ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB II GENERATOR SINKRON 3 FASA

PENGAT PENGA URAN TE GANGAN

( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT- USU) Oleh : NAMA : AHMAD FAISAL N I M :

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR SINKRON TANPA SIKAT DENGAN METODE IMPEDANSI SINKRON DAN AMPERE LILIT

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

BAB II GENERATOR SINKRON

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Mesin Arus Bolak Balik

atau pengaman pada pelanggan.

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

GENERATOR SINKRON Gambar 1

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

COS PHI (COS φ) METER

BAB III METODE PENELITIAN. keseluruhan Dalam perancangan ini, banyak hal-hal yang harus ditinjau terlebih dahulu.

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II GENERATOR SINKRON

PENGARUH VARIASI KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN NILAI FAKTOR KETIDAKSEIMBANGAN TEGANGAN YANG SAMA

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

BAB III. PERANCANGAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA (COS φ) DAN PERHITUNGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

Mesin Arus Bolak Balik

Transkripsi:

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIFINDUKTIFKAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER Fahdi Ruamta Sebayang A.Rachman Hasibuan Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: deckdie@gmail.com. ABSTRAK Generator sinkron merupakan mesin listrik yang merubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik bolak balik (AC) Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya. Sedangkan energi listrik bolak balik (AC) akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan ditemukannya Generator Sinkron telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung dalam batu bara gas minyak air uranium kedalam bentuk yang bermanfaat yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri. Dalam kondisi berbeban generator sinkron akan bervariasi tergantung pada faktor daya beban. Pada makalah ini penulis membahas analisis perbaikan faktor daya beban resistifinduktif dan kapasitif generator sinkron 3 fasa menggunakan metode potier. Pada perbaikan faktor daya dengan cos ɵ = 07 dan 08 didapat voltage regulation nya sebesar 439% dan 296%. Sedangkan pada metode potier di dapat pada beban resistif: 138% induktif : 2538% dan kapasitif: 0%. Kata kunci: generator sinkron penentuan tegangan terminal 1. Pendahuluan Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara air minyak gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri. Beban yang dipikul alternator dapat bersifat resistif induktif dan kapasitif yang ketiga beban tersebut memiliki faktor daya yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan pengujian baik berupa analisa perbandingan untuk ketiga beban tersebut terhadap regulasi tegangan dari sebuah generator dengan menggunakan beberapa metode yang digunakan untuk menghitung regulasi tegangan pada generator sinkron. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis perbaikan faktor daya beban dan pengaruh pembebanan resistif kapasitif dan induktif terhadap regulasi tegangan generator sinkron tiga fasa.[1] 2. Metode Potier ( Zero Power Factor ). Metode ini berdasarkan pada pemisahan kerugian akibat reaktansi bocor X l dan pengaruh reaksijangkar Xa.dapat dilihat pada Gambar (1) Gambar 1 Rangkaian ekivalen generator sinkron [5] Data yang diperlukan adalah: - Karakteristik Tanpa beban. - Karakteristik Beban penuh dengan faktor daya nol. Khusus untuk karakteristik beban penuh dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan cara melakukan percobaan terhadap generator seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban yaitu menaikkan arus medan secara bertahap -76- copyright @ DTE FT USU

yang membedakannya supaya menghasilkan faktor daya nol maka generator harus diberi beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor daya nol saat dibebani harus dijaga konstan.dapat dilihat pada Gambar (2) E 0 E Kurva Tanpa Beban 0 H B G J I Xi Kurva Beban Penuh Gambar 2 Diagram Metode SegiTiga [6] Dari Gambar diagram Potier diatas bisa dilihat bahwa : V nilai tegangan terminal saat beban penuh. V ditambah JF (I.X) menghasilkan tegangan E. BH = AF = arus medan yang dibutuhkan untuk mengatasi reaksi jangkar. Bila vektor BH ditambah kan ke OG maka besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk tegangan tanpa beban E 0 bisa diketahui dengan persamaan: %VR= (E 0 V FL ) V FL 100 Diagram vektor potier juga dapat digambarkan terpisah seperti Gambar (3) I K A Arus Hubung Singkat b.) Vektor IRa digambarkan sejajar dengan vektor I dan IXL digambarkan tegak lurus terhadap IRa. c.) Garis OJ menunjukkan besar tegangan E dengan besar eksitasinya (garis OG) yang digambarkan dengan sudut 90º terhadap E (garis OJ). d.) Garis GI (garis BH = garis AF pada gambar 3.13) menunjukkan arus medan yang sebanding dengan reaksi jangkar beban penuh dan digambarkan sejajar dengan vektor arus I. e.) Garis OI menunjukkan eksitasi medan untuk tegangan E0. Dimana vektor E0 tertinggal sebesar 90º terhadap garis OI. f.) Garis JK menunjukkan jatuh tegangan akibat reaktansi jangkar (IXL).[6] 3. Pengaruh Beban resistifinduktifkapasitif Terhadap Faktor Daya Beban Dalam sistem listrik AC/Arus Bolak-Balik ada tiga jenis daya yang dikenal khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z) Daya semu dinyatakan dengan satuan Volt- Ampere (disingkat VA) menyatakan kapasitas peralatan listrik seperti yang tertera pada peralatan generator dan transformator. Pada suatu instalasi khususnya di pabrik/industri juga terdapat beban tertentu seperti motor listrik yang memerlukan bentuk lain dari daya yaitu daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet atau dengan kata lain daya reaktif adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik. Dapat dilihat pada Gambar (4) Gambar 3 Diagram Vektor Potier [6] Dari Gambar di atas dapat diketahui bahwa : a.) Untuk faktor daya lagging dengan sudut φ vektor I digambarkan tertinggal dari V sebesar φ. Gambar 4 Segitiga Daya [5] -77- copyright @ DTE FT USU

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) dengan daya semu/daya total (VA) atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat Gambar 4). Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Faktor daya menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya ini menggunakan kapasitor.[4] Dalam sebuah sumber arus bolak-balik bila beban diaplikasikan bersifat resistif murni maka gelombang tegangan dan arus adalah sephasa seperti diperlihatkan pada Gambar (5) Gambar 7 Beban Kapasitif [5] Sebuah kapasitor daya atau yang dikenal dengan nama kapasitor bank harus mempunyai daya Q c yang sama dengan daya reaktif dari sistem yang akan diperbaiki faktor dayanya. Jika keadaan ini dipenuhi kapasitor akan memperbaiki faktor daya menjadi bernilai maksimum (faktor daya = 1). Besarnya daya reaktif yang diperlukan untuk mengubah faktor daya dari cos φ 1 menjadi cos φ 2 dapat ditentukan dengan Q = P eff Tan (φ 1 φ 2 ) VAR Gambar (8) menunjukkan perbaikan faktor daya Gambar 5 Beban Resistif [5] Beban yang bersifat induktif atau kapasitif dapat menggeser titik persilangan nol antara tegangan dan arus. Bila bebannya merupakan beban induktif persilangan nol gelombang arus muncul beberapa saat setelah persilangan nol gelombang tegangan muncul. Hal ini biasa dikatakan sebagai arus tertinggal.seperti yang ditunjukkan pada Gambar (6). Gambar 8 Perbaikan Faktor Daya [3] Dimana : φ 1 : adalah faktor daya sebelum didiperbaiki φ 2 :adalah faktor daya sesudah diperbaiki C perphasa : Besar nilai kapasitor perphasa Q : Jumlah daya rektif yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya (VAR) 4. Analisis Perbaikan Faktor Daya Beban Induktif Kapasitif dan Resistif Menggunakan Metode Potier Gambar 6 Beban Induktif [5] Sebaliknya untuk arus beban yang bersifat kapasitif persilangan nol gelombang arus akan muncul beberapa saat sebelum persilangan nol gelombang tegangan. Hal ini biasa dikatakan sebagai arus mendahului seperti yang ditunjukkan pada Gambar (7) Untuk dapat melihat bagaimana pengaruh perubahan beban terhadap regulasi tegangan generator sinkron tiga fasa maka diperlukan beberapa percobaan yaitu: 1. Percobaan tahanan jangkar 2. Percobaan beban nol 3. Percobaan hubung singkat 4. Percobaan perkiraan faktor daya 5. Percobaan Z pf (Zero power factor) 6. percobaan berbeban -78- copyright @ DTE FT USU

Parameter generator sinkron yang diperlukan adalah X s dan Z s yang diperoleh dari percobaan beban nol dan hubung singkat sedangkan tahanan jangkar R a tidak diabaikan. Parameter ini diperlukan untuk mendapatkan tegangan beban nol untuk perhitungan regulasi tegangan. Percobaan Menentukan Parameter Generator Tiga Fasa 4.1 Percobaan Pengukuran Tahanan Jangkar 4.2 Percobaan perbaikan faktor daya P T D C 1 S1 V1 S2 A1 A2 M n If G A3 PTDC 2 PTDC 3 t A4 S3 Cos Φ meter Tabel 2 Data Percobaan Berbeban Sebelum Perbaikan Faktor Daya V I a1 (A) t1 Pout Torsi Cosφ (Volt) (Watt) (Gram) 1 16 99 1975 150 072 18 90 2076 150 074 V2 A B C S4 R1 S5 C Data Percobaan Tabel 1.Data Percobaan Pengukuran Tahanan Jangkar V DC I DC R DC = = 62 314 = 296 Ω Dikarenakan tahanan jangkar akan beroperasi pada tegangan AC maka R DC harus dikali faktor koreksi yang harganya 11 s/d 15. R AC = 13 x 296 = 384 Ω Dari karekteristik beban nol dan hubung singkat diatas kita ambil salah satu nilai arus penguatan (I f ) yaitu 120 ma karena pada nilai arus penguat (I f ) = 120 ma nilai arus jangkar merupakan nilai arus nominal. Dimana ketika I f = 120 ma V t = 165 volt dari karakteristik beban nol (OCC) I a = 51 A dari karakteristik hubung singkat (SCC) Maka dapat diperoleh : Z s = open-circuit I a (rated) X s = Z = 51 = 3235 Ω X s = (3235) (384) X s = 3212 Ω 2 92 2294 150 072 Dari tabel (2) kita akan menentukan Nilai Kapasitor untuk perbaikan faktor Perbaikan Faktor Daya Target faktor daya yang diinginkan adalah 08 dan 09 untuk setiap nilai arus beban yang digunakan sebagai objek pengambilan data. - Target Cos φ 08 ; φ = 3686 0 Q = P Tan (φ 1 φ 2 ) VAR = 197 Tan (4395 0 3686 0 ) = 245 VAR = 265 - Target Cos φ 09 ; φ = 2584 0 Q = P Tan (φ 1 φ 2 ) VAR = 197 Tan (4395 0 2584 0 ) = 6442 VAR = 7 Dari hasil perhitungan diatas maka dipakailah kapasitor yang dengan nilai 4 dan 8 untuk setiap arus beban yang telah ditentukan.yang ditunjukkan pada tabel 3 Tabel 3 data percobaan sebelum perbaikan faktor daya Sebelum Perbaikan Faktor Daya I a (A) Cosφ 1 VR (%) η (%) P scl 16 072 439 87 295 18 074 542 8497 373 2 072 604 8327 4608-79- copyright @ DTE FT USU

Berikut ini akan dianalisis perbaikan faktor daya VR(voltage regulation) efisiensi daya dan cos ɵ masing2 dengan kapasitor 4 µf dan 8 µf yangditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4 Data setelah perbaikan faktor daya Setelah Perbaikan Faktor Daya IG = OH dengan sudut - 180 (90 + Ө) (untuk beban laging) - 180 (90 - Ө) (untuk beban leading) - 90 (untuk beban unity) Maka diperoleh kurva potier seperti Gambar (10) dibawah ini: VR (%) η (%) P scl Cosφ 2 296 9087 1828 081 40 884 3136 084 4415 874 365 085 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai VR dari 3 pembebanan yaitu beban resistif induktif dan kapasitif dan dapat terlihat pada gambar 9 dimana pada saat cos ɵ 08 lebih baik dari pada 07 dikarenakan mendekati nol VR (%) 120 100 80 60 40 20 0 I a V s VR (%) 16 18 2 cos θ = 08 Cos θ = 07 Gambar 9 Kurva perbaikan faktor daya I a (A) 4.3 Percobaan Zpf (Zero Power Factor) Tabel 5 Data percobaan zero power factor Cos φ V Ф 1 210 07 Lag 193 09 Lead 235 Dari karakteristik beban nol dan karakteristik Zpf yang telah didapat maka dapat digambarkan kurva segitiga potier dengan mengikuti langkah langkah yang telah disebutkan pada bab sebelumnya. Dari data beban nol maka diperoleh OB = 012 A Dari data percobaan zero power factor diperoleh A = 034 A AD = OB Gambar 10 Kurva Potier Dari kurva diatas diperoleh nilai : OG=024 IG=002 Beban Resistif cosφ = 1 I f = 2 + + 2( )( ) 90 = 024 2 + 002 2 + 2(024)(002) 90 = 024A Dari karekteristik beban nol untuk mendapatkan E 0 dengan I f 024 A E 0 = 239 V 239 210 VR 100 % 138 % 210 Beban Induktif Cosφ = 07 Lagging φ = 4557 I f = 2 + + 2( )( ) {180 (90 + Ө)} = 024 2 + 002 2 + 2(024)(002) {180 (90 + 4557)} = 025 A Dari karekteristik beban nol untuk mendapatkan E 0 dengan I f 025 A dapat menggunakan metode interpolasi dengan I f = 024 A maka diperoleh V = 239 Volt I f = 026 A maka diperoleh V = 245 Volt I f = 029 A E 0 = 239 + x (245-239) = 242 V 242 193 VR 100 % 2538 % 193 Beban Kapasitif Cosφ = 09 Lagging φ = 2584 I f = 2 + + 2( )( ) cos{180 (90 Ө)} = 024 2 + 002 2 + 2(024)(002 {180 (90 2584} = 023 A -80- copyright @ DTE FT USU

Dari karekteristik beban nol untuk mendapatkan E 0 dengan I f 023 A dapat menggunakan metode interpolasi dengan: I f = 022 A maka diperoleh V = 231 Volt I f = 024 A maka diperoleh V = 239 Volt I f = 023 A E 0 = 231 + x (239-231)= 235 V 235 235 VR 100 % 0 % 235 Dari metode potier yang digunakan diperoleh regulasi tegangan dengan arus beban sebesar 51 A Metode Potier Induktif : 2538 % Resistif : 138 % Kapasitif : 0 % 5. Kesimpulan Dari hasil percobaan dan analisis data yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan nilai pembebanan yang sama maka semakin baik faktor daya dari beban yang dilayani oleh generator sinkron maka semakin baik regulasi yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan semakin baik faktor dayanya maka semakin kecil E 0 yang dihasilkan dan semakin kecil tegangan yang diterima oleh beban. 2. Regulasi tegangan dengan menggunakan metode potier untuk beban resistif dan kapasitif nya mendapatkan hasil yang positif untuk beban induktif pada metode potier mendapat nilai yang paling kecil.namun metode potier merupakan metode yang paling akurat terhadap semua metode yang ada. 7. Daftar Pustaka [1]. Chapman Stephen J Electric Machinery Fundamentals 3rd Edition Mc Graw Hill Book Company Singapore 1999. [2]. Sumanto DRS Motor Listrik Arus Bolak- Balik Edisi Pertama Penerbit Andi Offset Yogyakarta 1993. [3] Thearaja B. L A Teks-Book of Electrical Technology Nurja Construction & Development New Delhi 1989. [4] Wijaya Mochtar Dasar-Dasar Mesin Listrik Penerbit Djambatan Jakarta 2001. [5] Zuhal Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya Edisi Ke-5 Gramedia Jakarta 1995. [6] BimbraP.S Generalized Circuit Theory of Electrical Machines Khanna Publisher India 1975. 6. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.Djakaria Sebayang dan Ruslina Sembiring selaku orang tua penulisir.a.rachman Hasibuan selaku dosen pembimbing juga Ir. Eddy Warman Ir. Syamsul Amin M.Si dan Ir.Surya Tarmizi Kasim M.si selaku dosen penguji penulis yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan paper ini. -81- copyright @ DTE FT USU