Penerapan Pancasila dalam Dunia Maya

dokumen-dokumen yang mirip
Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK [LN 2008/58, TLN 4843]

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 4/7/2014 nts/epk/ti-uajm 2

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG - UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Mewujukan Netizen Cilik yang Berbudaya Bali

Tugas I Keamanan Sistem Informasi

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perpustakaan LAFAI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CERDAS ber-media SOSIAL SERI DIGITAL LITERASI RELAWANTIK INDONESIA

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN CYBERCRIME (CRIMINAL LAW POLICY IN PREVENTING CYBERCRIME)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

1. Para Penyedia Layanan Aplikasi Dan/Atau Konten Melalui Internet (Over

UNDANG - UNDANG INFORMASI dan TRANSAKSI ELEKTRONIK

Penerapan UU-ITE pada Masyarakat Informasi

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

POIN PENTING DALAM UU ITE

15 Februari apa isi rpm konten

UU no.11/2008 Inf Transaksi Elk Pertemuan ke-8

FUNGSI HUKUM MENGHADAPI TRANSFORMASI SOSIAL DUNIA MAYA

Berdasarkan keterangan saya sebagai saksi ahli di bidang Hukum Telematika dalam sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 19 Maret 2009, perihal Pengujian

Balikpapan, 19 Agustus

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF

Keamanan Sistem Informasi

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Bab 2 Etika, Privasi

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

Lex Crimen Vol. III/No. 3/Mei-Jul/2014

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

Asas dan Tujuan. dengan tujuan untuk: Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hokum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tempat Terjadinya Tindak Pidana ( Locus Delicti )

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga penyebaran. informasi dapat berjalan cepat dan tidak mengenal jarak.

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN SISTEM KLASIFIKASI KEAMANAN DAN AKSES ARSIP DINAMIS

DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

MENYOAL ORGANISASI KEMASYARAKATAN (ORMAS) ANTI-PANCASILA Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 30 Mei 2016; disetujui: 21 Juni 2016

HUKUM TELEMATIKA (CYBER CRIME LAW) RUSSEL BUTARBUTAR, SH.,ST.,MH.,MM

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Bahwa tinjauan yuridis atas sengketa kasus ini ditinjau dari Undang-undang Nomor 5 Tahun

REVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP HOAX

PERATURAN TENTANG. Bekasi. Tanggal. Ttd H. UJU

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

Widaningsih 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 76/PUU-XV/2017

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TENTANG MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMAHAMAN ETIKA BERKOMUNIKASI DIMEDIA SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Penerapan Pancasila dalam Dunia Maya (Dosen : Irton,SE,M.SI) Makalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila Disusun oleh : Devita Ika Fahmasari 11.01.2903 Kelompok B JURUSAN D3-TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

ABSTRAKSI Pancasila merupakan Ideologi nasional yang merupakan dasar Negara kita. Ideologi sebagai dasar Negara merupakan pedoman hidup kita dasar kita untuk berperilaku.maka dari itu segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan Pancasila. Internet merupakan salah satu kebutuhan primer di era modernisasi dan globalisasi.sehingga seirin dengan kemajuan jaman internet semakin banyak penggunanya.pada saat ini pengguna internet sangat banyak.sehingga pemerintah segera menanggapinya dengan membuat peraturan perundang-undangan yang disebt dengan UU ITE. Penerapan Pancasila dalam dunia maya adalah menerapkan peraturan UU ITE dalam segala kegiatan kita di dunia maya.karena pada dasarnya UU ITE dibuat berdasarkan Pancasila sebagai dasar Negara kita.jadi dengan mentaati peraturan UU ITE kita sudah menerapkan Pancasila dalam dunia maya.

BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Masalah Pancasila merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan bernegara di Indonesia.Karena Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang merupakan landasan semua aspek dalam kehidupan bernegara di Indonesia.Melihat kenyataan tersebut,maka dapat diambil kesimpulan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan Pancasila.Sementara itu di sisi lain dunia maya merupakan dunia yang sangat diminati di era globalisasi pada saat ini.dunia maya juga sangat erat hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat di Indonesia.Sebagai warga Negara Indonesia yang sangat menjunjung tinggi pancasila hendaknya kita warga Negara Indonesia menggunakan landasan ideologi Pancasila dalam semua kegiatan dan perbuatan yang mereka lakukan.tak terkecuali dalam penggunaan dunia mayapun kita juga harus menggunakan landasan Ideologi Pancasila dalam bertindak. Dunia maya merupakan sesuatu yang baru,karena kemunculannya jauh setelah uadanya Pancasila dan terincinya peraturan-praturan yang berlandaskan Pancasila yaitu UU (Undang-Undang) dibuat.penerapan Pancasila di dunia maya menjadi sedikit tak dipahami betul-betul oleh sebagian warga negara Indonesia.Penyalahgunaan Teknologi Informasi kerap ditemukan.hal tersebut dikarenakan karena kurangnya pemahan sebagian warga Negara Indonesia akan makna Ideologi Pancasila,juga bisa juga dikarenakan karena mereka menganggap dunia maya hanyalah dunia maya yang tidak nyata dan tempat untuk mengekspresikan diri sebebas-beasnya.padahal dalam kenyataannya dunia maya sudah sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat warga negara Indonesia. 2.Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai Ideologi Nasional? 2. Bagaimana hukum berbagai kegiatan di dunia maya? 3. Bagaimana cara menerapkan Ideologi Pancasila dalam dunia maya?

BAB II Pembahasan 1.Apakah yang dimaksud Pancasila sebagai Ideologi Nasional? Istilah Ideologi berasal dari kata "idea" yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan "logos" yang berarti ilmu. Dalam pengertian seharihari, "idea" disamakan artiannya dengan "cita-cita". Cita-cita yang dimaksud bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita-cita, dari sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. Dalam arti luas, Ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nila-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam arti sempit Ideologi adalah gagasan-gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dengan bertindak. Selain itu Ideologi juga mempunyai banyak fungsi yaitu : 1. Struktur Kognitif Ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian di alam sekitar. 2. Orientasi Dasar Dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia. 3. Norma-norma Yang menjadi pedoman pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak. 4. Bekal dan Jalan Bagi seseorang untuk menemukan identitasnya, kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan. 5. Pendidikan Bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta menolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.

Di sisi lain Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata dan mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat dijabarkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara berarti: 1. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan Negara. 2. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan Negara 3. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai Ideologi Nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Ideologi dapat diartikan sebagai ajaran, doktrin, atau ilmu yang diyakini kebenarannya, disusun secara sistematis, dan diberi petunjuk pelaksanaanya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.secara harfiah, "Ideologi" berarti ilmu tentang gagasan, cita-cita. Secara singkat dapat disimpuklan bahwa Pancasila sebagai Ideologi Nasional berfungsi sebagai tujuan atau cita-cita dari bangsa Indonesia serta sebagai sarana pemersatu bangsa. Makna Ideologi Pancasila yaitu sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2. Bagaimanakah hukum berbagai kegitan di dunia maya? Dengan semakin maraknya penggunaan dunia Internet yang sering disebut juga dengan dunia maya,maka pemerintahpun mengimbanginya dengan membuat Undang Undang yang mengatur tentang kegiatan para masyarakat di Indonesia dan disebut sebagai Undang undang ITE.Salah satunya yaitu UU No.8 tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Seperti di dalam UU No.11 Tahun 2011 dalam pasal 4 dijelaskan bahwa Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; 2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; 4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan

5. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi. Berikut merupakan peraturan Perundang-Undangan mengenai fungsi Teknologi Informasi.Sedangkan mengenai peraturan mngenai ITE adalah sebagai berikut. Dalam UU No.11 Tahun 2011 dituliskan dalam BAB VII bahwa perbuatan yang dilarang adalah sebagi berikut : BAB VII PERBUATAN YANG DILARANG Pasal 27 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian. (3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. (4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman. Pasal 28 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pasal 29 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

Pasal 30 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. (3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan. Pasal 31 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan. (3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 32 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembun yikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.

(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya. Pasal 33 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pasal 34 (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki: a. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33; b. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33. (2) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan tindak pidana jika ditujukan untuk melakukan kegiatan penelitian, pengujian Sistem Elektronik, untuk perlindungan Sistem Elektronik itu sendiri secara sah dan tidak melawan hukum. Pasal 35 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik. Pasal 36 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian bagi Orang lain.

Pasal 37 Setiap Orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 36 di luar wilayah Indonesia terhadap Sistem Elektronik yang berada di wilayah yurisdiksi Indonesia. Di Indonesia ternyata UU mengenai kegiatan di dunia maya maupun Inernet ternyata sudah sangat rinci dan jelas hal-hal yang dilarang dilakukan.maka dari itu kita harus pelajari baik-baik UU tersebut agar tidak terkena masalah dengan UU Negara Indonesia. 3. Bagaimana cara penerapan pancasila dalam dunia maya? Dalam menerapkan Pancasila di dunia maya tentu saja kita harus mentaati segala peraturan mengenai tata cara menggunakan layanan internet atau dunia maya yang disebut sebagai UU ITE.Karena pada dasarnya UU ITE itu dibuat berdasarkanpancasila sebagai dasar Negara kita. Penerapan Pancasila dalam dunia maya yaitu mentaati peratura perudangundangan mengenai dunia sistem informasi yaitu UU ITE.Jadi,dengan memahami, kemudian mentaati UU ITE berarti kita sudah menerapkan Pancasila dalam dunia maya.

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Penerapan Pancasila dalam dunia maya adalah dengan mentaati segala peraturan mengenai kegiatan di dunia maya yaitu UU ITE.Karena UU ITE dibuat berdasarkan Pancasila.Para pengguna Internet atau sering disebut dengan dunia maya hendaknya memahami betul-betul mengenai UU ITE tersebut.karena hal itu sangat penting sehingga mereka tidak terjerumus dalam kesalahan yang sebenarnya mereka tidak sadar akan kesalahan mereka tersebut. 2. Saran Pemahaman akan Ideologi pancasila harus lebih ditingkatkan lagi kepada para warga Negara Indonesia.disamping itu pemahaman akan penerapan Ideologi pancasila dalam dunia maya haruslah lebih ditingkatkan juga.karena dalam era globalisasi ini kita harus tetap menjaga Ideologi Pancasila agar tetap menjadi kebanggan bangsa Idonesia.Meskipun jaman sudah berubah dan semakin derasnya pengaruh globalisasi dari dunia luar,akan tetapi Ideologi Pancasila harus tetap menjadi kebanggaan kita bersama dan selalu kita gunakan Ideologi Pancasila tersebut sebagai identitas kita sebagai warga Negara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA http://arykamara.wordpress.com/2008/11/16/pelaksanaan-pancasila-dalambeberapa-aspek-kehidupan-dalam-era-reformasi/ diunduh tanggal 9 Oktober 2011 http://bandunglover.wordpress.com/indonesia/butir-butir-pancasila/ diunduh tanggal 9 Oktober 2011 http://blog.kenz.or.id/2006/06/01/45-butir-pengamalan-pancasila.html diunduh tanggal 9 Oktober 2011 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasilasebagai-dasar-negara/#ixzz1ai63ojxx diunduh tanggal 9 Oktober 2011 2011 http://www.lipi.go.id/intra/informasi/1250035982.pdf diunduh tanggal 9 Oktober