Syaiful Mukmin, Akhmad Farid, Nurida Finahari, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 53-58

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ANALISIS CELAH BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA PADA MESIN SUZUKI TORNADO GX

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK


PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


JURNAL ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN ZAT CAMPHOR PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP KINERJA MESIN MOTOR BENSIN (SUPRA X 125)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB II LANDASAN TEORI

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

PENGARUH KOMBINASI BAHAN BAKAR BIOPREMIUM DAN OLI SAMPING TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR 2 TAK JENIS VESPA 81

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN ETANOL DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA MESIN STUDI EKSPERIMEN PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II LANDASAN TEORI

TERMODINAMIKA SIKLUS KERJA DAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR MESIN DIESEL EMPAT LANGKAH 350 HP, 400 RPM (KAJIAN TEORITIS) Aloysius Eddy Liemena *) Abstract

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk Pertamina, dan

PENGUJIAN PENGARUH MUTU BAHAN BAKAR BENSIN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MOTOR BENSIN

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Transkripsi:

PENGARUH OCTANE BOOSTER PADA BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI DAN DAYA UNTUK MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER Syaiful Mukmin 1), Akhmad Farid 2), Nurida Finahari 3) ABSTRAK Berkembangnya teknologi mesin kendaraan, maka tuntutan kebutuhan bahan bakar dengan nilai oktan tinggi untuk meningkatkan kinerja mesin semakin meningkat. Namun, apakah benar octane booster yang telah diproduksi oleh produsen A, B, C yang dijual di pasaran tersebut memang terbukti secara signifikan dapat mendongkrak nilai oktan gasoline dan meningkatkan kinerja mesin. Nilai oktan bahan bakar menentukan proses pembakaran di dalam ruang silinder, kecepatan reaksi pembakaran juga ditentukan dari nilai oktan bahan bakarnya. Dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana pengaruh octane booster penambah nilai oktan terhadap konsumsi bahan bakar dan daya kerja motor bensin 4 tak 1 silinder. Bahan bakar yang digunakan adalah premium murni, kemudian dengan penambahan 2 liter premium : ¼ octane booster, 2 liter premium : ½ octane booster dan 2 liter premium : 1 octane booster. Obyek yang di teliti adalah konsumsi bahan bakar dan daya yang dihasilkan sepeda motor Yamaha new vega ZR. Hasil dari penelitian ini adalah terhadap Daya, komposisi 2 liter premium : ¼ pil oktan booster memberikan pengaruh yang baik, hal ini terbukti dari hasil pengujian bahwa dengan komposisi 2 liter premium : ¼ pil oktan booster menghasilkan daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan premium murni atau yang diberi campuran zat aditif (oktan booster) baik ½ pil maupun 1 pil. Terhadap konsumsi bahan bakar, komposisi 2 liter premium : ¼ pil oktan booster juga memberikan pengaruh yang baik, hal ini terbukti dari hasil pengujian bahwa konsumsi bahan bakar dengan komposisi 2 liter premium : ¼ pil oktan booster lebih rendah dibandingkan dengan premium murni atau yang diberi campuran zat aditif (oktan booster ) baik ½ pil maupun 1 pil. Dari seluruh hasil menunjukkan bahwa komposisi 2 liter premium : ¼ pil oktan booster memberikan pengaruh yang paling baik dalam meningkatkan daya mesin maupun menghemat konsumsi bahan bakar. Kata kunci : oktan booster, premium, konsumsi bahan bakar, daya PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Otomotif di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini mengikuti kondisi masyarakat Indonesia sekarang yang memiliki mobilitas yang tinggi yang menuntut adanya sarana transportasi yang memadai. Berbagai desain produk otomotif bermunculan di pasaran dengan menawarkan teknologi-teknologi terbaru dari masingmasing produk. Permintaan pasar yang semakin tinggi terhadap kebutuhan sarana transportasi terutama kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat semakin meningkatkan kompetisi dari produsen otomotif untuk meraih konsumen sebanyak mungkin. perkembangan teknologi terus dicari dan digali guna memenuhi kebutuhan barang yang bermutu dan berkualitas tinggi. Kendaraan bermotor pada abad ini telah menjadi suatu fasilitas penting dalam suatu bentuk aktifitas kehidupan manusia. Dengan semakin berkembangnya teknologi mesin kendaraan, maka tuntutan kebutuhan bahan bakar dengan nilai oktan tinggi untuk meningkatkan kinerja mesin semakin meningkat. Kondisi di Indonesia saat ini di mana terdapat produk Premium, Pertamax dan Pertamax Plus dengan perbedaan harga yang signifikan untuk masing-masing jenis produk, maka untuk memperoleh gasoline dengan nilai oktan yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan, banyak pemilik kendaraan yang lebih memilih untuk membeli Premium dan mencampurnya dengan zat aditif atau octane 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang 2), 3) Staf Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang booster daripada membeli Pertamax atau Pertamax Plus, dengan alasan harganya lebih ekonomis (Warta Pertamina, Juli 2007). Namun, apakah benar octane booster yang telah diproduksi oleh produsen A, B, C yang dijual di pasaran tersebut memang terbukti secara signifikan dapat mendongkrak nilai oktan gasoline dan meningkatkan kinerja mesin Seringkali para pengguna kendaraan bermotor melakukan modifikasi terhadap kendarannya untuk memperoleh performa kendaraan sesuai dengan keinginannya. Modifikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan jalan memodifikasi nilai oktan dari bahan bakar. Nilai oktan bahan bakar menentukan proses pembakaran di dalam ruang silinder, kecepatan reaksi pembakaran juga ditentukan dari nilai oktan bahan bakarnya. Dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana pengaruh octane booster penambah nilai oktan terhadap konsumsi bahan bakar dan daya kerja motor bensin 4 tak 1 silinder. Penelitian ini mempunyai tujuan adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan octane booster pada bahan bakar terhadap konsumsi dan daya untuk motor bensin 4 tak 1 silinder. TINJAUAN PUSTAKA Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat konversi energi yang banyak digunakan untuk melanjutkan kerja mekanik untuk mengubah energi thermal menjadi energi mekanik. Untuk mendapatkan energi thermal pada mesin kalor, dibagi menjadi dua golongan yaitu : 53

1. Pembakaran Luar (External Combustion) Pada pembakaran luar proses pembakaran terjadi diluar mesin melalui beberapa dinding seperti pada mesin uap. 2. Pembakaran Dalam (Internal Combustion) Sedangkan pada pembakaran dalam pada umumnya dengan pembakaran langsung dalam motor bakar itu sendiri. Klasifikasi Internal Combution Engine berdasarkan Proses Pengapiannya 1. Spark Ignition (SI) Mesin SI mengawali proses pembakarannya pada setiap siklusnya dengan menggunakan Spark Plug (Busi). Busi memberikan tegangan listrik yang tinggi yang di salurkan antara dua elektroda sehingga membakar campuran udara dengan bahan bakar di dalam ruang pembakaran. Jenis motor bakar bensin yang akan di lakukan pengujian termasuk dalam klasifikasi ini. 2. Compression Ignition (CI) Proses pembakaran pada mesin CI dimulai ketika campuran bahan bakar dan udara terbakar dengan sendirinya dikarenakan temperatur yang terlalu tinggi di dalam ruang pembakaran dikarenakan tekanan yang terlalu tinggi. Jenis mesin yang termasuk dalam klasifikasi seperti ini adalah motor diesel. Proses Pembakaran Secara kimia pembakaran didefinisikan reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen diikuti dengan kenaikan panas. Pada pembakaran di silinder motor, pembentukan panas itulah yang diperlukan, hasil-hasil reaksi kimia dibuang sebagai gas buang, tenaga panas tersebut selanjutnya akan diubah menjadi usaha mekanis. Proses pembakaran yang terjadi pada silinder tidak semua bahan bakar dapat dibakar secara sempurna. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi pada proses pembakaran bahan bakar pada torak, yaitu : a. Pembakaran normal Disebut pembakaran normal apabila pembakaran yang terjadi pada silinder akibat dari percikan bunga api yang ditimbulkan oleh busi yang menyebabkan semua bahan bakar dapat terbakar habis dengan kecepatan yang relatif konstan. b. Pembakaran sendiri Disebut pembakaran sendiri apabila pembakaran yang terjadi merupakan akibat dari panas yang ada pada silinder sehingga bahan bakar yang ada pada silinder sudah terbakar sebelum adanya percikan api dari busi. c. Pembakaran tidak terkontrol Proses pembakaran ini merupakan pembakaran yang diiringi oleh terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan yang hebat pada silinder yang biasa disebut dengan denotasi. Bahan Bakar Bahan bakar adalah zat kimia yang mudah terbakar dan dapat menghasilkan kalor (panas) sebagai sumber energi. Berdasarkan tingkatannya, maka bahan bakar terbagi sebagai berikut : a. Bahan bakar pertama (Primary Fuel) Bahan bakar yang langsung digunakan untuk fungsi panas (energi) dan penggunaannya secara teknis, dapat berbentuk padat, cair dan gas, seperti batu bara, kayu, petroleum dan lain sebagainya. b. Bahan bakar kedua (Secondery Fuel) Bahan bakar yang dibuat dari bahan bakar lainnya yang kemudian digunakan sebagai bahan-bahan jadi, bahan bakar ini disebut bahan bakar kedua yang dihasilkan dari bahan bakar pertama, missal : gas batubara, gas air dan sebagainya. Syarat Bahan Bakar Beberapa sifat utama bahan bakar yang perlu diperhatikan adalah : a. Mempunyai nilai bakar yang tinggi. b. Mempunyai kesanggupan menguap pada suhu rendah. c. Uap bahan bakar dapat dinyalakan dan terbakar segera dalam campuran dengan perbandingan yang sesuai terhadap oksigen. d. Bahan bakar dan hasil-hasil pembakarannya tidak beracun atau membahayakan kesehatan. e. Harus mudah diangkut dan disimpan dengan mudah dan aman. f. Kualitas pengetukan (kecendrungan berdenotasi) tergantung bilangan oktannya. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran pada motor bakar merupakan unsur hidrokarbon yang biasa dikenal dengan nama bensin yang mempunyai rumus kimi C 8 H 18. Oktan Number Oktan number adalah suatu bilangan yang menunjukkan tingkat ketangguhan bahan bakar terhadap detonasi atau knocking. Jadi semakin tinggi angka oktan number maka semakin sukar terjadi knocking atau detonasi dan semakin baik bahan bakar tersebut. Detonasi atau knocking adalah terjadinya Auto Ignite atau ledakan otomatis yang terjadi diruang bakar kendaraan sebelum saatnya. Maksudnya disini adalah campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan akan mengalami tekanan dan temperatur tinggi. Dalam keadaan tertekan dan panas campuran bahan bakar dan udara ini dapat meledak sendiri meskipun busi belum menyala, ini yang disebut detonasi atau knocking. Jika terjadi detonasi, maka banyak gaya yang terbuang, sebab piston belum mencapai titik mati atau titik balik. Sehingga diperlukan gaya yang banyak untuk menuju titik mati atau sebab terjadi perlawanan gaya oleh ledakan detonasi. Akibat dari detonasi tersebut antara lain : Piston menjadi berlubang Tenaga berkurang 54

Tidak dapat berakselerasi penuh pada saat kendaraan baru mulai jalan Tabel 1 Spesifikasi bahan bakar di Indonesia No. Jenis Bahan Bakar Nilai Oktan Perbandingan Kompresi Mesin 1. Premium 87-88 7 : 1 9 : 1 2. Pertamax 92 9 : 1 10 : 1 3. Pertamax plus 95 10 : 1 11 : 1 Sumber: www.answer.com Oktan booster dengan bahan aktif aromatic atau kelas alcohol dan ether. Biasanya digunakan alcohol dan methanol sebagai bahan aktif karena sifatnya yang memang memiliki nilai oktan lebih tinggi dari pada bahan bakar pada umumnya. Hanya saja alcohol memiliki sifat kedekatan struktur dengan air. Sehingga jika dalam tangki terdapat sisa air maka oktan booster jenis ini akan mengumpul didasar tangki dan menyatu dengan air. Tidak tercampur sempurna dengan bahan bakar. Ethers : ether seperti MTBE, TAME, dan ETBE paling sering digunakan sebagai oktan booster. Ether memiliki karaktersitik lebih baik dibandingkan alcohol karena tidak merekat pada air. MMT : Methyl Cyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl Sangat efektif dalam mengangkat angka oktan, dengan hanya sedikit MMT dapat menaikan hingga 1 angka oktan. Namun sudah banyak komentar mengenai kerusakan pada Sensor Oxygen, Catalytic Converter, busi dan bahkan memperburuk emisi gas buang. Tetraethyl Lead atau TEL ( Logam Timah) Sangat efektif dalam mengangkat angka oktan. Sering digunakan pada bahan bakar bakar kompetisi dan pesawat terbang. Sangat beracun dalam kondisi murninya. Dapat merusak sensor oxygen dan catalityc converter dengan cara Pengukuran Daya Mesin Pada motor bakar terdapat performance atau kerja suatu motor yang mengindikasikan tingkat keberhasilan mesin merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Di bawah ini diutarakan variael-variabel yang berhubungan dengan kerja suatu mesin. a. volume Langkah (VD) VD= 4 π. D 2. L (cm 3 ).(1) D = Diameter Silinder (cm) L = Panjang Langkah (cm) b. Volume Satu Silinder (Vs) Vs = Vtm. (cm 3 )..(2) 4 Vtm = Volume total motor (cm 3 ) c. Volume Ruang Bakar (Vc) Vc = Vts. (cm 2 )...(3) Σ Vts : Volume Total Motor (cm 3 ) S = vl+vc = Vts Vc Vc d. Torsi Mesin (T) Adalah momen putar yang dihasilkan oleh poros engkol, dimana torsi ini merupakan kekuatan motor untuk menggerakkan beban luar. T = P. L [Kg.m] P = Beban yang diberikan L = Panjang lengan poros Sumber : Internal Combustion Engine Fundamental, John B. Heywood, 1988, hal 46 e. Daya Efektif (Ne) Daya yang dihasilkan oleh poros engkol untuk menggerakkan beban luar. Ne = T. n / 716,2 [HP] T = Torsi (Kg.m) N = Putaran (rpm) Sumber : Motor Bakar Torak. W. Arismunandar, hal 32 f. Daya Mekanis (Nm) Daya yang diperlukan untuk mengatasi kerugian mekanis misalnya untuk mengatasi gesekan dari bagian-bagian mesin yang bergerak. Nm = Pm. Vd. n. I [HP] 0,45. Z Pm = Tekanan mekanis rata-rata (Kg/cm 2 ) Vd = Volume langkah torak (cm 3 ) i = Jumlah silinder z = Jumlah putaran poros tiap siklus kerja z = 1 untuk motor 2 langkah z = 2 untuk motor 4 langkah Sumber : Internal Combustion Fundamental, Jhon B. Heywood, 1988, hal 59 g. Daya Indikasi (Ni) Daya yang dihasilkan oleh motor bakar torak pada gerakan torak yang didorong oleh gas hasil pembakaran didalam silinder. Ni = Ne + Nm [HP] Sumber : Marine internal Combustion Engine. N. Petrovsky, hal 58 h. Konsumsi Bahan Bakar (Gf) Adalah banyak bahan bakar yang digunakan untuk operasi setiap jam. 55

Gf = 3600.γ.v [Kg/jam] T γ = Berat jenis bahan bakar (Kg/m 3 ) Sumber : Motor bakar, L.A. de Bruijn dan Muilwijk hal 96 i. Spesific Fuel Consumption Efectif (Be) Adalah banyaknya bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan daya efektif sebesar satu Hp selama satu jam. Parameter ini sangat penting untuk diketahui, karena dengan diketahuinya (Be) berarti ekonomis tidaknya pemakaian bahan bakar dapat diketahui. Konsumsi bahan bakar spesifik efektif yang rendah menunjukkan konsumsi bahan bakar yang hemat. Be = Fc/Ne [Kg/Hp.jam] Be = Pemakaian bahan bakar spesifik efektif Sumber : Marine internal Combustion Engine. N. Petrovsky, hal 63 j. Spesific Fuel Consumption Indikasi (Bi) Adalah jumlah bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran bahan bakar setiap jam daya indikasi. Bi = Fc/Ni [Kg/Hp.jam] Sumber : Marine internal Combustion Engine. N. Petrovsky, hal 63 m. Efisiensi Mekanik (ɳm) Adalah perbandingan antara daya efektif dengan daya indikasi ɳm = Ne/Ni Sumber : Marine internal combustion Engine, Petrovsky, hal 62 Diagram Alir Penelitian S T A R T P e r s i a p a n ( s t u d i l i t e r a t u r, s u r v e i b a h a n ) t i d a k D e s a i n A l a t U j i C o b a y a P e n g a m b i l a n D a t a A n a l i s a D a t a K e s i m p u l a n S e l e s a i Gambar 1. Diagram alir penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Putaran terhadap Daya Efektif Rata-rata dibuat grafik hubungan putaran terhadap daya efektif rata-rata (Ne) sebagai berikut: METODE PENELITIAN Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas adalah octane booster pada premium 2. Variabel Terikat adalah konsumsi bahan bakar dan daya. Pengambilan data : Pengambilan data terdiri atas konsumsi bahan bakar (ml) dan putaran output (rpm), dengan octane booster dan tanpa octane booster a. Siapkan kendaran yang akan diuji b. Catat data yang dihasilkan dengan pengulangan 5 kali Metode Analisa Data Data yang diperoleh akan diplotkan pada grafik. Grafik ini akan dijadikan acuan untuk menilai besarnya pengaruh pemakaian zat aditif terhadap konsumsi bahan bakar dan daya yang dihasilkan. Gambar 2 Grafik hubungan antara putaran terhadap daya efektif Dari grafik menunjukkan bahwa daya efektif pada kendaraan uji semakin meningkat seiring dengan kenaikan putaran poros engkolnya, kenaikan daya efektif ini semakin bertambah sampai pada putaran tertinggi pengujian yaitu 4000 rpm, pada semua campuran bahan bakar premium dan octane booster. Untuk putaran rendah yaitu 2000 rpm, bahan bakar yang mempunyai daya yang paling tinggi adalah pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 1,2219 HP, dan terendah pada komposisi bahan bakar 2 liter premium : 1 pil octane booster yaitu 1,103 HP. Pada putaran 3000 rpm bahan bakar yang mempunyai 56

daya yang paling tinggi juga pada komposisi bahan bakar 2 liter premium : ¼ pil octane boster yaitu 2,2631 HP dan terendah pada komposisi 2 liter premium : ½ pil octane booster yaitu 1,8047HP. Kemudian pada putaran 4000 rpm, yang mempunyai daya yang paling tinggi adalah komposisi 2 liter premium : 1/4 pil octane booster yaitu 3,1291 HP dan terendah pada premium murni yaitu 3,0937 HP. Dari rata-rata hasil diatas menunjukkan bahwa komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster menghasilkan daya yang lebih tinggi dan juga lebih konstan dibandingkan dengan premium murni dan yang diberi campuran octane booster (½ pil ataupun 1 pil ). Hubungan Putaran terhadap Daya Indikasi Ratarata (NI) perhitungan dan dapat dibuat tabel. Dari tabel dapat dibuat grafik hubungan putaran terhadap daya indikasi rata-rata (NI) sebagai berikut: Dari grafik dapat dilihat bahwa untuk semua komposisi bahan bakar mengalami peningkatan harga tekanan efektif seiring dengan peningkatan putaran mesin dan daya efektif. Tekanan efektif tertinggi pada putaran 2000 rpm adalah komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 4,1791 Kg/cm 2 dan yang terendah pada komposisi 2 liter premium : 1 pil octane booster yaitu 3,7723 Kg/cm 2. Pada putaran 3000 rpm tekanan efektif tertinggi juga pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 5,1297 Kg/cm 2 dan yang terendah pada komposisi 2 liter premium : ½ pil octane booster yaitu 4,1146 Kg/cm 2. Sementara pada putaran 4000 rpm, tekanan efektif tertinggi adalah pada komposisi 2 liter premium : 1/4 pil octane booster yaitu 5,3508 Kg/cm 2 dan yang terendah adalah pada premium murni yaitu 5,29 Kg/cm 2. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa harga tekanan efektif dipengaruhi oleh daya efektif dan putaran, hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut : Pe = Ne.0,45.Z Vd.n.i Dari hasil pengamatan grafik terlihat bahwa pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster juga menghasilkan tekanan efektif yang meningkat secara konstan seiring dengan putaran mesin yang meningkat. Hubungan Putaran terhadap Tekanan Indikasi (Pi) dibuat grafik hubungan putaran terhadap tekanan indikasi (Pi) sebagai berikut: Gambar 3 Grafik hubungan antara putaran terhadap daya indikasi Dari grafik ini terlihat jelas bahwa daya indikasi mengikuti daya efektif, sebab daya indikasi sama dengan daya efektif ditambah daya mekanik yang konstan pada tiap rpm nya. Bahan bakar yang paling baik disini terlihat pada komposisi 2 liter premium : ¼ octane booster. Hubungan Putaran terhadap Tekanan Efektif (Pe) dibuat grafik hubungan putaran terhadap tekanan efektif (Pe) sebagai berikut: Gambar 4 Grafik hubungan antara putaran terhadap tekanan efektif Gambar 5 Grafik hubungan antara putaran terhadap tekanan indikasi Begitu juga dengan halnya daya efektif saling beriringan dengan daya indikasi, maka tekanan efektif juga beriringan dengan tekanan indikasi semakin meningkat dari putaran terendah ke putaran tertinggi, maka komposisi terbaik juga pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster. Hubungan Putaran terhadap Spesifik Fuel Consumtion Efektif (Be) dibuat grafik hubungan Putaran terhadap spesifik fuel consumtion efektif (Be) sebagai berikut: 57

Gambar 6 Grafik hubungan antara putaran dengan konsumsi bahan bakar spesifik efektif Parameter spesifik fuel consumtion efektif ini sangat penting untuk diketahui, karena dengan diketahuinya (Be) berarti ekonomis tidaknya pemakaian bahan bakar dapat diketahui. Pada grafik menunjukkan bahwa pada putaran 2000 rpm, konsumsi bahan bakar spesifik efektif terendah adalah pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 0,3793 Kg/HP.jam, sedangkan yang tertinggi pada premium murni yaitu 0,4292 Kg/HP.jam. Pada putaran 3000 konsumsi bahan bakar spesifik efektif terendah adalah pada premium murni yaitu 0,22 Kg/HP.jam, sedangkan tertinggi adalah pada konsumsi bahan bakar 2 liter premium : ½ pil octane booster yaitu 0,293 Kg/HP.jam dan pada putaran 4000 rpm konsumsi bahan bakar spesifik tertinggi adalah pada komposisi bahan bakar 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 0,169 Kg/HP.jam, sedangkan yang tertinggi pada komposisi 2 liter premium : ½ pil octane booster yaitu 0,173 Kg/HP.jam. Kenaikan dan penurunan nilai konsumsi bahan bakar spesifik efektif dipengaruhi oleh konsumsi bahan bakar (Gf) dan daya efektif (Ne), ini terlihat pada persamaan berikut: Be =Gf/Ne Kg/HP.Jam Setelah dirata-rata maka spesifik fuel consumtion efektif terendah ada pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster, atau dapat dikatakan lebih ekonomis. Hubungan Putaran terhadap Efisiensi Mekanik (ɳm) dibuat grafik hubungan Putaran terhadap efisiensi mekanik (ɳm) sebagai berikut. Grafik 7 Hubungan antara putaran dengan efisiensi mekanik Dari grafik diatas dilihat bahwa pada putaran 2000 rpm yang memiliki Efisiensi Mekanik terbesar adalah pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 0,7398 sedangkan yang terendah adalah pada komposisi 2 liter premium : 1 pil octane booster yaitu 0,7196. Pada putaran 3000 rpm yang memiliki Efisiensi Mekanik tertinggi adalah pada komposisi 2 liter premium : 1/4 pil octane booster sedangkan yang terendah adalah pada komposisi 2 liter premium : ½ pil octane booster yaitu 0,6875. Dan pada putaran 4000 rpm yang memiliki Efisiensi Mekanik terbesar juga pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster yaitu 0,6930 sedangkan yang terendah adalah pada premium murni yaitu 0,6906. Dari grafik dilihat bahwa efisiensi mekanik terbesar ada pada komposisi 2 liter premium : ¼ liter octane booster. Efisiensi mekanik merupakan perbandingan antara daya efektif dan daya indikasi, hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut : ɳm = Ne/Ni KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan analisis data dapat ditarik kesimpulan : a. Terhadap Daya : Daya yang dihasilkan lebih tinggi terdapat pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster dibandingkan dengan premium murni atau yang diberi campuran zat aditif (octane booster) baik ½ pil maupun 1 pil. b. Terhadap konsumsi bahan bakar : Konsumsi bahan bakar dihasilkan lebih irit/hemat terdapat pada komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster dibandingkan dengan premium murni atau yang diberi campuran zat aditif (octane booster) baik ½ pil maupun 1 pil. c. Dari seluruh hasil menunjukkan bahwa komposisi 2 liter premium : ¼ pil octane booster memberikan pengaruh yang paling baik terhadap meningkatkan daya mesin maupun menghemat konsumsi bahan bakar. DAFTAR PUSTAKA Algifari, Analisis Statistik Untuk Bisnis, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta, 1997 Arends, BPM dan Berenschot, H. Motor Bensin, Erlangga, Jakarta, 1980 Arismunandar, Wiranto, Motor Bakar Torak, ITB Bandung, Bandung, 1973 Crouse, William. H, Automotive Mechanics 8 th Edition, Tata Mc Graw Hill, Inc, New York, 1984 John B. H, Internal Combustion Engines Fundamentals, MC Graw Hill New York L.A. de Bruijn, J Muilwijk, Motor Bakar, Matondang, BHARATA, Jakarta, 1997 Nakoela Soenatra, Shoici Furuhama, Motor Serbaguna, Praditya Paramita, Jakarta, Cetakan I, 1985 Petrovsky. N, Marine Internal Combustion Engines, Mir Publiser, Moscow R.P. Sharma dan M. L. Mathur, A Course In Internal Combustion Engines, Dhanpat Rai & Sons, Delhi, 1980 58

1