HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA TAHUN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Nur Sholichah, Restu Anjarwati

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KESIAPAN IBU PREMENOPAUSE DI RT.004 RW.005 KELURAHAN SEPANJANG JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

Fajarina Lathu A INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG MENOPAUSE DI DESA TRIYAGAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PREMENOPAUSE DI PEDUKUHAN MRICAN CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pasca reproduksi adalah klimakterium (perimenopause), menopause, dan

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PADA MASA MENOPAUSE DI SERANGAN RW 02 NOTOPRAJAN NGAMPILAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Nuril Ilmi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

ABSTRAK. Nanik Widiawaty

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO. Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

Analisis Usia Menarchee Dan Status Gizi Terhadap Usia Ibu Menopause

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

KARAKTERISTIK WANITA MENOPOUSE DI PUSKESMAS PONDOK BENDA TANGERANG SELATAN. Oleh

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN SONGGORUNGGI DAGEN JATEN KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA USIA PREMENOPAUSE DI KAUMAN RT. 49 NGUPASAN GONDOMANAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME DENGAN DERAJAT PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMA N 5 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (FSH) dan penurunan sirkulasi inhibin terjadi secara bersamaan. Akhir periode

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN WANITA MENJELANG MENOPAUSE DI DESA BOWAN DELANGGU KLATEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN WANITA PRAMENOPAUSE TERHADAP SIKAP MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA SEKAR JAYA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU.

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA USIA 40-50 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Nur Sholichah, Restu Anjarwati ABSTRAK Menopause merupakan proses fisiologis (normal) yang akan dialami oleh semua wanita. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dari 10 orang wanita usia 40-50 tahun sebanyak 5 orang dengan pendidikan SD seluruhnya merasa cemas, 3 orang dengan pendidikan SLTP sebanyak 66,7% merasa cemas sedangkan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA seluruhnya tidak cemas dalam menghadapi menopause. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause. Desain penelitian analitik pendekatan cross sectional, populasi adalah seluruh ibu yang berusia 40-50 tahun sebanyak 271 orang dengan sampel 162 orang. Teknik sampling purposive sampling. Dilaksanakan bulan Desember-Maret tahun 2014. Dianalisa menggunakan uji statistik spearmanrunk. Hasil penelitian didapatkan 101 responden (62,3%) memiliki pendidikan rendah,95 responden (58,5%) tingkat kecemasan kategori berat, dan hasil analisis menggunakan spearman runk didapatkan nilai p value=0,000. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause. Kata Kunci: tingkat pendidikan, menopause, tingkat kecemasan PENDAHULUAN Sindrom pre menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina di Jepang dan Indonesia.Dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah adalah karena pola makannya.wanita Eropa dan Amerika mempunyai estrogen yang lebih banyak daripada Asia. Ketika terjadi menopause, wanita Eropa dan Amerika estrogennya menurun drastis dibanding wanita Asia yang kadarestrogennya moderat. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita (Proverawati,2010; h. 7). Menurut Depkes RI (2009) hingga saat ini wanita Indonesia yang memasuki masa menopause sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11%

pada tahun 2005.Kemudian, naik lagi sebesar 15% pada tahun 2015. Meningkatnya jumlah tersebut, sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat. Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 jiwa atau 11,5% dari total penduduk (Depkes RI, 2005). Usia menopause di Indonesia ± 49 tahun, tetapi biasanya sejak wanita di atas 40 tahun menstruasi sudah tidak teratur. Siklus sering kali terjadi tanpa pengeluaran sel telur, hal ini berarti kemungkinan untuk hamil kecil, namun bila terjadi kehamilan pada usia ini, kemungkinan besar memperoleh anak yang cacat atau dengan kualitas yang kurang baik. Masa 4-5 tahun sebelum menopause disebut klimakterium, dimana wanita mulai merasakan perubahan yang gejala timbulnya tidak sama, bergantung pada faktor budaya, tingkat pendidikan, lingkungan dan genetika (Intan dan Iwan, 2012; h. 35). Menurut data penduduk sasaran program pembangunan kesehatan (2011), jumlah penduduk di Jawa Tengah sejumlah 32.485.926 jiwa dan jumlah wanita usia 45-59 tahun sebanyak 49,1% dari jumlah kelompok umur sebanyak 5.523.951 jiwa. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo tahun 2012, sejumlah 708.483 jiwa dengan komposisi 49,31% penduduk lakilaki dan 50,69% penduduk perempuan. Menurut kelompok umur wanita 45-49 tahun dengan presentase 50,20% dari jumlah total 55.423 jiwa. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2011), di Wilayah Kecamatan Gebang dengan presentase umur 45-49 tahun 50,62% dari jumlah penduduk seluruhnya 39.888 jiwa.

Jumlah wanita di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang sejumlah 1.568 orang, dimana jumlah wanita yang berusia 40-50 tahun sebanyak 271 orang dan wanita berusia 51-55 tahun sebanyak 140 orang. Dari hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 2 Desember 2013, dari 10 orang wanita berusia 40-50 tahun ditemukan sebanyak 5 orang memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), 3 orang memiliki pendidikan SLTP dan 2 orang memiliki tingkat pendidikan SLTA. Berdasarkan wanwancara tentang tingkat kecemasan menghadapi menopause berbeda-beda.wanita dengan tingkat pendidikan SD (5 orang), seluruhnya mengakui merasakan cemas dalam menghadapi menopause. Wanita dengan tingkat pendidikan SLTP (3 orang), mengaku sebanyak 33,3% (1 orang) tidak merasa cemas dan 66,7% (2 orang) merasa cemas. Sedangkan wanita dengan tingkat pendidikan SLTA (2 orang) seluruhnya merasa tidak cemas dalam menghadapi menopause. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin mengetahui Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain analtitik yang menggunakan pendekatan waktu secara potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo pada bulan Desember sampai Maret tahun 2014. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh wanita yang berusia 40-50 tahun dengan jumlah 271 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah wanita yang berusia 40-50 tahun. Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuisoner. Uji statistic dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman Rank.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat a. Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur ibu. Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2014. Umur Ibu Frekuensi (f) Persentase (%) 40-45 46-50 74 88 45,7% 54,3% Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014 Pada penelitian ini umur ibu digolongkan menjadi dua, yaitu 40-45 tahun dan 46-50 tahun. Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 46-50 tahun 88 responden (54,3%). b. Distribusi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan. jenis Tabel 12 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2014. Jenis Frekuensi Persentase Pekerjaan (f) (%) IRT 52 32,1 Pedagang Petani PNS Swasta 6 61 14 29 3,7 37,7 8,6 17,9 Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014 Berdasarkan tabel 12 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jenis pekerjaan sebagai petani 61 responden (37,7%) dan sebagian kecil memiliki pekerjaan sebagai pedagang 6 responden (3,7%). c. Distribusi responden berdasarkan karakteristik pendidikan. tingkat Tabel 13 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Pendidikan di Desa Gintungan,Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2014. Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%) Rendah (tidak tamat SD, 101 46 62,3 28,4 SD, dan 15 9,3 SMP) Menengah (SMA) Tinggi (PT) Jumlah 162 100 Sumber : Data primer, tahun 2014

Berdasarkan tabel 13di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan rendah 101 responden (62,3%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pendidikan tinggi 15 responden (9,3%). d. Distribusi responden berdasarkan karakteristik kecemasan. tingkat Tabel 14 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Kecemasan di Desa Gintungan,Kecamatan Gebang,Kabupaten Tahun 2014. Purworejo Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Prosentase (%) Berat sekali Berat Sedang Ringan Tidak cemas 4 95 27 16 20 2,5 58,6 16,7 9,9 12,3 Jumlah 162 100 Tingkat Pendidikan Sumber : Data primer, tahun 2014 Berdasarkan tabel 14 di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat kecemasan berat 95 respondn (58,6%) dan sebagian kecil responden mengalami tingkat kecemasan berat sekali 4 responden (2,5%). Analisis Bivariat Distribusi frekuensi hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 40-50 tahun di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2014. Tabel 15 Tabulasi silang hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada wanita usia 40-50 tahun di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2014. Tingkat Kecemasan Berat Sekali Berat Sedang Ringan Tidak cemas Total f % f % f % f % f % f % Rendah 4 100,0 80 84,2 12 42,9 2 13,3 3 15,0 101 62,3 Menengah 0 0 15 15,8 12 42,9 10 66,7 9 45,0 46 28,4 Tinggi 0 0 0 0 4 14,3 3 20,0 8 40,0 15 9,3 Total 4 100,0 95 100,0 28 100,0 15 100,0 20 100,0 162 100,0 p value = 0,000 rho = 0,623

Responden dengan tingkat pendidikan rendah (62,3%) memiliki tingkat kecemasanyang teridiri dari 100,0% berat sekali, 84,2% berat, 42,9% sedang, 13,3% ringan dan 15,0%tidak cemas. Responden dengan tingkat pendidikan menengah (28,4%) memiliki tingkat kecemasan yang terdiri dari 15,8% berat, 42,9% sedang, 66,7% ringan dan 45,0% tidak cemas. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki tingkat kecemasan yang terdiri dari 14,3% sedang, 20,0% ringan dan 40,0% tidak cemas. Berdasarkan analisis mengunakan ujispearman runk corelation, didapatkan nilai rho sebesar 0,623 dan nilai p = 0,000 atau p < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Hα diterima, maka dapat dikatakan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo Tahun 2013. Sedangkan nilai korelasi spearman runksebesar 0,623 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pendidikan Notoatmodjo (2010; h. 110), menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah seseorang menerima hal yang baru dan akan mudah menyesuaikan diri. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Simanungkalit (2011) dalam Mandias (2012; h. 45), menyatakan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula ia menerima informasi dan akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan seseorang rendah, itu akan menghambat perkembangan perilakunya terhadap penerimaan informasi dan pengetahuan yang baru. Responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki tingkat pendidikan rendah (62,3 %), hal ini disebabklan karena secara geografis letak desa yang kurang

strategis sehingga mengurangi minat untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa responden dengan pendidikan rendah (101 orang) sebagian besar bekerja sebagai petani (50,5%). Rendahnya tingkat pengetahuan responden memungkinkan kurangnya wawasan sekaligus pengetahuan yang dimiliki responden tentang informasi termasuk tentang menopause. 2. Tingkat Kecemasan Salah satu masalah psikis yang sering dihadapi wanita yang mengalami menopause adalah rasa cemas. Kecemasan terjadi akibat adanya perubahanperubahan yang menyertai datangnya masa tengah baya termasuk menopause. Usia 50 tahun merupakan usia menjelang menopause. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya rasa cemas pada wanita. Kecemasan wanita menghadapi pramenopause adalah kondisi cemas yang dialami wanita pada saat akan berhenti haid yang ditandai dengan berbagai gejala yang ada. Seseorang akan lebih mudah merasa cemas apabila kepercayaan dirinya rendah. Wanita yang akan menghadapi menopause memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah dan merasa tidak dihargai karena dirinya merasa khawatir dengan keadaannya saat ini yang telah mengalami penurunan fungsi reproduksi (Proverawati, 2010; h.32 ). Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan kategori berat yaitu 58,5%. Tingkat kecemasan yang dialami responden berbeda-beda, semakin tua usia seseorang maka kecemasan yang dialaminya juga akan semakin berat. Pada penelitian ini data yang ada menunjukkan bahwa tingkat kecemasan berat sebagian besar dialami oleh wanita usia 45-50 tahun (75%) sedangkan pada tingkat kecemasan ringan sebagian besar dialami oleh wanita usia 40-45 tahun (73,3%). 3. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan

Dalam keadaan sosial ekonomi dapat mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban fisiologi dan psikologi. Namun, dengan kecemasan yang dialami akan sangat menentukan waktu atau bahkan keterlambatan masa-masa menopause (Intan dan Iwan, 2012; h. 13-14, Proverawati, 2010; h. 40). Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah sebagian besar mengalami tingkat kecemasan kategori berat(49,4%). Rendahnya tingkat pendidikan responden berpengaruh terhadap rendahnya pengetahuan tentang menopause yang dimilikinya. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) dalam Kurniawan (2008, h; 45) menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan mereka yang mempunyai status pendidikan tinggi. Responden dengan tingkat pendidikan menengah sebagian besar mengalami kecemasan berat 9,3% dalam menghadapi menopause. Menurut Prabandani (2009; h. 40), rendahnya informasi yang ibu dapatkan menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang menopause. Sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa tingkat pendidikan menengah ternyata masih kurang dalam mendapatkan informasi tentang menopause, sehingga menyebabkanketidaksiapan menghadapi menopause dan dapat mengakibatkan kecemasan. Sebaliknya responden dengan tingkat pendidikan tinggi sebagian besar tidak memiliki kecemasan (4,9%), hal ini kemungkinan disebabkan karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang menopause.sejalan dengan pendapat hidayat (2004, h; 48) Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah tingkat kecemasannya. Tingkat pendidikan yang tinggi pada seseorang akan membentuk pola

yang adaktifterhadap kecemasan, karena memiliki pola koping terhadap sesuatu yang lebih baik.diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan makin mudah proses penerimaan informasi. Sehingga, kecemasan menjelang menopause dapat diatasi dengan baik (Aprila dan Puspitasari, 2007; h. 41). Hasil penelitian sebanyak 37,7% responden mempunyai pekerjaan sebagai petani, hal ini dapat mengakibatkan kurangnya informasi tentang menopause yang mereka peroleh. Kesibukan sebagai petani memungkinkan responden tidak mempunyai waktu untuk mencari informasi tentang kesehatan reproduksi terutama menopause baik melalui petugas kesehatan, media cetak maupun media elektronik. Sebaliknya dengan responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 8,6% mempunyai waktu luang yang lebih untuk mendapatkan informasi tentang menopause, baik melalui media cetak,elektronik maupun melalui diskusi dengan sesama rekan kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2012) dengan judul Hubungan Kesiapan Wanita Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause di RW IX Gatak Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Menyatakan ada hubungan kesiapan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause (p value= 0,012). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggarini (2010), menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status pendidikan dengan kecemasan (p value= 0,539). KETERBATASAN PENELITIAN Terdapat beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian yaitu : 1. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross sectional sehingga peneliti tidak bisa menilai perilaku responden.

2. Dalam menjawab pertanyaan responden masih banyak responden bertanya kepada responden lain, sehingga jawaban mungkin tidak murni. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause di Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. 1. 88 responden (54,3%) berumur 46-50 tahun. 2. 61 responden (37,7%) memiliki jenis pekerjaan sebagai petani. 3. 101 responden(62,3%) memiliki tingkat pendidikan rendah. 4. 95 responden(58,6%) mengalami tingkat kecemasan berat. 5. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan wanita usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause(p= 0,000) dilihat dari nilai p<0,05. SARAN 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan reproduksi terutama tentang menopause kepada masyarakat. 2. Bagi Peneliti Diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel lain untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause. 3. Bagi Institusi Kesehatan Bagi Institusi Kesehatan diharapkan agar lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi dan konseling yang berkaitan dengan Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya untuk memberikan informasi tentang menopause dan cara untuk menghadapi masa menopause. 4. Bagi Wanita Usia 40-50 Tahun Bagi ibu premenopause dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menopause

dengan banyak membaca buku tentang menopause atau melalui media informasi lainnya. 5. Bagi Masyarakat Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang menopause, sehinggamasyarakat tidak merasa cemas menghadapi menopause dan meningkatkan masyarakat menuju ketempat pelayanan kesehatan untuk memperoleh informasi tentang menopause.

DAFTAR PUSTAKA Ade, H. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Anggarini, P. (2010). Wanita Menghadapi Menopause Di Wilayah RW 03 Desa Bantarsoka Purwokerto. UMP :Program Studi Ilmu Keperawatan. Di unduh dari http://digilib.ump.ac.id. 26 April 2014, 16.00 WIB. BPS. 2013. Kabupaten Purworejo Dalam Angka. BPS. 2011. Kecamatan Gebang Dalam Angka. Puspitasari. (2007). Faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public Health Vol. 4, no 1 juli 2007. Fakultas kesehatan masyarakat: universitas airlangga. Diunduh dari http://id.scribd.com. 26 April 2014, 17,30 WIB. Intan dan Iwan. (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika. Hastono.(2006). Statistik Kesehatan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hawari. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Hidayat.(2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kusmiran. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Mandias. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Masyarakat Desa Dalam Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Di Desa Pulisan Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara. Universitas Klabat. Diunduh dari http://igenursing.weebly.com/uploads/1/4/3/9/.../fix_jku_sir_reagen.pdf. 23 April 2014, 18.30 WIB. Manuaba, I.A.C. Ida Bagus Gde Fajar Manuaba. Ida Bagus Gde Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Mulyani. (2013). Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta...(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prabandani. (2009). Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause Di Perumahan Griya Cipta Laras Wonogiri.

Surakarta : Program Studi DIV Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.http://eprints.uns.ac.id/7666/1/106042210200907501.pdf25 Januari 2014, 16.35 WIB. Pranoto.(2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Proverawati. (2010). Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Pusmaika.(2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info Media. Purwoastuti. (2008). Menopause Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanikus. Puspitasari. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan KecemasanPada Wanita Menopause. Surakarta : UNS Fakultas Kedokteran di unduh dari http://library.uns.ac.id. 26 April 2014, 17.40 WIB. Rismalinda.(2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info Media. Riwidikdo. (2007). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi lima. Jakarta: EGC. Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Tirtarahardja.(2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Widyastuti.(2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya