I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

Produk Domestik Regional Bruto

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan pembangunan yang dipandang tepat dan strategis dalam rangka pembangunan wilayah di Indonesia sekaligus mengantisipasi dimulainya era perdagangan bebas adalah kebijakan pengembangan ekonomi lokal. Kebijakan pengembangan ekonomi lokal pada hakekatnya merupakan kebijakan pembangunan di daerah yang didasarkan pada pengembangan sektor-sektor yang menjadi prioritas unggulan yang diusahakan dalam aktivitas ekonomi masyarakat lokal (Wiranto, 2007). Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1997), dengan adanya otonomi daerah maka setiap daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur daerahnya masing-masing sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat dalam pembangunan daerahnya. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Jawa Tengah. Sektor perekonomian di Kabupaten Sukoharjo ditopang oleh sembilan sektor yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air minum; bangunan; perdagangan, angkutan dan perhubungan; lembaga keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan; jasa-jasa, dengan adanya otonomi daerah Kabupaten Sukoharjo terus mengembangkan pembangunan ekonomi salah satunya adalah sektor pertanian, karena sektor pertanian mempunyai peranan penting bagi pembangunan ekonomi di Kabupaten Sukoharjo. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan Kabupaten Sukoharjo relatif tinggi dan berdasarkan visi Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010 sektor pertanian merupakan sektor

2 yang menjadi tumpuan dan harus terus dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi PDRB sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo yang menempati urutan ketiga setelah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Besarnya kontribusi PDRB sektor perekonomian di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2004-2007 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kontribusi PDRB Sektor Perekonomian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2004-2007 (%) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik & Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan Jasa & Pemerintah Tahun 2004 2005 2006 2007 20,02 20,37 20,20 20,24 0,88 0,86 0,83 0,81 30,69 30,49 30,29 30,09 0,96 0,94 0,95 1,03 3,88 4,00 4,16 4,19 27,94 27,92 27,86 27,86 4,27 4,31 4,35 4,36 3,36 3,33 3,33 3,37 8,00 7,78 8,03 8,05 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 Sunber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa kontribusi PDRB terbesar yaitu sektor industri pengolahan kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan kedua. Kontribusi PDRB sektor pertanian menempati urutan ketiga. Kontribusi PDRB sektor pertanian pada tahun 2004-2007 mengalami fluktuatif. Tahun 2007 kontribusi PDRB sektor pertanian mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 20,24%. Hal ini berarti bahwa keadaan tersebut harus ditingkatkan. Disamping kontribusi sektor perekonomian, peranan sektor perekonomian dalam pembangunan dapat dilihat dari laju pertumbuhan sektor perekonomian. Laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 5,11%. Laju pertumbuhan yang paling besar peningkatannya adalah sektor listrik dan air minum yaitu sebesar 13,30 % menyusul kemudian sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan sebesar 6,53%, sektor bangunan sebesar 5,76% dan sektor angkutan sebesar 5,65%. Sedang laju pertumbuhan paling kecil

3 dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 2,07%. Pertumbuhan yang signifikan di sektor listrik terjadi akibat masih banyaknya pembangunan perumahan guna memenuhi banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan perumahan sehingga kebutuhan akan listrik meningkat serta berjalannya sektor industri yang semakin membaik (BPS, 2007). Sektor pertanian tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 5,30% lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2006 yang sebesar 3,68%. Hal ini disebabkan masing-masing subsektor dalam sektor pertanian pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan positif yaitu subsektor tabama 4,91%; subsektor perkebunan 15,71%; subsektor peternakan 6,47% dan subsektor kehutanan 5,30%. Sektor pertanian terdiri dari lima subsektor yaitu tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Setiap subsektor memiliki potensi yang berbeda-beda. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan sub sektor yang memiliki peranan yang penting di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebagai penyedia pangan. Hal ini dapat dilihat dari produksi padi sawah dan gogo pada tahun 2006 yang cukup besar bila dibandingkan dengan tanaman bahan makanan yang lain dengan produksi sebesar 313.788 ton. Sedangkan tanaman bahan makanan lain yang produksinya relatif besar yaitu ubi kayu dengan jumlah produksi sebesar 91.181 ton pada tahun 2006. Untuk itu perlu adanya perencanaan pengembangan baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam sektor pertanian sehingga produktivitas sektor pertanian dapat terus optimal. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di Kabupaten Sukoharjo diantaranya adalah penelitian dari Hastuti (2002) tentang Analisis Komponen Pertumbuhan Sektor Pertanian sebagai Dasar Prencanaan Pembangunan Wilayah di Kabupaten Sukoharjo, Indriastuti (2004) tentang Analisis Identifikasi Sektor Pertanian dalam Penetapan Sub Sektor Pertanian Unggulan di Kabupaten Sukoharjo, Noviarti (2006) tentang Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Sukoharjo, dan Wisanto (2007) tentang

4 Analisis Ekonomi Basis Sektor Pertanian dalam Menghadapi Otonomi Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya mengidentifikasi suatu sektor baik sektor basis maupun sektor non basis, menganalisis pertumbuhan dan sektor yang menjadi unggulan, belum memfokuskan pada strategi pengembangannya. Untuk itu perlu adanya penelitian tentang strategi pengembangan sektor pertanian baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Pembangunan pertanian yang berkelanjutan memerlukan strategi pengembangan, baik strategi pengembangan dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Untuk itu perlu adanya kajian lebih mendalam mengenai strategi pengembangan yang tepat dalam pembangunan sektor pertanian. Penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan informasi strategi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo yang tepat baik dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. B. Rumusan Masalah Pembangunan di Kabupaten Sukoharjo ditopang oleh sembilan sektor perekonomian yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik dan air minum; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan serta sektor jasa dan pemerintah. Berdasarkan Tabel 1 kontribusi PDRB terbesar adalah sektor industri pengolahan kemudian sektor perdagangan dan yang sektor pertanian menempati urutan ketiga. Sedangkan laju pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2003-2007 fluktuatif. Berdasarkan Tabel 2 laju pertumbuhan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian. Laju pertumbuhan dapat meningkat dengan penentuan strategi yang tepat. Keberhasilan pembangunan dapat tercapai optimal apabila strategi yang ditetapkan tepat dan sesuai dengan potensi yang dimiliki, oleh karena itu memerlukan identifikasi atau pengklasifikasian sektor baik sektor perekonomian maupun subsektor yang tergabung dalam sektor pertanian.

5 Tabel 2. Laju Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2003-2007 (%) Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Ratarata 0,84 6,23 5,94 3,68 5,30 4,40 7,92-7,73 1,93 1,26 2,07 1,09 3,57 0,71 6,82 3,49 5,76 6,03 3,31 13,84 1,16 4,07 4,18 5,52 3,46 1,46 7,26 4,01 12,37 6,18 1,22 7,91 5,44 6,70 PDRB 3,97 4,33 4,11 4,54 5,11 4,41 4,98 3,43 3,82 5,88 8,75 4,33 5,40 4,40 4,41 13,30 5,76 5,09 5,49 6,53 3,71 7,04 5,95 4,20 Sumber: BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 Sektor pertanian merupakan salah satu sektor perekonomian yang penting di Kabupaten Sukoharjo, dan merupakan sektor penyumbang PDRB yang besar terhadap PDRB secara regional di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi PDRB sektor pertanian, yang terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Tabel 3. Kontribusi Sektor dan Subsektor terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2004-2007 (%) SubSektor Pertanian Tahun 2004 2005 2006 2007 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan 15,41 0,66 3,20 0,59 0,15 15,50 0,58 3,54 0,58 0,17 15,60 0,54 3,35 0,55 0,16 15,57 0,59 3,40 0,53 0,15 Total 20,01 20,37 20,20 20,24 Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa pada periode tahun 2007 kontribusi subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo masing-masing adalah 15,57%, 0,59%, 3,4%, 0,53% dan 0,15%. Kontribusi 5,16 5,18

6 terbesar adalah subsektor tanaman bahan makanan dan terkecil adalah subsektor perikanan. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten penyandang pangan di Jawa Tengah (BPS, 2007), sehingga produktivitas bahan makanan khususnya padi terus ditingkatkan. Disamping dari kontribusi terhadap PDRB kondisi pertanian di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat dari laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2004-2007 (%) SubSektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Tahun 2004 2005 2006 2007 6,55 4,69 5,21 4,91 13,44-8,40-2,72 15,71 4,10 15,31-0,99 6,47 0,83 1,44-1,04 0,94 12,93 15,40-0,44-1,58 Pertanian 6,23 5,94 3,68 5,30 Sumber : BPS Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007 Berdasarkan data dan informasi dari BPS Sukoharjo pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2006 mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 3,68% meskipun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan hampir setiap subsektor dalam sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif kecuali subsektor tanaman bahan makanan. Sedangkan pada tahun 2007 pertumbuhan sektor pertanian adalah 5,30%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2006 karena subsektor yang tergabung dalam sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif kecuali subsektor perikanan. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo program kerja dalam sektor pertanian meliputi: a. Program peningkatan kesejahteraan petani, salah satunya dengan mengadakan pelatihan petani dan pelaku agribisnis. b. Program peningkatan ketahanan pangan dengan pengembangan intensifikasi tanaman padi dan palawijo c. Program peningkatan pemasaran hasil pertanian/ perkebunan

7 d. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan e. Program peningkatan produksi hasil peternakan f. Program pengembangan budidaya perikanan dengan pengembangan bibit ikan unggul. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana klasifikasi sektor perekonomian di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen? 2. Bagaimana klasifikasi sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen? 3. Bagaimana strategi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui klasifikasi sektor perekonomian di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen. 2. Mengetahui klasifikasi sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Tipologi Klassen. 3. Mengetahui strategi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan topik penelitian. 2. Bagi pemerintah Kabupaten Sukoharjo, penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, khususnya pembangunan dan pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo. 3. Bagi pembaca, sebagai bahan pustaka dalam menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

8