MODELING RISK OF DROUGHT- PRONE AREA MAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

TUGAS PAPER SISTEM INFORMASI GEORAFIS (GIS)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Polusi maupun efek rumah kaca yang meningkat yang tidak disertai. lama semakin meninggi, sehingga hal tersebut merusak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi semakin pesat, banyak orang. mulai mencari berbagai produk yang dapat memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hujan terus meningkat, hal ini tidak diimbangi oleh daerah resapan air,

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana kebakaran yang dapat terjadi setiap saat. yang terlambat ( tahun 2010)

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya serta amat beragam jenis dan sumbernya. Data-data ini bervariasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis pemetaan titik api (hotspot) pemicu

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMETAAN WILAYAH PEMUKIMAN WARGA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DI KOTA TANGERANG YANG TERKENA DAMPAK BANJIR

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA TEMPAT TINGGAL MAHASISWA SAAT KULIAH DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K )

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena. serta pengelolaan yang diperlukan untuk menghadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu lembaga atau instansi

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dapat diakses dalam waktu nyata (realtime) tanpa dibatasi dengan ruang

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya frekuensi curah hujan dan populasi penduduk di daerah Ibukota

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitas di Ibu kota Negara ini. Di wilayah ini banyak tempat-tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

DAFTAR ISI. Abstrak... Kata Pengantar. Ucapan Terima Kasih... Daftar Isi... Daftar Gambar.. Daftar Tabel Latar Belakang..

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdarah tercatat dari Januari September 2011 sebanyak 813 orang menderita

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan begitu banyaknya pusat-pusat perbelanjaan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK KAWASAN RAWAN BENCANA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Review Jurnal. Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebagai produsen obat-obatan sering

Aplikasi Mobile berbasis Android yang dapat menjadi panduan dalam mengontrol berat badan maupun kalori yang dikonsumsi setiap minggunya?.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada letak persebaran peserta keluarga berencana ini, akan membantu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi saat ini fungsinya sudah merambah ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat pada masa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI. Oleh :

Bab 3 Metode Perancangan Model

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENDATAAN GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. atau tata cara memperoleh rute pariwisata di Provinsi Jawa Barat yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penggabungan antara unsur peta (geografis) dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggambaran peta gua seharusnya dapat dilakukan dengan mudah jika

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB

dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini, SD, dan kalau perlu TK

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rambu lalu lintas merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI PERALATAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, KUALITAS UDARA DAN GEOFISIKA BERBASIS WEBGIS DI STASIUN GEOFISIKA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat untuk penyajian data sangat

SISTEM INFORMASI NARKOTIKA DAN OBAT-OBATAN (NARKOBA) BERBASIS WEB PADA GERAKAN ANTI NARKOBA (GAN)

REVIEW JURNAL. Disusun Oleh : Istikomah K Yuliana Ariyanti K

BAB I PENDAHULUAN. prinsip input/ masukan data, managemen, analisis dan representasi data.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN DATA CENTER UNTUK PEMETAAN PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu dijadikan pilihan oleh calon mahasiswa untuk melanjutkan studinya. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air di dalam kehidupan sehari-hari telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. berjalan lancar, cepat, tepat dan pastinya mudah. dengan transaksi keuangan dengan tepat dan akurat. Sebagai contoh penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. arkeologi, agrikultur, keamanan dan pertahanan, kesehatan, pemerintahan,

Sistem Informasi Geografis Perumahan Di Kota Manado Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi yaitu Kecamatan, maka diperlukan langkah-langkah

Transkripsi:

SEBELAS MARET UNIVERSITY Julio Leonardo K3513027 MODELING RISK OF DROUGHT- PRONE AREA MAP Pemodelan Peta Daerah Rawan Bahaya Kekeringan

Pemodelan Peta Rawan Bahaya Kekeringan Julio Leonardo Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : julioleonardd@gmail.com 1. Latar Belakang Kekeringan merupakan suatu kondisi dimana terjadi kekurangan air. Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya kekeringan dapat menyebabkan kerugian ekonomi bahkan korban jiwa. Walaupun demikian upaya-upaya yang dilakukan selama ini masih bersifat kuratif. Bencana masih dianggap sesuatu yang tidak dapat dihindari dan dielakkan, sehingga bentuk penanggulangan yang dapat dilakukan adalah tindakan pertolongan sesegera mungkin. Hal inilah yang mendasari pentingnya pembuatan peta rawan bahaya kekeringan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian-kerugian akibat kekeringan. Dengan demikian maka penanggulangan bencana tidak lagi bersifat kuratif tetapi preventif. Dari hasil analisis dapat diidentifikasi wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan kemudian diklasifikasikan menjadi lima kelas yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Setelah dilakukan klasifikasi diharapkan peta yang didapat dapat digunakan sebagai antisipasi wilayah rawan bahaya kekeringan. Bahaya kekeringan yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah yang berada pada wilayah dua musim seperti Indonesia sangat tinggi. Bahaya tersebut sering kali datang dikala musim kemarau yang berkepanjangan dan waktu yang tidak menentu. Selama 3 tahun belakangan ini musim di Indonesia sangat susah untuk diprediksi. Pembagian musim yang pasti pada april oktober dan oktober april tidak dapat lagi digunakan sebagai penentu musim di Indonesia. Hal ini disebabkan karena dampak perubahan musim global yang berubah secara ekstrim. Hal ini yang menyebabkan sumur sumur menjadi kering dan aliran aliran air semakin menunjukkan penurunan air yang sangat derastis. Kondisi seperti ini tidak menguntungkan untuk makhluk hidup terutama manusia yang sebagian besar penyusun

tubuhnya adalah air. Risiko risiko inilah yang diminimalisir guna kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya. 2. Fungsi Fungsi yang didapatkan dari aplikasi ini diantaranya : a. Dapat mengetahui daerah daerah beserta pemetaan tingkatan kandungan air didalamnya. b. Bisa digunakan sebagai alat bantu untuk menanggulangi risiko kekeringan yang telah dijabarkan pada hal yang melatar belakangi ide pembuatan aplikasi ini. c. Diharapkan aplikasi ini juga dapat memuat cakupan waktu sumber daya air yang terkandung didalam daerah tesebut. Sehingga untuk meminimalisir kekeringan semakin cepat ditanggulangi. d. Mempermudah kepala daerah atau orang orang yang memiliki kewenangan untuk menemukan wilayah wilayah lainnya yang memiliki sumber daya air lebih apabila kekeringan telah melanda wilayahnya. Kegunaan aplkasi ini diantaranya: a. Memberikan info kepada masyarakat dan pemerintah berupa output daerah daerah yang memiliki sumber air yang lebih pada saat kekeringan. b. Membantu mengatasi masalah kekeringan yang dihadapi daerah daerah yang sering mangalami kekeringan. 3. Metode Metode yang digunakan adalah dengan pencarian informasi tentang kondisi wilayah pada daerah yang ditujukan, antara lain nama daerah, luas daerah, dan jumlah penduduk atau kepadatan penduduk. Sehingga daerah tersebut dapat digolongkan. Informasi Kekeringan dapat diketahui dengan menghitung nilai kebutuhan air yang selanjutnya akan dibandingkan dengan data ketersediaan air yang ada. Selain itu informasi atau prediksi kekeringan pun bisa didapatkan dari data klimatologi dan data hujan. Kriteria kekeringan di bagi menjadi 5 kriteria, tidak kering, ringan, sedang, berat dan sangat berat, kelimanya memiliki nilainya masingmasing dari 0,25 hingga 1.pembagian kategori ini berdasarkan perbandingan penduduk dengan

sumber air atau kandungan air yang terdapat pada wilayah tersebut. Diharapkan setelah dibagi seperti ini informasi yang disajikan pada outputnya nanti bisa bermanfaat serta tepat sasaran. Selain itu metode lainnya yang dipakai dalam pembuatan aplikasi ini adalah pengambilan data yang berhubungan dengan aplikasi tersebut. Diantaranya, pengambilan data jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk kepada dinas setempat. Serta pengambilan data luas daerah yang bisa didapatkan dengan bantuan aplikasi open source seperti google map dan aplikasi pengolahan data map lainnya. 4. Teknologi yang Dipakai Teknologi yang digunakan dalam perancangan pembuatan peta rawan bahaya kekeringan diantaranya yaitu MySql yang berfungsi untuk menyimpan database baik database mapping maupun database lainnya yang berhubungan dengan pengumpulan data, PHP berfungsi pada saat penyajian data yang telah disurvey dapat diolah dan ditampilkan di map, ArcView digunakan untuk menggambarkan digital dan pengkategorian dari masing-masing daerah, CSS dan Html digunakan untuk mempercantik tampilan website sehingga menarik kunjungan para penggunanya, Notepad++ digunakan untuk menuliskan script Html dan PHP. 5. Pengguna Perancangan aplikasi ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur bagi banyak orang. Tujuan utama pembuatan aplikasi ini adalah masyarakat umum, dimana mereka bisa melihat kualias air yang ada didalam wilayah sekitar dimana mereka tinggal. Dan kepada pemerintah daerah maupun pusat, aplikasi ini bisa dijadikan pondasi utama untuk stabilitas pangan nasional dan tingkat perekonomian pada setiap wilayah. Sehingga pemerintah bisa diuntungkan untuk meminimalisir kerugian atas risiko yang terdapat pada dampak kekeringan tersebut. 6. Pembahasan Pertama, kita membangun website dengan membuat tampilan default terlebih dahulu menggunakan script PHP dan Html. Didalam website tersebut kita menyediakan beberapa menu. Diantaranya menu daerah, di dalam Menu daerah ini kita menyediakan peta indonesia yang telah dibagi berdasarkan provinsi, dan pengguna dapat memilih daerahnya tersebut.

Menu penduduk, didalam menu ini langsung terinput jumlah penduduk yang telah dimasukkan sebelumnya dari data yang telah diambil dari dinas kependudukan indonesia berdasarkan wilayah yang dipilih. Yang terakhir adalah Menu output berisi tentang map geohazard yang beraneka warna yang memiliki arti pada setiap warnanya. Sedangkan maintance websitenya dilakukan setiap ada perubahan iklim ekstrem dan pertumbuhan penduduk pada setiap tahunnya. 7. Kesimpulan Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis Web untuk pemodelan peta daerah rawan kekeringan diseluruh provivsi si Indonesia memberi kemudah bagi masyarakat Indonesia terhadap risiko kekeringan di wilayah tempat tinggalnya. Sehingga dapat meminimalisir kekeringan dan dengan mudah mengaksesnya menggunakan smartphone