PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI LAHAN KERING DATARAN RENDAH DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Abstrak

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

Penerapan Inovasi Teknologi Beberapa Varietas Bawang Merah di Daerah Dataran Rendah Sulawesi Barat

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

Peningkatan Indeks Panen pada Pertanian Lahan Kering Beriklim Kering sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Petani

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK. Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

KAJIAN SISTEM PEMASARAN MENDUKUNG AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN DONGGALA. Kegiatan

KAJIAN MANFAAT IRIGASI WADUK PELAPARADO DI KABUPATEN BIMA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DAN KESEMPATAN KERJA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI DATARAN TINGGI KERINCI PROVINSI JAMBI. Suharyon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA WOMBO KALONGGO KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN MAJALENGKA (INCOME ANALYSIS OF SHALLOT FARMING IN MAJALENGKA REGENCY)

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN DI KABUPATEN TEGAL

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

IV. METODE PENELITIAN

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADOPSI TEKNOLOGI PHT PERKEBUNAN TEH RAKYAT. Oleh : Rosmiyati Sajuti Yusmichad Yusdja Supriyati Bambang Winarso

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

Transkripsi:

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH Muh. Rusdi, Herman S. dan Ruslan Boy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK Di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Lembah Palu terdapat komoditas bawang merah unggul lokal daerah yang sudah cukup dikenal sebagai sumber bahan baku bawang goreng, tetapi belum banyak diketahui potensinya. Kajian ini bertujuan: 1) mengidentifikasi karakterisasi petani dan usahatani bawang merah lokal palu, dan (2) menganalisis tingkat pendapatan rumah tangga petani dan kelayakan ekonomi usahatani. Penelitian dilaksanakan di Desa Guntarano Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala, pada bulan Oktober hingga Desember 2009. Data dan informasi dikumpulkan dengan cara wawancara mengunakan kusioner semi struktur kepada responden. Untuk mengetahui sejauhmana kontribusi inovasi teknologi dengan pendekata PTT terhadap peningkatan pendapatan petani maka responden dipilih menjadi dua kelompok yaitu (1) 4 petani binaan, dan (2) 15 petani non binaan. Responden dipilih secara acak sederhana (random sampling). Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani bawang merah lokal palu yang dilakukan oleh petani kooperator dengan pendekatan PTT lebih menguntungkan (R/C= 6, 27) dan lebih efisien dengan nilai NKB 1,7 dibandingkan dengan usahatani yang dilakukan oleh petani non kooperator (tanpa pendampingan teknologi PTT) dengan nilai kelayakan ekonomi (R/C= 5,25). Dapat disimpulkan bahawa pendampingan atau pengawalan teknologi dengan pendekatan PTT meberikan kontribusi positif pada efifiensi atau kelayakan usahatani dan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga petani pada usahatani bawang merah lokal palu. Kata Kunci: Karakterisasi, Analisis Pendapatan Petani dan Bawang Merah Lokal Palu PENDAHULUAN Di Sulawesi Tengah, bawang merah sebagai komoditas komersil, sbagian besar untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan antar pulau, sehingga komoditas ini memiliki arti penting di Sulteng khususnya di Lembah Palu. Tanaman ini juga merupakan komoditas strategis dan ekonomis karena dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga dapat dijadikan salah satu andalan baru bagi pertumbuhan ekonomi di masa datang (Pasandaran dan Hadi, 1994). Meskipun sebagai komodtas penting dan andalan pendapatan umah tangga di Kelurahan Guntarano, namun ratarata produktivitasnya masih rendah. Produktivitas ini masih bisa ditingkatkan apabila faktorfaktor yang mempengaruhi usahatani bawang merah 59

dikelola secara optimal yaitu tanah, iklim, teknologi produksi, permodalan dan tenaga kerja (Thamrin et al., 2003). Luas areal pertanaman bawang merah di Sulawesi Tengah pada tahun 2008 seluas 939,0 ha dengan produkstivitas sebesar 6,01 ton/ha. Sedangkan untuk Kota Palu luas areal pertanaman bawang merah seluas 104,0 ha (11,08%) dan produktivitas sebesar 5,799 ton/ha (BPS Sulawesi Tengah, 2009). Kota Palu merupakan salah satu daerah yang mengsuplai bawang merah yang cukup dikenal secara regional. Bawang merah lokal palu bukan saja untuk kebutuhan konsumen tetapi juga digunakan untuk benih oleh beberapa daerah seperti Gorontalo, Manado dan daerahdaerah lain di Sulawesi Tengah. Di Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Lembah Palu terdapat komoditas bawang merah unggul lokal daerah yang sudah cukup dikenal sebagai sumber bahan baku bawang goreng. Kajian ini bertujuan mengetahui karakteristik usahatani bawang merah lokal palu dan analisis pendapatan rumah tangga petani, kelayakan ekonomi usaha serta permasalahanpermasalahan yang dihadapi petani. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Desa Guntarano Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala, mulai bulan Oktober hingga Desember 2009. Wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi bawang merah lokal palu di Sulawesi Tengah dan pada umumnya pekerjaan pokok masyarakat adalah berusahatani bawang merah. Data dan informasi dikumpulkan dengan cara wawancara mengunakan kusioner semi struktur kepada responden. Untuk mengetahui sejauhmana kontribusi inovasi teknologi dengan pendekata PTT terhadap peningkatan pendapatan petani maka responden dipilih menjadi dua kelompok yaitu (1) 4 petani yang menjadi petani kooperator (petani binaan), dan (2) 15 petani non kooperator (tidak dibina). Responden dipilih secara acak sederhana (random sampling). Jenis data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik responden, (umur, pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan keluarga dll.), penerapan/adopsi inovasi teknoogi PTT, pemakaian sarana produksi, produktivitas dan harga bawang. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Disamping itu juga dilakukan analisis kuantitatif yakni analisis pendapatan rumahtangga petani kooperator dan petani non kooperator dan kelayakan ekonomi usahatani bawang. Untuk melihat sejauhmana kontribusi inovasi teknologi PTT terhadap perbandingan keragaan tingkat pendapatan antar petani kooperator dan petani non kooperator, maka digunakan tolok ukur Nisbah Peningkatan Keuntungan Bersih (NKB) dengan rumus (Adnyana dan Kariyasa, 1995): KB ptt NKB = KB tp 60

dimana: NKB KB ptt KB tp = Nilai Peningkatan Keuntungan Bersih = Keuntungan Bersih dari Penerapan PTT = Keuntungan Bersih dari Penerapan Teknologi Petani Sebaliknya untuk mengetahui kelayakan ekonomi usahatani bawang merah lokal palu melalui formulasi R/C (Nurmanaf et al., 2005) adalah: R/C = TR/TC dimana: TR = Total penerimaan usahatani bawang TC = Total biaya usahatani bawang HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden dan Usahatani Ratarata umur petani bawang merah lokal palu di Desa Guntarano Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala, adalah 38 tahun (kisaran 1551 tahun). Menurut Nurmanaf (2001 dalam Munier, 2003) petani atau peternak pada kisaran umur antara 1554 tahun adalah usia produktif dan biasanya produktivitas kerjanya tinggi, dan umumnya teralokasi untuk beragama akitifitas usahatani. Kualitas sumberdaya manusia (SDM) salah satunya dapat diketahui dari tingkat pendidikannya, baik pendidikan formal maupun non formal. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kualitas SDM akan semakin baik. Menurut Irwan (2004) bahwa pengembangan SDM diindikasikan dengan peningkatan pendidikan dan membaiknya kondisi kesehatan dan gizi penduduk yang pada gilirannya akan menghasilkan perbaikan tingkat produktivitas angkatan kerja penduduk. Peningkatan produktivitas akan mempengaruhi peningkatan produksi pangan dalam negeri. Penerapan Inovasi Teknologi PTT Hasil pendampingan inovasi teknologi dengan konsep PTT kepada petani kooperator melalui penerapan berbagai komponen teknologi PTT yang dilakukan oleh petani kooperator dibandingkan dengan penerapan teknologi oleh petani non kooperator diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Komponen teknologi yang diterapkan meliputi: penggunaan bibit/umbi bawang, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT), sanitasi lahan dan penyiangan, pengaturan air, panen yang tepat dan pengelolaan pasca panen yang baik (Tabel 2). 61

Tabel 2. Analisis Biaya dan Komponen Teknologi pada Usahatani Bawang Merah Lokal Palu, 2009 Uraian A. Sarana Produksi: Bibit/umbi (kg/ha) Pupuk AnOrganik (kg/ha) Urea ZA NPK Pupuk Organik (Kandang kg/ha) Pestisida( kg,ltr/ha): Nabati Herbisida Insektisida Petani Kooperator (Teknologi PTT) Volume Harga Satuan (Rp) 750 5.000 820 ltr 4 ltr 1.000 1.000 141.500 Nilai (Rp/ha) Volume Harga Satuan (Rp) 22.500.000 90.000 5.000.000 820.000 566.000 600 75 0,5 ltr 0,5 ltr Petani Non Kooperator (Teknologi Petani) Nilai (Rp/ha) 1.400 12.000 14.000 18.000.000 105.000 60.000 70.000 Jumlah A 28.976.000 18.235.000 B. Tenaga Kerja: Pengolahan tanah Pembuatan bedengan Protol Penanaman Pemupukan Penyiangan Pengairan Penyemprotan Panen Pengangkutan 40 HOK 32 HOK 80 HOK 36 HOK 60 HOK 16 HOK 25.000 400.000 1.200.000 750.000 960.000 2.400.000 2.000.000 1,080.000 1.800.000 400.000 250.000 35 HOK 30 HOK 60 HOK 24 HOK 40 HOK 14 HOK 600.000 400.000 1.050.000 700.000 900.000 1.800.000 1.500.000 720.000 1.200.000 420.000 150.000 Jumlah 11.240.000 8.840.000 Total Biaya Produksi (A + B) 40.216.000 27.075.000 Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Analisis pendapatan dan kelayakan usahatani bawang antara petani kooperator dan petani non kooperator disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Ekonomi Usahatani Bawang Merah Lokal Palu, 2009 Uraian Petani Kooperator Petani Non Kooperator (Teknologi PTT) (Teknologi Petani) Produksi (kg/ha) Harga Jual Ditingkat Petani (Rp/Kg) Total Penerimaan (Rp) 14.425 17.500 252.437.500 8.125 17.500 142.187.500 Total Biaya Produksi (Rp) 40.216.000 27.075.000 Total Pendapatan Bersih (Rp/Ha) R/C ratio 212.221.500 6,27 115.112.500 5,25 Nisbah Peningkatan Pendapatan Bersih (NKB) 1,7 Berdasarkan hasil analisis pendapatan rumah tangga petani pada usahatani bawang merah lokal palu diatas telah mengalami peningkatan pendapatan bersih yang cukup signifikan. Perbedaan (margin) pendapatan bersih antara petani kooperator dan petani non kooperator adalah sebesar Rp. 212.221.500 62

126.837.500 = Rp. 85.384.000.. Pengaruh inovasi teknologi pendekatan PTT terhadap peningkatan pendapatan petani cukup besar, dan hasil analisis dari nilai peningkatan pendapatan bersih (NKB) juga memberikan kontribusi peningkatan yang cukup tinggi. Berkaitan dengan hasil analisis ini, cakupan penerapan teknologi dengan pendekatan PTT pada usahatani bawang merah lokal palu hendaknya diperluas dan diintensifkan pendapingan atau pengawalannya, agar produksi dan atau produktivitas meningkat secara signifikan dan kesejahteraan petani juga meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ratarata umur petani berada pada usia produktif adalah 38 tahun (kisaran 15 51 tahun). adalah usia produktif. Tingkat pendidikan petani relative rendah (SD), namun demikian pengalaman berusahatani bawang ratarata 10,6 tahun. Luas lahan yang diusahakan petani sekitar 0,250,50 ha dan hanya menggunakan varietas lokal. 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendapatan dan kelayakan usahatani yang diperoleh petani kooperator dengan pembinaan penerapan teknologi PTT lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh petani non kooperator (non binaan PTT). 3. Usahatani bawang merah lokal palu yang dilakukan oleh petani di Sulawesi Tengah adalah layak dan efisien karena nilai R/C lebih dari satu. Pembinaan penerpan teknologi dengan pendekatan PTT meningkatkan pendapatan rumah tangga petani. Saran Pembinaan atau pengawalan inovasi teknologi dengan pendekatan PTT pada usahatani bawang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Oleh karena itu, cakupan penerapan inovasi teknologi PTT pada usahatani bawang lebih diintensif dan dikembangkan secara luas agar produksi dan produktivitas bawang lebih meningkat secara siginifikan dan kesejahteraan petani juga meningkat. DAFTAR PUSTAKA Adnyana, M. O. dan K. Kariyasa, 1995. Model Keuntungan Kompetitif sebagai Analisis dalam Memilih Komoditas Pertanian Unggulan. Informatika Penelitian. Vo. 5 (2). Program Penyiapan Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. BPS., 2009. Sulawesi Tengah Dalam Angka. Biro Pusat Statistik Sulawesi Tengah, Palu. 63

Irwan, P. B., 2004. Peranan Pembangunan Manusia dalam Mendukung Pemantapan Ketahanan Pangan. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta, 1719 Mei. Halaman: 163181. Munier, F.F., 2003. Karakteristik Sistem Pemeliharaan Ternak Ruminansia Kecil di Lembah Palu Sulawesi Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veterinier. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Litbang Pertanian. Deptan, Bogor. Nurmanaf, 2005. Panel Petani Nasional (Patanas). Dinamika Sosial Ekonomi Rumahtangga dan Masyarakat Pedesaan: Analisis Profitabilitas Usahatani dan Dinamika Harga dan Upah Pertanian. Laporan Akhir. Pusat penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Nurtika, N., 1994. Penelitian Tomat dalam 19891992. Prosiding Rapat Tehnis Puslitbanghor. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Hal. 175176. Pasandaran, E dan P.U.Hadi, 1994. Prospek Komoditas Hortikultura di Indonesia dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi. Prosiding Rapat Kerja Penyusunan Prioritas dan Desain Penelitian Hortikultura. Puslitbanghor. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Hal. 6579. Thamrin M., Ramlan, Armiati, Ruchjaningsih dan Wahdania, 2003. Pengkajian Sistem Usahatani Bawang Merah di Sualawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Pertanian, Vol.6 (2): 141153. 64