PELAKSANAAN PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA DALAM KREDIT PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

AKIBAT HUKUM TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA YANG SUDAH DIALIHKAN SEBELUM JAMINAN FIDUSIA DIDAFTARKAN

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

BAB III PENUTUP. penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

AKIBAT PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA DAN KEKUATAN HUKUM SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA YANG DITERBITKAN OLEH KANTOR PENDAFTARAN FIDUSIA

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

Kata kunci : Jaminan fidusia, pendaftaran, akibat hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENERIMA

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PELANGGARAN-PELANGGARAN HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA Senin, 06 Desember :46

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERMOHONAN EKSEKUSI KEPADA PENGADILAN NEGERI BERKAITAN DENGAN PERJANJIAN FIDUSIA TERHADAP JAMINAN YANG DIGELAPKAN

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP STATUS SITA DAN EKSEKUSI JAMINAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

KEWAJIBAN PEMBUATAN AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN(APHT) SEGERA SETELAH DITETAPKAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA

KEDUDUKAN FIDUSIA SEBAGAI LEMBAGA JAMINAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

KEPASTIAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM SISTEM PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA SECARA ELEKTRONIK PUTU EVI KOMALA DEWI NPM :

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

ASPEK-ASPEK HUKUM PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA DALAM PEMBIAYAAN KONSUMEN. Iyah Faniyah Universitas Ekasakti, Padang

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

EKSEKUSI BARANG JAMINAN FIDUSIA DAN HAMBATANNYA DALAM PRAKTEK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA. Kebutuhan akan adanya lembaga jaminan, telah muncul sejak zaman romawi.

Hak Paten Sebagai Objek Jaminan Kebendaan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

JURNAL KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBERI FIDUSIA ATAS DIJAMINKANNYA OBYEK FIDUSIA OLEH

PENERAPAN UNSUR-UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERHADAP KREDITUR YANG TIDAK MENDAFTARKAN JAMINAN FIDUCIA

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: Ni Made Trisna Dewi ABSTRACT

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK TESIS. Oleh. AMALIA YULIA NASTITI /MKn

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk aktif di dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB II FIDUSIA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK LEMBAGA JAMINAN KEBENDAAN. Fidusia manurut asal katanya berasal dari fides yang berarti

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan sebelumnya mengenai perlindungan

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

PENGATURAN JANGKA WAKTU PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MENGENAI ANALISIS SENGKETA JAMINAN FIDUSIA BAB I PENDAHULUAN

BATASAN RUMAH SUSUN YANG DIJADIKAN AGUNAN PADA BANK. J. Andy Hartanto Universitas Narotama, Surabaya

KREDIT SINDIKASI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN KREDIT DALAM SKALA BESAR

KEDUDUKAN HUKUM KREDITUR SEPARATIS ATAS BENDA JAMINAN HAK ATAS TANAH DEBITUR PAILIT

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

Pembebanan Jaminan Fidusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PERBEDAAN ANTARA GADAI DAN FIDUSIA

TESIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KREDITUR SELAMA PROSES SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN ( SKMHT ) AKIBAT PEMBLOKIRAN SERTIPIKAT TANAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN SUKINO Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI

ANALISIS HUKUM TERHADAP PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA DALAM PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TESIS.

JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA (TATA CARA PENDAFTARAN DAN EKSEKUSI)

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Transkripsi:

PELAKSANAAN PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA DALAM KREDIT PERBANKAN Oleh Ketut Marita Widyasari Puspita I Gusti Ayu Puspawati Marwanto Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The term of Fiduciary has known in Article 1 paragraph 2 of Act 42 of 1999 about Fiduciary which says that Fiduciary is a guarantee of the moving objects, both tangible and intangible, as defined in Law Nomer 4 of 1996 about The Right Dependents, who remain in control of fiduciary giver, as collateral for the repayment of certain debts which gives precedence to the receiver position against other creditors fiduciary. Fiduciary shall be registered through the official Fiduciary registration office, which is The Ministry of Law and Human Rights. So the creditors whom be the first to register the fiduciary is the recipient which considered by the creditor are parties to the agreement fiduciary. Keywords : Implementation, Fiduciary, Credit banking ABSTRAK Istilah Jaminan Fidusia dikenal dalam pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomer 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia yang berarti jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunansan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. Jaminan fidusia ini wajib didaftarkan melalui kantor pendaftaran fidusia, yang berada dalam ruang lingkup tugas Departemen Kehakiman dan Ham. Maka pihak kreditur yang lebih dahulu mendaftarkan adalah penerima fidusia hal ini diperhatikan oleh kreditur yang menjadi pihak dalam perjanjian jaminan fidusia. Kata Kunci : Pelaksanaan Jaminan Fidusia, kredit perbankan. 1

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fidusia merupakan istilah yang telah lama dikenal di Indonesia, Undang-undang yang mengatur khusus tentang hal ini yaitu Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 juga menggunakan istilah Fidusia. Dengan demikian istilah Fidusia sudah merupakan istilah resmi dalam dunia hokum Indonesia akan tetapi terkadang dalam bahasa Indonesia untuk Fidusia ini disebut juga dengan istilah Penyerahan Hak milik secara kepercayaan. Mengenai jaminan fidusia berbeda dengan gadai bahwa Gadai merupakan tentang hak kebendaan atas barang bergerak untuk jaminan suatu piutang, sedangkan jaminan fidusia dimana yang diserahkan sebagai jaminan kepada kreditur adalah hak milik. Sedangkan barangnya tepat dikuasai oleh debitur sehingga Fidusia ini sering disebut sebagai jaminan hak milik secara kepercayaan. Kemudian didalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 18 Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia ditentukan bahwa benda yang baik berada didalam wilayah Negara Republik Indonesia maupun yang diluar Negara Republik Indonesia wajib didaftarkan. Ketentuan tentang adanya kewajiban pendaftaran jaminan fidusia dapat dikatakan merupakan terobosan yang penting mengingat bahwa pada umumnya obyek jaminan fidusia merupakan benda yang tidak terdaftar sehingga sulit mengetahui siapa pemiliknya. Dalam hal ini pendaftaran suatu benda tersebut harus didaftarkan di Kantor pendaftaran Fidusia, yang berada dalam lingkup tugas Departemen Hukum dan Ham. Dari uraian tersebut maka jaminan fidusia tentang benda bergerak maupun yang tidak bergerak harus didaftarkan, sesuai dengan berlakunya Undang-Undang tersebut. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui dan memahami dasar pertimbangan diterbitkannya Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 tentang istilah Jaminan Fidusia dan Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1996 yang mencakup tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberian Fidusia. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Didalam penelitian ini dilakukan suatu pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah Undang-Undang (Statue Approach), pendekatan kasus (Case Approach), pendekatan komparatif (Comparative Approach), dan pendekatan Konseptual (Conceptual

3 Comparative). Dalam penelitian ini digunakan penelitian hukum normative, dengan pendekatan peraturan Perundang Undangan (Statue Approach). 2.2 Hasil Dan Pembahasan 2.2.1 Pendaftaran Jaminan Fidusia Terhadap Suatu benda Bergerak Di Wilayah Republik Indonesia Didalam pendaftaran Fidusia yang diatur dalam Pasal 11 sampai dengan Pasal 18 Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia ditentukan bahwa suatu benda harus didaftarkan dahulu melalui Kantor Jaminan Fidusia, hal ini agar suatu benda tersebut terdaftar dan barang siapa yang menguasai benda bergerak tersebut maka ia akan dianggap sebagai pemiliknya. 1 Pendaftaran Jaminan Fidusia dalam buku daftar fidusia merupakan perbuatan konstitutif yang melahirkan Jaminan Fidusia. Penegasan lebih lanjut dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Jaminan Fidusia yang menyatakan apabila atas benda yang sama menjadi obyek Jaminan Fidusia lebih dari 1 (satu) perjanjian Jaminan Fidusia maka pihak kreditur yang lebih dahulu mendaftarkannya adalah penerima Fidusia. Hal ini penting sekali diperhatikan oleh kreditur yang menjadi pihak dalam suatu perjanjian Jaminan Fidusia, karena hanya penerima Fidusia kuasa atau wakilnya yang boleh melakukan pendaftaran Jaminan Fidusia. Dalam Jaminan Fidusia ada juga benda yang tidak didaftarkan pada Kantor Wilayah Hukum dan Ham, akan tetapi benda yang tidak terdaftarkan tersebut akan dikenakan biaya dengan jumlah yang tidak terlalu banyak yaitu dibawah Rp 50.000.000.000,00, dengan syarat sebelum perjanjian Jaminan Fidusia didaftarkan maka terlebih dahulu dibuatkan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara pihak kreditur (bank) dengan pihak debitur. 2 Hal ini dilakukan agar tidak memerlukan biaya yang sangat besar dari nilai penjaminan dan agar tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, dengan adanya peningkatan perjanjian ini sudah cukup untuk dijadikan bukti dan tetap sah. Pemberi Fidusia yang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan benda yang menjadi obyek Fidusia tanpa persetujuan terlebih dahulu maka akan dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda sebesar Rp 50.000.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah). 1 Munir Fuadi, Jaminan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal 74. 2 I. Satrio, 2002, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung, Citra Aditia Bakti, hal.16

4 Unsur-Unsur pidana yang harus dipenuhi supaya pelaku dapat dituntut berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 yaitu : 1. Pemberian Fidusia yang mengalihkan, menggadaikan atau menyewakan 2. Benda obyek Fidusia 3. Tanpa persetujuan tertulis 4. Penerima Fidusia Dari hasil pembahasan tersebut maka jika semua persyaratan tidak dijalani atau ditepati maka akan dikenakan sanksi pidana dan denda berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di wilayah Indonesia. 2.2.2 Pelaksanaan Perjanjian Jaminan Fidusia Dalam Kredit Perbankan Didalam Undang-Undang Jaminan Fidusia memberikan suatu kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi melalui lembaga parate eksekusi, kemudahan dalam pelaksanaan ini tidak semata mata monopoli Jaminan Fidusia karena dalam hal ini gadai juga dikenal dalam lembaga serupa. Maka jaminan dengan tanpa menguasai bendanya dalam praktek banyak sekali terjadi 3. Hal ini akan menguntungkan debitur si pemegang benda jaminan yang justru memerlukan, mekai benda jaminan itu untuk keperluan usahanya. Akan tetapi tidaklah gampang menjaminkan suatu benda dengan tetap menguasi benda itu oleh pihak debitur tanpa menimbulkan resiko bahaya bagi kreditur jika tidak disertai alat yang ketat. III. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa : 1. Didalam jaminan Fidusia merupakan suatu benda bergerak yang berwujud dan tidak berwujud sesuai dengan berlakunya Undang-Undang Nomer 42 Tahun 1999 dan benda tersebut harus didaftarkan melalui kantor Departemen Kehakiman dan Ham, hal ini diperhatikan oleh pihak kreditur yang menjadikan pihak dalam suatu perjanjian jaminan Fidusia. 2. Dalam Tata Cara pemberian fidusia adalah rangkaian pembuatan hokum dari dibuatnya perjanjian pokok yang berupa perjanjian kredit atau perjanjian utang, dimana didalam pembuatan akta jaminan fidusia harus dilakukan di kantor pendaftaran dan harus 3 Muhammad Dja'is, 1994, Pelaksanaan Eksekusi Jaminan dan Grosse Surat Hutang Notariil Sebagai Upaya Mengatasi Kredit Macet, Semarang, Universitas Diponegoro.

5 mendapatkan sertifikat jaminan fidusia. Dalam perjanjian pokok tersebut yang berupa perjanjian kredit dapat dibuat dengan akta dibawah tangan yang artinya dibuat oleh kreditur dan debitur sendiri atau akta otentik yang artinya dibuat dihadapan notaries. DAFTAR PUSTAKA Muhammad Dja'is, 1994, Pelaksanaan Eksekusi Jaminan dan Grosse Surat Hutang Notariil Sebagai Upaya Mengatasi Kredit Macet, Semarang, Universitas Diponegoro. Munir Fuady, 2003, Jaminan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. I Satrio, 2002, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung, Citra Aditia Bakti PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN - Undang-Undang Nomer.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia - Undang-Undang Nomer 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan - Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998 tentang Perbankan - Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) - Peraturan Pemerintah Nomer 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia