SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transisi epidemiologis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR PERMOHONAN USULAN VERIFIKASI. Kepada Yth. Ketua DPD PPNI Kabupaten/ Kota...

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN RADIOGRAFER INDONESIA (PP PARI) NOMOR : 047/PP PARI/003/VI/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

dengan ketentuan tanggung jawab penyelenggaraan tetap berada

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PENGURUS WILAYAH PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 187/DPW.PPNI/SK/K.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK ELEKTROMEDIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

IKATAN APOTEKER INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

Satuan Kredit Profesi (SKP) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) PENDAHULUAN

KOP SURAT PPNI. SURAT REKOMENDASI Nomor:...

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

2017, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional Pencariaan dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak. memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Pasal 34 ayat

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD / P2KB)

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGURUS DAERAH IKATAN APOTEKER INDONESIA JAWA TIMUR

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BUKU ISIAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN P2KB (BUKU LOG) PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA DAN KOLEGIUM RADIOLOGI INDONESIA

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/233/KPTS/013/2008. MTKP JATIM dan SERTIFIKASI AHLI GIZI 24/08/2012. Oleh : ANDRIYANTO, SH, MKes.

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (INDONESIAN ASSOCIATION OF ENVIRONMENTAL HEALTH)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

RE-REGISTRASI STR BIDAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BUKU LOG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT) BIDAN PROSES PERPANJANGAN STR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN OPTOMETRIS

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

PEDOMAN UJI KOMPETENSI DRAFT- Jum at, 27 Mei 2011

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

REGISTRASI / PERIZINAN TENAGA KESEHATAN MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROV. SULAWESI SELATAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20... tentang. Asosiasi atau Perkumpulan Wakil Manajer Investasi

KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.04/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BAGI PEMEGANG IZIN AHLI

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA. Created By : ASEP SOPARI, SKM, MM, MKM

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENILAI AHLI BIDANG JASA KONSTRUKSI

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PP PERDOSSI), setelah:

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.589, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Refraksionis Optisien. Optometris. Penyelenggaraan. Pencabutan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Lembaga Sertifikasi bagi Bank Perkreditan Rakyat.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Transkripsi:

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G PANDUAN PERHITUNGAN SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI) Menimbang 1. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan perlu diatur kegiatan partisipasi ahli gizi dalam kegiatan ilmiah, bimbingan teknis, dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 2. Bahwa dalam pengaturan perolehan Satuan Kredit Profesi (SKP) kegiatan partisipasi tenaga gizi perlu diatur panduan perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP). 3. Bahwa untuk maksud tersebut butir 1 dan 2 di atas perlu ditetapkan dengan surat keputusan. Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945. 2 Undang-Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. 3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 4 Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara RI tahun 2012 No. 158, Tambahan Negara RI No. 5336); 5. Peraturan Pemerintah 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI) Tahun 1996 No 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637 6. Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. 8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796 tahun 2011); 9. Peraturan Menteri Kesehatan N0.26 tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi. 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 83 tahun 2013 tentang Sertifikat Kompetensi; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi; 12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 221/Menkes/SK/11/2011 tentang MTKI 13. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERSAGI yang telah disahkan dalam Sidang Paripurna Kongres Nasional XIV PERSAGI tanggal 11 November 2009 di Surabaya. M E M U T U S K A N Menetapkan : Panduan Perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP) Kegiatan Pengembangan Keprofesian Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Kedua : Panduan ini digunakan untuk Perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP) Kegiatan Pengembangan Keprofesian tenaga gizi dalam rangka memenuhi persyaratan sertifikasi.

Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai ditetapkan dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : JAKARTA Pada tanggal : 18 November 2014 DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Ketua Umum, DR. Minarto, MPS Tembusan Kepada Yth. : 1. Menteri Kesehatan RI 2. Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) di Jakarta 3. Ketua DPD-PERSAGI seluruh Indonesia 4. Arsip.

Lampiran SK DPP PERSAGI Nomor: 2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 tanggal 18 November 2014 PANDUAN PERHITUNGAN SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI) Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam bidang kegizian, setiap anggota PERSAGI senantiasa perlu mengembangkan diri secara kesinambungan melalui pendidikan dan pelatihan serta kegiatan ilmiah lain sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. PERSAGI sebagai wadah profesi ahli gizi mempunyai kewajiban dan bertanggungjawab untuk membina proses pendidikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta saling tukar menukar informasi maupun pengalaman bagi setiap anggotanya. Untuk itu, PERSAGI menetapkan Sistem Penghargaan Kegiatan Ilmiah sebagai upaya pembakuan dan secara terus menerus, melakukan pembinaan, menilai dan mengakui setiap kegiatan ilmiah serta kegiatan lain yang diikuti oleh segenap anggotanya yang tercantum dalam Panduan Perhitungan Satuan Kredit Profesi (SKP) Kegiatan Pengembangan Keprofesiaan. BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Kegiatan Pengembangan Keprofesian adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan ilmiah, diklat, pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, hasil karya teknologi mandiri bidang gizi dan penghargaan keprofesian. 2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan 3. Tenaga gizi adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang gizi serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang gizi yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya pelayanan gizi

4. Pelayanan Gizi pada masyarakat adalah Upaya Pelayanan Kesehatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan bidang gizi, dietetik dan pangan pada masyarakat untuk semua golongan dan jenis yang membutuhkan Pelayanan Gizi. 5. PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi yang menghimpun para ahli gizi Indonesia, bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai oleh kode etik ahli gizi dan standar profesi ahli gizi. 6. STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki Sertifikat Kompetensi 7. SKP (Satuan Kredit Profesi) adalah nilai/penghargaan yang dikeluarkan oleh PERSAGI atas kegiatan pengembangan keprofesian. 8. Penghargaan SKP adalah penghargaan yang diberikan oleh PERSAGI berdasarkan kegiatan pengembangan keprofesian yang diikuti oleh tenaga kesehatan/gizi dan sertifikat/piagam yang dimiliki yang didapatkan dari pemerintah, NGO karena keprofesionalannya dibidang Gizi, Dietetik dan Pangan. 9. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standard profesi. 10. Akreditasi adalah suatu penilaian terhadap kualitas institusi penyelenggara kegiatan pengembangan keprofesian. 11. Sertifikat adalah suatu dokumen resmi yang berisikan hasil penilaian /pengakuan profesi melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (Continuing Competence Program Development/CCPD.) 12. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya. 13. MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia) adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. 14. Tempat pelayanan Gizi pada Masyarakat adalah di Rumah sakit berbagai tipe milik pemerintah dan non pemerintah, Puskesmas berbagai kelas/strata milik pemerintah, lahan pelayanan gizi masyarakat, hotel, panti, serta klinik mandiri. 15. MTKP (Majelis Tenaga Kesehatan Propinsi) adalah lembaga yang melaksanakan tugas lanjut dari MTKI di propinsi.

BAB II KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN Pasal 2 Jenis kegiatan pengembangan keprofesian yang berlangsung dilingkungan Kesehatan yang terkait dengan pelayanan gizi adalah : (1) Kegiatan ilmiah lisan meliputi: simposium, seminar, diskusi panel, lokakarya dan workshop. (2) Kegiatan ilmiah lisan berupa peningkatan keterampilan teknis meliputi : bimbingan teknis, capasity building, pendidikan dan pelatihan (3) Kegiatan ilmiah tulisan meliputi : penulisan karya Ilmiah hasil riset, hasil survei dan tinjauan kepustakaan (4) Pembuatan karya atau teknologi mandiri bidang gizi. (5) Penghargaan yang didapatkan terkait dengan keprofesionalisme dibidang gizi, dietetik dan pangan (6) Kegiatan pengembangan keprofesian seperti dimaksud pada pasal 2 ayat (1), (2) dan (3) diselenggarakan oleh DPP PERSAGI, DPD/DPC PERSAGI, Institusi Pendidikan Gizi dengan akreditasi minimal B, rumah sakit terakreditasi dan instansi pemerintah/swasta terakreditasi Pasal 3 Pemberian Sertifikat (1) Sertifikat kegiatan pengembangan keprofesian sebagaimana dimaksud pada pasal 2 diberikan kepada Tenaga Kesehatan yang mengikuti/berpartisipasi dalam kegiatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Sertifikat yang dimaksud pada pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh DPP PERSAGI bila kegiatan tersebut dilaksanakan bertaraf Nasional atau Internasional. (3) Sertifikat yang dimaksud pada pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh DPD PERSAGI bila kegiatan tersebut dilaksanakan ditingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota. (4) Format sertifikat sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) tercantum pada lampiran 3.

BAB III PEMBERIAN SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) Pasal 4 Karya Ilmiah Lisan (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan bagi peserta untuk mendapatkan satuan kredit profesi sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) adalah : a. Kegiatan ilmiah lisan meliputi : simposium, seminar, diskusi panel, lokakarya dan workshop yang diselenggarakan dalam waktu 3-5 jam/hari diberikan pengakuan 1 SKP b. Kegiatan ilmiah lisan meliputi : simposium, seminar, diskusi panel, lokakarya dan workshop yang diselenggarakan dalam waktu 5-10 jam/hari diberikan pengakuan sebesar 2 SKP c. Kegiatan ilmiah lisan berupa peningkatan keterampilan teknis meliputi : bimbingan teknis, capasity building, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan dalam waktu 11-30 jam diberikan pengakuan sebesar 3 SKP d. Kegiatan Ilmiah lisan tersebut diatas nomor a, b dan c yang diselenggarakan > 30 jam diberikan pengakuan sebesar 4 SKP Pasal 5 (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan bagi pembicara, narasumber, fasilitator, keynotes speaker dan moderator untuk mendapatkan satuan kredit profesi sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) adalah : a. Pembicara/narasumber/fasilitator/keynotes speaker sebagai pemberi materi 1-2 jam diberikan pengakuan 2 SKP b. Pembicara/narasumber/fasilitator/keynotes speaker sebagai pemberi materi 3-5 jam diberikan pengakuan 3 SKP c. Pembicara/narasumber/fasilitator/pelatih/keynotes speaker sebagai pemberi materi > 5 jam diberikan pengakuan 5 SKP (3) Moderator sebagai pemandu kegiatan tersebut ayat (2) diatas nomor a, b, dan c diberikan pengakuan 2 SKP (4) Panitia penyelenggara kegiatan pengembangan keprofesian sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) dan (2) diberikan pengakuan 2 SKP

Pasal 6 Karya Ilmiah Tulisan (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (3) Persyaratan bagi penulis utama untuk mendapatkan satuan kredit profesi dalam kegiatan ilmiah tulisan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat (3) adalah; a. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara Internasional diberikan pengakuan 5 SKP b. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang terakreditasi dan diterbitkan dan diedarkan secara nasional diberikan pengakuan 3 SKP c. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan dalam bentuk buku diberikan pengakuan 2 SKP d. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Internasional diberikan pengakuan 5 SKP untuk setiap judul yang diterbitkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR e. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Nasional diberikan pengakuan 3 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR f. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah tidak terakreditasi tetapi didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan diberikan pengakuan 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR g. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk poster dalam pertemuan ilmiah tingkat Internasional diberikan pengakuan 3 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR h. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk poster dalam pertemuan ilmiah tingkat Nasional diberikan pengakuan 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR i. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat Internasional atau dalam bahasa Internasional diberikan pengakuan 4 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR j. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam

tingkat nasional diberikan pengakua 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR k. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat lokal diberikan pengakuan 1 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR Pasal 7 (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan bagi penulis pembantu (maksimal 3 orang) untuk mendapatkan satuan kredit profesi dalam kegiatan ilmiah tulisan sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat (3) adalah; a. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara Internasional diberikan pengakuan masing-masing 30 % dari 5 SKP b. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang terakreditasi dan diterbitkan dan diedarkan secara nasional diberikan pengakuan masing-masing 30 % dari 3 SKP c. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan dalam bentuk buku diberikan pengakuan masing-masing 25 % dari 2 SKP d. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Internasional diberikan pengakuan masingmasing 30 % dari 5 SKP untuk setiap judul yang diterbitkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR d. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Nasional diberikan pengakuan masing-masing 30 % dari 3 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR e. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah tidak terakreditasi tetapi didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan diberikan pengakuan masing-masing 25 % dari 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR f. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk poster dalam pertemuan ilmiah tingkat Internasional diberikan pengakuan masing-masing 30 % dari 3 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR g. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk poster dalam pertemuan ilmiah tingkat Nasional diberikan pengakuan

masing-masing 25 % dari 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR h. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat Internasional atau dalam bahasa Internasional diberikan pengakuan masing-masing 25 % dari 4 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR i. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat nasional diberikan pengakuan masing-masing 25 % dari 2 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR j. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat lokal diberikan pengakuan masing-masing 25 % dari 1 SKP untuk setiap judul dalam kurun waktu masa berlakunya STR Pasal 8 (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan bagi editor dan mitra bestari (reviewer) dalam kegiatan ilmiah tulisan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (3) adalah; a. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara Internasional dengan berbahasa Internasional diberikan pengakuan masing-masing 3 SKP b. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang terakreditasi dan diterbitkan dan diedarkan secara nasional diberikan pengakuan masing-masing 2 SKP c. Karya ilmiah tulisan bidang kesehatan/gizi yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan instansi yang bersangkutan dalam bentuk buku diberikan pengakuan masing-masing 1 SKP d. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Internasional diberikan pengakuan masingmasing 3 SKP untuk setiap penerbitan yang diterbitkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR e. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah terakreditasi tingkat Nasional diberikan pengakuan masing-masing 2 SKP untuk setiap penerbitan dalam kurun waktu masa berlakunya STR f. Karya ilmiah hasil penelitian bidang kesehatan/gizi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah tidak terakreditasi tetapi didokumentasikan pada perpustakaan

instansi yang bersangkutan diberikan pengakuan masing-masing 1 SKP untuk setiap penerbitan dalam kurun waktu masa berlakunya STR g. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat Internasional atau dalam bahasa Internasional diberikan pengakuan masing-masing 3 SKP untuk setiap penerbitan dalam kurun waktu masa berlakunya STR h. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat nasional diberikan pengakuan masing-masing 2 SKP untuk setiap penerbitan dalam kurun waktu masa berlakunya STR i. Karya tulis berupa tinjauan atau makalah ilmiah dengan gagasan sendiri dalam tingkat lokal diberikan pengakuan masing-masing 1 SKP untuk setiap penerbitan dalam kurun waktu masa berlakunya STR Pasal 9 Pembuatan Karya Atau Teknologi Mandiri Bidang Gizi. (1) Pemberian satuan kredit profesi yang tercantum dalam sertifikat sebagaimana yang dimaksud pasal 3 ayat (1) harus memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan bagi pelaku utama untuk mendapatkan satuan kredit profesi kegiatan pembuatan karya atau teknologi mandiri bidang gizi sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (4) adalah : a. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Internasional dan memiliki hak paten diberikan pengakuan 5 SKP dari setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR b. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Internasional dan tidak memiliki hak paten diberikan pengakuan 4 SKP dari setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR c. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Nasional dan memiliki hak paten diberikan pengakuan 3 SKP dari setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR d. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Nasional dan tidak memiliki hak paten diberikan pengakuan 2 SKP dari setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR (3) Persyaratan bagi pelaku pembantu (maksimal 3 orang) untuk mendapatkan satuan kredit profesi kegiatan pembuatan karya atau teknologi mandiri bidang gizi sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (4) adalah :

a. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Internasional dan memiliki hak paten masing-masing diberikan pengakuan 30 % dari 5 SKP setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR b. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Internasional dan tidak memiliki hak paten masing-masing diberikan pengakuan 25 % dari 4 SKP setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR c. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Nasional dan memiliki hak paten masing-masing diberikan pengakuan 30 % 3 SKP setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR d. Hasil karya atau teknologi mandiri bidang gizi yang diakui secara Nasional dan tidak memiliki hak paten masing-masing diberikan pengakuan 25 % dari 2 SKP setiap karya yang dihasilkan dalam kurun waktu masa berlakunya STR Pasal 10 Penghargaan Yang Didapatkan Terkait Dengan Keprofesionalisme Dibidang Gizi, Dietetik Dan Pangan (1) Pemberian Satuan Kredit Profesi bagi Tenaga Kesehatan yang mempunyai sertifikat /piagam Penghargaan yang terkait dengan Keprofesionalisme dibidang Gizi, Dietetik dan Pangan dari Pemerintah maupun Non Pemerintah, akan diberikan 5 SKP untuk setiap sertifikat/piagam (2) Pemberian SKP seperti yang dimaksud pada pasal 10 ayat (1) berlaku untuk sertifikat /piagam penghargaan yang dikeluarkan 5 tahun sebelum SK pemberian SKP diterbitkan Pasal 11 (1) Dalam hal Tenaga Kesehatan tidak dapat memenuhi ketentuan persyaratan pemberian SKP dalam pasal 2, ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), maka tenaga kesehatan tersebut harus mengikuti evaluasi kemampuan yang diselenggarakan oleh Organisasi Profesi bekerjasama dengan Stakeholder (2) Dalam hal tenaga kesehatan yang telah mempunyai sertifikat/piagam kegiatan seperti pada pasal 2,ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), tetapi tidak tercantum nilai SKP Profesi Gizi maka pemohon diwajibkan mengikuti proses penyesuaian yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di DPP PERSAGI

BAB III TATA CARA PERMOHONAN SKP Pasal 12 (1) Pemohon mengajukan kebutuhan SKP kepada Dewan Pengurus Pusat PERSAGI (DPP.PERSAGI) untuk kegiatan tingkat Internasional maupun Nasional (2) Pemohon mengajukan kebutuhan SKP kepada Dewan Pengurus Daerah PERSAGI (DPD PERSAGI) untuk kegiatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota. (3) Permohonan SKP seperti pada ayat (1) dan (2) diajukan 1 bulan sebelum kegiatan dilaksanakan (4) Persyaratan permohonan kebutuhan SKP diatas seperti pada lampiran 1. Pasal 13 Tim Penilai (1) Dalam hal pemberian penilaian terhadap kegiatan pengembangan keprofesian pada pasal 2 ayat (1), (2), (3), (4) dan (5) diperlukan suatu Tim Penilai yang ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI untuk Tim Penilai ditingkat Pusat dan oleh Ketua Umum DPD PERSAGI untuk Tim Penilai ditingkat DPD PERSAGI. (2) Tugas tim penilai seperti pada pasal 12 ayat (2) sebagai berikut : a. Menerima permohonan b. Mengidentifikasi berkas/dokumen permohonan c. Melakukan penilaian terhadap berkas permohonan d. Memberikan rekomendasi kepada Ketua Umum DPP / DPD PERSAGI e. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Tenaga kesehatan lulusan pendidikan gizi yang telah memiliki surat izin/str dan/atau surat izin kerja/surat izin praktik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada dinyatakan telah memiliki STR sampai dengan masa berlakunya berakhir. (2) Tenaga Kesehatan lulusan pendidikan gizi yang pada saat berakhirnya STR dan akan memperpanjang STR, diwajibkan menyiapkan 25 SKP sesuai peraturan organisasi profesi Gizi sesuai pasal 1 ayat 8.

(3) Permohonan perpanjangan STR bagi tenaga kesehatan Gizi, melampirkan Sertifikat /Penghargaan/Piagam / Modul/karya Ilmiah dan sebagainya seperti pada pasal 1 diatas dan sudah di legalisir Organisasi Profesi (DPP / DPD). (4) Tenaga kesehatan lulusan pendidikan gizi yang belum memiliki surat izin/str dan/atau surat izin kerja/surat izin praktik yang telah lulus ujian program pendidikan sebelum diberlakukannya Uji Kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, kepadanya diberikan STR dan perpanjangan STR berdasarkan Peraturan Menteri No.46 tahun 2013. (5) Permohonan dan perpanjangan STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dapat dilakukan secara kolektif melalui organisasi profesi, institusi pendidikan dan/atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan dimana Tenaga Kesehatan melakukan pekerjaan/praktiknya kepada MTKI melalui MTKP BAB V Pasal 15 PENDANAAN Pendanaan kegiatan Pemberian SKP dibebankan pada peran serta masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti pada lampiran 2. BAB VI Pasal 16 KETENTUAN PENUTUP Ketentuan Pemberian SKP bagi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan DPP PERSAGI ini tidak berlaku bagi tenaga non kesehatan Pasal 17 Pada saat Peraturan ketua DPP PERSAGI ini mulai berlaku, Peraturan yang terkait dengan pemberian SKP lain dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Peraturan Ketua DPP PERSAGI ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Ketua DPP. PERSAGI ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 November 2014

DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Ketua Umum, LAMPIRAN 1 DR. Minarto, MPS (1) Permohonan Kegiatan Ilmiah Lisan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1), (2) dan (3) menyertakan : a. TOR kegiatan yang berisi : (a) tema, kegiatan, materi, metoda, assessment (b) acara lengkap : rincian waktu, topik, pembicara dan moderator (c) rencana evaluasi penyelenggara (d) susunan panitia dan (e) sasaran peserta b. Riwayat hidup pembicara dan moderator serta pernyataan kesediaan dari pembicara (2) Kegiatan ilmiah tulisan sebagaimana dimaksud pasal 6, 7 dan 8 dan Hasil Karya Atau Teknologi Mandiri Bidang Gizi dimaksud pasal 9 serta penghargaan sebagaimana dimaksud pasal 10 mengajukan surat permohonan serta melampirkan persyaratan sebagai berikut : No Bentuk Lampiran 1 Buku yang dipublikasikan Buku asli 2 Buku yang tidak dipublikasikan Buku asli Bukti legalisasi telah didokumentasikan di perpustakaan instansi yang bersangkutan 3 Majalah yang dipublikasikan Majalah asli 4 Makalah Makalah dan bukti legalisasi telah didokumentasikan di perpustakaan instansi yang bersangkutan 5 Tulisan ilmiah populer yang dimuat di media massa Media massa asli 6 Hasil Karya Atau Teknologi Mandiri Dokumentasi hasil karya, misal: vidio, foto Bidang Gizi atau hasil produk asli 6 Penghargaan Bukti sertifikat penghargaan yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang

LAMPIRAN 2 Pendanaan Pemberian SKP kegiatan Ilmiah Lisan dikenai biaya sebagai berikut : No Lama Pelaksana Lokasi/ Tingkat Pemberi SKP Biaya Kegiatan Kegiatan 1 1 hari PERSAGI/AsDI Provinsi/Kabupaten/Kota DPD PERSAGI Rp. 200.000,- 2 2 hari Sda sda sda Rp. 300.000,- 3 > 2 hari sda sda sda Rp. 400.000,- 4 1 hari Selain PERSAGI/AsDI sda sda Rp. 500.000,- 5 2 hari sda sda sda Rp. 600.000,- 6 > 2 hari sda sda sda Rp. 750.000,- 7 1 hari PERSAGI/AsDI Nasional/Internasional DPP PERSAGI Rp. 500.000,- 8 2 hari Sda sda sda Rp. 600.000,- 9 > 2 hari sda sda sda Rp. 750.000,- 10 1 hari Selain sda sda Rp. 750.000,- PERSAGI/AsDI 11 2 hari sda sda sda Rp. 850.000,- 12 > 2 hari sda sda sda Rp. 1.000.000,- DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Ketua Umum, DR. Minarto, MPS

LAMPIRAN 3 Contoh Sertifikat