BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. individual, sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing masing. senantiasa taqwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Khoirsyah Riati, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH. Oleh : Pitriani

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, dari penelitian yang berjudul: Peran Bimbingan Konseling dan Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai nilai kesopanan, sehingga dikenal sebagai bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produk dengan kualitas-kualitas yang lebih baik. Untuk memenuhi. sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin menghilang (Sarbaini, 2012:21). Ungkapan pemersatu bangsa Bhineka Tunggal Ika dan sebutan bahwa masyarakat negara kita adalah masyarakat yang berbudaya, berbudi pekerti tinggi, damai sejahtera dan beriman serta taqwa kepada Tuhannya sepertinya sudah tidak dihiraukan oleh sebagian individu masyarakat kita. Banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang hilangnya nilai-nilai moral dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam dunia politik saja, tetapi sudah mulai merambah kedalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial bangsa. Dalam masalah politik nampaknya korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi rahasia umum bahkan sepertinya masalah itu tak akan pernah hilang dari negara kita. Hal ini di akibatkan karena kesadaran sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai moral yang sudah mulai menghilang, tidak berfungsinya sistem politik yang jujur, adil, baik dan benar, lemahnya penegakan dan sanksi hukum bangsa Indonesia serta kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan YME. Dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar desa/kampung dan masih banyak lagi masalah yang terjadi dalam kedua aspek 1

2 tersebut. Pada intinya semua contoh permasalahan yang telah dipaparkan diatas disebabkan karena rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun tanggung jawab kepada Tuhan YME. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menyangkut tanggung jawab pribadi untuk memenuhi kewajibannya dalam menumbuh kembangkan kepribadian menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral, baik dalam berpikir, bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Seorang pelajar mempunyai kewajiban untuk belajar secara tekun, disiplin, jujur dan bercita-cita luhur merupakan contoh nilai tanggung jawab pribadi terhadap dirinya sendiri sebagai pelajar. Tanggung jawab kepada keluarga dapat diartikan tanggung jawab yang didalamnya mencakup wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya, baik dalam lingkup keluarga itu sendiri maupun di masyarakat guna tercapainya keluarga yang sejahtera. Contoh permasalahan dalam tanggung jawab kepada keluarga adalah seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga yang mempunyai kewajiban menafkahi serta mendidik istri dan anak-anaknya, berarti suami tersebut bertanggung jawab pada keluarga. Seorang istri juga mempunyai tanggung jawab kepada suami dan anaknya. Tanggung jawab istri kepada suami yaitu taat dan patuh terhadap suami serta memberikan rasa tenang dan melayani suami dengan baik. Tanggung jawab istri terhadap anaknya yaitu mendidik serta mengajarkan anak supaya menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Tanggung jawab anak kepada kedua orangtua adalah menaati

3 dan patuh terhadap semua perintah kedua orang tuanya serta bertutur kata dan berperilaku sopan kepada kedua orang tua. Tangung jawab terhadap masyarakat pada hakekatnya menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang berketergantungan terhadap manusia lainnya, seperti berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, menjaga ketertiban umum serta menjaga kelangsungan hidup bersama. Sehingga dengan demikian setiap individu merupakan anggota dari masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab dengan individu lainnya. Contoh tanggung jawab kepada masyarakat adalah anggota masyarakat mempunyai tanggung tawab yang sama dalam masyarakat, seperti tanggung jawab menjaga keamanan, kebersihan, kenyamanan serta ketentraman dilingkungan masyarakat tersebut. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, menyangkut tanggung jawab untuk mematuhi dan melaksanakan aturanaturan dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh negara, baik dalam berpikir, bertutur kata, bertindak maupun bertinglah laku. Contoh tanggung jawab pada bangsa dan negara adalah di Indonesia semua masyarakatnya memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mengikuti serta melaksanakan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Tanggung jawab kepada Tuhan YME menyangkut tanggung jawab manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dimana manusia wajib menyembah Tuhan serta mematuhi segala perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Contoh tanggung jawab terhadap Tuhan YME adalah Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan didunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam rahmat dan karunia-nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-nya kepada kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-nya serta menjalankan semua perintah-nya dan menjauhi semua larangan-larangannya. Suatu tingkah laku dikatakan bermoral,

4 apabila sikap perbuatan yang dilakukan individu sesuai dengan nilai, moral dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial, salah satunya adalah rasa bertanggung jawab. Di lingkungan pelajar nampaknya nilai-nilai moral sudah mulai hilang, hal ini ditandai dengan banyaknya kasus-kasus seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas, kekerasan antar remaja dan tingginya angka tawuran antar pelajar yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Tawuran pelajar yang kini menjadi fenomena dalam dunia pendidikan seolah menjadi budaya baru dikalangan remaja. Kondisi ini tentu saja sangat merusak dunia pendidikan dan nilai keagamaan. Perilaku tersebut juga menandakan degradasi moral secara besar-besaran di kalangan pelajar pada khususnya. Semua indikator permasalahan yang mengakibatkan hilangnya nilainilai moral dalam dunia pendidikan salah satunya disebabkan karena hilangnya rasa tanggung jawab pelajar, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta tanggung jawab kepada Tuhan YME. Perilaku atau kasus hilangnya rasa tanggung jawab pelajar banyak terjadi diluar sekolah, contohnya seperti tawuran antar pelajar, tidak masuk ke sekolah dan memilih membolos, merokok dengan menggunakan seragam sekolah, kekerasan antar pelajar, melakukan tindak kriminal yaitu meminta uang secara paksa terhadap pelajar lainnya. Hal ini diakibatkan karena faktor internal dan eksternal individu pelajar itu sendiri. Sebagai contoh faktor internal adalah adanya masalah dalam keluarga yang mampu mengganggu psikologis anak, sehingga membuat anak berperilaku negatif dalam segala hal termasuk belajar. Contoh faktor eksternal adalah pengaruh dari lingkungan atau teman sepergaulan yang mempunyai pengaruh besar bagi pembentukan karakter individu sang anak. Berdasarkan proses pengamatan permasalahan yang terjadi di MAN 1 Bandung, ternyata masih banyak siswa memiliki rasa tanggung jawab yang sangat rendah. Hal ini ditandai dengan banyaknya permasalahan yang kurang bertanggung

5 jawab, baik kepada diri sendiri, kepada orang tua, maupun kepada pihak sekolah. Contoh permasalahan yang sering terjadi adalah kebanyakan siswa sering datang terlambat ketika jam pelajaran telah dimulai, apalagi ketika hari senin banyak siswa yang dihukum saat upacara sedang berlangsung, hal ini dikarenakan siswa datang terlambat. Pada umumnya alasan sebagian dari mereka yang terlambat adalah faktor kebiasaan mereka yang selalu bangun kesiangan, terhambat macet dan mungkin kurang tegasnya peraturan dari sekolah yang tidak akan membuat siswa jera dalam melakukan hal tersebut. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga. Permasalahan lainnya ketika jam pelajaran penjas sudah dimulai, kebanyakan siswa sering menunda dalam berganti pakaian yang akan digunakan, bahkan ada juga siswa yang tidak memperdulikan pelajaran penjas, yaitu siswa yang lebih mengutamakan makan minum dikantin atau dikelas, mengobrol dengan teman dan melakukan aktivitas yang lain tanpa memperdulikan bahwa pelajaran penjas sudah dimulai. Siswa juga kurang tanggap dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mereka pakai untuk melakukan aktivitas penjas, contohnya dalam materi permainan bolavoli, tidak adanya kesadaran dalam diri siswa untuk mempersiapkan bola, net, dan tiang yang akan digunakan dalam aktivitas pembelajaran penjas. Permasalahan rendahnya rasa tanggung jawab pun sering dijumpai disaat sesudah jam pelajaran berakhir, contohnya ketika pergantian jam mata pelajaran, kebiasaan siswa adalah keluar kelas dan banyak melakukan aktivitas diluar kelas, pergi ke kantin untuk makan dan minum. Disaat pulang sekolah pun yang seharusnya siswa langsung pulang ke rumah, banyak sebagian dari mereka memilih untuk duduk-duduk dipinggir jalan, berbincang dengan teman, merokok dan melakukan hal negatif lainnya.

6 Para orang tua dan pihak sekolah harus menyadari bahwa mereka mempunyai tugas secara bersama dalam mengembangkan rasa tanggung jawab sang siswa dalam hal yang lebih positif. Peran orang tua di rumah seperti perhatian, kasih sayang, pendidikan dan motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh kembang rasa tanggung jawab sang anak. Pihak sekolah pun ikut andil bagian dalam mengembangkan rasa tanggung jawab siswa. Pihak sekolah yang didalamnya terdapat seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, bimbingan konseling, pihak keamanan dan lain lainnnya mempunyai tugas dalam mengembangkan rasa tanggung jawab siswa. Sungguh ironis, pelajar yang mengemban tugas mulia melanjutkan perjalanan kemajuan bangsa, negara dan agama tetapi malah melakukan aksi-aksi yang sangat tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab. Hal ini mungkin salah satunya diakibatkan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga serta sangat kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan sekolah. Disamping itu juga mungkin lingkungan masyarakatpun sangat berperan penting terhadap perkembangan moral pelajar, karena lingkungan masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap perkembangan serta tempat sosialisasi bagi para pelajar. Pemerintah juga harus tegas dalam menerapkan sanksi hukum yang berlaku, berilah efek jera terhadap pelaku tawuran sehingga mereka tidak akan pernah melakukan hal itu lagi. Dengan adanya masalah hilangnya rasa tanggung jawab dilingkungan pelajar, maka sebagian pelajar masa kini sangat sulit diharapkan lagi untuk dapat memajukan kehidupan bangsa di masa depan. Pada dasarnya pelajar adalah manusia unggul yang sedang berada pada periode emas masa hidupnya. Mereka memiliki totalitas yang maksimal ketika melakukan pikiran, ide, gagasan serta perilaku yang masih sangat dibutuhkan sebagai modal untuk membangun bangsa yang maju dan masyarakat yang bermoral serta berbudi pekerti luhur. Menurut Thomas Lickona, diunduh dari (http://urgensi-pendidikan-karakter-di-lingkungan-keluarga-sekolah-dan-masyarakat/)

7 terdapat sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda ini terdapat dalam suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan mengalami kehancuran. Tanda-tanda tersebut di antaranya adalah (1) Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) Pengaruh peergroup yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) Meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan perilaku seks bebas, (5) Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) Menurunnya etos kerja, (7) Semakin rendahnya rasa hormat pada orangtua dan guru, (8) Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Mengingat pentingnya sifat tanggung jawab pada diri seseorang, maka sifat tersebut akan sangat menjadi lebih baik jika ditanamkan pada diri seseorang sejak ia masih dalam usia dini dan dilanjutkan secara terus menerus sampai tumbuh menjadi dewasa karena mampu menumbuhkembangkan perilaku sosial yang baik serta memiliki tingkah laku dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, berbudi pekerti luhur serta menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Hellison. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang terkait dengan rendahnya rasa tanggung jawab, baik secara umum yang terjadi

8 dimasyarakat maupun secara khusus yang terjadi di MAN 1 Bandung dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Permasalahan secara Umum a) Hilangnya nilai-nilai moral sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia yang mengakibatkan rendahnya rasa tanggung jawab sebagian individu bangsa Indonesia. b) Rendahnya rasa tanggung jawab individu masyarakat bangsa Indonesia, baik kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun kepada Tuhan YME. c) Rendahnya rasa tanggung jawab pada lingkungan pelajar banyak mengakibatkan hal-hal negatif, seperti tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Pada umumnya kasus seperti ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, lingkungan dan pergaulan pelajar yang negatif serta lemahnya pengawasan dan pemahaman dari pihak sekolah tentang pentingnya rasa tanggung jawab. 2) Permasalahan secara khusus a) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap proses belajar mengajar yang mampu mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Sebagai contoh ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga. b) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap kedisiplinan sekolah. Kebanyakan siswa sering datang terlambat ketika jam pelajaran telah dimulai, apalagi ketika hari senin banyak siswa yang dihukum saat upacara sedang berlangsung, hal ini dikarenakan siswa datang terlambat. c) Kurangnya pemahaman serta kompetensi guru dalam memahami modelmodel pembelajaran penjas untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. C. Batasan Masalah

9 Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, maka ruang lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sekitar implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Alasan pembatasan ini adalah sebagai berikut: 1) Keterbatasan pengetahuan dan kompetensi peneliti untuk meneliti, karena peneliti hanya mempunyai batas pemahaman dalam ruang lingkup implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bola voli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. 2) Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi proses penelitian, karena semakin lama melakukan penelitian maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan peneliti. 3) Keterbatasan waktu yang tersedia diluar dari kegiatan perkuliahan, karena peneliti juga mempunyai kegiatan lain diluar perkuliahan. 4) Keterbatasan psikologis peneliti dengan sekolah tempat penelitian, karena jika terlalu lama melakukan penelitian akan berdampak negatif terhadap peneliti sendiri. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana implementasi model Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa? E. Tujuan Penelitian

10 Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian tindakan kelas (PTK) ini, tujuan penelitian ini adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi setelah adanya pemfokusan masalah pada proses penelitian tindakan kelas ini, maka tujuan penelitian lebih terfokus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas rasa tanggung jawab siswa MAN 1 Bandung pada pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi model pembelajaran Hellison. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pendidikan jasmani. Selain itu juga diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. 2. Secara Praktis a) Bagi Guru Penjas Menambah kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa melalui pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dengan mengggunakan model pembelajaran Hellison. b) Bagi Mahasiswa Sebagai pengalaman dan pengetahuan dalam membuat penelitian dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dan juga diharapkan menambah ilmu

11 sebagai bekal untuk tuntutan menjadi guru kelak dan sebagai masukan pengetahuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Hellison melalui pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. c) Bagi Siswa Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan aspek tanggung jawab siswa dapat meningkat dan mampu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur serta mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. d) Bagi pembaca dan masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi untuk kepentingan perkembangan dan kemajuan pendidikan jasmani, serta penelitian ini mampu dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.