HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN TINDAKAN PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO JAGA V KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Rifka Syifana Sudar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia di pengaruhi oleh lingkungan. Kualitas lingkungan yang buruk marupakan penyebab timbulnya barbagai gangguan pada kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, status pekerjaan dan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 91 responden dan diambil secara Simple Random Sampling. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan uji korelasi spearman. Data primer diambil menggunakan kuesioner. Berdasarkan Tingkat Pendidikan, pendidikan rendah sebanyak 59 orang (64,8 %) dan pendidikan tinggi sebanyak 32 orang (35,2 %). Berdasarkan Status Pekerjaan Responden, tidak bekerja sebanyak 52 orang (57,1 %) dan bekerja sebanyak 39 orang (42,9 %). Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, pengetahuan kurang sebanyak 23 orang (25,3 %), pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (19,8 %) dan pengetahuan baik sebanyak 50 orang (54,9 %). Berdasarkan Tindakan Responden, tindakan kurang sebanyak 64 orang (70,3 %), tindakan cukup sebanyak 10 orang (11,0 %) dan tindakan baik sebanyak 17 orang (18,7 %). Nilai signifikan untuk tingkat pendidikan dan tindakan sebesar 0,002. Nilai signifikan status pekerjaan dan tindakan sebesar 0,454. Nilai signifikan untuk pengetahuan dan tindakan sebesar 0,008. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga. Tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga. Kata Kunci: Karakteristik individu, Pengetahuan, Tindakan pengolahan sampah rumah tangga. ABSTRACT The state of the environment can affect public health. Many aspects of human well-being is influenced by environment. Poor environmental quality is causing across various health disorders. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of education, employment status and environmental knowledge housewife with household garbage processing action. The sample size of this study was fulfilled in 91 respondents and are taken by simple random sampling. This research uses an analytic survey research with cross sectional study using Spearman correlation test. Primary data was collected using a questionnaire. Based on the Level of Education, lower education as many as 59 people (64.8%) and higher education as many as 32 people (35.2%). Under the Employment Status of Respondents, not working as many as 52 people (57.1%) and work as many as 39 people (42.9%). Based on the level of knowledge, lack of knowledge as many as 23 people (25.3%), sufficient knowledge of as many as 18 people (19.8%) and good knowledge of as many as 50 people (54.9%). Respondents based measures, measures approximately 64 persons (70.3%), the action is quite as many as 10 people (11.0%) and action were 17 (18.7%). Significant value for the level of education and action of 0.002. Significant value employment status and actions of 0.454. Significant value to the knowledge and actions of 0,008. There is a relationship between level of education and household waste management measures. There is no relationship between the employment status of household waste management measures. There is a relationship between knowledge and action household waste Keywords: Individual Characteristics, Knowledge, Action household waste.
PENDAHULUAN Sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga sering dinamakan sampah domestik. Menumpuknya sampah disetiap rumah tangga atau pada tempat-tempat pembuangan sampah akan berakibat tercemarnya kondisi lingkungan karena dapat menimbulkan bau, disamping itu timbunan sampah dapat mengakibatkan banjir. Permasalahan sampah yang timbul hakikatnya juga menjadi permasalahan nasional, yang perlu dilakukan penanganan secara komprehensif dan terpadu (Mulia, 2005). Pengolahan sampah secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28H ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengolah sampah merupakan kendala terpenting dalam menangani permasalahan sampah. Mengingat kondisi fisik pedesaan yang lahannya semakin sempit dan kurangnya ruang terbuka untuk pengolahan sampah sehingga perlu di tingkatkan partisipasi masyarakat dalam pengolahan sampah agar mampu secara mandiri peduli terhadap lingkungan. Perubahan tata nilai dan perilaku akibat transformasi sosio-budaya, secara tidak langsung ikut pula memberikan kontribusi bagi perubahan lingkungan, yang mengakibatkan berbagai masalah pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat. (Setiono dkk, 2010). Perilaku merupakan faktor terbesar setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu (Ibu rumah tangga), kelompok atau masyarakat yang diawali oleh domain kognitif menurut Blum (1974). Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu paksaan (Coertion) dan pendidikan (Education) (Notoatmodjo, 2012). Desa Borgo Jaga V merupakan salah satu daerah yang tergolong pinggiran karena kondisi dan status sosial ekonominya yang masih rendah. Rata-rata tingkat pekerjaan ibuibu rumah tangga terbesar adalah sebagai pedagang ikan dipasar dan sisahnya bekerja sebagai karyawan toko dan guru honorer. Desa Borgo khususnya jaga V merupakan daerah yang tergolong rawan banjir karena daerahnya yang berdekatan dengan Laut dan Sungai. Sehingga dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah agar sampah yang ditimbulkan dari dampak negatif dapat diminimalisir. Maka dari itu, peneliti merasa perlu mengetahui tentang Hubungan karakteristik individu dan pengetahuan masyarakat dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Desa Borgo Jaga V.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri pada bulan Oktober Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu rumah tangga di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri yang berjumlah 117 KK (578 jiwa). Perhitungan sampel diambil berdasarkan data jumlah ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Taro Yamane dan mendapatkan hasil 91 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Data yang dikumpulkan dan diolah adalah data primer berupa identitas responden, karakteristik responden, kondisi sosial dan perilaku responden yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner, sedangkan untuk data sekunder berupa gambaran umum Desa Borgo Jaga V yang didapat dari kantor Desa Borgo Kecamatan Tombariri. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur Responden yang berumur < 20 tahun sebanyak 2 orang (2,2 %). Responden berumur antara 20 sampai 40 tahun sebanyak 47 orang (51,6 %). Responden yang berumur antara 41 sampai 60 tahun sebanyak 36 orang (39,6 %) dan responden yang berumur > 60 tahun sebanyak 6 orang (6,6 %). Menurut Eviyani (2007) dalam Khairunisa (2011), tidak selamanya umur seseorang menentukan apa yang dia kerjakan dan bagaimana hasil pekerjaannya. Umur hanya bisa menunjukkan seberapa lama dan seberapa kuat dia melakukan pekerjaanya tersebut. Tingkat Pendidikan Responden dengan tingkat pendidikan rendah yaitu 59 responden (64,8 %) dan tingkat pendidikan tinggi yaitu 32 responden (35,2 %). Menurut Priambodo (2006), bahwa mengenyam pendidikan sampai menempuh pendidkan tinggi itu sangat penting karena ilmu yang didapat merupakan hal yang penting untuk bekal hidup. Status Pekerjaan Responden yang tidak memiliki pekerjaan sebanyak 52 responden (57,1 %) dan yang memiliki pekerjaan sebanyak 39 (42,9 %). Menurut Johanto (2012), status pekerjaan berpengaruh terhadap cara pengolahan sampah, karena ibu yang bekerja, lebih memiliki ketrampilan terhadap bagaimana mengolah sampah rumah tangga. Tingkat Pendapatan Keluarga Menurut UMP Responden yang memiliki penghasilan < Rp. 1.900.000,- berdasarkan UMP tahun 2014 yaitu
sebanyak 39 responden (42,9 %) dan yang memiliki penghasilan Rp.1.900.000,- yaitu sebanyak 52 responden (57,1 %). Menurut penelitian Sunarti (2002) dalam Mifbakhuddin (2010), mengatakan bahwa status ekonomi keluarga akan sangat mempengaruhi kemampuan keluarga dalam melakukan pengolahan sampah dalam rumah tangga, semakin tinggi status ekonomi keluarga maka akan tercapainya pengolahan sampah dengan baik dan begitu sebaliknya. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tabel.1 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Responden Dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tindakan Pendidikan Kurang Cukup Baik Jumlah % p- value n % n % N % Rendah 47 79,7 8 13,6 4 6,8 59 100 Tinggi 17 53,1 2 6,3 13 40,6 32 100 0,002 Jumlah 64 70,3 10 11,0 17 18,7 91 100 Berdasarkan Tabel.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga baik sebanyak 13 responden, yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga cukup sebanyak 2 responden, dan yang tangga kurang sebanyak 17 responden. Responden dengan tingkat pendidikan rendah yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga baik sebanyak 4 orang, yang tangga cukup sebanyak 8 orang, dan yang tangga kurang sebanyak 47 orang. Dari hasil uji korelasi spearman didapatkan nilai p = 0,002 (p < 0,05), hal ini berarti terdapat hubungan sedang antara tingkat pendidikan responden dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka akan semakin tinggi pula pengetahuan seseorang dalam melakukan tindakan pengolahan sampah. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan seseorang rendah, maka akan semakin rendah pula tingkat pengetahuan seseorang dalam melakukan tindakan pengolahan sampah. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pabeta dalam Johanto
(2012), bahwa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kebersihan lingkungan sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan ibu rumah tangga, maka pendidikan ibu rumah tangga perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh. Menurut Sunarti (2002) dalam Mifbakhuddin (2010), tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peran serta masyarakat dalam mengelolah Sampah rumah tangga, karena semakin tinggi pendidikan responden maka akan semakin baik pengolahan sampah rumah tangga Hubungan Status Pekerjaan Responden Dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tabel.2 Hubungan Antara Status Pekerjaan Responden Dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tindakan Status Pekerjaan Baik Cukup Kurang Jumlah % p- value n % n % n % Tdk Bekerja 11 67,3 6 11,6 35 21,1 52 100 Bekerja 6 74,4 4 10,2 29 15,4 39 100 0,454 Jumlah 17 18,7 10 11,0 64 70,3 91 100 Berdasarkan Tabel.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki status pekerjaan bekerja dan melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga baik sebanyak 6 responden, yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga cukup sebanyak 4 responden dan yang tangga kurang sebanyak 29 responden. Responden dengan status pekerjaan tidak bekerja yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga baik sebanyak 11 responden, sebanyak 6 responden yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga cukup dan sebanyak 35 responden yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga kurang. Dari hasil uji korelasi spearman didapatkan nilai p = 0,454 (p < 0,05), hal ini berarti Tidak ada hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang memiliki status pekerjaan bekerja ada yang tindakan pengolahan sampah rumah tangga buruk, tetapi responden yang status pekerjaannya tidak bekerja ada yang tindakan pengolahan sampah rumah tangga sudah baik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan responden yang memiliki status pekerjaan bekerja belum tentu bisa melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga dengan baik. Menurut penelitian Erfinna (2012) yang dimana hasilnya adalah masyarakat yang bekerja maupun yang tidak
bekerja umumnya merasakan pentingnya menjaga kesehatan individu maupun keluarga untuk tetap dapat hidup secara sehat dan dapat melaksanakan aktivitas sesuai pekerjaan yang dimilikinya meski sibuk dalam bekerja. Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tabel.3 Hubungan Antara Pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pengolahan Sampah Rumah Tangga Tindakan Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah % p- value n % n % n % Baik 30 60,0 3 6,0 17 34,0 50 100 Cukup 16 88,9 2 11,1 0 0 18 100 0,008 Kurang 18 78,2 5 21,8 0 0 23 100 Jumlah 64 70,3 10 11,0 17 18,7 91 100 Berdasarkan Tabel.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga baik sebanyak 17 responden, yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga cukup sebanyak 3 responden dan yang tindakan kurang sebanyak 30 responden. Tidak ada responden dengan pengetahuan cukup yang tangga baik, 2 responden dengan tindakan cukup dan 16 responden tindakan kurang. Responden dengan pengetahuan kurang tidak ada yang melakukan tindakan pengolahan sampah rumah tangga dengan baik, tindakan cukup sebanyak 5 responden dan responden dengan tindakan kurang sebanyak 18 responden. Dari hasil uji korelasi spearman didapatkan nilai p = 0,008 (p < 0,05), dapat disimpulkan bahwa Terdapat hubungan antara kedua variabel ini dikarenakan responden yang pengetahuannya baik juga memiliki tindakan pengolahan sampah rumah tangga dengan baik dan responden yang pengetahuanya kurang tidak memiliki tindakan pengolahan sampah rumah tangga yang baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga mempengaruhi cara pengolahan sampahnya. Responden yang tahu bahwa sampah rumah tangga harus dikelola dengan baik, maka lingkungan sekitarnya juga akan melakukan pengolahan sampah rumah tangga meskipun ada juga yang memiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai pengolahan sampah rumah tangga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir Kota Semarang Tahun 2011 di mana
hasilnya adalah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang personal hygiene dengan kejadian skabies. Tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang kebersihan perorangan berpengaruh terhadap sikap dan perawatan kebersihan diri anaknya. Seorang ibu pemulung yang tingkat pengetahuannya kurang akan berpengaruh terhadap kesehatan balitanya dalam hal ini penyakit skabies. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Mifbakhuddin (2010) tentang Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tinjauan Aspek pendidikan, pengetahuan dan Pendapatan Perkapita di RT 6 RW 1 Kelurahan Pedurungan Tengah Semarang yang di dapatkan hasil tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan responden dengan pengelolaan sampah rumah tangga. Responden yang pengetahuannya rendah ada yang rajin melakukan pengelolaan sampah karena mendapatkan pengalaman dari luar tentang pengelolaan sampah. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan tindakan pengolahan sampah sampah rumah tangga di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. 2. Tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan ibu rumah tangga dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan tindakan pengolahan sampah rumah tangga di Desa Borgo Jaga V Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. SARAN 1. Pemerintah Desa Borgo diharapkan untuk dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Provinsi dalam penyediaan media informasi kesehatan (poster, leaflet, dan lain-lain) khususnya mengenai pegolahan sampah rumah tangga, baik sampah organik maupun sampah anorganik. 2. Pemerintah Desa Borgo Harus lebih aktif dalam mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah disembarang tempat khususnya membuang sampah disungai dan laut sehingga dapat terhindar dari pencemaran lingkungan. 3. Masyarakat perlu meningkatkan upaya dalam pengolahan sampah sehingga akan memberikan dampak yang baik untuk lingkungan. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengolahan sampah rumah tangga di tiap-tiap Desa yang ada di Kecamatan Tombariri agar mendapatkan data yang lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Azizah, I. N. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung Tentang
Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir Kota Semarang. Jurnal Dinamika Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, Hal. 1-10 (Online) diakses tanggal 25 November 2014. Erfinna, T. F. 2012. Hubungan Karakteristik Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan III dan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2012, (Online) diakses tanggal 5 November 2014. Johanto, A. 2012. Pengaruh Kondisi Sosial Dan Pengetahuan Lingkungan Ibu-ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk. Malang : Universitas Negeri Malang. (Online) diakses tanggal 23 Mei 2014. Khairunnisa, 2011. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (Mdgc) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat Ii Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011,(Online) diakses tanggal 5 September 2014. Mifbakhuddin, 2010. Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tinjauan Aspek Pendidikan, Pengetahuan dan Pendapatan Perkapita di RT 6 RW 1 Kelurahan Pendurungan Tengah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 6, No. 1, Tahun 2010, Hal. 1-14 (Online) diakses tanggal 28 Agustus 2014. Mulia, M. R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal.1 dan Hal. 6-7 Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 17 Priambodo, A. 2006. Analisis Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung Terhadap Aktivitas Pembuangan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur. Buletin Ekonomi Penelitian Vol. VI, No. 2, Tahun 2006, Hal. 20-29 (Online) diakses 28 Agustus 2014. Setiono, K. Masjhur, J. Alisyahbana, A. 2010. Manusia, kesehatan dan Lingkungan. Bandung : Penerbit PT. Alumni. Hal. 2