DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERTANIAN

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 299/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERTANIAN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

SALINAN. Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

.000 WALIKOTA BANJARBARU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 14 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan P

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 02.1/Kpts/OT.160/I/2004 TENTANG PEMBENTUKAN TIM REDAKSI SITUS WEB DEPARTEMEN PERTANIAN MENTERI PERTANIAN,

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/KEPMEN-KP/SJ/2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI i BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4 A. BIRO PERENCANAAN 5 1. Bagian Penyusunan Kebijakan Program dan Wilayah 5 2. Bagian Penyusunan Anggaran 6 3. Bagian Pemantauan dan Evaluasi 7 4. Bagian Pelaporan 8 5. Kelompok Jabatan Fungsional 8 B. BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN 9 1. Bagian Organisasi 10 2. Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi 10 3. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai 11 4. Bagian Mutasi 12 5. Kelompok Jabatan Fungsional 13 C. BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK 13 1. Bagian Perundang-Undangan I 14 2. Bagian Perundang-Undangan II 15 3. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum 16 4. Bagian Pengelolaan Informasi Publik 16 5. Kelompok Jabatan Fungsional 17 D. BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 18 1. Bagian Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan 18 Pajak 2. Bagian Akuntansi dan Verifikasi 19 3. Bagian Perlengkapan 20 4. Bagian Kearsipan dan Administrasi 20 5. Kelompok Jabatan Fungsional 21 E. BIRO UMUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT 22 1. Bagian Tata Usaha 22 2. Bagian Rumah Tangga 23 3. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Protokol 24 4. Bagian Hubungan Masyarakat 24 5. Kelompok Jabatan Fungsional 25 BAB V DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 26 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 27 1. Bagian Perencanaan 27 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 28 3. Bagian Umum 29 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 29 5. Kelompok Jabatan Fungsional 30 i

B. DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN 31 1. Subdirektorat Basis Data Lahan 31 2. Subdirektorat Pengendalian Lahan 32 3. Subdirektorat Optimasi, Rehabilitasi dan Konservasi Lahan 33 4. Subdirektorat Perluasan Kawasan Tanaman Pangan 34 5. Subdirektorat Perluasan Kawasan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan 35 6. Subbagian Tata Usaha 35 C. DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI 36 1. Subdirektorat Pengembangan Sumber Air 36 2. Subdirektorat Pengembangan Jaringan dan Optimasi Air 37 3. Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup 38 4. Subdirektorat Kelembagaan 39 5. Subbagian Tata Usaha 40 D. DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN 40 1. Subdirektorat Pembiayaan Program 40 2. Subdirektorat Pembiayaan Syariah dan Kerja Sama 41 3. Subdirektorat Pembiayaan Agribisnis 42 4. Subdirektorat Kelembagaan dan Pemberdayaan Agribisnis 43 5. Subbagian Tata Usaha 43 E. DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA 44 1. Subdirektorat Pupuk Organik dan Pembenah Tanah 44 2. Subdirektorat Pupuk Anorganik 45 3. Subdirektorat Pestisida 46 4. Subdirektorat Pengawasan Pupuk dan Pestisida 47 5. Subbagian Tata Usaha 47 F. DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN 48 1. Subdirektorat Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian 48 2. Subdirektorat Pengawasan dan Peredaran Alat dan Mesin Pertanian 49 3. Subdirektorat Kelembagaan dan Pelayanan Alat dan Mesin Pertanian 50 4. Subbagian Tata Usaha 51 BAB VI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 52 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 53 1. Bagian Perencanaan 53 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 54 3. Bagian Umum 55 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 55 5. Kelompok Jabatan Fungsional 56 B. DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN 56 1. Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih 57 2. Subdirektorat Produksi Benih Serealia 58 3. Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi 59 4. Subdirektorat Kelembagaan Benih 59 5. Subbagian Tata Usaha 60 6. Kelompok Jabatan Fungsional 60 ii

C. DIREKTORAT BUDIDAYA SEREALIA 61 1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa 61 2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering 62 3. Subdirektorat Jagung 63 4. Subdirektorat Serealia Lain 64 5. Subbagian Tata Usaha 64 D. DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI 65 1. Subdirektorat Kedelai 65 2. Subdirektorat Ubi Kayu 66 3. Subdirektorat Aneka Kacang 67 4. Subdirektorat Aneka Umbi 67 5. Subbagian Tata Usaha 68 E. DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 68 1. Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu Tumbuhan 69 2. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim 70 3. Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 71 4. Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu 71 5. Subbagian Tata Usaha 72 6. Kelompok Jabatan Fungsional 72 F. DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN 73 1. Subdirektorat Padi 74 2. Subdirektorat Jagung dan Serealia Lain 74 3. Subdirektorat Kedelai dan Aneka Kacang 75 4. Subdirektorat Aneka Umbi 76 5. Subbagian Tata Usaha 76 6. Kelompok Jabatan Fungsional 77 BAB VII DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA 78 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 79 1. Bagian Perencanaan 79 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 80 3. Bagian Umum 81 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 81 5. Kelompok Jabatan Fungsional 82 B. DIREKTORAT PERBENIHAN HORTIKULTURA 82 1. Subdirektorat Benih Tanaman Buah 83 2. Subdirektorat Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat 84 3. Subdirektorat Benih Tanaman Florikultura 85 4. Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih 86 5. Subbagian Tata Usaha 86 6. Kelompok Jabatan Fungsional 86 C. DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN BUAH 87 1. Subdirektorat Budidaya Tanaman Pohon dan Tanaman Perdu 88 2. Subdirektorat Budidaya Tanaman Terna dan Tanaman Merambat 88 3. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Pohon dan Tanaman 89 Perdu iii

4. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Terna dan Tanaman Merambat 90 5. Subbagian Tata Usaha 91 6. Kelompok Jabatan Fungsional 91 D. DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 92 1. Subdirektorat Budidaya Tanaman Sayuran Buah, Daun dan Umbi 92 2. Subdirektorat Budidaya Tanaman Obat dan Jamur 93 3. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Sayuran Buah, Daun dan Umbi 94 4. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Obat dan Jamur 95 5. Subbagian Tata Usaha 96 6. Kelompok Jabatan Fungsional 96 E. DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN FLORIKULTURA 96 1. Subdirektorat Budidaya Tanaman Daun dan Tanaman Bunga Potong 97 2. Subdirektorat Budidaya Tanaman Pot dan Tanaman Lanskap 98 3. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Daun dan Tanaman Bunga Potong 99 4. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Pot dan Tanaman Lanskap 99 5. Subbagian Tata Usaha 100 6. Kelompok Jabatan Fungsional 100 F. DIREKTORAT PERLINDUNGAN HORTIKULTURA 101 1. Subdirektorat Perlindungan Tanaman Buah 101 2. Subdirektorat Perlindungan Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat 102 3. Subdirektorat Perlindungan Tanaman Florikultura 103 4. Subdirektorat Dampak Iklim dan Persyaratan Teknis 104 5. Subbagian Tata Usaha 105 6. Kelompok Jabatan Fungsional 105 BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN 106 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 107 1. Bagian Perencanaan 107 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 108 3. Bagian Umum 109 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 109 5. Kelompok Jabatan Fungsional 110 B. DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM 110 1. Subdirektorat Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya 111 2. Subdirektorat Perbenihan 112 3. Subdirektorat Budidaya 113 4. Subdirektorat Pemberdayaan dan Kelembagaan 113 5. Subbagian Tata Usaha 114 6. Kelompok Jabatan Fungsional 114 C. DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR 115 1. Subdirektorat Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya 116 2. Subdirektorat Perbenihan 116 iv

3. Subdirektorat Budidaya 117 4. Subdirektorat Pemberdayaan dan Kelembagaan 118 5. Subbagian Tata Usaha 119 6. Kelompok Jabatan Fungsional 119 D. DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN 119 1. Subdirektorat Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya 120 2. Subdirektorat Perbenihan 121 3. Subdirektorat Budidaya 122 4. Subdirektorat Pemberdayaan dan Kelembagaan 122 5. Subbagian Tata Usaha 123 6. Kelompok Jabatan Fungsional 123 E. DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 124 1. Subdirektorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Semusim 124 2. Subdirektorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Rempah dan Penyegar 125 3. Subdirektorat Identifikasi dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Tahunan 126 4. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran 127 5. Subbagian Tata Usaha 128 6. Kelompok Jabatan Fungsional 128 F. DIREKTORAT PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA 128 1. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Semusim, Rempah dan Penyegar 129 2. Subdirektorat Pascapanen Tanaman Tahunan 130 3. Subdirektorat Bimbingan Usaha dan Perkebunan Berkelanjutan 131 4. Subdirektorat Gangguan Usaha dan Penanganan Konflik 132 5. Subbagian Tata Usaha 132 7. Kelompok Jabatan Fungsional 132 BAB IX DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 134 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 135 1. Bagian Perencanaan 135 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 136 3. Bagian Umum 137 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 138 5. Kelompok Jabatan Fungsional 138 B. DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK 139 1. Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia 140 2. Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia 140 3. Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak 141 4. Subdirektorat Mutu Bibit Ternak 142 5. Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak 143 6. Subbagian Tata Usaha 144 7. Kelompok Jabatan Fungsional 144 v

C. DIREKTORAT PAKAN TERNAK 144 1. Subdirektorat Bahan Pakan 145 2. Subdirektorat Pakan Hijauan 146 3. Subdirektorat Pakan Olahan 146 4. Subdirektorat Mutu Pakan 147 5. Subbagian Tata Usaha 148 6. Kelompok Jabatan Fungsional 148 D. DIREKTORAT BUDIDAYA TERNAK 148 1. Subdirektorat Ternak Potong 149 2. Subdirektorat Ternak Perah 150 3. Subdirektorat Ternak Unggas dan Aneka Ternak 151 4. Subdirektorat Usaha dan Kelembagaan 152 5. Subbagian Tata Usaha 152 6. Kelompok Jabatan Fungsional 152 E. DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN 153 1. Subdirektorat Pengamatan Penyakit Hewan 154 2. Subdirektorat Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan 154 3. Subdirektorat Perlindungan Hewan 155 4. Subdirektorat Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan 156 5. Subdirektorat Pengawasan Obat Hewan 157 6. Subbagian Tata Usaha 158 7. Kelompok Jabatan Fungsional 158 F. DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN PASCAPANEN 158 1. Subdirektorat Pascapanen 159 2. Subdirektorat Higiene Sanitasi 160 3. Subdirektorat Pengawasan Sanitary dan Keamanan Produk 4. Hewan 160 5. Subdirektorat Zoonosis dan Kesejahteraan Hewan 161 6. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Produk Hewan 162 7. Subbagian Tata Usaha 163 8. Kelompok Jabatan Fungsional 163 BAB X DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN 164 A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 165 1. Bagian Perencanaan 165 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 166 3. Bagian Umum 166 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 167 5. Kelompok Jabatan Fungsional 168 B. DIREKTORAT PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN 168 1. Subdirektorat Pengolahan Tanaman Pangan 169 2. Subdirektorat Pengolahan Hortikultura 170 3. Subdirektorat Pengolahan Perkebunan 170 4. Subdirektorat Pengolahan Peternakan 171 5. Subbagian Tata Usaha 172 6. Kelompok Jabatan Fungsional 172 vi

C. DIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASI 172 1. Subdirektorat Standardisasi 173 2. Subdirektorat Penerapan dan Pengawasan Jaminan Mutu 174 3. Subdirektorat Akreditasi dan Kelembagaan 175 4. Subdirektorat Kerja Sama dan Harmonisasi 176 5. Subbagian Tata Usaha 176 6. Kelompok Jabatann Fungsional 176 D. DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI 177 1. Subdirektorat Kemitraan dan Kewirausahaan 178 2. Subdirektorat Investasi 178 3. Subdirektorat Promosi Dalam Negeri 179 4. Subdirektorat Promosi Luar Negeri 180 5. Subbagian Tata Usaha 180 E. DIREKTORAT PEMASARAN DOMESTIK 181 1. Subdirektorat Informasi Pasar 181 2. Subdirektorat Pemantauan Pasar dan Stabilisasi Harga 182 3. Subdirektorat Sarana dan Kelembagaan Pasar 183 4. Subdirektorat Jaringan Pemasaran 183 5. Subbagian Tata Usaha 184 6. Kelompok Jabatan Fungsional 184 F. DIREKTORAT PEMASARAN INTERNASIONAL 184 1. Subdirektorat Analisis dan Pengembangan Ekspor 185 2. Subdirektorat Pemasaran Bilateral 186 3. Subdirektorat Pemasaran Regional dan Multilateral 187 4. Subdirektorat Kerja Sama Komoditi 187 5. Subbagian Tata Usaha 188 BAB XI INSPEKTORAT JENDERAL 189 A. SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL 190 1. Bagian Perencanaan 190 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 191 3. Bagian Organisasi, Kepegawaian, Hukum dan Hubungan Masyarakat 192 4. Bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Audit 192 5. Kelompok Jabatan Fungsional 193 B. INSPEKTORAT I 194 1. Subbagian Tata Usaha Inspektorat I 194 2. Kelompok Jabatan Fungsional 194 C. INSPEKTORAT II 195 1. Subbagian Tata Usaha Inspektorat II 196 2. Kelompok Jabatan Fungsional 196 D. INSPEKTORAT III 196 1. Subbagian Tata Usaha Inspektorat III 197 2. Kelompok Jabatan Fungsional 197 E. INSPEKTORAT IV 198 1. Subbagian Tata Usaha Inspektorat IV 198 2. Kelompok Jabatan Fungsional 198 vii

F. INSPEKTORAT INVESTIGASI 199 1. Subbagian Tata Usaha Inspektorat Investigasi 200 2. Kelompok Jabatan Fungsional 200 BAB XII BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 201 A. SEKRETARIAT BADAN 202 1. Bagian Perencanaan 202 2. Bagian Kepegawaian 203 3. Bagian Umum 204 4. Bagian Kerja Sama, Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat 204 5. Kelompok Jabatan Fungsional 205 B. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 206 1. Bagian Tata Usaha 206 2. Bidang Program dan Evaluasi 207 3. Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian 208 4. Kelompok Jabatan Fungsional 208 C. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 209 1. Bagian Tata Usaha 209 2. Bidang Program dan Evaluasi 210 3. Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian 211 4. Kelompok Jabatan Fungsional 211 D. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN 212 1. Bagian Tata Usaha 213 2. Bidang Program dan Evaluasi 213 3. Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian 214 4. Kelompok Jabatan Fungsional 215 E. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN 215 1. Bagian Tata Usaha 216 2. Bidang Program dan Evaluasi 217 3. Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian 217 4. Kelompok Jabatan Fungsional 218 BAB XIII BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN 219 A. SEKRETARIAT BADAN 220 1. Bagian Perencanaan 220 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 221 3. Bagian Umum 222 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 222 5. Kelompok Jabatan Fungsional 223 B. PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN 224 1. Bidang Program dan Informasi 224 2. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan 225 3. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Petani dan Usaha Tani 225 4. Kelompok Jabatan Fungsional 226 viii

C. PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 227 1. Bidang Program dan Kerja Sama 227 2. Bidang Penyelenggaraan Pelatihan 228 3. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan 228 4. Kelompok Jabatan Fungsional 229 D. PUSAT PENDIDIKAN, STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI PROFESI PERTANIAN 229 1. Bidang Program dan Kerja Sama 230 2. Bidang Pendidikan 231 3. Bidang Standardisasi dan Sertifikasi Profesi 231 4. Kelompok Jabatan Fungsional 232 BAB XIV BADAN KETAHANAN PANGAN 233 A. SEKRETARIAT BADAN 234 1. Bagian Perencanaan 234 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 235 3. Bagian Umum 236 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 236 5. Kelompok Jabatan Fungsional 237 B. PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN 238 1. Bidang Ketersediaan Pangan 238 2. Bidang Akses Pangan 239 3. Bidang Kerawanan Pangan 239 C. PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN 240 1. Bidang Distribusi Pangan 241 2. Bidang Harga Pangan 241 3. Bidang Cadangan Pangan 242 D. PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN 243 1. Bidang Konsumsi Pangan 243 2. Bidang Penganekaragaman Pangan 244 3. Bidang Keamanan Pangan Segar 245 BAB XV BADAN KARANTINA PERTANIAN 246 A. SEKRETARIAT BADAN 247 1. Bagian Perencanaan 247 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 248 3. Bagian Umum 249 4. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat 249 5. Kelompok Jabatan Fungsional 250 B. PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI 251 1. Bidang Karantina Hewan Hidup 251 2. Bidang Karantina Produk Hewan 252 3. Bidang Keamanan Hayati Hewani 253 4. Kelompok Jabatan Fungsional 253 ix

C. PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI 254 1. Bidang Karantina Tumbuhan Benih 254 2. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih 255 3. Bidang Keamanan Hayati Nabati 256 4. Kelompok Jabatan Fungsional 257 D. PUSAT KEPATUHAN, KERJA SAMA, DAN INFORMASI PERKARANTINAAN 258 1. Bidang Kepatuhan Perkarantinaan 258 2. Bidang Kerja Sama Perkarantinaan 258 3. Bidang Informasi Perkarantinaan 259 BAB XVI STAF AHLI MENTERI PERTANIAN 261 BAB XVII PUSAT KERJA SAMA LUAR NEGERI 262 A. BIDANG BILATERAL 262 B. BIDANG REGIONAL 263 C. BIDANG MULTILATERAL 264 D. SUBBAGIAN TATA USAHA DAN ATASE PERTANIAN 265 BAB XVIII PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN 266 A. BAGIAN UMUM 266 B. BIDANG DATA KOMODITAS 267 C. BIDANG DATA NON KOMODITAS 268 D. BIDANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI 268 E. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 269 BAB XIX PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN 270 A. BAGIAN UMUM 270 B. BIDANG PELAYANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN 271 C. BIDANG PELAYANAN PERIZINAN 272 D. BIDANG PELAYANAN HUKUM 273 BAB XX PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN 275 A. BAGIAN UMUM 276 B. BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI 276 C. BIDANG PERPUSTAKAAN 277 D. BIDANG PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN 278 E. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 278 BAB XXI PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN 280 A. BAGIAN UMUM 280 B. BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI 281 C. BIDANG KERJA SAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL 282 D. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 282 BAB XXII TATA KERJA 284 BAB XXIII ESELONISASI 285 BAB XXIV PENUTUP 285 x

LAMPIRAN-LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERTANIAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 549/KPTS/OT.140/9/2004 TANGGAL 22 SEPTEMBER 2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN GULA INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 67/PERMENTAN/OT.140/12/2008 TANGGAL 31 DESEMBER 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT PENGURUS UNIT NASIONAL DAN SUB UNIT NASIONAL KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN xi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dipandang perlu menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam Surat Nomor: B/1983/M.PAN-RB/9/2010 tanggal 6 September 2010; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN.

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 Kementerian Pertanian merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pasal 2 Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Pertanian menyelenggarakan fungsi: a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian; b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertanian; d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pertanian di daerah; dan e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 4 Kementerian Pertanian terdiri atas: a. Wakil Menteri Pertanian; b. Sekretariat Jenderal; c. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; d. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; e. Direktorat Jenderal Hortikultura; f. Direktorat Jenderal Perkebunan; g. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; h. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian; i. Inspektorat Jenderal; j. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 2

k. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; l. Badan Ketahanan Pangan; m. Badan Karantina Pertanian; n. Staf Ahli Bidang Lingkungan; o. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian; p. Staf Ahli Bidang Kerja Sama Internasional; q. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi; r. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian; s. Pusat Kerjasama Luar Negeri; t. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian; u. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian; v. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; dan w. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN Pasal 5 Wakil Menteri Pertanian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Pasal 6 Wakil Menteri Pertanian mempunyai tugas membantu Menteri Pertanian dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Pertanian. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Wakil Menteri Pertanian mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. melaksanakan tugas khusus dari Menteri Pertanian yang tidak menjadi tugas Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan, Staf Ahli Menteri atau Staf Khusus; b. membantu Menteri Pertanian dalam mengupayakan perbaikan iklim investasi pertanian dan peningkatan nilai investasi publik, swasta, dan masyarakat di bidang pertanian; c. membantu Menteri Pertanian dalam upaya menghilangkan dan/atau mengurai hambatan-hambatan (debottlenecking) yang dihadapi dalam pembangunan pertanian yang bersifat lintas kementerian; dan d. melaksanakan tugas lainnya yang bersifat ad hoc. 3

BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 8 (1) Sekretariat Jenderal adalah unsur pembantu pemimpin pada Kementerian Pertanian. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pasal 9 Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian; b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 11 Sekretariat Jenderal terdiri atas: a. Biro Perencanaan; b. Biro Organisasi dan Kepegawaian; c. Biro Hukum dan Informasi Publik; d. Biro Keuangan dan Perlengkapan; dan e. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. 4

Bagian Ketiga Biro Perencanaan Pasal 12 Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Pasal 13 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian; b. koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian; c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian; d. koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan. Pasal 14 Biro Perencanaan terdiri atas: a. Bagian Penyusunan Kebijakan Program dan Wilayah; b. Bagian Penyusunan Anggaran; c. Bagian Pemantauan dan Evaluasi; d. Bagian Pelaporan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 15 Bagian Penyusunan Kebijakan Program dan Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian. Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bagian Penyusunan Kebijakan Program dan Wilayah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan kebijakan pembangunan pertanian; b. penyiapan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian; dan c. penyiapan perencanaan pengembangan wilayah berbasis pertanian. 5

Pasal 17 Bagian Penyusunan Kebijakan Program dan Wilayah terdiri atas: a. Subbagian Penyusunan Kebijakan; b. Subbagian Penyusunan Program; dan c. Subbagian Perencanaan Wilayah. Pasal 18 (1) Subbagian Penyusunan Kebijakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan pembangunan pertanian. (2) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan pertanian. (3) Subbagian Perencanaan Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan pengembangan wilayah berbasis pertanian. Pasal 19 Bagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana anggaran Kementerian Pertanian. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Bagian Penyusunan Anggaran menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan fasilitasi pengelolaan anggaran Kementerian Pertanian; b. penyiapan penyusunan administrasi anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan; dan c. penyiapan bahan penyusunan administrasi anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Non Bagian Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain di luar Bagian Anggaran 18. Pasal 21 Bagian Penyusunan Anggaran terdiri atas: a. Subbagian Fasilitasi Pengelolaan Anggaran; b. Subbagian Administrasi Anggaran I; dan c. Subbagian Administrasi Anggaran II. 6

Pasal 22 (1) Subbagian Fasilitasi Pengelolaan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi pengelolaan anggaran Kementerian Pertanian. (2) Subbagian Administrasi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan administrasi anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. (3) Subbagian Administrasi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan administrasi anggaran Kementerian Pertanian yang bersumber dari Non Bagian Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain di luar Bagian Anggaran 18. Pasal 23 Bagian Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Bagian Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan; b. penyiapan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian Pertanian yang bersumber dari Non Bagian Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain di luar Bagian Anggaran 18; dan c. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan. Pasal 25 Bagian Pemantauan dan Evaluasi terdiri atas: a. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi I; b. Subbagian Pemantauan dan Evaluasi II; dan c. Subbagian Tata Usaha Biro. Pasal 26 (1) Subbagian Pemantauan dan Evaluasi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian Pertanian yang bersumber dari Bagian Anggaran 18 meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan. 7

(2) Subbagian Pemantauan dan Evaluasi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Kementerian Pertanian yang bersumber dari Non Bagian Anggaran 18 meliputi dana alokasi khusus (DAK), subsidi, tugas pelayanan publik (PSO), kredit program, dan sumber daya anggaran lain di luar Bagian Anggaran 18. (3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan surat menyurat, serta kearsipan Biro Perencanaan. Pasal 27 Bagian Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian. Pasal 28 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Bagian Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data kebijakan, program, dan kegiatan Kementerian Pertanian; b. penyusunan laporan pelaksanaan program pembangunan pertanian; dan c. penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian, kegiatan Sekretariat Jenderal, dan Biro Perencanaan. Bagian Pelaporan terdiri atas: a. Subbagian Data dan Analisis; Pasal 29 b. Subbagian Pelaporan Kementerian; dan c. Subbagian Pelaporan Kinerja. Pasal 30 (1) Subbagian Data dan Analisis mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data kebijakan, program, dan kegiatan Kementerian Pertanian. (2) Subbagian Pelaporan Kementerian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan program pembangunan pertanian. (3) Subbagian Pelaporan Kinerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan laporan kinerja Kementerian Pertanian, kegiatan Sekretariat Jenderal, dan Biro Perencanaan. Pasal 31 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf e mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8

Pasal 32 (1) Kelompok jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Perencana dan jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Biro. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keempat Biro Organisasi dan Kepegawaian Pasal 33 Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan kepegawaian. Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional, serta pengembangan budaya kerja; b. koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi; c. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; d. pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian. Pasal 35 Biro Organisasi dan Kepegawaian terdiri atas: a. Bagian Organisasi; b. Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi; c. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai; d. Bagian Mutasi; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. 9

Pasal 36 Bagian Organisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyempurnaan organisasi, pengembangan jabatan fungsional, dan budaya kerja. Pasal 37 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bagian Organisasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan organisasi; b. penyiapan evaluasi, penyusunan, penyempurnaan, dan pengembangan jabatan fungsional; dan c. penyiapan evaluasi, penyusunan, penyempurnaan, dan pengembangan budaya kerja. Bagian Organisasi terdiri atas: a. Subbagian Evaluasi Organisasi; b. Subbagian Jabatan Fungsional; dan c. Subbagian Budaya Kerja. Pasal 38 Pasal 39 (1) Subbagian Evaluasi Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan organisasi. (2) Subbagian Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi, penyusunan, penyempurnaan, dan pengembangan jabatan fungsional. (3) Subbagian Budaya Kerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi, penyusunan, penyempurnaan, dan pengembangan budaya kerja. Pasal 40 Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi. Pasal 41 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi: Pasal 42 Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi terdiri atas: a. Subbagian Tata Laksana; b. Subbagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi; dan 10

c. Subbagian Tata Usaha Biro. Pasal 43 (1) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi, penyusunan, dan penyempurnaan sistem, prosedur, dan tata hubungan kerja. (2) Subbagian Fasilitasi Reformasi Birokrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi reformasi birokrasi Kementerian Pertanian. (3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan surat menyurat, serta kearsipan Biro Organisasi dan Kepegawaian. Pasal 44 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengembangan pegawai. Pasal 45 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan rencana kebutuhan, formasi, pola karier, dan evaluasi kinerja pegawai, serta pengelolaan sistem informasi kepegawaian; b. penyiapan analisis kebutuhan, penyaringan dan pemantauan hasil pendidikan dan pelatihan, pemberian penghargaan, penyesuaian ijazah, dan penyusunan petunjuk pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepegawaian, serta disiplin pegawai; dan c. pelaksanaan urusan kartu pegawai, kartu istri, kartu suami, kesejahteraan dan kesehatan pegawai, serta kepegawaian Sekretariat Jenderal. Pasal 46 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan Pegawai; b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan c. Subbagian Kepegawaian Sekretariat Jenderal. Pasal 47 (1) Subbagian Perencanaan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan, formasi, pola karier, dan evaluasi kinerja pegawai, serta pengelolaan sistem informasi kepegawaian. (2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan 11

analisis kebutuhan, penyaringan dan pemantauan hasil pendidikan dan pelatihan, pemberian penghargaan, penyesuaian ijazah, dan penyusunan petunjuk pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepegawaian, serta disiplin pegawai. (3) Subbagian Kepegawaian Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melakukan urusan kartu pegawai, kartu istri, kartu suami, kesejahteraan, dan kesehatan pegawai, serta kepegawaian Sekretariat Jenderal. Pasal 48 Bagian Mutasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan mutasi pegawai Kementerian Pertanian. Pasal 49 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Bagian Mutasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Inspektorat Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; b. penyiapan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; dan c. penyiapan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Badan Karantina Pertanian. Pasal 50 Bagian Mutasi terdiri atas: a. Subbagian Mutasi I; b. Subbagian Mutasi II; dan c. Subbagian Mutasi III. Pasal 51 (1) Subbagian Mutasi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Inspektorat Jenderal, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2) Subbagian Mutasi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 12

(3) Subbagian Mutasi III mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengadaan, pengangkatan, kepangkatan dan mutasi pegawai lainnya, serta pemberhentian pegawai Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Ketahanan Pangan dan Badan Karantina Pertanian.. Pasal 52 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 53 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Analis Kepegawaian dan jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Biro. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kelima Biro Hukum dan Informasi Publik Pasal 54 Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian. Pasal 55 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Biro Hukum dan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian; b. pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian; c. penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum; d. penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik. Pasal 56 Biro Hukum dan Informasi Publik terdiri atas: a. Bagian Perundang-Undangan I; 13

b. Bagian Perundang-Undangan II; c. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum; d. Bagian Pengelolaan Informasi Publik; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 57 Bagian Perundang-Undangan I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, prasarana dan sarana, penelitian dan pengembangan pertanian, ketahanan pangan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, dan kesekretariatan jenderal, serta pengawasan internal. Pasal 58 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, Bagian Perundang- Undangan I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan; b. penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang prasarana dan sarana, penelitian dan pengembangan pertanian, serta ketahanan pangan; dan c. penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, dan kesekretariatan jenderal, serta pengawasan internal. Pasal 59 Bagian Perundang-Undangan I terdiri atas: a. Subbagian Perundang-Undangan IA; b. Subbagian Perundang-Undangan IB; dan c. Subbagian Perundang-Undangan IC. Pasal 60 (1) Subbagian Perundang-Undangan IA mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. (2) Subbagian Perundang-Undangan IB mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang prasarana dan sarana, penelitian dan pengembangan pertanian, serta ketahanan pangan. 14

(3) Subbagian Perundang-Undangan IC mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, dan kesekretariatan jenderal, serta pengawasan internal. Pasal 61 Bagian Perundang-Undangan II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang ternak dan hewan, karantina, dan pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian. Pasal 62 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Bagian Perundang- Undangan II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang ternak dan hewan; b. penyiapan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang karantina; dan c. penyiapan pengembangan sistem jaringan, dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum. Bagian Perundang-Undangan II terdiri atas: a. Subbagian Perundang-Undangan IIA; Pasal 63 b. Subbagian Perundang-Undangan IIB; dan c. Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum. Pasal 64 (1) Subbagian Perundang-Undangan IIA mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang ternak dan hewan. (2) Subbagian Perundang-Undangan IIB mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan rancangan, serta penelaahan peraturan perundang-undangan di bidang karantina. (3) Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sistem jaringan, dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum. Pasal 65 Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum. 15

Pasal 66 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan naskah perjanjian di bidang pertanian; b. penyiapan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum di bidang pertanian, serta penyelesaian sengketa perdata dan tata usaha negara; dan c. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik. Pasal 67 Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum terdiri atas: a. Subbagian Perjanjian; b. Subbagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum; dan c. Subbagian Tata Usaha Biro. Pasal 68 (1) Subbagian Perjanjian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan naskah perjanjian di bidang pertanian. (2) Subbagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum di bidang pertanian, serta penyelesaian sengketa perdata dan tata usaha negara. (3) Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan surat menyurat, serta kearsipan Biro Hukum dan Informasi Publik. Pasal 69 Bagian Pengelolaan Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian. Pasal 70 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Bagian Pengelolaan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi: a. pengumpulan, pengujian konsekuensi, penyiapan penyediaan dan pelayanan, serta pendokumentasian informasi publik bidang pertanian; b. penyiapan penyajian hasil pembangunan yang terbarukan melalui penyelenggaraan pameran dan peragaan, serta pengelolaan perpustakaan; dan c. penyiapan penyajian, pemutakhiran, dan pengemasan informasi publik bidang pertanian yang terbarukan melalui multimedia. 16

Pasal 71 Bagian Pengelolaan Informasi Publik terdiri atas: a. Subbagian Pelayanan Informasi; b. Subbagian Pameran dan Peragaan; dan c. Subbagian Multimedia. Pasal 72 (1) Subbagian Pelayanan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengujian konsekuensi, penyiapan bahan penyediaan dan pelayanan, serta pendokumentasian informasi publik bidang pertanian. (2) Subbagian Pameran dan Peragaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyajian hasil pembangunan yang terbarukan melalui penyelenggaraan pameran dan peragaan, serta pengelolaan perpustakaan. (3) Subbagian Multimedia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyajian, pemutakhiran, dan pengemasan informasi publik bidang pertanian yang terbarukan melalui multimedia. Pasal 73 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf e mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 74 (1) Kelompok jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Perancang Peraturan Perundang-Undangan, dan jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Biro. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keenam Biro Keuangan dan Perlengkapan Pasal 75 17

Biro Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian. Pasal 76 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Biro Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP); b. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian; c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian; d. pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian, dan pelaksanaan administrasi keuangan Sekretariat Jenderal; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan. Pasal 77 Biro Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas: a. Bagian Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak; b. Bagian Akuntansi dan Verifikasi; c. Bagian Perlengkapan; d. Bagian Kearsipan dan Administrasi; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 78 Bagian Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Pasal 79 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Bagian Perbendaharaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pelaksanaan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi; b. penyiapan penatausahaan anggaran, pengujian, dan penerbitan surat perintah membayar (SPM); dan c. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data, serta penyiapan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Pasal 80 Bagian Perbendaharaan dan Penerimaam Negara Bukan Pajak terdiri atas: a. Subbagian Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi; 18

b. Subbagian Pelaksanaan Anggaran; dan c. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pasal 81 (1) Subbagian Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perbendaharaan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi. (2) Subbagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penatausahaan anggaran, pengujian, dan penerbitan surat perintah membayar (SPM). (3) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data, serta penyiapan bahan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Pasal 82 Bagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan akuntansi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian. Pasal 83 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Bagian Akuntansi dan Verifikasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pelaksanaan pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan sistem akutansi pemerintah (SAP) dan verifikasi pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan lingkup Kementerian Pertanian; b. penyiapan pelaksanaan pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan sistem akutansi pemerintah (SAP) dan verifikasi pada Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian; dan c. penyiapan penyusunan laporan keuangan Kementerian Pertanian. Pasal 84 Bagian Akuntansi dan Verifikasi terdiri atas: a. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi I; b. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi II; dan c. Subbagian Pelaporan Keuangan. Pasal 85 (1) Subbagian Akuntansi dan Verifikasi I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan sistem akutansi pemerintah (SAP) dan verifikasi pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan lingkup Kementerian Pertanian. (2) Subbagian Akuntansi dan Verifikasi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pembukuan pelaksanaan anggaran, pelaksanaan sistem akutansi pemerintah (SAP) dan verifikasi pada Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian. 19