BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

Pembangunan Industri Tambang Yang Berwawasan Lingkungan Di Indonesia. Rosmini ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi pertambangan

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian... 19

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan. yang menjadi pendukung kehidupan manusia telah rusak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negeri Indonesia beberapa tahun kebelakang yang menyebabkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan PERTAMBANGAN BERWAWASAN LINGKUNGN

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara pada tahun 2008 (Kementerian ESDM, 2009) Indonesia. perbaikan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

RESPON MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK TAMBANG GALIAN C DI KELURAHAN PASIR SIALANG KECAMATAN BANGKINANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

n.a n.a

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

MODEL SEDERHANA DAMPAK PERTAMBANGAN TERHADAP EKONOMI LOKAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SE - 48/PJ/2011 TATA CARA PENGENAAN PBB SEKTOR PERTAMBANGAN NON MIGAS SELAIN PERTAMBANGAN ENERGI PA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam bahan galian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud butir air di atas, perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

DAMPAK AKTIVITAS PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PADA KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

penambangan pasir. Sungai Bah Bolon adalah sungai yang terletak di Kabupaten

2017, No sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peratur

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2

Makalah Hubungan Hukum Antara Hukum Pertambangan Dengan Hukum Agraria, Hukum Lingkungan, Hukum Kehutanan, Dan Hukum Pajak.

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 420,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 26,548,498, BELANJA LANGSUNG 54,835,592,775.00

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam yang berbeda-beda pada setiap daerah. Pengelolaan sumber daya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1986

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

- 3 - Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral tentang alam, panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut/arus laut (Daryono, 1995 dalam Anto, 2008, hlm. 1). Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan potensi sumber daya alam termasuk di dalamnya terdapat mineral yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan baku industriseperti diungkapkan oleh Sukandarrumidi (2009 dalam, Mardianti, hlm. 9) Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri/produksi. Dalam hal demikian mineral sebagai bahan galian. Kegiatan pengambilan bahan galian disebut penambangan, seperti yang dijelaskan Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral bahwa Penambangan adalah kegiatan untuk mengambil bahan galian yang dilakukan baik secara manual maupun mekanis, dari pengupasan lapisan, penambangan bahan tambang, pemuatan, hingga pengangkutan.salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang dominan adalah sektor pertambangan. Sektor ini menyumbang 36% dari pendapatan negara pada tahun 2008 (Kementerian ESDM, 2009) oleh sebab itu keberadaan sumber daya memiliki potensi ekonomi yang harus dimanfaatkan secara optimal agar dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat, namun pemanfaatan sumber daya alam harus menggunakan filsafah, bahwa kekayaan alam yang kita miliki akan habis dengan berjalannya waktu, padahal kekayaan itu merupakan anak cucu kita. Kegiatan penambangan dapat berdampak positif dan negatif, Noor (2006, hlm. 22) mengatakan konsekuensi dari meningkatnya eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya akan berdampak pada aspek sosial-ekonomi, dan 1

2 lingkungan.dampak sosial ekonomi seperti peningkatan pendapatan daerah, terciptanya lapangan pekerjaan, dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar wilayah Pertambangan.Dampak lingkungan seperti perubahan ekologi, kerusakan lingkungan seperti pencemaran air, polusi udara, kekeringan, dan mampu mengubah system mata pencaharian masyarakat. Bagi kehidupan masyarakat di sekitar areal penambangan akan sangat terpengaruh khususnya dalam bidang ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini disebabkan adanya penerimaan tenagakerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional.meliputi tenaga managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerjapendukung.hal itu merupakan suatu kewajiban perusahaan, karena perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat.kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial (Kartini, 2009 dalam Mazda, 2012). Pelaksanaan tanggung jawab perusahaan telah dijelaskan dan diwajibkan sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat 1, Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan ayat 3 yaitu Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berarti pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat dihindari. Namun keberadaan kegiatan pertambangan ini juga pada umumnya menimbulkan berbagai dampak negatif, cepat rusaknya infrastruktur jalan akibat beroperasinya truk-truk pengangkut batu dengan bobot massa yang

3 berat. Dalam waktu relatif singkat dapat mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya, usaha pertambangan dapat menimbulkan gangguan, antara lain; pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air, limbah air, tailing serta buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun. Gangguan juga berupa suara bising dari berbagai alat berat, suara ledakan eksplosive (bahan peledak) dan gangguan lainnya Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi ekonomi dari hasil pertambangan adalah Kabupaten Purwakarta.terdapat tiga jenis hasil tambang di kabupaten Purwakarta yaitu batu gunung (andesit, batu olahan) dan pasir, dengan 15 perusahaan/usaha pertambangan/penggalian di kabupaten Purwakarta, Tabel 1.1 Banyaknya Perusahaan/Usaha Pertambangan/Penggalian menurut Kecamatan dan Jenis Komoditi di Kabupaten Purwakarta tahun 2012 KECAMATAN PASIR BATU GUNUNG Jatiluhur 1 - Tegalwaru - 2 Plered 1 7 Sukatani - 3 Campaka 1 - JUMLAH 3 12 Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta, Purwakarta Dalam Angka 2012 Andesit merupakan hasil tambang yang terbesar disbanding dengan komoditi yang lainnya dan andesit terus mengalami kenaikan dalam 4 tahun terakhir yakni dari tahun 2008-2011.

4 Tabel 1.2 Produksi Hasil Tambang di Kabupaten Purwakarta TAHUN PRODUKSI HASIL TAMBANG (m³) Andesit Batu Olahan Pasir 2008 111.938 97.707 27.669 2009 148.772 111.371 18.589 2010 179.473 95.447 5.680 2011 179.573 75.440 3.900 Sumber ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Dengan jumlah produksi andesit yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, tentu dianggap sebagai komoditi yang sangat berpotensi di Kabupaten Purwakarta.Terdapat 3 perusahaan/pengelolaan tambang andesit di kecamatansukatani, dan ketiganya terdapat di desa Malangnengah. Tiga perusahaan pertambangan batu andesit, tersebut adalah; Koperasi Gunung Sembung, dimana penambang rakyat sebagian besar tergabung ke dalam anggota koperasi, DJPS (Jaya Putra Sembung) Perusahaan milik perseorangan (pribadi), dan PT. Hanusentra, merupakan perusahaan tambang swasta. Pada umumnya kegiatan ekonomi masyarakat khususnya penambang di desa Malangnengah sangat terpengaruh dengan adanya aktivitas pertambangan, R.Bintarto (dalam Muharomi, 2009, hlm. 7) mengenai pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai berikut : Kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup Dengan 4 Parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi 1)mata pencaharian 2)pendapatan 3)pendidikan 4)kesehatan.

5 Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994 dalam Jerniwati, 2011, hlm. 6) adalah: kedudukanatau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan,jenis rumah tinggal,dan jabatan dalam organisasi. Sosial ekonomi dalam penelitian ini dapat disimpulkan merupakan pengaruh dari kegiatan pertambangan yang berkaitan dengan pendapatan, kepemilikan tempat tinggal, dan pendidikan keluarga. Adanya tiga perusahaan pertambangan di Desa Malangnengah, Sukatani yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk kegiatan pertambangan, membuat masyarakat beralih mata pencaharian dari petani menjadi penambang batu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.hal itu dinilai lebih menguntungkan dibanding menjadi petani sawah. Dengan adanya kegiatan penambangan di Desa Malangnengah, maka keadaan ini akan memberi pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi msayarakat di sekitar areal pertambangan tersebut. Sehubungan dengan hal itu penulis tertarik untuk melihat dampak penambangan batu andesit terhadap masyarakat disekitarnya, dengan mengangkat judul Pengaruh Penambangan Batu Andesit Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa andesit merupakan komoditi yang sangat berpotensi di Kabupaten Purwakarta, dengan hasil produksi yang terus meningkat tiap tahunnya. Tentunya keberadaan aktifitas pertambangan akan berpengaruh kepada masyarakat yang berada di sekitar areal penambangan. Koperasi Gunung Sembung, DJPS (Jaya Putra Sembung), dan PT Gunung Setra merupakan tiga perusahaan/usaha pertambangan yang mengelola batu andesit di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta.Dengan terdapatnya perusaan penambangan di Desa

6 Malangnengah sangat berpengaruh kepada masyarakat di areal penambangan baik positif maupun negatif. Salah satu pengaruh yang dihasikan dari kegiatan penambangan ini adalah kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Malangnengah, dimana dilihat dari pendapatan masyarakat, kepemilikan fasilitas serta tempat tinggal, dan pendidikan keluarga. Untuk lebih mengarahkan serta membatasi permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membuat pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi pertambangan batu andesit di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta? 2. Bagaimana pengaruh pertambangan batu andesit terhadap pendapatan masyarakat di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta? 3. Bagaimana pengaruh pertambangan batu andesit terhadap kepemilikan kekayaan atau fasilitas serta tempat tinggal masyarakat di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta? 4. Bagaimana pengaruh pertambangan batu andesit terhadap usaha pendidikan keluarga di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi bagaimana kondisi pertambangan batu andesit di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta 2. Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh pertambangan batu andesit terhadap pendapatan di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. 3. Mengidentifikasi pengaruh pertambangan batu andesit terhadap kepemilikan kekayaan atau fasilitas serta tempat tinggal masyarakat di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta.

7 4. Mengidentifikasi pengaruh pertambangan batu andesit terhadap usaha pendidikan keluarga di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian secara teotitis a. Dapat diketahuinya kondisi pertambangan batu andesit di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta b. Dapat diketahuinya seberapa besar pengaruh pertambangan batu andesit terhadap pendapatan di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta c. Dapat diketahuinya pengaruh pertambangan batu andesit terhadap kepemilikan kekayaan atau fasilitas serta tempat tinggal masyarakat di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. d. Dapat diketahuinya pengaruh pertambangan batu andesit terhadap pendidikan keluarga di Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. 2. Manfaat penelitian secara praktis a. Bagi pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan untuk instansi-instansi yang terkait agar lebih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. b. Bagi jurusan geografi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk mata kuliah Geografi Lingkungan mengenai interaksi manusia dengan lingkungan, dan pada pokok bahasan sumber daya alam. c. Bagi guru geografi

8 Penelitian ini diharapkan dapat benrmanfaat sebagai bahan pengayaan mata pelajaran Geografi di SMA kelas XI mengenai sumber daya alam, manusia dan lingkungannya. d. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini dapat dijadiakan sebagai sumbangan refrensi atau pengembangan teori bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai pengaruh penambangan batu andesit terhadap kondisi sosial ekonomi. E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA Menguraikan berbagai kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diambil, meliputi pengertian mengenai Sumber Daya Alam, Penambangan, Tenaga Kerja, Kondisi Sosial Ekonomi, dan Hipotesis Penelitian. BAB III PROSEDUR PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan menganenai lokasi penelitian, metode penilitian, variable penilitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

9 Bab ini membahas pengolahan atau anlisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan kondisi geografis Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta baik dari segi fisik maupun sosial, dan pengaruh kegiatan penambangan batu andesit terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dilihat dari mata pencaharian, pendapatan, kepemililikan fasilitas, dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran yang diberikan dari hasil penelitian.