MAKALAH IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN Oleh : Bhian Rangga J.R K Pendidikan Geografi Jurusan P.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Menghitung Debit Aliran Permukaan Di Kecamatan Serengan Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Analisis Dampak Kawasan Resapan Terhadap Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Di Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR K Prodi Geografi FKIP UNS

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

MEMBACA PETA RBI LEMBAR SURAKARTA MATA KULIAH KARTOGRAFI DASAR OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota merupakan sebuah tempat permukiman yang sifatnya permanen

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

RUMAH SUSUN PEKERJA PABRIK DI KAWASAN INDUSTRI PRINGAPUS

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

EXECUTIVE GAME CENTER

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB IV GAMBARAN UMUM

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

Katalog BPS :

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk kota Surabaya lebih dari tiga juta jiwa. Dari sekitar 290 km 2 (29.000)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

MAKALAH IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 Oleh : Bhian Rangga J.R K 5410012 Pendidikan Geografi Jurusan P. IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah dasar terjadinya masalah masalah sosial. Pertumbuhan demografi suatu kelompok penduduk mengakibatkan pertumbuhan kebutuhan hidup. Tidak terpenuhinya kebutuhan hidup ini dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah, baik masalah ekonomi, masalah kependudukan,masalah sosial, masalah pendidikan, masalah kesehatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pada intinya penduduklah yang berpengaruh positif dalam mendorong peningkatan usaha kesejahteraan masyarakat, di samping itu juga berpengaruh negatif terhadap terjadinya berbagai masalah sosial dalam masyarakat. Kota Surakarta merupakan kota yang berkembang, di mana daerah tersebut mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi ini akan berdampak pada masalah masalah sosial seperti perumahan pendidikan, kesehatan, angkutan / transportasi, dan lain sebagainya. Saat ini kota Surakarta telah berkembang menjadi kota besar yang mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai kota pusat perdagangan, pariwisata, budaya, dan olahraga. Kota Surakarta juga telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan Jawa Tengah bagian timur dan selatan, Dan sejak ditetapkannya Bandara Adi Sumarmo sebaga bandara internasional, kota Surakarta diharapkan sebagai pintu gerbang pariwisata internasional Jawa Tengah, melengkapi fungsi fungsi lain sebagai kota budaya, pariwisata, industri, perdagangan, serta pendidikan. Adapun permasalahan penduduk yang dihadapi kota Surakarta cukup banyak. Di samping jumlah penduduk yang terus meningkat dibarengi dengan tingkat kepadatan yang semakin tinggi, perluasan lahan serta jumlah penduduk yang makin meningkat di luar kota yang melakukan kegiatan sehari hari dan menggunakan fasilitas kota pada siang hari. Fasilitas yang ada di Surakarta

merupakan daya tarik kuat bagi kebanyakan penduduk untuk tinggal dan menetap di dalamnya. Dua faktor utama penyebab penduduk datang dan menetap di daerah kota Surakarta adalah faktor penarik dan faktor pendukung di pedesaan 1.. Faktor penarik : tingginya tingkat pelayanan fasilitas umum ( misalnya : hotel, pasar, swalayan, kantor), banyak kesempatan kerja ( misalnya : banyaknya kegiatan industri ), kemudahan terjangkau ( misalnya : jalan, akses sarana transportasi), serta besarnya peluang meningkatkan diri ( misalnya : banyaknya lapangan kerja ) 2. Faktor pendukung : rendahnya tingkat pelayanan umum, sempitnya lapangan pekerjaan, sulitnya pengembangan ekonomi di daerah pedesaan. Pada makalah ini akan kami uraikan mengenai permasalah permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di kota Surakarta. Dari lingkup bahasan yang sepertinya cukup sempit ini ternyata banyak masalah yang menjadi pekerjaan pemerintah kota Surakarta pada khususnya dan masyarakat kota Surakarta pada umumnya untuk saat ini dan yang akan datang.

BAB II PERMASALAHAN A. Profil Kota Surakarta Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Kota Surakarta memiliki semboyan BERSERI yang merupakan akronim dari bersih, sehat, rapi, dan indah. Selain itu kota Surakarta juga memiliki slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun pandangan kota Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa. Secara geografis kota Surakarta terletak antara 110 0 45 15 dan 110 0 45 35 Bujur Timur dan antara 7 0 36 dan 7 0 36 56 Lintang Selatan. Sedangkan secara administrasi wilayah Kota Surakarta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut. Luas wilayah kota Surakarta mencapai 44,06 km 2 yang terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu : kecamatan Laweyan, Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan Banjarsari. Sebagian besar lahan yang dipakai sebagai tempat pemukiman sebesar 61,68 %. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang cukup besar juga yaitu berkisar antara 20 % dari luas lahan yang ada. B. Permasalahan Demografi Kota Surakarta Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, aktivitas dan mata pencaharian yang beraneka ragam, banyaknya orang yang berkunjung dan mungkin menetap di daerah tersebut menyebabkan terjadinya masalah masalah sosial. Berikut ini berbagai macam masalah tentang kependudukan yang terjadi di Kota Surakarta antara lain :

1. Kondisi demografi yang tidak baik Masalah ini meliputi ketidakseimbangan angka natalitas dan mortalitas. Kepadatan menjadi tinggi sebab banyaknya pendududuk sekitar kota Solo yang melakukan aktifitas pekerjaan pada kawasan tersebut. Hal ini terjadi karena banyaknya kantor-kantor, perdagangan jasa hotel, bank yang berada pada pusat pertumbuhan kota. Berdasarkan hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus ( 2005 ) Tahun 2008, Kota Surakarta dengan luas wilayah 4.404,06 ha memiliki jumlah penduduk 522.935 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89.68, yang artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 89 penduduk laki laki. Walaupun luas wilayahnya terkecil diantara kabupaten sekitarnya, kota Surakarta memiliki jumlah penduduk terbesar. Sehingga kepadatan penduduknya tertinggi se- eks Karisidenan Surakarta bahkan juga tertinggi se- Jawa Tengah dengan tingkat kepadatan 11.876,79 jiwa/km2. Selain itu laju pertumbuhan penduduk kota Surakarta juga merupakan yang tertinggi, yaitu 1,47 untuk tahun 1995-2008. Tabel 1. Kepadatan Penduduk Jawa Tengah menurut Kabupaten / kota Tahun 2008

Tahun Jumlah Pertambahan jiwa penduduk Dari kurun waktu sebelumnya Pertumbuhan penduduk 1995 516.594 12.767 0,51 2000 490.214-26.380-1,02 2003 497.234. 7.020 0,48 2004 510.711 13.477 2,71 2005 534.540 23.829 4,66 2006 512.898-21.642-4,05 2007 515.372 2.474 0,48 2008 522.935 7.563 1,47 Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 2. Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 1995-2008 Jumlah penduduk kota Surakarta menurut jenis kelamin tahun 1995 2008 dan luas wilayah, jumlah penduduk, ratio jenis kelamin, tingkat kepadatan tiap kecamatan, kelahiran dan kematian seperti pada tabel berikut Tahun Jenis Kelamin Rasio Jenis Jumlah Laki Laki Perempuan Kelamin 1995 249.084 267.510 516.594 93,11 2000 238.158 252.056 490214 94,49 2003 242.591 254.643 497.234 95,27 2004 249.278 261.433 510.711 95,35 2005 250.868 283.672 534.540 88,44 2006 254.259 258.639 512.898 98,31 2007 246.132 269.240 515.372 91,42 2008 242.245 275.690 522.93 89,68 Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 3. Jumlah penduduk kota Surakarta menurut jenis kelamin tahun 1995 2008 dan luas wilayah Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 jumlah penduduk tahun 2008 sebanyak 522.935 jiwa. Terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk laki laki sebanyak 247.245 dan perempuan sebanyak 275.690 jiwa. Jumlah penduduk

perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki laki dengan rasio jenis kelamin 89.68. Kecamatan Luas wilayah ( km 2 ) Laki laki Jumlah penduduk Perempuan Jumlah Ratio jenis kelamin Tingkat kepadatan Laweyan 8,64 54.164 55.766 109.930 97,13 12.723 Serengan 3,19 312.263 32.295 63.558 96,80 19.899 Pasar kliwon 4,82 43.172 44.808 87.980 96,35 18.272 Jebres 12,58 70.466 71.826 142.292 98,11 11.311 Banjarsari 14,81 80.259 81.834 162.093 98,08 10.945 Jumlah 44,04 279.324 286.529 565.853 97,49 12.849 Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 4. Luas wilayah, jumlah penduduk, ratio jenis kelamin, tingkat kepadatan tiap kecamatan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 12.849 jiwa / km 2. Tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan. Sedangkan distribusi/persebaran penduduk tiap kecamatan hampir merata, dimana penduduk terbanyak ada di Serengan yang mencapai angka 19.899 penduduk bermukim di kecamatan ini, dan penduduk terkecil ada di kecamatan Banjarsari yang mencapai angka 10.945 dari seluruh penduduk. Kelahiran kematian Laki laki Perempuan Jumlah Laki laki Perempuan jumlah Laweyan 510 432 942 381 332 713 Serengan 280 223 503 188 171 359 Pasar Kliwon 468 396 864 347 348 695 Jebres 674 622 1.296 544 520 1.064 Banjarsari 1.077 992 2.069 653 658 1.311 Kota 3.009 2.665 5.3674 2.113 2.029 4.142 2007 2.926 2.665 5.591 2.422 2.394 4.816 2006 4.367 3.892 8.259 2.661 2.466 5.127 2005 3.539 3.267 6.896 2.038 2.112 4.150 2004 3.309 3.102 6.411 1.993 2.012 4.005

Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 5. Tingkat kelahiran dan kematian kota Surakarta 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa angka kelahiran dengan angka kematian di kota Surakarta cukup tidak seimbang. Terbukti antara angka kelahiran lebih besar dari angka kematian. Angka kelahiran penduduk di kota Surakarta tahun 2008 mencapai 5.3674, sedangkan angka kematian hanya mencapai 4.142. besarnya angka natalitas sering dikaitkan oleh kultur budaya, misalnya budaya jawa menciptakan pola pikir bagi masyarakatnya bahwa banyak anak banyak rejeki. Jika hal ini tidak diimbangi dengan rasionalisme akan pentingnya jumlah penduduk dengan berbagai macam kebutuhan manusia maka timbul masalah yang rumit lagi. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang terus bertambah akan berdampak pada masalah masalah sosial seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan a. Masalah perumahan Wilayah Kota Surakarta merupakan urban area, sehingga lahan pertanian semakin lama semakin menyempit karena beralih fungsi menjadi pemukiman, perdagangan maupun industri. Solo sudah tumbuh menjadi suatu wilayah yang padat penghuni dan juga menjadi kota yang komplek. Semakin bertambahnya tahun makin bertambah pula penghuni Kota Solo. Hal ini yang menyebabkan permintaan kebutuhan rumah di Solo terus meningkat. Bagi penduduk kota yang bekerja di sektor-sektor ekonomi berpendapatan rendah, kebutuhan tempat tinggal ini merupakan masalah yang berat bagi mereka. Permasalahan pemukiman akan mendorong mereka mencari alternatif lain dalam mencari tanah yang murah. Misalnya dengan cara mager sari, yaitu mendirikan bangunan diatas tanah orang lain atas seijin pemiliknya, atau dengan mencari tanah lain yang terjangkau oleh ekonomi mereka, kemudian diatas tanah tersebut mereka mendirikan rumah-rumah yang bisa dikatakan dibawah standar kesehatan sebagai suatu perumahan yang layak. Lama - kelamaan di

daerah tersebut menalami pertambahan pemukiman yang akhirnya membentuk suatu areal permukiman yang biasa disebut permukiman kumuh (slum s). Kemudian sebagian dari mereka ada yang memilih menempati lahan-lahan yang kosong milik Negara yang tidak terpakai untuk mendirikan rumah seperti ; ditepi rel kereta api, dipinggir bantaran kali (sungai - sungai besar). Mereka banyak beralasan bahwa tempat tersebut dekat dengan lokasi dimana mereka mencari nafkah. Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 6. Luas lahan penggunaan tanah, tiap kecamatan di kota Surakarta tahun 2008 ( ha ) Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa luas total lahan di kota Surakarta sebesar 4.404,06 ha, dimana penggunaan tanah pada tahun 2008 sebagian besar digunakan untuk pemukiman sebesar 2.737,48 ha, kemudian untuk sektor jasa sebesar 427,13 ha dan lainlain sebesar 399,44 ha. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan perluasan penggunaan lahan untuk perumahan. Hal ini disebabkan karena banyak lahan yang digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal, perdagangan maupun industri. b. Masalah kesehatan Pola hidup sehat masyarat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan sekitarnya. Apabila masyarakat sadar akan pentingnya pola hidup sehat

maka akan terwujud lingkungan yang sehat. Namun apabilamasyarakat kurang memperhatikan aspek kesehatan maka berbagai macam penyakit kesehatan akan timbul. Sarana dan jumlah fasilitas kesehatan di kota Surakarta dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Terbukti sarana kesehatan berupa rumah sakit misalnya rumah sakit dr. Moewardi Surakarta dijadikan rumah sakit yang memfasilitasi rujukan rujukan dari daerah sekitar kota Surakarta. Jenis Fasilitas Kesehatan 2007 2008 Rumah sakit 15 15 Puskesmas : Puskesmas DTP Puskesmas TTP Puskesmas pembantu Sumber : BPS kota Surakarta 2008 0 15 26 Tabel 7. Jumlah fasilitas kesehatan kota Surakarta Namun pada kenyataannya masih saja banyak pasien / orang yang sakit yang sulit mendapatkan jamkesmas. Di rumah sakit swasta misalnya, untuk mendapatkan pelayanan jamkesmas secara maksimal harus berantri terlebih dahulu dengan birokrasi yang berbelit belit. Padahal jumlah pasien yang sangat banyak. Di samping itu harga obat yang terlalu tinggi, sehingga rakyat miskin banyak yang kurang mampu untuk membeli obat dari resep dokter. Padahal obat tersebut sangat diperlukan oleh pasien. 3 12 26 c. Masalah pendidikan

Tabel 8. Banyaknya penduduk 5 tahun keatas menurut tingkat pendidikan di kota Surakarta 2008 Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pertambahan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat, maka intensitas masyarakat untuk mengenyam dunia pendidikan sangat tinggi. Namun pada kenyataan di lapangan menunjukkan biaya sekolah mulai dari SD perguruan tinggi sangat mahal. Bagi rakyat miskin tentunya hal tersebut menjadi suatu kendala. Namun di kota Surakarta di tingkat SD SMA / SMK terdapat subsidi BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ). Namun pada kenyataan justru banyak sekolah sekolah yang menaikkan biaya pembayaran sekolah dengan alasan demi kemajuan sekolah sekolah masing. Tentu saja BOS hanya dijadikan embel embel belaka, karena subsidi BOS sifatnya hanya terbatas. d. Masalah ketenagakerjaan Kecamatan Petani sendiri Buruh tani Pengusaha Buruh industry Buruh bangunan Laweyan 38 32 964 16.421 12.648 Serengan - - 1.124 5.264 4.372 Pasar - - 2.237 8.894 7.589 kliwon Jebres 81-1.119 17.653 16.534 banjarsari 337 397 2.810 21.802 21.616 Kota 2007 450 438 8.752 74.655 63.114 2006 486 569 8.218 75.667 68.535 2005 486 569 8.042 70.254 64.406 2004 768 1.061 9.035 76.059 71.329 Sumber : BPS kota Surakarta 2008 Tabel 9. Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian kota Surakarta tahun 2008 Jumlah penduduk bekerja di kota Surakarta pada tahun 2008 mencapai 251.101, atau sebesar 48,01 % dari seluruh penduduk kota Surakarta.

Penduduk wanita yang bekerja mencapai angka sebesar 43,99 % dari penduduk yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan di kota Surakarta cukup tinggi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Pada kenyataannya masih ada saja permasalah permasalahan yang timbul akibat jumlah kepadatan penduduk dengan masalah ketenagakerjaan. Banyak timbul pengangguran. Jika mereka bekerja kebanyakan bekerja sebagai buruh industri di pabrik pabrik. Pada umumnya masyarakat luar daerah kota Surakarta banyak yang mencari pekerjaan di Surakarta, dengan alasan bahwa upah di Surakarta menjanjikan. 2. Sistem transportasi yang belum baik Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan diikuti pertumbuhan ekonomi mengakibatkan peningkatan jumlah akomodasi / pergerakan di suatu wilayah. Untuk menunjang akomodasi tersebut maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Kota Surakarta memiliki berbagai macam sarana dan prasarana transportasi, yaitu transportasi darat dan transportasi udara. Transportasi darat misalnya kendaraan, kereta api, bus. Sedangkan transportasi udara, di Surakarta terdapat bandara Adi Sumarmo yang dijadikan bandara internasional melayani penerbangan domestik maupun internasional Dilihat dari aspek transportasi darat, Kota Surakarta sendiri sering terjadi kemacetan, yang sering di keluhkan setiap warga masyarakat kota atau pendatang. Kota Surakarta sendiri merupakan daerah dimana sebagai pusat perekonomian dan hiburan yang sangat diminati dari penjuru daerah di sekitar Kota Surakarta. Kemacetan lalu lintas di kota Surakarta juga disebabkan banyaknya kendaraan yang melalui jalur jalur utama di kota Surakarta yang meliputi kendaraan bermotor dan tidak bermotor. Akibat dari kemacetan lalu lintas yang semakain banyak. Dari segi ekonomi kemacetan lalu lintas merupakan pemborosan waktu dan mengurangi kenyamanan perjalanan yang akhirnya dapat untuk melakukan

pelanggaran lalu lintas. Hal ini sangat merepotkan pada polisi jalan raya dalam mengatur sistem lalu lintas di kota Surakarta, yang disebabkan kurangnya kedisiplinan para pengguna jalan yang sering melanggar peraturan peraturan yang sudah dibuat oleh polisi. Kemacetan lalu lintas terjadi pada jam-jam sibuk dan pada hari hari tertentu seperti hari hari libur, banyaknya orang-orang yang berpergiaan untuk refresing, ditambah perilaku para pengguna angkutan umum ( penumpang ), taksi dan pengguna jalan yang kurang disiplin sangat berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas di kota Surakarta. Sumber :kantor samsat kota Surakarta Tabel 10. Prosentase jumlah kendaraan di kota Surakarta tahun 2008 3. Lingkungan alam sekitar yang mulai rusak Seiring dengan jumlah penduduk kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat, maka muncul berbagai masalah yang erat kaitannya dengan lingkungan. Perusakan-perusakan alam yang ada lebih banyak disebabkan oleh motif dan kepentingan ekonomi manusia Masalah ini meliputi pengalihfungsian lahan persawahan menjadi pemukiman penduduk. Limbah mulai menumpuk dan muncul lingkungan-lingkungan kumuh akibat peledakan penduduk. Muncul limbah mulai menumpuk akibat industri-industri yang aktif beroperasi tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Mereka seenaknya melepas asap-asap beracun lewat cerobong-cerobong asap yang lebar. Mereka bebas mengalirkan limbah-limbah busuk dan kotor ke sungai.

Oleh karena itu tidak heran jika sungai sungai di kota Surakarta airnya berwarna keruh akibat sisa limbah industri dari pabrik. Selain itu jika dilihat dari aspek lingkungan dan kesehatan, di kota Surakarta banyak terjadi tumpukan sampah. Pemerintah kota Surakarta sebenarnya sudah menggalakan masyarakatnya untuk hidup sehat melalui gerakan menggalakan pembuangan sampah pada tempatnya. Namun sangat disayangkan di Kota Surakarta TPS yang aktif hanya di TPS Putri Cempa Gebang Mojosongo. Banyak masyarakat yang memilih membuang sampah secara sembarangan di sungai. Salah satu anggapan adalah membuang sampah di sungai lebih mudah daripada membuah sampah di tong sampah. Sehingga tidak mengherankan pada Bulan Januari Maret tahun 2008 di kota Surakarta terjadi bencana banjir terjadi di Kecamatan Jebres (Kelurahan Pucang Sawit, Sewu dan Jagalan) dan Kecamatan Serengan (Kelurahan Joyotakan), Kecamatan Banjarsari ( Kelurahan Kadipiro, Banyuanyar ), mengakibatkan aktivitas penduduk terganggu dan banyak rumah penduduk yang tergenang air. Bencana tersebut disebabkan hujan yang turun deras ditambah dengan genangan sampah di sungai.

BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Permasalahan tentang kependudukan yang terjadi di Kota Surakarta antara lain : 1. Kondisi Demografi yang kurang baik Kondisi demografi yang kuang baik menyebabkan timbul tingkat kepadatan penduduk yang terus bertambah akan berdampak pada masalah masalah sosial seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan a. Masalah perumahan : timbul pemukiman yang kumuh di pinggiran kota b. Masalah pendidikan : biaya pendidikan yang semakin tinggi c. Masalah kesehatan : sulitnya rakyat miskin mendapat jaminan kesehatan meskipun dengan birokrasi yang berbelit belit d. Ketenagakerjaan : timbulnya pengangguran meskipun banyak yang sudah mengenyam dunia pendidikan 2. Sistem transportasi yang belum baik Meningkatnya laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan pertumbuhan penduduk kota Surakarta dan laju pertumbuhan penduduk kabupaten sekitarnya, yang menjadikan kota Surakarta sebagai pusat aktivitas dan simpul lalu-lintas antar daerah dan antar propinsi. Namun pada kenyataannya banyak timbul kemacetan di kota Surakarta sebagai akibat jumlah penduduk yang banyak melakukan berbagai aktivitas di kota Surakarta dan penggunaan kendaraan yang terus meningkat. 3. Lingkungan Alam Sekitar yang mulai rusak Jumlah penduduk kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat, maka muncul berbagai masalah yang erat kaitannya dengan lingkungan. Masalah yang timbul antara lain : a. Kesadaran warga akan pentingnya sampah masih kurang

b. Timbul polusi lingkungan akibat kegiatan manusia sehingga timbul berbagai macam permasalahan penduduk yang erat kaitannya dengan lingkungan. B. Saran / solusi alternatif Mengingat begitu pentingnya masalah-masalah di atas maka sudah saatnya kita bersama pemerintah dan masyarakat Surakarta membuat menyadari perlunya pembenahan yang berkaitan dengan masalah masalah kependudukan yang menimbulkan berbagai aspek masalah, antara lain : 1. Kondisi Demografi a. Perumahan : Peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu ditingkatkan, agar mereka dapat hidup layak. Pembangunan perumahan yang memperhatikan aspek lingkungan. b. Kesehatan : Peningkatan derajat kesehatan, rakyat miskin berhak mendapatkan jaminan kesehatan, serta birokrasi yang tidak terbelit belit, sarana dan prasarana kesehatan perlu ditingkatkan lagi. c. Pendidikan : biaya pendidikan perlu dikaji ulang lagi dengan pemkot setempat, mengingat kebutuhan manusia yang semakin hari bertambah bertambah, mutu pendidikan perlu ditingkatkan lagi, meskipun sekarang persaingan dunia kerja akan ketat seiring kemajuan dunia pendidikan. d. Ketenagakerjaan : Pembangunan ekonomi kota Surakarta yang banyak menyerap tenaga kerja, perlu tenaga kerja yang terdidik ( skill labour ). 2. Sistem transportasi Perlu pembenahan lagi dalam mengatasi berbagai macam kemacetan baik mulai di tingkat masyarakat, pemerintah kota, maupun pejabat / instansi terkait, mulai dari diri sendiri dan bertekad menjadi warga masyarakat yang taat kepada aturan lalu lintas yang berlaku. 3. Lingkungan alam

Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih perlu digalakkan lagi, penghijauan kota perlu digalakkan kembali, peningkatan infrastruktur kota dan pembangunan kawasan kota yang memperhatikan aspek lingkungan agar kota Surakarta menjadi kota yang bersih dan rapi, sejalan dengan semboyan kota Surakarta BERSERI bersih, sehat, rapi dan indah.

DAFTAR PUSTAKA BPS Surakarta. 2009. Surakarta dalam angka 2008. Surakarta : Badan Pusat Statistik Surakarta. BPS Jateng. 2009. Jawa tengah dalam angka 2009. Semarang : CV Nabawi. Indikator ekonomi kota Surakarta. 2008. Surakarta : Dinas Perencanaan Daerah Kota Surakarta. Kantor Samsat Kota Surakarta www.surakarta.go.id