MENCATAT ketentuan-kententuan Konvensi lnternasional tentang

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia; menimbulkan ancaman yang nyata terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat kedua negara;

~ ' REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

MENCATAT ketentuan-kententuan Konvensi lnternasional tentang

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

REPUBLIK INDONESIA. MENGAKUI hubungan baik dan saling menguntungkan antara Republik Indonesia dan Republik Korea;

REPUBLIK 11'1>0NESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok,

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

MEMPERTIMBANGKAN pentingnya kerjasama internasional dan peran dari negara sahabat dalam memperkuat kapasitas di bidang manajemen kebakaran hutan; dan

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

REPUBLJI[ INDONESIA. 1. Untuk kepentingan Pasal 11 ayat (3), "suatu institusi keuangan"mempunyai arti:

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

REPUBLJI[ INDONESIA. 1. Untuk kepentingan Pasal 11 ayat (3), "suatu institusi keuangan"mempunyai arti:

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

Pengaturan Pelaksanaan. Tentang Program Pertukaran llmuwan antara. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

t. ' ~ _.J "'-... ~... -'

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

REPUBLIJ[ INDONESIA. Pasal 1 Tujuan

disebut sebagai "Para Pihak";

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM INDIA TENTANG

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NORTHERN TERRITORY OF AUSTRALIA TENT ANG

REPUBLIK INDONESIA. MEY AKINI perlunya kerja sama efektif dan berkesinambungan yang menjadi kepentingan dari Para Pihak;

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

NOTA KESEPAKATAN ANT ARA PEMERINTAH PROVINS! SHAANXI REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DAN TENT ANG KEGIA TAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

===========================================

MEMORANDUM KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

REPIJBl,IK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA SADAN SAR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN TRANSPORT ASI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK MENGENAI KERJA SAMA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM Sadan SAR Nasional Republik Indonesia dan Kementerian Transportasi Republik Rakyat Tiongkok (selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak"); MENCATAT ketentuan-kententuan Konvensi lnternasional tentang Keselamatan di Laut Tahun 1974 sebagaimana diubah, dan Konvensi lnternasional tentang Pencarian dan Pertolongan Maritim tahun 1979 sebagaimana diubah; MENCATAT JUGA kerja sama yang bermanfaat dan efektif antara kedua negara di bidang kerja sama pencarian dan pertolongan maritim; BERKEINGINAN untuk memperkuat hubungan kerja sama di bidang pencarian dan pertolongan maritim; SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara;

TELAH MENYETUJUI KETENTUAN-KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT: PASAL1 TUJUAN Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini adalah untuk menetapkan kerangka kerja untuk peningkatan kerja sama di bidang pencarian dan pertolongan maritim di antara Para Pihak. PASAL II BIDANG KERJASAMA Para Pihak akan memajukan kerja sama dalam bidang-bidang sebagai berikut: 1. Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masuknya unit pencarian dan pertolongan ke wilayah pencarian dan pertolongan maritim satu sama lainnya untuk penggunaan fasilitas pencarian dan pertolongan maritim sementara terlibat dalam misi pencarian dan pertolongan maritim; 2. Saling tukar-menukar informasi dalam musibah pencarian dan pertolongan maritim, pengalaman terbaik dan pengembangan; 3. Pelatihan bersama, pendidikan dan latihan dalam pencarian dan pertolongan maritim untuk meningkatkan pengembangan kapasitas; 4. Saling melakukan kunjungan antar personil dan aset pencarian dan pertolongan maritim untuk berbagi keahlian; 5. Berbagi keahlian teknis dalam bidang pencarian and pertolongan maritim melalui seminar, lokakarya, konferensi dan kegiatan lainnya;

PASAL Ill PENGATURANPELAKSANAAN Pelaksanaan kerja sama yang tercantum pada Pasal II dari Memorandum Saling Pengertian ini akan dilakukan dengan pengaturan pelaksanaan yang akan disepakati oleh Para Pihak. PASAL IV PENGATURAN KEUANGAN Para Pihak menyadari bahwa kerja sama yang tercantum pada Pasal II ditentukan berdasarkan dengan kemampuan keuangan dan kewajiban masingmasing. Para Pihak akan saling menyetujui mengenai pengaturan keuangan yang timbul untuk kasus-per-kasus dengan tunduk pada ketersediaan dana. PASAL V IMPLEMENTASI 1. Para Pihak akan bertanggung jawab untuk persetujuan, administrasi dan pengawasan proyek dan kegiatan yang dilakukan dibawah Memorandum Saling Pengertian ini. 2. Para Pihak akan membentuk Kelompok Kerja Teknis atau Komite Sementara untuk mengidentifikasi, menginisiasi dan menerapkan program dan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan Memorandum Saling Pengertian. 3. Kelompok Kerja Teknis atau Komite Sementara akan mencakup kementerian atau instansi terkait dengan masing-masing Pihak untuk tujuan keberhasilan pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian.

4. Kelompok Kerja Teknis atau Komite Sementara akan melakukan pertemuan secara bergantian di Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok bila dianggap perlu pada tanggal yang disepakati oleh Para Pihak. 5. Kelompok Kerja Teknis atau Komite Sementara akan merekomendasikan penugasan orang yang dapat dihubungi, koordinator proyek, dan personil lain yang akan mengkoordinasikan, merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan tersebut, dan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab khusus. PASAL VI PROSEDUR OPERAS! STANDAR Para Pihak akan menetapkan Prosedur Operasi Standar untuk operasi pencarian dan pertolongan maritim yang sesuai dengan hukum internasional, peraturan dan pedoman (panduan) yang terkait di bidang pencarian dan pertolongan maritim. PASAL VII FASILITAS MASUK 1. Pihak yang meminta izin untuk masuk ke wilayah Pihak lainnya untuk tujuan pencarian dan pertolongan maritim termasuk untuk pengisian bahan bakar, harus mengirimkan permintaan melalui badan pencarian dan pertolongan maritim dan/atau pusat koordinasi penyelamatan kepada otoritas yang kompeten pada Pihak lainnya. 2. Pihak yang menerima permintaan tersebut harus mengkonfirmasi penerimaan tersebut sesegera mungkin. Pihak yang menerima, melalui badan pencarian dan pertolongan maritimnya dan/atau pusat koordinasi penyelamatan, wajib sesegera mungkin memberitahu mengenai izin yang dikeluarkan dan syarat-syarat untuk masuk ke wilayahnya, jika ada, di tempat misi dapat dilakukan.

3. Pihak yang menerima permintaan tersebut, wajib menerapkan, berdasarkan hukum, peraturan, regulasi, prosedur dan kebijakan nasional yang berlaku dari waktu ke waktu, yang mengatur mengenai hal tersebut di masingmasing negara, prosedur lintas batas paling cepat yang mungkin dilakukan. PASAL VIII AMAN DE MEN Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah sewaktu-waktu dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak yang diberikan melalui saluran diplomatik. Perubahan tersebut harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini dan akan mulai berlaku pada tanggal yang akan ditentukan oleh Para Pihak. PASAL IX PENYELESAIAN SENGKETA Setiap perbedaan atau perselisihan yang mungkin timbul di antara Para Pihak yang berkaitan dengan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi di antara Para Pihak. PASALX MULAI BERLAKU, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diperpanjang dengan persetujuan bersama secara tertulis melalui saluran diplomatik, 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir.

2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diakhiri pada setiap waktu oleh salah satu Pihak dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya 6 (enam) bulan sebelumnya melalui saluran diplomatik; 3. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan masa berlaku kegiatan lainnya yang dibuat di bawah Memorandum Saling Pengertian ini sampai kegiatan tersebut selesai. SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, telah diberi wewenang oleh Pemerintah masing-masing, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini. Dibuat di Beijing, pada tanggal 26 Maret 2015, dibuat rangkap dalam Bahasa Indonesia, Mandarin, dan lnggris, semua naskah memiliki nilai otentik yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah bahasa lnggris yang berlaku. UNTUK BADAN SAR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK KEMENTERIAN TRANSPORT ASI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK F. HENRY BAM BANG SOELISTYO YANG CHUANTANG Kepala Badan SAR Nasional Republik Indonesia Menteri Transportasi Republik Rakyat Tiongkok

~ ~ REPUBLIK INDONESIA Gil ~Jf:Hffi SIE ~~JI~ IE ~11 fx'.fiu *19=' ita A ~~*1 IE~)lm~$ #fjj: 11 fx:itf'p ~M-1-~JI< ~ ~n~~~~~ m ~~~~AM~~~x~~jffi(~~oo~- 1.i" " ';;' J.J..1.i" ) ; ~~~-~~~tt Lm ~~H~7~~~~~~~; ~~~~~~ Lm ~-~~~~~ ; *A~h~Lm~~- *1±~1.i~Lm~~-~~ffl~~; 2.x~ Lm~ ~- -~~~~-~~~~~~ ; 1

3. 7f.Ji)Bj...ttf#ij*~~iJIL ~~~~):], :W~fmi.J~i9:Jl<SjL ; 4.7f.li...ttt A~~~~~~. ~-~~~m~ttn ; 5. *~~33M. ~tt~. ~~~ ~~~. ~~...ttt#tt*o =~!P.rr~m *~M $~ = ~~lli~*~~-.~~m~n~ ~~-~-~~- ~o -~* - ~t1~ ~nmu~~. *~M $~ = ~~w~~~~fi.~tt&~m~fi~ ~M~nn~7f.lio~nmmm~m~~mm.*~- -~~~$~~~~~ ~~o.n~ ~tli 1.~n~~~m*. ~~~~ tt*~m $~ ~ 7f.li~~ q~~o 2.~n~~fttt#I~m~M~ ~~. ~~u. ~6~~ tt*~m $~~7f Ji~ljl! q~f>ij o 3....t~tt*I~ ~M~ ~~m~~~n&~a*$n~m~. ~ ~ M~*i-9-M $~ o 4.~~~....t~tt#I~fil~M~-~~~~~tt~-~~~~~~~~ ~A~~~~~7f~~. ~~~~~h~~~~o 5. ~~~* I~ffi~M~~~~~m5ff$U~A.~ ~-A~X~~ ~~~~. -~~~ m*~ q~f>ij~a~. # ~ ~e ~~~o

M7'*.~lftA-fl=W-" ~n~m~ Ltt ~~m~~~$-. $ ffimn(a~~ffl).~ TI1~Jlt ~~ffo M~*~-S~A*S~-~-~~~ 1. - 1.J~1Jtttfi Ltt ff il5j<l!.a:x'f1.j, -?J~~~1C~r4, $JMM Ltt tjl. 4 ffil~tt t1j.~ i:p 'L'fOJ :X\f JJ ~~$fl! :±l ii 5J<o 2. L~ii5J<~-1.J$~M5~~~~~~U.#$JMM*n~ Ltt mf'4~1 tt t1j.~i:p~.~~&~~~-~~~-3!.a*~--.~~~fi~ff ~~~~~$-~.~-#&~~JJ0 3. L~ii5J<~ - :JJmm~*~~~~~~-~~~-R~$-. $. ~ff~~*~~ *ffl ~~~~~~ffo jf!i\* U ~JJQJ~ff-WB-!1~! lltr~9>=.1'-.f.j JIM9~~~m~im~~ -~.~*1?-M~ $~J!fi ITo IT~~~-$~1l*~M $~~-$~.#~~JJ~~~s ~~~~o ~M~o.n is(-~ ~JJ~*~M S~~~-Rm ~~~~~~ &.mjmmt1j. ~~~~

EP.ll~ii~~~mmitMali rea ~~.A.&~~m~ ~ $ rea ~. ~wt ~ *~ rlitmalili~ ~-~-$$if:

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE NATIONAL SEARCH AND RESCUE AGENCY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF TRANSPORT OF THE PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA ON MARITIME SEARCH AND RESCUE COOPERATION The National Search and Rescue Agency of the Republic of Indonesia and the Ministry of Transport of the People's Republic of China (hereinafter referred to singularly as "Party" and collectively as "the Parties"); NOTING relevant provisions of the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974 as amended, and the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 as amended; NOTING ALSO the fruitful and effective cooperation between the two countries in the field of maritime search and rescue; DESIRING to strengthen their cooperative relationship in the field of maritime search and rescue; PURSUANT to the prevailing laws and regulations of the respective countries; 1

HAVE AGREED AS FOLLOWS: ARTICLE I OBJECTIVE The objective of this Memorandum of Understanding is to set up a framework for the enhancement of cooperation in the field of maritime search and rescue between the Parties. ARTICLE II AREAS OF COOPERATION The Parties will promote cooperation in the following areas: 1. Take appropriate measures for the entry of search and rescue units into each other's maritime search and rescue regions for the use of the facilities in each others' maritime search and rescue regions whilst engaged in maritime search and rescue mission; 2. Mutual exchange of information on maritime search and rescue incidents, best practices and development; 3. Joint trainings, education and exercises on maritime search and rescue to enhance capacity building; 4. Conduct of mutual visits of maritime search and rescue personnel and assets to share expertise; 5. Sharing of technical expertise on maritime search and rescue, through seminars, workshops, conferences, and others activities. 2

ARTICLE Ill IMPLEMENTING ARRANGEMENT The cooperation set forth in Article II of this Memorandum of Understanding will be carried out through implementing arrangements to be agreed upon by the Parties. ARTICLE IV FINANCIAL ARRANGEMENT The Parties shall realize that the cooperation set forth in Article II is specified within their own liabilities and financial capabilities. The Parties shall mutually agree upon any financial arrangement arising therein on case-by-case basis subject to the availabilities of funds. ARTICLE V IMPLEMENTATION 1. The Parties will be responsible for the approval, administration and monitoring of projects and activities to be undertaken under this Memorandum of Understanding. 2. The Parties will establish a Technical Working Group or Ad-hoc Committee to identify, initiate and implement the programs and activities intended to be undertaken pursuant to this Memorandum of Understanding. 3. The Technical Working Group or Ad-hoc Committee shall include relevant ministries or agencies concerned of the respective Parties for the purpose of the successful implementation of this Memorandum of Understanding. 3

4. The Technical Working Group or Ad-hoc Committee will meet alternately in the Republic of Indonesia and the People's Republic of China when deemed necessary at dates agreed upon by the Parties. 5. The Technical Working Group or Ad-hoc Committee will recommend the assignment of contact persons, project coordinators, and other personnel who will coordinate, plan and implement such programs and activities, and specific tasking, duties, and responsibilities. ARTICLE VI STANDARD OPERATING PROCEDURES The Parties shall establish the Standard Operating Procedures for maritime search and rescue operations according to related international laws, regulations and guidelines (manuals) in the field of maritime search and rescue. ARTICLE VII FACILITATION TO ENTRY 1. The Party requesting permission to enter the territory of the other Party for maritime search and rescue mission purposes, including for refuelling, shall send its request through a maritime search and rescue agency and/or rescue coordination centre (RCC) to the competent authorities of the other Party. 2. The Party receiving such a request shall confirm such receipt with minimum delay. The receiving Party, through its maritime search and rescue agency and/or RCC, shall advise as soon as possible as to whether entry into its territory has been permitted and the conditions, if any, under which the mission may be undertaken. 3. The Party receiving such a request, shall apply, in accordance with the laws, rules, regulations, procedures and national policies from time to time 4

in force, governing the subject matter in their respective countries, the most expeditious border crossing procedure possible. ARTICLE VIII AMENDMENT This Memorandum of Understanding may be amended at any time by mutual written consent of the Parties through diplomatic channels. Such amendment shall form an integral part of this Memorandum of Understanding and shall enter into force at such dates as may be determined by the Parties. ARTICLE IX SETTLEMENT OF DISPUTES Any disputes that may arise between the Parties relating to any matters under this Memorandum of Understanding will be settled amicably through consultations and negotiations between the Parties. ARTICLE X ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION 1. This Memorandum of Understanding shall take effect on the date of signature and remain in force for 5 (five) years. It may be renewed by mutual consent in writing through diplomatic channels, 6 (six) months prior to the expiration date. 2. This Memorandum of Understanding may be terminated at any time by either Party by giving written notifications 6 (six) months in advance through diplomatic channels to the other Party. 5

3. The termination of this Memorandum of Understanding shall not affect the validity and duration of any activities carried out under this Memorandum of Understanding until the completion of such activities. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, being duly authorized thereof by their respective Governments, have signed this Memorandum of Understanding. DONE in Beijing, on the 26 1 h of March in the year of 2015, in duplicate, in Indonesian, Chinese and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergences in interpretation, the English text shall prevail. FOR THE NATIONAL SEARCH AND RESCUE AGENCY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA FOR THE MINISTRY OF TRANSPORT OF THE PEOPLE'S REPUBLIC OF CHINA F. HENRY BAMBANG SOELISTYO Head of National Search and Rescue Agency of the Republic of Indonesia YANG CHU ANT ANG Minister for Transport of the People's Republic of China 6