Harapan Industri Perbankan Terhadap Undang Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Ketua Umum Sigit Pramono

dokumen-dokumen yang mirip
Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015

PENANGANAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang OJK. Pembentukan lembaga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD)

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

Lahirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Pengatur dan Pengawas Sektor Jasa Keuangan di Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pertemuan 4

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

PERAN LPS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

Agenda. TATA KELOLA TERINTEGRASI DAN SISTEM KEUANGAN YANG TUMBUH SECARA BERKELANJUTAN Bp. Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN

BAB V P E N U T U P. 1. Terbentuknya Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagaimana Undang- Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2011 tentang OJK:

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun Penanganan Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya juga bertujuan untuk memelihara stabilitas sistem perbankan. II.

STIE DEWANTARA Pengertian Sistem & Lembaga Keuangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan Fungsi Bank Indonesia Sebagai Lender Of The Last Resort Dalam Stabilitas Sistem Keuangan Oleh: Muhammad Yusuf Sihite *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

KERANGKA ACUAN TEKNIS KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN (JPSK) KE JEPANG

INDEPENDENSI OJK TERUSIK? Oleh: Wiwin Sri Rahyani *

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN TENTANG PENGELOLAAN, PENATAUSAHAAN, SERTA PENCATATAN ASET DAN KEWAJIBAN D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak bermunculan bermacam-macam bank umum di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

RANCANGAN POJK PERUSAHAAN INDUK KONGLOMERASI KEUANGAN

RUU STABILITAS SISTEM KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

Otoritas Moneter di Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

KAJIAN PENDALAMAN. Perkara Nomor 1/PUU-XVI/2018

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JURNAL HUKUM TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENETAPAN BANK GAGAL BERDAMPAK SISTEMIK TERKAIT KEWENANGAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL YANG INDEPENDEN

7. ASPEK HUKUM LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.

RANCANGAN POJK PENETAPAN BANK YANG BERDAMPAK SISTEMIK (D-SIB) DAN CAPITAL SURCHARGE UNTUK BANK YANG BERDAMPAK SISTEMIK

KEYNOTE SPEAKER KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN ASSOCIATION CAMBISTE INTERNATIONALE WORLD CONGRESS

Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

SIARAN PERS OJK TERBITKAN TIGA PERATURAN TINDAK LANJUT UU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SEJARAH BANK INDONESIA : KELEMBAGAAN Periode

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia dewasa ini menimbulkan banyak masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

I. PENDAHULUAN. kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

Departemen Hukum Otoritas Jasa Keuangan

-2- dan/atau memperbaiki kondisi yang membahayakan kelangsungan usaha Bank Sistemik. Rencana Aksi (Recovery Plan) Bank yang ditetapkan sebagai Bank Si

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. menimbulkan munculnya gagasan pendirian bank sirkulasi untuk Hindia Belanda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang pembentukan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) bermula dari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bapak Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan; Bapak dan Ibu Yang Mewakili Satuan Kerja Pemerintah Daerah;

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

Otoritas Jasa Keuangan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Q & A TERKAIT DAMPAK SISTEMIK BANK CENTURY

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga berperan

2 Bank dan pertumbuhan ekonomi, kebijakan dimaksud perlu disesuaikan kembali. Kebijakan countercyclical ini difokuskan untuk mendorong pertumbuhan Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

KEYNOTE SPEECH PEJABAT SEMENTARA GUBERNUR BANK INDONESIA PADA SEMINAR "REFORMASI NASIONAL"

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG KOMITE KOORDINASI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENETAPAN BANK SISTEMIK DAN CAPITAL SURCHARGE

ANALISA YURIDIS TUGAS KOMITE STABILITAS SISTEM KEUANGAN DALAM PENCEGAHAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan besar terhadap dunia usaha. Tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sudah dikenal di Indonesia sejak VOC mendirikan Bank

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 RANCANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

BAB I. Pendahuluan. Dalam Pembukaan UUD 1945 tersirat suatu makna bahwa Negara. Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechtstaat)

-2- dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun Penyelesaian Bank selain Bank Sistemik oleh Lembaga Penjamin Simpanan pada dasarnya bertujuan untuk memin

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kebijakan. Deputi Kelembagaan dan Tata Laksana. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Jakarta, 25 Juni 2015

Transkripsi:

Harapan Industri Perbankan Terhadap Undang Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan Ketua Umum Sigit Pramono Seminar Bisnis Indonesia LPS, 9 Juni 2015

I. Dasar Pemikiran Kerangka Presentasi II. Rekomendasi: Cakupan Undang Undang JPSK III. Lampiran 2

I. Dasar Pemikiran 3

Protokol Krisis Sangat Diperlukan. Mengapa? Krisis Pasti Akan Terjadi Siklus Krisis Pengalaman Krisis Persoalannya kita tidak tahu kapan waktunya? Krisis mempunyai siklus tertentu Perekonomian dunia modern semakin kompleks dan hubungan ekonomi antar negara di dunia semakin terkait satu dengan lainnya Interval waktu dari krisis ke krisis berikutnya semakin pendek Pengalaman Negara Maju dan Negara Berkembang Krisis yang dipicu oleh kegagalan lembaga keuangan pernah terjadi di Inggris (dipicu Northern Rock Bank) Amerika Serikat (Lehman Brothers, Subprime Mortgage 2007/2008) Indonesia (Krisis 1997/1998) & (Krisis 2008) 4

Apa yang paling sering dipertentangkan ketika kita menangani Krisis 1997/1998 dan Krisis 2008? 1. Krisis vs Bukan Krisis 2. Bank yang diselamatkan berdampak sistemik atau tidak? 3. Siapa yang berhak menentukan krisis atau bukan krisis? Presiden? Wakil Presiden? Menteri? BI? FKSSK? 4. Apakah pengambil kebijakan pada saat krisis dapat dikriminalkan? 5. Berapa biaya yang yang dianggap wajar untuk menyelamatkan sistem keuangan? 5

Seandainya krisis terjadi sekarang ini juga, siapkah kita? Situasi seperti ketika kita menangani krisis 2008, tampaknya akan berulang. Debat politik akan terjadi, akan ada pengambil keputusan yang dikriminalisasi, atau mungkin tidak ada yang berani mengambil keputusan sehingga situasi semakin buruk. Perangkat hukum atau Protokol penanganan krisis apa yang sudah kita miliki? PP Pengganti UU No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan : Persoalannya apakah PP ini masih dianggap berlaku? Protokol koordinasi Penanganan krisis dititipkan di pasal 44 UU OJK. Ini pasal kompromi politik setelah DPR menolak PP PU. Dalam konstruksi hukum ini agak janggal, karena landasan hukum untuk melakukan koordinasi dari 4 lembaga hanya dititipkan dalam UU yang mengatur salah satu lembaga itu ( dalam hal ini OJK ) Protokol krisis seharusnya diatur dalam UU yang khusus mengatur mengenai manajemen penanganan krisis : UU JPSK. 6

Protokol Koordinasi : Pasal 44, 45 dan 46 UU No 21 Tahun 2011 tentang OJK, : Pasal kompromi politik yang dipaksakan Pasal 44 Ayat 1 : Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dibentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan dengan anggota terdiri atas : a. Menteri Keuangan selaku anggota merangkap koordinator b. Gubernur Bank Indonesia selaku anggota c. Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota d. Ketua Dewan Komisioner LPS selaku anggota Pasal 45 Ayat 2 :Dalam kondisi tidak normal untuk pencegahan dan penanganan krisis, Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua DK OJK, dan/atau Ketua DK LPS yang mengindikasikan adanya potensi krisis atau telah terjadi krisis pada sistem keuangan, masing2 dapat mengajukan ke FKSSK untuk segera dilakukan rapat guna memutuskan langkah2 pencegahan atau penanganan krisis. Dst. Pasal 45 ayat 3, ayat 4, ayat 5 7

Pembelajaran Krisis di Indonesia Indonesia pernah gagal dan pernah berhasil dalam menangani krisis - Pada saat Krisis 1997/1998 pada awalnya kita gagal total menangani krisis. Tetapi pada akhirmya kita dapat selamatkan ekonomi negara dengan biaya yang sangat mahal. - Krisis 2008 berhasil ditangani dengan biaya relatif lebih murah, namun menimbulkan persolan politik pelik yang menguras energi bangsa ini. Persiapan dan Kesiapan menghadapi krisis yang dilakukan oleh suatu negara akan menjadi salah satu faktor penting dalam manajemen perekonomian, khususnya dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan 8

Urut - Urutan Ideal Menyusun Protokol Manajemen Krisis 1. Menyusun Arsitektur Keuangan Indonesia 2. Menyusun Cetak Biru Arsitektur Perbankan Indonesia Siapa yang harus Menyusun 1 & 2? Pemerintah + DPR + BI + OJK + LPS + Pelaku Industri+ Asosiasi Industri + Akademisi 3. Menyusun Infrastruktur Legal - UU BI - UU OJK - UU LPS - UU JPSK - UU Perbankan - UU Lembaga Keuangan Non Bank - UU Asuransi - UU Pasar Modal 9

II. Cakupan Undang Undang JPSK 10

Rekomendasi Undang-undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) sekurang-kurangnya harus bisa menjadi salah satu pedoman penanganan krisis yang terjadi di masa depan bagi bangsa kita yang tentunya harus disusun berdasarkan pengalaman kegagalan dan kelemahan pengelolaan krisis di masa lalu 11

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup : i. Pengertian atau definisi, dari: - perekonomian normal, - perekonomian yang menghadapi krisis, - perekonomian yang benar-benar sedang mengalami krisis ii. Siapa atau lembaga apa yang berwenang mengelola krisis dan apa saja kewenangannya? - Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK)? - Siapakah anggota-anggotanya? Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK )? - Ataukah lembaga lain? 12

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup (lanjutan) : iii. Bagaimana protokol menangani krisis itu sendiri? iv. Tata cara penanganan Bank/Lembaga Keuangan (LK) yang menjadi pemicu krisis Apakah ditutup? Apakah diselamatkan? v. Kriteria Bank/LK yang bisa diselamatkan: Berapa besarnya bank? Apakah termasuk Systemically Important Bank (SIB) atau bukan? Bagaimana kompleksitasnya? Kaitan dengan konglomerasi. Risiko Penularan 13

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup (Lanjutan) : vi. Siapa yang menanggung biaya penyelamatan Bank/LK Apakah BI, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), ataukah Pemerintah (Pembayar Pajak)? Bagaimana seandainya ditanggung BI, LPS atau Pemerintah? vii. Siapa yang melakukan penyelamatan sementara? Apakah LPS atau lembaga lain? Apa kewenangannya? Berapa lama penyelamatan sementara? 14

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup (Lanjutan) : viii. Perlukah lembaga pengelolaan perbankan sementara Badan Restrukturisasi Perbankan seperti dahulu Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)? Asset Mangement Unit (AMU) ataukah Asset management Investment (AMI)? Apa saja kewenangannya? Siapa pengelola sementara Bank/LK? ix. Keputusan untuk menutup atau menyelamatkan bank harus satu paket dengan keputusan memberikan atau tidak memberikan blanket guarantee 15

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup (Lanjutan) : Berkaca dari kasus BC, jika ada ancaman krisis di masa depan, para pejabat publik yang berwenang akan takut memutuskan suatu kebijakan. Karena, ada kemungkinan kebijakan tersebut dipolitisasi dan dikriminalisasi, yang kita tahu prosesnya sangat menguras emosi, pikiran, waktu dan tenaga. 16

Rekomendasi Dalam Manajemen Krisis yang akan diatur di UU JPSK harus mencakup (Lanjutan) : Menurut Paul Krugman, prinsip dasar yang harus dipegang pembuat kebijakan keuangan ialah bahwa apapun yang ketika terjadi krisis keuangan harus diselamatkan karena memegang peran penting dalam mekanisme sistem keuangan harus diatur sebelum krisis itu benar-benar terjadi. x. Living Will dan Funeral Plan bagi Bank/LK 17

TERIMA KASIH

III. Lampiran 19

Best Practise; Malaysia Blueprint Sektor Keuangan (2011 2020) Pada Desember 2011, Bank Negara Malaysia (BNM) yang merupakan bank sentral Malaysia mengeluarkan Financial Sector Blueprint. Blueprint ini merupakan panduan sistem keuangan di Malaysia selama lebih dari 10 tahun sesuai dengan tujuan Malaysia menjadi negara dengan perekonomian yang bernilai tambah tinggi dan berpenghasilan tinggi. 20

Best Practise; Malaysia Ada 9 fokus dalam blueprint tersebut: 1. Intermediasi yang efektif untuk menciptakan nilai tambah dan ekonomi berpenghasilan tinggi 2. Pengembangan kedalaman dan kedinamisan pasar keuangan 3. Inklusi keuangan untuk pemerataan 4. Penguatan integrasi keuangan di regional dan internasional 5. Internasionalisasi Sistem Keuangan Syariah 6. Pengaturan dan pengawasan untuk menjamin kestabilan sistem keuangan 7. Sistem Pembayaran elektronik untuk tujuan efisiensi 8. Pemberdayaan Konsumen 9. Pengembangan bakat untuk mendukung sektor keuangan yang lebih dinamis 21

Best Practise; Malaysia Blueprint Sektor Keuangan (2011 2020) Sejalan dengan blueprint, terdapat undang-undang baru yaitu Financial Services Act 2013 dan the Islamic Financial Services Act 2013, yang dikeluarkan pada 30 Juni 2013 yang masing-masing mengatur tentang sistem keuangan konvensional dan sistem keuangan syariah. Financial Services Act 2013 (FSA) merupakan aturan pokok yang mengatur industri keungan konvensional, dan sekaligus menggantikan Banking and Financial Services Act 1989 (BAFIA), Insurance Act 1996, Payment System Act 2003 dan Exchange Control Act 1953. Sebaliknya, Islamic Financial Services Act 2013 (IFSA) mengatur tentang sistem keuangan syariah dan menggantikan Islamic Banking Act 1993 dan Takaful Act 1984. 22