Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sebuah Pengantar atas Materi Pengaturan Kegiatan Transfer Dana dalam UU No. 3/2011 tentang Transfer Dana

PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

KETENTUAN PIDANA DALAM UU NO. 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Yang dimaksud dengan multilateral netting adalah mekanisme perhitungan hak dan kewaji

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penggunaan Klausula Baku pada Perjanjian Kredit

BAB V PENUTUP. 1. Tanggung Jawab Bank Dan Oknum Pegawai Bank Dalam. Melawan Hukum Dengan Modus Transfer Dana Melalui Fasilitas

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG TRANSFER DANA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/6/PBI/2008 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

No. 18/9/DPSP Jakarta, 2 Mei S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA [LN 1999/66, TLN 3843]

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

2017, No undangan mengenai pencegahan dan pemberatasan tindak pidana pencucian uang dan wajib melakukan pemblokiran sebagaimana dimaksud dalam

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Ke

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

2017, No tentang Transaksi Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Dalam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lemb

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM

No. 18/39/DPSP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

Pedoman Klausula Baku Bagi Perlindungan Konsumen

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 78 /POJK.04/2017 TENTANG TRANSAKSI EFEK YANG TIDAK DILARANG BAGI ORANG DALAM

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.03/2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/15/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARA JASA PENGOLAHAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana

UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN [LN 2004/96, TLN 4420]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana Disampaikan dalam Sosialisasi UU No. 3/2011 tentang Transfer Dana Menuju Kepastian Hukum dalam Bertransfer Dana Hotel Shangri-La, Jakarta, 2 Mei 2011 Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran

Pengantar

Struktur UU Transfer Dana Bab I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV Judul Ketentuan Umum Pelaksanaan TD Pembatalan dan Perubahan TD Pengembalian Dana Keterlambatan dan Kekeliruan TD serta Tanggung Jawab Penerima Pelaksanaan Transfer Debit Biaya TD Perizinan Penyelenggaraan TD oleh Orang Perseorangan dan Lembaga Bukan Bank Pengaturan Kompensasi berdasarkan Prinsip Syariah Pengawasan Alat Bukti, Tanda Tangan Elektronik dan Beban Pembuktian Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup 3

Para Pihak dalam Transfer Dana Inti dari kegiatan Transfer Dana adalah Pengirim Asal mengirimkan sejumlah Dana kepada Penerima dengan memanfaatkan jasa Penyelenggara Pengirim Asal (Originator) Penyelenggara Penerima Asal Penyelenggara Penerus Penyelenggara Penerima Akhir Penerima (Beneficiary) Pengirim Asal (Originator) adalah pihak yang pertama kali mengeluarkan Perintah Transfer Dana. (Ps 1 angka 7) Penyelenggara adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana. (Ps 1 angka 2) Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebut dalam Perintah Transfer Dana untuk menerima Dana hasil transfer. (Ps 1 angka 13) 4

Hak dan Kewajiban Para Pihak

Perjanjian sebagai Dasar Hukum Pelaksanaan Transfer Dana Kegiatan Transfer Dana didasarkan pada adanya perjanjian antar pelaku (Pengirim Asal, Penyelenggara, Penerima), termasuk Perintah Transfer Dana yang telah dilakukan Pengaksepan (Pasal 5 ayat (1)). Dalam pelaksanaan Transfer Dana yang melibatkan lebih dari 1 Penyelenggara, masing-masing hubungan hukum antara pelaku merupakan perjanjian yang berdiri sendiri (Pasal 5 ayat (2)). Klausula baku yang terdapat dalam perjanjian transfer dana harus dibuat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti UU Perlindungan Konsumen (Pasal 5 ayat (3)) 6

Hak dan Kewajiban Pengirim Asal Mengisi informasi dalam Perintah Transfer Dana secara lengkap dan benar, yang meliputi: (Pasal 9 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (1)) - identitas Pengirim Asal (nama+nomor rekening atau nama+alamat) - identitas Penerima (nama+nomor rekening atau nama+alamat) - identitas Penyelenggara Penerima Akhir; - jumlah Dana dan jenis mata uang yang ditransfer; - tanggal Perintah Transfer Dana; dan - informasi lain yang menurut peraturan perundang-undangan terkait (seperti UU Tindak Pidana Pencucian Uang) wajib dicantumkan dalam Perintah Transfer Dana Pengirim Asal berhak mendapatkan informasi dari Penyelenggara mengenai perkiraan jangka waktu pelaksanaan Transfer Dana ( Ps 11) Pengirim Asal dapat mencantumkan berita atau pesan dalam Perintah Transfer Dana (Pasal 8 ayat (6)) Pengirim Asal dapat mencantumkan Tanggal Pelaksanaan dan Tanggal Pembayaran (Pasal 10 dan Pasal 12) 7

Hak dan Kewajiban Penyelenggara (1) Dalam hal Pengirim Asal tidak mengisi informasi dengan lengkap, Penyelenggara Pengirim Asal berhak untuk tidak melaksanakan Perintah Transfer Dana (Ps 9 ayat 2) Dalam hal Pengirim Asal mencantumkan berita atau pesan, Penyelenggara harus menginformasikan berita atau pesan tersebut (Pasal 8 ayat (7)) Wajib memberitahukan Pengirim Asal apabila Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana dengan alasan informasi dalam Perintah Transfer Dana tidak lengkap (Pasal 9 ayat (2)) Wajib memperhatikan perjanjian antara Penyelenggara Pengirim Asal dan Pengirim Asal (Pasal 14 ayat (2)) Wajib melakukan pengaksepan dengan segera pada tanggal diterimanya Perintah Transfer Dana; atau pada hari berikutnya atau waktu yang disepakati dengan Pengirim Asal (Pasal 16) Melakukan pendebitan rekening Pengirim Asal pada tanggal yang sama dengan tanggal penerbitan Perintah Transfer Dana (Pasal 17 ayat (4)) Dapat menolak melakukan Pengaksepan, dan wajib memberitahukan penolakan tersebut beserta alasannya kepada Pengirim Asal (Pasal 19) 8

Hak dan Kewajiban Penyelenggara (2) Bertanggung jawab atas terlaksananya Perintah Transfer Dana sampai terdapat pengaksepan oleh Penyelenggara Penerima Akhir (Pasal 20) Harus memberitahukan Pengirim Asal apabila Transfer Dana tidak dilanjutkan karena adanya perintah atau keputusan pengadilan atau pihak yang berwenang (Pasal 24) Berhak menggunakan jasa Penyelenggara Penerus (Pasal 25) Wajib menerbitkan Perintah Transfer Dana baru dalam hal Penyelenggara Penerus yang ditetapkan dibekukan, dicabut izin usaha atau dipailitkan (Pasal 26) Melakukan Perintah Transfer Dana dalam hal telah tersedia Dana yang cukup (Pasal 15 ayat (1) huruf b, Pasal 29 dan Pasal 33) Wajib segera melaksanakan Perintah Transfer Dana kecuali terdapat penundaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau permintaan pihak yang berwenang (Pasal 41) Berhak mengenakan biaya Transfer Dana, dan wajib memberikan informasi mengenai besarnya biaya kepada Pengirim Asal (Pasal 68) 9

Hak dan Kewajiban Penyelenggara (3) Penyelenggara wajib memberikan jasa, bunga atau kompensasi kepada Pengirim Asal atau Penerima, antara lain apabila terjadi: - pendebitan rekening dan pelaksanaan Perintah Transfer Dana dilakukan pada tanggal yang berbeda; (lihat Ps 17 ayat 5) - Penyelenggara tidak melaksanakan Perintah Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan; (lihat Ps 19 ayat 3, Ps 21 ayat 3) - pembatalan Perintah Transfer Dana; (lihat Ps 42 ayat 6) - terlambat melakukan pengembalian Dana; (lihat Ps 54) - terlambat melaksanakan Perintah Transfer Dana; (lihat Ps 54) atau - melakukan kekeliruan pelaksanaan Perintah Transfer Dana atau terlambat melakukan koreksi atas kekeliruan. (lihat Ps 56 ayat 2) 10

Perizinan dan Pemantauan

Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana Badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana wajib berbadan hukum Indonesia dan memperoleh izin dari Bank Indonesia. (Ps 69) Pelanggaran terhadap ketentuan perizinan diancam pidana penjara paling lama 3 tahun atau denda paling banyak 3 miliar rupiah, serta dihentikan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dananya. (Ps 79) Bank tidak diwajibkan untuk izin karena kegiatan transfer dana sudah merupakan bagian dari kegiatan usaha Bank. (Penjelasan Ps 69) Ketentuan Peralihan: (Ps 89) - orang perseorangan atau badan usaha bukan badan hukum yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai penyelenggara Transfer Dana wajib berbadan hukum Indonesia dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun; - badan usaha yang telah melakukan penyelenggaraan Transfer Dana dan telah memperoleh izin dari institusi lain di luar Bank Indonesia, maka izinnya tetap berlaku dan diakui sebagai Penyelenggara setelah melaporkan kegiatannya kepada Bank Indonesia dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan; dan - badan usaha yang telah melaporkan kegiatannya wajib menyesuaikan kegiatannya sesuai dengan Undang-Undang ini dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun 12

Pemantauan (Oversight) Pemantauan (oversight) terhadap Penyelenggara dilakukan oleh Bank Indonesia, yang terdiri atas kegiatan: (Ps 72 dan penjelasannya) - pengamatan (monitoring) yang merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana - penilaian (assessment) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memahami dan menilai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. - upaya mendorong perubahan (inducing change) merupakan upaya untuk mendorong perubahan industri dalam penyelenggaraan Transfer Dana yang dilakukan antara lain dengan kegiatan imbauan moral, pertemuan konsultatif, penegakan sanksi, kerja sama dengan institusi lain, dan penyusunan pedoman atau panduan bagi industri. Dalam melakukan pemantauan, Bank Indonesia berkoordinasi dengan otoritas pengawas terkait. (Ps 72 ayat 2) Pemantauan dilakukan secara langsung (pemeriksaan berkala dan/atau setiap waktu apabila diperlukan ) dan/atau tidak langsung (melalui penelitian terhadap laporan, keterangan, dan penjelasan penyelenggaraan Transfer Dana). (Ps 72 ayat 3, 4 dan 5) 13

Penyampaian Laporan Penyelenggara (baik Bank maupun badan usaha berbadan hukum bukan Bank) wajib menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan penyelenggaraan Transfer Dana kepada Bank Indonesia. (Ps 73) Dalam hal Penyelenggara tidak memenuhi kewajiban dalam rangka pemantauan dan/atau penyampaian laporan, keterangan, dan penjelasan, Bank Indonesia berwenang mengenakan sanksi administratif berupa: (Ps 74) - teguran tertulis; - denda administratif; - pembekuan sementara kegiatan usaha Transfer Dana; atau - pencabutan izin kegiatan usaha Transfer Dana. 14

Lain-lain

Pengaturan Penting Lainnya dalam UU Transfer Dana Dalam UU Transfer Dana terdapat beberapa hal yang baru diatur secara tegas dalam tingkat Undang-Undang, antara lain: Pengecualian terhadap prinsip zero hour-rules Prinsip finality of payment/settlement Pengakuan terhadap mekanisme netting Pengecualian terhadap ketentuan rahasia bank untuk keperluan konfirmasi dalam transaksi Transfer Dana yang dilakukan secara elektronik contoh: pemberitahuan nomor Rekening dan/atau nama Penerima dalam Transfer Dana melalui mesin ATM 16

Terima Kasih bpksp@bi.go.id