BAB I PENDAHULUAN. prekursor / provitamin A / karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik

dokumen-dokumen yang mirip
2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penangg

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN P U S K E S M A S P U L U N G Jl. Dr. Soetomo No. 33 Pulung Kab. Ponorogo Telp.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. vision di dunia. Data dari VISION 2020, suatu program kerjasama antara

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

PEMAHAMAN TENTANG KAPSUL VITAMIN A SERTA AKIBAT KEKURANGANNYA OLEH: ELVI ZULIANI, SKM

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak yang diderita oleh anak-anak, baik di negara berkembang maupun di

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. essensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan (Maslow, 1970

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

DEA YANDOFA BP

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

BAB I PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

PEMAHAMAN TENTANG KAPSUL VITAMIN A SERTA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A OLEH: ELVI ZULIANI, SKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

1 Universitas Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan, secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor / provitamin A / karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. (Almatsier, 2009) Saat ini kematian bayi di negara kepulauan rata rata sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia /SDKI, 2007). Artinya, jika dibandingkan dengan SDKI 2003 yang 35 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian anak berusia dibawah lima tahun (balita) yang saat ini 44 anak balita per 1.000 kelahiran hidup atau tidak beranjak jauh dari angka tahun 2003, yaitu 46 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Budihardjo, memenuhi target pembangunan milenium dalam hal menurunkan AKB dari 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup (Arali, 2010) Indonesia dinyatakan sudah bebas dari masalah vitamin A. Sedangkan dari sisi konsumsi vitamin A, kita masih di anggap kurang pemberian kapsul vitanim A dosis tinggi di posyandu-posyandu merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah kekurangan vitamin A pada anak-anak. Memang, anak-anak khususnya bayi dan balita merupakan pondasi dari lingkup yang luas, yaitu penduduk. Padahal, kita punya masalah dengan anak-anak karena sering kali mereka tidak mau makan sayuran, sehingga rentan terhadap 1

2 kekurangan vitamin A. Untuk menangani hal tersebut, orang tua bisa memberi vitamin A hewani. Perlu diketahui, konsumsi sayuran memberikan manfaat vitamin A sepertiga dibandingkan konsumsi pangan hewani, jangan ragu-ragu memasak sumber vitamin A. Vitamin A ataupun betakaroten termasuk vitamin yang relatif tahan panas, tidak seperti vitamin C atau B. Karena itu, sekalipun dimasak, kandungan vitamin A-nya tetap tinggi (Ali, 2008) Salah satu masalah gizi pada anak yang perlu mendapat perhatian adalah defesiensi atau kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A ini merupakan penyebab utama kebutaan di indonesia. Selain itu, seringkali ditemukan jika anak menderita Kekurangan Kalori Protein (KKP), maka anak itu juga sekaligus menderita kekurangan vitamin A (Arali, 2008). Strategi penanggulangan kekurangan vitamin A yaitu dengan cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, yang diberikan pada bayi (6-11 bulan), balita (1-5 tahun) dan ibu nifas. Berdasarkan laporan tahun 2003, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita masih dibawah 58,81% (Depkes RI 2003). Pada tahun 2004, cakupan pemberian kapsul vitamin A sebesar 57%, sedangkan pada tahun 2005 terjadi penurunan cakupan kapsul vitamin A yaitu hanya mencapai 52,26% dengan target yang sama yaitu 65% (Dinkes, 2005) Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada anak balita akibat kekurangan vitamin

3 A akan meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat serius dari kekurangan vitamin A adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan. Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Ibu nifas yang cukup mendapat vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam air susu ibu (ASI), sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap penyakit. Disamping itu kesehatan ibu lebih cepat pulih. Upaya perbaikan status vitamin A harus mulai sedini mungkin pada masa kanak-kanak terutama anak yang menderita kekurangan vitamin A (Depkes RI, 2005). Menurut Rinskesdes 2010, penyebab kematian utama bayi adalah gangguan pernafasan (35,9%) dan berat lahir rendah (32,4%). Sedangkan kematian pada balita paling banyak di akibatkan oleh diare, pneumonia dan hal yang berlatar pada kekurangan gizi. Jadi, jika ingin menurunkan kematian bayi dan balita, perhatian yang besar perlu pada upaya penyelamatan bayi baru lahir dan penangganan penyakit infeksi (diare dan pneumonia). (Depkes RI, 2008). Menurut WHO (Word Health Organization) diantara anak-anak pra sekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeropthalmia tiap tahun, kurang lebih 10% diantaranya menderita kerusakan kornea. Diantara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun,

4 sedangkan diantara yang hidup 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta. Diperkirakan pada satu waktu sebanyak 3 juta anak-anak buta karena kekurangan vitamin A, dan sebanyak 20-40 juta menderita kekurangan vitamin A pada tingkat lebih ringan. Perbedaan angka kematian antara anak yang kekurangan dan tidak kekurangan vitamin A kurang lebih sebesar 30% (Almatsier, 2009). Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013, jumlah ibu yang mempunyai balita sebanyak 30 orang. Dari 30 orang ibu yang mempunyai balita terdapat 22 orang yang tidak mendapatkan vitamin A, dan 8 orang ibu yang mempunyai balita lainnya mendapatkan vitamin A.Setelah peneliti melakukan survey awal yang berhubungan dengan vitamin A dari jawaban yang peneliti dapatkan, masih ada ibu yang memiliki balita kurang mengetahui tentang Vitamin A. Ditemukan bahwa 4 dari 6 orang (66%) ibu yang masih tidak mengetahui tentang Vitamin A. Karena masih ada ibu yang kurang mendapatkan informasi, kurangnya keinginan ibu untuk mencari tahu, dan juga masih ada ibu yang masih mempercayai tentang mitos. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut: "Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Balita Tentang Vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013?". C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan Ibu yang memiliki balita tentang Vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 berdasarkan dari tingkat pendidikan ibu. b. Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 berdasarkan dari informasi ibu.

6 c. Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 berdasarkan dari umur ibu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Sebagai masukan pada ibu agar lebih mengerti pentingnya manfaat tentang vitamin A pada balita. 2. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi desa untuk dapat meningkatkan cakupan pemberian vitamin A pada balita. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Institusi sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Dapat mengetahui pengetahuan Ibu tentang Vitamin A di Desa Lambaro Neujid Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar.