Posisi Pengembangan Pribadi dan Sosial pada Kurikulum. Pertemuan ke 2 Yulia Ayriza

dokumen-dokumen yang mirip
Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bertahan hidup dan mampu menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

Tinjauan Mata Kuliah...

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Tristanti PLS UNY

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAH RAGA KESEHATAN TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

1. Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Akuntansi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ETIK UMB MANFAAT SOFT SKILL. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap ( attitudes), perilaku (behaviours), motivasi (motivations) dan keterampilan

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

MAKALAH GURU PRODUKTIF, GURU PROFESIONAL: SEPUTAR PERMASALAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK DIJADIKAN BUKU PANDUAN PENDIDIK

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

PENANAMAN ETIKA LINGKUNGAN MELALUI SEKOLAH PERDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

BAB I. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran wajib

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU PENJASORKES TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Isah Cahyani. Diadaptasi dari karangan Dadan Juanda, dkk. untuk kepentingan perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK MEANS-END ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

POLICY BRIEF. Analisis Ketimpangan Kebijakan dalam Pendidikan karena Barier Kesehatan Reproduksi; Perlukah Siswa Hamil dikeluarkan dari Sekolah?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sektor pendidikan secara terarah, bertahap dan terpadu.

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

BAB I PENDAHULUAN. hal penting terutama dalam bidang pendidikan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

Transkripsi:

Posisi Pengembangan Pribadi dan Sosial pada Kurikulum Pertemuan ke 2 Yulia Ayriza

Batasan PSD (Personal and Social Development) PSD merujuk pada: Proses pengembangan dalam diri siswa, serta Efek hasil dari pengembangan tersebut. Tiga elemen dari PSD ialah: 1. Pengetahuan dan pemahaman 2. Pengembangan keterampilan/kecakapan 3. Pengembangan sikap

Pengetahuan dan Pemahaman Meliputi perhatian pada dimensi; pribadi (self), interpersonal, masyarakat, dan global yang masing-masing saling tergantung satu sama lain.

Pengembangan Keterampilan/Kecakapan Meliputi:Komunikasi interpersonal dan sosial yang disertai kesadaran kritis dan relektif

Pengembangan Sikap Meliputi: suatu disposisi dan perilaku positif menuju pribadi dan orang lain, baik yang dikenal maupun tidak, yang dapat mempertahankan nilai-nilai: kejujuran, keadialan, dan kesetaraan.

Contoh Untuk menuju kejujuran, dibutuhkan sarana: Pengetahuan dan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan kejujuran dan ketidakjujuran dalam konteks pribadi, lokal, nasional dan internasional, serta pemahaman tentang saling hubungan antara dimensi-dimensi tersebut. Kecakapan untuk meningkatkan komunikasi dan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif untuk meningkatkan kejujuran, serta Sikap respek dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain Kesimpulan: Perkembangan pribadi selalu berada pada dimensi sosial orang yang bersangkutan

PSD dan Tujuan Kurikulum Di mana Posisi PSD?dalam hubungannya dengan tujuan utama sekolah? Letak PSD pada sistem sekolah? Merupakan debat yang selama ini tak terpecahkan Saat ini sesuai perkembangan jaman, peran dan status PSD menjadi kebutuhan penting bagi manusia menuju abad yang akan datang. Dalam kenyataannya: Pertimbangan serius apapun mengenai PSD dalam kaitannya dengan tujuan keseluruhan pendidikan sampai sekarang masih tetap mendapatkan posisi rendah pada agenda pendidikan nasional.

Cara kita membatasi bagaimana kita memahami PSD akan menentukan tempat dan peranan PSD di dalam kurikulum. Sementara ini, batasan ttg PSD dikaitkan dengan 3 elemen, yaitu: Pengetahuan dan pemahaman Peningkatan keterampilan/kecakapan Pengembangan sikap Elemen-elemen tersebut disamping menghubungkan aspek personal dan sosial, juga saling pengaruh mempengaruhi antar masingmasing elemen.

PSD dan Educating the whole Person Pembekalan PSD = Mendidik anak seutuhnya? Ada kecenderungan orang untuk menyamakan kedua hal tersebut. Pendidikan manusia seutuhnya sama dengan mengembangkan sejumlah kapasitas yang merangkum karakteristik tertentu dari manusia seutuhnya. Mana yang lebih luas cakupannya? PSD atau Mendidik manusia seutuhnya?

Pring (1984, yang dikutip Buck & Inman, dalam Buck & Burke, 2005) menyampaikan bahwa sejumlah karakteristik dari manusia seutuhnya adalah sebagai berikut: Pengetahuan dan pemahaman Kebajikan intelektual (intellectual virtues) Imajinasi Kecakapan intelektual (intellectual skills) Refleksi diri (self-reflection) Kebajikan moral dan kebiasan yang bermoral (moral virtues and habits) Keterlibatan soial dan politik Integritas dan otentisitas (integrity and authenticity)

Menurut Pring, sehubungan karakteristik-karakteristik itu sangat tergantung pada hasil belajar seseorang, maka sekolah harus memainkan perannya yang sangat penting dalam proses pembentukannya. Secara jelas terlihat bahwa tidak semua karakteristik yang disebutkan oleh pring terangkum dalam batasan PSD. Karakteristik pengetahuan dan pemahaman, serta keterampilan intelektual terlihat ada di keduanya. PSD membekali pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan hidup manusia, yang sangat erat terkait dengan struktur dan proses sosial, etika dan politik tertentu di mana seseorang hidup.

PSD sebagai Suatu Rangkaian dengan Kurikulum Kita dapat membicarakan bhw PSD merupakan hal penting bagi pendidikan tanpa mengetahui dengan jelas di mana kaitannya dengan kurikulum. Dengan begitu PSD dapat diletakkan bersama dengan bagian-bagian lainnya, dan pembekalan untuk pengembangan generasi muda dapat dilakukan pada konteks yang lebih luas.

Bahaya dari perspektif demikian, bhw pengembangan kognitif dan intelektual dapat dipisahkan dari PSD (karena ada tumpang tindihnya). Dg demikian, PSD menjadi seolah-olah merupakan pengembangkan kecakapan dan sikap. Padahal untuk pengembangan aspek spiritual, moral, sosial dan budaya (SMSC-spiritual, moral, social and culture) perlu melibatkan pengembangan pengetahuan dan pemahaman, serta pemerolehan kecakapan intelektual. Dengan posisi yang tidak jelas dalam kurikulum, PSD sering mendapatkan status rendah dalam pandangan siswa dan staf.

Meskipun materi yang berkaitan dengan Pengembangan pengetahuan, pemahaman dan kecakapan tidak terdapat di dalam PSD, namun PSD harus berkontribusi memberikan tujuan dan nilai manusiwi pada pengembangan itu. Salah satu cotoh tentang kaitan Ilmu pengetahuan dengan implikasi spiritual, moral dan sosial ialah debat tentang masalah cloning dan pemilihan gender bayi.

PSD sebagai Pusat Semua Tugas Sekolah Posisi lain ialah memandang PSD sebagai tugas paling penting di sekolah. Dalam rumusan Komisi Eropa tentang fungsi utama dari sekolah ialah to guide young people in its care in their personal and social development (European Commission, 1995). Untuk menggunakan pandangan ini, diperlukan suatu kerangka kerja sekolah yang utuh dan koheren untuk memerinci bagaimana PSD secara eksplisit terkandung dalam semua tugas sekolah.

Model kedua ini memberi konsekuensi bahwa jika PSD menjadi pusat dari tujuan kurikulum, maka PSD perlu mencakup semua tujuan, etos, belajar dan pembelajaran, serta kurikulum sekolah, baik yang formal maupun tersembunyi. Hanya dengan cara ini, sekolah dapat membina semua karakteristik yang dibutuhkan warga di masa mendatang. Realitanya, tidaklah mudah meletakkan PSD dalam kurikulum model seperti ini.

Kurikulum yang ada saat ini sudah sarat dengan beban, sehingga solusi dengan mengembangkan pedoman dan memberi area luang untuk PSD pada kurikulum tidaklah memungkinkan. Kita membutuhkan pemikiran ulang yang lebih radikal tentang kurikulum dalam kaitannya dengan tujuan keberadaan PSD daripada solusi yang dilakukan sedikit demi sedikit.

Diskusi dalam Kelompok Carilah solusi terbaik bagaimana memraktekkan BK Pengembangan Pribadi dan Sosial di sekolah? Identifikasilah pokok-pokok materi yang diperlukan untuk Pengembangan Pribadi- Sosial/PSD