BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

TARI SEMUT SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN KARAKTER BAGI SISWA SEKOLAH DASAR. Hartini*

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh sehingga anak lebih dewasa. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah. pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNARUNGU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada program

BAB I PENDAHULUAN. dan bermanfaat bagi perkembangan kepribadian peserta didik, yang terletak pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni rupa. Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia. Rohidi (2000: 11) menjelaskan bahwa kesenian memberikan pedoman terhadap berbagai perilaku yang berhubungan dengan keindahan, yang pada dasarnya mencakup kegiatan berkreasi dan kegiatan berapresiasi. Pertama, kesenian menjadi pedoman bagi pelaku, penampil, atau pencipta, untuk mengekspresikan kreasi artistiknya, dan berdasarkan pengalamannya mereka mampu memanipulasi media untuk menyajikan suatu karya seni. Kedua, kesenian memberikan pedoman pada pemanfaat, pemirsa, atau penikmat untuk menyerap karya seni, dan berdasarkan pengalaman mereka dapat melakukan apresiasi dengan cara menyerap karya seni yang mengakibatkan tumbuhnya kesan-kesan estetik tertentu. 1

Salah satu bentuk pemberdayaan potensi diri dapat diajarkan melalui kegiatan seni. Melalui seni siswa memperoleh berbagai pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan latihan berpikir kreatif serta peka akan keindahan. Dengan kemampuan rasa seni, siswa akan senantiasa mengerjakan pekerjaan dengan kreatif, inovatif, dan estetis. Cabang seni yang dapat diajarkan adalah seni tari, seni musik, seni drama, seni lukis, dan lain-lain. Seni tari dapat memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembangnya sehingga akan memiliki kesadaran terhadap keragaman budaya baik lokal maupun secara global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleran, dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang beraneka ragam. Jazuli (2008: 16-17) menjelaskan bahwa makna pendidikan seni adalah pemberian pengalaman estetik (aesthetic experience) kepada siswa. Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati nilai keindahan, bagaimanapun keindahan itu dimaknai. Pemberian pengalaman estetik melalui dua kegiatan yang saling berkaitan, yakni apresiasi dan kreasi (appreciation) dan kreasi (creation). Didalam kegiatan apresiasi dan kreasi terkandung nilai ekspresi sebagai bentuk ungkapan yang bermakna. Dengan pendidikan seni melalui pengalaman estetik, siswa diharapkan dapat menginternalisasi (meresapi, dan mengakarkan) nilai-nilai estetik yang berfungsi untuk melatih kepekaan rasa, kecerdasan intelektual, dan mengembangkan imajinasinya. Suatu pengalaman estetik tidak mungkin bisa dicapai tanpa melibatkan olah rasa (emosi, estetika), olah cipta (pikir, logika), dan olah raga (fisik, kinestika terutama untuk seni tari).

3 Seni tari memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis. Pemberian pengalaman dalam seni tari, menjadi fungsional untuk mengembangkan berbagai kemampuan yang mempengaruhi sikap mental siswa dalam peradapan yang lebih manusiawi. Pekerti (2002: 165) mengemukakan bahwa karakteristik gerak fisik anak sekolah adalah bersifat sederhana, biasanya bersifat manusiawi dan bertema binatang, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada disekitarnya, dan anak juga menirukan gerak binatang. Salah satu contoh tari bertema binatang adalah tari semut. Melalui tarian ini, anak-anak dapat dilatih mengolah kepekaan rasa dalam menyeimbangkan gerak dan iringan musik. Selain itu tari semut dijadikan sebagai media pembentukan karakter positif bagi anak-anak. Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai pengajaran moral dan akhlak yang bertujuan untuk membentuk pribadi menjadi baik. Melalui pendidikan karakter di sekolah, tentunya dapat membantu peserta didik dalam memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Kemudian nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Sebuah karakter diasosiasikan dengan temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan Asmani (2012: 28). Karakter juga dipahami dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somato-psikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir.

4 Disini, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang, yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya pengaruh keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir. Berkaitan dengan penyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkepribadian atau berkarakter baik, dapat dinilai dari sifat, perilaku, dan kebiasaan yang dilakukan dalam segala perbuatannya. Kepribadian dapat terbentuk dari lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Empat jenis karakter yang dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan, yaitu: 1) Pendidikan berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan. 2) Pendidikan nilai karakter berbasis nilai budaya, antara lain menyangkut tentang budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, serta keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa. 3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan. 4) Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Secara langsung seni tari bagi anak dapat dijadikan sebagai media ekspresi yang isinya mengungkapkan perasaan. Sebagai contoh tari yang menggambarkan rasa gembira. Tari dapat dijadikan pula sebagai media komunikasi yang biasanya berisi pesan atau ajakan, dan tari sebagai media bermain menirukan tingkah laku binatang, tumbuhan dan benda alam lain yang mengandung sifat bermain. Selain itu tari dapat dijadikan sebagai media pengembangan bakat atau kemampuan yang dimiliki anak. Melalui kemampuan yang tampak, maka bakat tersebut dapat dikembangkan melalui pelatihan dan diikutsertakan dalam

5 berbagai kegiatan seni tari. Sebagai contoh aktif mengikuti perlombaan maupun festival, anak-anak akan mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan bakatnya. Berdasarkan analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Februari 2016 di SD Muhammadiyah 8 Dau Malang, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan Ekstrakurikuler Tari menarik banyak minat siswa perempuan maupun laki-laki. Didalam kegiatan tersebut diketahui adanya beberapa siswa yang kurang tertarik untuk menari dengan adanya tari yang sudah diajarkan. Siswa cenderung lebih memilih untuk menari sesuai pilihannya sendiri daripada mengikuti guru tarinya. Maka dari itu untuk meminimalisir keadaan tersebut maka diadakaanya penelitian pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter dengan harapan agar siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tari jika tari tersebut dibuat berkreasi. Di dalam ruang lingkup sekolah, pengembangan seni Tari Semut masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangakan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang diluar bidang akademik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler tari siswa diperkenalkan dan dilatih dalam pelaksanaan kesenian budaya yaitu tarian tradisional. SD Muhammadiyah 8 Dau Malang merupakan tujuan peneliti dalam mengembangkan kesenian tari semut. Seni tari ini diajarkan agar anak memiliki persepsi dan pengetahuan, serta berkembang dalam beradaptasi. Melalui kegiatan menari, anak memiliki kemampuan

6 mengekspresikan diri melalui gerak tari, dan akan terjadi perpaduan antara unsur logika, etika, dan estetika. Dengan demikian toleransi anak dapat tumbuh, dan dapat menghargai perbedaan terhadap orang lain. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan yang berjudul : PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah : Bagaimanakah pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD? 1.3 TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah : Menjelaskan hasil pengembangan Tari Semut berbasis pendidikan karakter di SD. 1.4 SPESIFIKASI MODEL YANG DIHARAPKAN Model pengembangan ini bernama model pengembangan Tari Semut. Pengembangan Tari Semut adalah model tarian yang dikembangkan dari tarian semut yang aslinya. Model pengembangan Tari Semut digunakan sebagai tarian yang menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari sekelompok semut yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yaitu nilai

7 toleransi, nilai percaya diri, nilai disiplin, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, dan nilai kerja sama. Untuk menghasilkan desain model pengembangan Tari Semut yang mudah dan menyenangkan didalam kegiatan ekstrakurikuler tari, maka perancangan model pengembangan Tari Semut yang akan dikembangkan memiliki kriteria khusus sebagai berikut. 1. Model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini memiliki gerakan dan formasi yang mudah dihafal. Gerakan dan formasi yang dikembangan terdiri dari 11 gerakan dasar tarian semut. Dengan desain yang mudah dan menyenangkan akan menumbuhkan motivasi siswa dalam menari. 2. Penggunaan model pengembangan Tari Semut dalam kegiatan ekstrakurikuler tari ini bisa digunakan oleh siswa kelas rendah maupun kelas tinggi karena didalam tarian ini mengandung beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang pisotif bagi siswa. 1.5 MANFAAT PENELITIAN PENGEMBANGAN Dengan dilaksanakannya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Memperkuat nilai-nilai karakteristik yang terkandung dalam sebuah kesenian tari di SD dan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesenian dan nilai-nilai pendidikan karakter.

8 2. Manfaat Praktis a. Untuk Kepala Sekolah dan Guru Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan guru tentang pendidikan seni tari yang memiliki nilai-nilai pendidikan karakter b. Untuk Siswa Memberikan informasi dan pelatihan kepada peserta didik tentang pendidikan seni tari. c. Untuk Peneliti Sebagai sumber referensi kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama. 1.6 RUANG LINGKUP & KETERBATASAN PENELITIAN Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian pengembangan ini, diantaranya yaitu : 1. Tari Semut ini hanya digunakan untuk anak setara SD saja, baik kelas rendah maupun kelas tinggi. 2. Pengembangan Tari Semut ini berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak dalam bidang pendidikan seni yaitu seni tari. 3. Nilai karakteristik yang terkandung dalam pengembangan Tari Semut ini yaitu nilai toleransi, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, peduli sosial, dan percaya diri.

9 1.7 DEFINISI ISTILAH 1. Hartono (2012: 64) mengemukakan bahwa tari sebagai media pembelajaran diberikan sebagai alat mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang utama dalam hal ini lebih ditekankan pada tujuan pembelajarannya bukan pada penguasaan tari itu sendiri. Bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan, yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, berekplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui tari. 2. Djelantik (2004: 40) mengemukakan bahwa ritme atau irama dalam satu karya seni, merupakan hal yang menunjukkan kehadiran sesuatu yang terjadi berulang-ulang secara teratur. Gerak dalam Tari Semut cenderung diulang-ulang dan tidak terlalu rumit bila diajarkan bagi siswa sekolah dasar. Gerakannya menirukan gerak-gerik binatang semut. Kostum yang dikenakanpun bersifat lucu dan menyenangkan. Melalui tarian ini, siswa tidak hanya memperoleh kesenangan saja, akan tetapi mereka dapat merasakan betapa pentingnya kerjasama dan kekompakan. Banyak sekali cara-cara untuk membuat variasi dalam ritme. 3. Pekerti (2002: 165) mengemukakan bahwa karakteristik gerak fisik anak sekolah adalah bersifat sederhana, biasanya bersifat maknawi dan bertema binatang, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang yang berada disekitarnya, dan anak juga menirukan gerak binatang. Salah satu contoh tari bertema binatang adalah Tari Semut. Melalui tarian ini, anak-anak

10 dapat dilatih mengolah kepekaan rasa dalam menyeimbangkan gerak dan iringan musik. Selain itu Tari Semut dijadikan sebagai media pembentukan karakter positif bagi anak-anak.