Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

ANALISA KEKERASAN MATERIAL TERHADAP PROSES PEMBUBUTAN MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN DAN TANPA MEDIA PENDINGIN

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

PENGARUH KECEPATAN PUTAR SPINDLE (RPM) DAN JENIS SUDUT PAHAT PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN BENDA KERJA BAJA EMS 45

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

Simulasi Komputer untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan pada Proses Pembubutan Silindris

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN TINGKAT KEKASARAN DAN GETARAN PAHAT PADA PEMOTONGAN ORTHOGONAL DAN OBLIQUE AKIBAT SUDUT POTONG PAHAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Nilai Kekasaran Permukaan Paduan Magnesium AZ31 Yang Dibubut Menggunakan Pahat Potong Berputar

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru,28293 Indonesia

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS GEOMETRIK HASIL PEMBUBUTAN POROS IDLER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI

PENGARUH BEBERAPA PARAMETER PROSES TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN HASIL PEMESINAN GERINDA RATA PADA BAJA AISI 1070 DAN HSS

BAB li TEORI DASAR. 2.1 Konsep Dasar Perancangan

PENGARUH PROSES BURNISHING TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN MILD STEEL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT HSS PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN ORTHOGONAL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT BAJA AISI 1045

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

OPTIMASI PARAMETER PROSES PEMESINAN TERHADAP KEAUSAN PAHAT DAN KEKASARAN PERMUKAAN BENDA HASIL PROSES CNC TURNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

Simulasi Komputer Untuk Memprediksi Besarnya Daya Pemotongan Pada Proses Cylindrical Turning Berdasarkan Parameter Undeformed Chip Thickness

Bab IV Data Pengujian

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

Pengaruh jenis proses pemotongan pada mesin milling terhadap getaran dan kekasaran permukaan dengan material aluminium 6061

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

ANALISIS PENGARUH CUTTING SPEED DAN FEEDING RATE MESIN BUBUT TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA DENGAN METODE ANALISIS VARIANS

OPTIMASI NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT CNC DENGAN METODE TAGUCHI L 27

PENGARUH VARIASI CUTTING FLUID DAN VARIASI FEEDING PADA PROSES PEMOTONGAN ORTHOGONAL POROS BAJA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN. Febi Rahmadianto 1)

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

PENGARUH KETEBALAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA MATERIAL S45C

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

TUGAS SARJANA OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PROSES CNC FREIS TERHADAP HASIL KEKASARAN PERMUKAAN DAN KEAUSAN PAHAT MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

ANALISIS PROFIL KEBULATAN UNTUK MENENTUKAN KESALAHAN GEOMETRIK PADA PEMBUATAN KOMPONEN MENGGUNAKAN MESIN BUBUT CNC

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

SURAT KETERANGAN No : 339C /UN /TU.00.00/2015

PENGARUH VARIASI SUDUT UJUNG MATA POTONG KARBIDA TERHADAP KEKASARAN DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM Al 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]


KAJIAN GAYA PEMOTONGAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BERBAGAI MATERIAL MENGGUNAKAN PAHAT HSS

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

PENGARUH VARIASI PUTARAN BENDA KERJA DAN PUTARAN TOOL MENGGUNAKAN METODE PEMAKANAN TANGENSIAL PADA PROSES TURN-MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

PENGARUH DEBIT MEDIA PENDINGIN TERHADAP NILAI KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA ST 60

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 bulan yaitu dari bulan Oktober 2014

Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Medang pada Proses Pembubutan

PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP TEMPERATUR PEMOTONGAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

Iman Saefuloh 1, Ipick Setiawan 2 Panji Setyo Aji 3

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

DESAIN DAN PABRIKASI GERINDA TOOLPOST PADA MESIN BUBUT KONVENSIONAL

KARAKTERISASI TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 HASIL PEMESINAN CNC MILLING

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Kecepatan potong Kecepatan makan Kedalaman potong. Kekasaran Permukaan

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

Transkripsi:

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Agung Premono 1, a *, Triyono 1, R. Ramadhani 2, N. E. Fitriyanto 2 1 Dosen, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220 2 Alumni,Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220 a agung-premono@unj.ac.id Abstrak Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data empiris tentang pengaruh parameter pemesinan bubut terhadap kekasaran permukaan benda kerja pada proses pemesinan awal dan akhir. Metode yang dilakukan adalah eksperimen menggunakan mesin bubut CNC dan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan prinsip Taylor Hobson Talysurf. Benda kerja yang digunakan adalah baja ST 41 (mild steel). Untuk mendapatkan data empiris tentang hasil kekasaran permukaan benda kerja dalam penelitian tersebut, variasi proses pemesinan bubut yang digunakan dalam proses pemesinan awal adalah kecepatan potong dan gerak pemakanan, sedangkan untuk proses pemesinan akhir adalah gerak pemakanan dan kedalaman pemotongan. Hasil optimum pada pemesinan awal diperoleh pada gerak pemakanan yang mm/rev dan kecepatan potong 60 m/min. Sedangkan untuk pemesinan akhir diperoleh pada gerak pemakanan 0,16 mm/rev, kedalaman potong 0,21 mm. Kata kunci: bubut, pemesinan awal, pemesinan akhir, kecepatan potong, kedalaman potong, gerak pemakanan, kekasaran permukaan Pendahuluan Kekasaran permukaan merupakan parameter spesifikasi geometrik yang harus dipenuhi pada proses pemotongan logam. Untuk menghasilkan nilai kekasaran yang memenuhi spesifikasinya, maka ada banyak parameter yang harus diperhatikan seperti kecepatan spindel, kedalaman pemotongan, dan gerak pemakanan[1]. Selain parameter tersebut, ada beberapa parameter yang sering sulit diidentifikasi secara pasti tetapi mempengaruhi hasil kekasaran permukaan, seperti keausan pahat, perubahan geometri pahat akibat penggunaan, pembentukan geram, dan juga sifat mekanik benda kerja dan pahat. Beberapa parameter terakhir inilah yang harus dapat diprediksi dalam melakukan proses pemesinan sehingga kekasaran permukaan yang telah ditentukan dapat tercapai. Dalam rangka memperoleh nilai spesifik kekasaran permukaan suatu proses pemesinan dari suatu benda kerja, maka perlu dilakukan beberapa studi empiris. Kumar [2] telah melakukan studi tentang efek kecepatan spindel dan gerak makan terhadap kekasaran pada benda kerja baja karbon. Yasin [3] menyimpulkan bahwa kecepatan putar dan kecepatan pemakanan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kekasaran permukaan produk. Selain itu, efek gerak makan dan kecepatan putar terhadap kekasaran permukaan juga telah dilakukan pada benda kerja FCD 40 [4]. Namun, beberapa penelitian diatas belum melakukan secara langsung pengaruh parameter proses pemesinan untuk proses pemesinan awal dan akhir pada proses pemesinan bubut CNC, serta belum memberikan data empiris tentang parameter optimum untuk kedua jenis pemesinan (awal dan akhir) untuk benda kerja ST 41. Dari uraian diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data empiris tentang pengaruh parameter pemesinan terhadap kekasaran permukaan pada proses

pemesinan bubut awal dan akhir menggunakan mesin CNC, serta mendapatkan parameter pemesinan optimum untuk mendapatkan kekasaran permukaan yang ditetapkan. Teori Dasar Proses Pemesinan [5]. Proses pemesinan adalah proses pembentukan geram akibat perkakas yang dipasangkan pada mesin perkakas, bergerak relatif terhadap benda kerja yang dicekam pada daerah kerja mesin perkakas. Menurut jenis kombinasi gerak potong dan gerak makan, maka proses pemesinan dikelompokkan menjadi tujuh proses, yaitu: (1) bubut; (2) gurdi; (3) freis; (4) gerinda rata; (5) gerinda silindrik; (6) sekrap; dan (7) gergaji atau parut. Elemen dasar proses pemesinan,[5], terdiri atas lima komponen, yaitu: (1) kecepatan potong; (2) kecepatan makan; (3) kedalaman potong; (4) waktu pemotongan; dan (5) kecepatan penghasilan geram. Persamaan yang digunakan untuk ketiga elemen yang pertama dalam proses bubut adalah sebagai berikut. Kecepatan potong: v d n 1000; m/ min (1) Kecepatan makan: v f f. n; mm/ min (2) potong: a d dm 2; mm (3) 0 Proses pemesinan awal dan akhir [6]. Dalam pengoperasian proses pemesinan, terdapat dua jenis pengoperasian yaitu: proses pemesinan awal (roughing) dan proses pemesinan akhir (finishing). Klasifikasi tersebut didasarkan atas pertimbangan efisiensi proses pemesinan. Proses pemesinan awal dilakukan dengan membuang material sebanyak-banyak dengan tujuan agar waktu proses semakin pendek. Sedangkan pemesinan akhir dilakukan dengan tujuan membuat kualitas hasil pemesinan semaksimal mungkin sesuai dengan yang ditetapkan. Dengan perbedaan tersebut, maka terdapat perbedaan elemen dasar proses pemesinan pada kedua jenis pengoperasian pemesinan. Kekasaran Permukaan.[7] Kekasaran permukaan disebabkan oleh dalamnya alur pemakanan pahat yang terjadi karena proses penyayatan dan kecepatan penyayatan. Kekasaran permukaan dapat dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain: (1) penyimpangan rata-rata aritmatik dan garis rata-rata profil (Ra); (2) sepuluh titik ketinggian dari ketidakrataan (Rz); dan (3) ketinggian maksimum dari ketidakrataan (Rmax). Pemeriksaan kekasaran permukaan dapat secara langsung dengan menggunakan peralatan surface roughness tester. Teknik ini yang digunakan dalam penelitian ini surface roughness tester, yang terdapat di lab Fire, Material & Safety Engineering Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Prinsip kerja dari alat ini dengan sistem elektronik dan memiliki stylus yang berbentuk diamond dan terdapat motor penggerak sehingga stylus dapat bergerak bebas maju mundur sepanjang garis lurus permukaan benda uji. Metode Penelitian Metode yang dilakukan adalah eksperimen menggunakan mesin bubut CNC dan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan prinsip Taylor Hobson Talysurf. Benda kerja yang digunakan adalah baja ST 41 (mild steel). Variasi parameter proses pemesinan bubut yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. Perbedaan parameter yang digunakan pada proses pemesinan awal dan akhir dilakukan dengan pertimbangan bahwa pemesinan akhir lebih menitikberatkan kepada kualitas kekasaran permukaan benda kerja. Dimensi benda kerja adalah diameter awal 24 mm, panjang 150 mm. Tabel 1 Parameter Proses Pemesinan Awal Kec. Potong (Vc) m/min Feed Rate (f) mm/rev Potong (mm) 50 0.2 1 60 0.2 1

Tabel 2 Parameter Proses Pemesinan Akhir Spindle Speed (RPM) Gerak Pemakanan (mm/rev) Potong (mm) 0.07 1274 2 7 0.22 Pengaruh kecepatan potong dan gerak pemakanan terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan pada proses pemesinan awal dapat dilihat pada grafik 1. Hasil dan Pembahasan Rangkuman hasil kekasaran permukaan pada proses pemesinan awal dapat dilihat pada tabel 3. Grafik 1 Interaksi antara kecepatan potong dan gerak makan terhadap kekasaran permukaan Tabel 3. Kekasaran Permukaan Proses Pemesinan Awal (Roughing) Feed Rate (f) Potong mm/rev (mm) Kec. Potong (Vc) mm/mi n 50 60 Kekasaran Permukaan Rata-rata (Ra) µm 1.727 0.2 1 3.828 4.173 0.628 0.2 1 2.914 4.007 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pada kecepatan potong yang sama, peningkatan feed rate akan menyebabkan kekasaran permukaan semakin besar, sehingga permukaan benda yang dihasilkan akan semakin kasar. Jika ditelaah lebih lanjut maka pada feed rate yang sama, maka peningkatan kecepatan potong dari 50 mm/min menjadi 60 mm/min akan menurunkan kekasaran permukaan sehingga permukaan benda semakin halus. Dengan demikian kenaikan feed rate akan menurunkan kekasaran benda, namun kondisi sebaliknya terjadi untuk kenaikan kecepatan potong yang akan menghasilkan permukaan benda semakin halus. Grafik 1 memperlihatkan titik potong antara kecepatan potong dan gerak pemakanan yang menghasilkan kekasaran paling moderat (rata-rata). Titik potong itulah yang kami simpulkan sebagai elemen dasar optimum pada pengujian pemesinan awal, yaitu pada saat gerak makan mm/rev. dan kecepatan potong 60 mm/min. Rangkuman untuk hasil pengujian pada proses pemesinan akhir dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Kekasaran Permukaan Proses Pemesinan Akhir (Finishing) Spindle Speed (RPM) Gerak Pemakanan (mm/rev) Potong (mm) 0.07 0.930 1.039 1274 2 2.226 2.387 7 4.905 5.249 0.22 7.255 8.831 Data memperlihatkan bahwa pada saat gerak pemakanan 0,07 mm/rev dan kedalaman pemotongan sebesar 0,1 mm menghasilkan kekasaran permukaan 0,930 μm dengan putaran spidel 1274 rpm. Selanjutnya,

gerak pemakanan dinaikan menjadi 0,12 mm/rev, kedalaman pemotongan tetap yaitu 0,1 dan putaran spindel 1274 rpm. Perubahan ini juga ternyata mempengaruhi kekasaran permukaan benda dengan menghasilkan kekasaran permukaan 2,226 μm. Gerak pemakanan kemudian dinaikan kembali menjadi 0,17 mm/rev dengan kedalaman pemotongan dan putaran spindel sama, kekasaran permukaan yang dihasilkan meningkat sebesar 4,905 μm. Dapat dikatakan bahwa naiknya gerak pemakanan akan meningkatkan kekasaran permukaan. Pembahasan berikutnya adalah efek kenaikan kecepatan pemakanan yang bervariasi mulai dari yang paling rendah sampai tinggi. Pada saat kecepatan pemakanan rendah atau pada nilai 0,07 mm/rev maka kekasaran permukaan benda juga akan rendah dengan nilai 1,007 μm. Kemudian dilihat pada kecepatan yang tinggi yaitu 0,22 mm/rev maka nilai kekasaran permukaan juga akan naik sebesar 8,831 μm. Dilihat dari tren yang terbentuk pada tabel hasil proses pemesinan akhir (finisihing), maka kenaikan kecepatan pemakanan dan kedalaman potong akan menaikkan kekasaran permukaan. Pengaruh kedalaman potong dan gerak pemakanan terhadap kekasaran permukaan hasil pembubutan pada proses pemesinan akhir dapat dilihat pada grafik 2. Grafik 2 Interaksi antara kedalaman potong dan gerak makan terhadap kekasaran permukaan Grafik 2 memperlihatkan titik potong antara kedalaman potong dan gerak pemakanan yang menghasilkan kekasaran paling moderat (rata-rata). Titik potong itulah yang kami simpulkan sebagai elemen dasar optimum pada pengujian pemesinan akhir, yaitu pada saat gerak makan 6 mm/rev. dan kedalaman potong 60 mm/min. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa kondisi berikut. 1. Proses pemesinan awal, kenaikan feed rate pada kecepatan potong yang sama akan meningkatkan kekasaran permukaan, sedangkan kenaikan kecepatan potong pada feed rate yang sama akan menurunkan kekasaran permukaan. 2. Proses pemesinan akhir, kenaikan gerak makan dan kedalaman potong pada putaran spindel yang tetap akan menaikkan kekasaran permukaan. 3. Hasil optimum pada pemesinan awal diperoleh pada gerak pemakanan yang mm/rev dan kecepatan potong 60 m/min. Sedangkan untuk pemesinan akhir diperoleh pada gerak pemakanan 0,16 mm/rev, kedalaman potong 0,21 mm.. Referensi [1] Hayajneh, M.T., Tahat, M.S., Bluhm J., A Study of the Effects of Machining Parameters on the Surface Roughness in the End-Milling Process, JJMIE vol. 1 No. 1, (2007) 1-5 [2] Kumar, N. Satheesh, Shetty, Ajay., Shetty, Ashay., K. Ananth and A. Shetty Harsha (2012). Effect of Spindle Speed and Feed Rate on Surface Roughness of Carbon Steel in CNC Turning. Journal Procedia Engineering, Vol.38, 1016 / j.proeng. 2012. 06.087, 691-697. [3] Yasan. 2011. Studi Empiris antara Putaran Spindel (Speed) dan Pemakanan (Feed) terhadap Kekasaran Permukaan dan Umur Pahat pada Proses Bubut Menggunakan Mesin Bubut CNC Mouri Seiki CL2000. Skripsi. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. [4] Zubaidi, A., Syafa at, I., Darmanto (2012). Analisis Pengaruh Kecepatan Putar dan Kecepatan Pemakanan terhadap

Kekasaran Permukaan Material FCD 40 pada Mesin Bubut CNC. Jurnal, Jurusan Teknik Mesin Universitas Wahid Hasyim Semarang Vol. 8, No.1, 40-47. [5] Rochim, T., Klasifikasi Proses, Gaya & Daya Pemesinan, Penerbit ITB, 2007. [6] Zahid, M.N.O, Case, K., Watts, D., Cutting Tools in Finishing Operations for CNC Rapid Manufacturing Process: Experimental Studies, International Journal of Mechanical, Aerospace, Industrial and Mechatronics Engineering, Vol. 8, N0. 6, (2014), 1108-1112. [7] Rochim, T., Spesifikasi, Metrologi, & Kontrol Kualitas Geometrik 1, Penerbit ITB, 2004. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)