maupun yang berasal dari individu itu sendiri. Apakah persepsi siswa yang berbeda-beda tersebut mengakibatkan prestasi belajar yang berbeda-beda pada setiap siswa?

7 5. Ketidaktepatan persepsi siswa kelas X tentang jurusan-jurusan yang ada di SMA bisa mengakibatkan siswa memilih dan masuk ke jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya sehingga siswa akan menemui berbagai kesulitan yang berpengaruh terhadap kelanjutan dan keberhasilan belajarnya. Apakah persepsi siswa tentang jurusan yang diminatinya berpengaruh terhadap prestasi belajarnya? 6. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang saling berpengaruh. Apakah interaksi lingkungan belajar siswa dan persepsi siswa yang berbeda-beda mengakibatkan prestasi belajar siswa juga berbeda-beda? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan serta untuk memperjelas tujuan penelitian ini maka peneliti membatasi masalah pada point nomor 2,5, dan 6. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan dimana siswa tumbuh, belajar, dan mengembangkan kepribadiannya. Lingkungan belajar yang besar pengaruhnya ada 3 yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Persepsi siswa tentang jurusan yang diminati adalah pandangan atau pengertian siswa tentang jurusan yang ingin di masukinya. Prestasi belajar yang dimaksud adalah jumlah nilai rata-rata dari seluruh mata pelajaran pada semester 2. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka perumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah 1. Adakah hubungan yang positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006?

8 2. Adakah hubungan yang positif antara persepsi tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006? 3. Adakah hubungan yang positif antara lingkungan belajar dan persepsi tentang jurusan yang diminati secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006. 2. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006. 3. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara lingkungan belajar dan persepsi tentang jurusan yang diminati secara bersamaan dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2005/2006. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan, sarana untuk memperdalam teori yang telah ada, disamping mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.. 2. Bagi siswa memberi pemahaman bahwa belajar itu memerlukan lingkungan yang mendukung dan sebelum memilih jurusan harus mempunyai informasi yang cukup tentang jurusan yang dipilih dan disesuaikan dengan minat dan kemampuannya.

9 3. Bagi orang tua agar selalu memberi dukungan positif dalam membantu siswa memilih jurusan dan mendorong siswa agar lebih giat belajar disamping berusaha menciptakan lingkungan belajar yang baik dalam keluarga karena orang tua adalah pendidik yang utama dan peletak dasar kepribadian anak yang mendukung keberhasilan proses belajar di lingkungan sekolah dan masyarakat. 4. Bagi Sekolah khususnya SMA Negeri 3 Sukoharjo agar dapat memperoleh informasi yang benar tentang hubungan antara lingkungan belajar dan persepsi siswa tentang jurusan yang diminati dengan prestasi belajr siswa. Selain itu bisa menjadi masukan agar lebih tepat dalam mengarahkan siswanya dalam pemilihan jurusan.

10