SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB UNTUK PEMILIHAN JODOH ISLAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yulisa Purwati 09.11.2668 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013 i
ii
WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR ISLAMIC MATCH SELECTION USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) METHOD SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS WEB UNTUK PEMILIHAN JODOH ISLAMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Yulisa Purwati Kusrini Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT With the search of dating sites today can helped people in finding a match. But it is not all work, many users who register on the site also complicate the searcher to choose the right match. In determining potential mates, certainly has a lot of proposed criteria, the criteria is based on Hadith and personal criteria desired by each individual. To help with the selection of the mate takes a decision support system. The model used in this decision support system is Simple Additive Weighting (SAW), because it can determine the weight values for each attribute, followed by a ranking process that will select the best alternative from a number of alternatives, in this case the alternative in question is a potential partner of criteria - defined criteria. Stage of making the user interface will be applied to the web media, with the hope they would be free and easily access by users at large. Keywords : Islamic match, decision support system, SAW, web iii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini perjodohan islami dilakukan dengan cara ta aruf yaitu proses perkenalan yang dimaksudkan untuk menikah. Pada umumnya, ta aruf dilaksanakan dengan tukar menukar biodata antara lelaki dan perempuan yang didampingi oleh perantara misalnya orang tua, keluarga dekat, teman, guru mengaji atau biro jodoh. Berkat kemajuan teknologi saat ini, ta aruf bisa dilakukan di dunia maya sehingga lebih memudahkan orang untuk mencari jodoh. Dari analisa permasalahan tersebut penulis mencoba merancang sebuah web sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat membantu dalam pemilihan jodoh sesuai syar i yang bisa dilakukan dengan pengisian biodata secara online kemudian pencocokan kriteria pasangan dengan lebih cepat. Penulis mencoba melakukan pendekatan dalam pencarian jodoh dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah calon pasangan dari kriteria-kriteria yang ditentukan. Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan menjadi calon pasangan yang terbaik. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan dan manipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusannya seharusnya dibuat (Alter, 2002) 1. 2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW) Salah satu metode penyelesaian masalah MADM adalah dengan menggunakan metode SAW. Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Kusumadewi, 2005). Proses normalisasinya adalah sebagai berikut: 1 Ibid. Hal 15. 1
xij Max xij i rij Min xij i xij jika j adalah atribut keuntungan (benefit) jika j adalah atribut biaya (cost) Gambar 2.1 Rumus Normalisasi Matriks Keputusan dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai: V i n j 1 w j r ij Gambar 2.2 Rumus Mencari Nilai Preferensi Keterangan: Vi = Nilai preferensi wj = bobot rangking rij = rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. 2.3 Ta aruf 2 Taaruf berasal dari bahasa Arab, yang artinya saling mengenal. Berkenalan bisa dengan siapa saja, laki-laki atau perempuan. Makna taaruf menjadi lebih spesifik ketika ditujukan untuk kamu-kamu yang sedang mencari jodoh, tanpa melalui proses pacaran. Taaruf diartikan sebagai berkenalan dalam rangka mengetahui lebih dalam tentang calon suami atau istri. Atau untuk lebih jelasnya lagi, taaruf adalah proses pendekatan antara laki-laki dan perempuan yang akan menikah (pra khitbah atau lamaran). Jadi, makna taaruf secara luas adalah berkenalan, sedangkan makna sempitnya adalah berkenalan yang dimaksudkan untuk menikah. 3. ANALISIS 3.1 Analisis Model Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan yang ada pada sistem dan informasi yang dihasilkan oleh sistem. 2 Leyla Hana, Taaruf Proses Perjodohan Sesuai Syari Islam, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2012, hal 3 2
Adapun yang menjadi kebutuhan dalam sistem pendukung keputusan pemilihan jodoh Islami ini adalah : a. Kriteria yang dibutuhkan Tabel 3.1 Tabel Kriteria dan Bobot Kriteria No Kriteria Bobot (%) 1 Agama 50 2 Harta 10 3 Keturunan 10 4 Fisik 10 5 Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan 10 6 Status Pernikahan 10 Total 100 Tiap kriteria diatas masing-masing memiliki sub kriteria yang berupa pertanyaan yang nanti akan dijawab oleh user kemudian dihitung bobotnya. Berikut ini adalah tabel penjabaran sub kriteria dari kriteria utama di atas: Tabel 3.2 Kriteria Agama No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai Rutin 10 1 Sholat 5 waktu 20 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 Rutin 10 2 Sholat Sunnah 10 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 Rutin 10 3 Sholat Malam 10 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 Setiap Hari 10 4 Tilawah Al-Qur'an 10 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 Rutin 10 5 Puasa Wajib 20 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 6 Puasa Sunnah 10 Rutin 10 Kadang-kadang 5 3
7 Aktif dalam Dakwah 10 Peran di 8 Organisasi 10 Dakwah Total bobot subkriteria 100 Tidak Pernah 0 Aktif 10 Kadang-kadang 5 Tidak Pernah 0 Ketua 10 Pengurus 7.5 Anggota 5 Tidak Mengikuti 0 Tabel 3.3 Kriteria Harta Bobot No Pertanyaan (%) Jawaban Nilai PNS/Wiraswasta/Swasta 10 1 Pekerjaan 30 Serabutan 5 Belum bekerja 0 >Rp 100.000.000,00 10 Rp 50.000.000,00 - Rp 100.000.000,00 8 2 Penghasilan per Rp 10.000.000,00 - Rp 40 bulan 50.000.000,00 6 Rp 1.000.000,00 - Rp 10.000.000,00 4 Rp 100.000,00 - Rp 1.000.000,00 2 Tidak punya penghasilan 0 Rumah Milik Sendiri 10 3 Tempat Tinggal 30 Rumah Kontrak/Sewa 5 Rumah Orang Tua/Tidak Punya 0 Total Bobot Subkriteria 100 Tabel 3.4 Kriteria Keturunan No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai Anak Kandung 10 1 Status dalam Keluarga 25 Anak Tiri 5 Anak Angkat 0 2 Dibesarkan oleh/di 25 Orang Tua Kandung 10 4
3 4 Keberadaaan Orang Tua 25 Kondisi Keluarga(Orangtua) 25 Total Bobot Subkriteria 100 Orangtua Angkat/Wali 5 Panti Asuhan 0 Lengkap 10 Hanya Ayah/Ibu 5 Yatim Piatu 0 Harmonis 10 Single Parent 5 Bercerai/Broken Home 0 Tabel 3.5 Tabel Kriteria Fisik No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai Tidak Ada 10 1 Penyakit yang Diderita 50 Ringan 5 Berat/Akut 0 Tidak Ada 10 2 Cacat Fisik 50 Ringan 5 Ada 0 Total Bobot Subkriteria 100 Tabel 3.6 Kriteria Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai S3 10 S2 8.75 S1 7.5 D3 6.25 1 Pendidikan Formal Terakhir 25 SMA/SMK 5 SMP 3.75 SD 2.5 TK 1.25 Tidak Sekolah 0 2 Pendidikan Informal 25 Ada 10 Tidak Ada 0 3 Kegiatan Organisasi Mengikuti 10 25 Kemasyarakatan Tidak Mengikuti 0 5
4 Peran di Organisasi Kemasyaratan 25 Total Bobot Subkriteria 100 Pengurus 10 Anggota 5 Tidak Mengikuti 0 Tabel 3.7 Kriteria Status Pernikahan No Pertanyaan Bobot (%) Jawaban Nilai Perjaka 10 1 Status Pernikahan 100 Gadis 10 Duda 0 Janda 0 Total Bobot Subkriteria 100 b. Perhitungan manual berdasarkan contoh kasus Ada seorang user (laki-laki) yang akan mencari jodoh, misalnya dia mendapatkan 3 alternatif/pilihan calon pasangan (perempuan) dengan kriteria sebagai berikut dengan bobot default (bobot yang ditetapkan sistem) : Tabel 3.8 Data User Perempuan No Pertanyaan P1 P2 P3 1 Sholat 5 waktu Rutin Kadang-kadang Rutin 2 Sholat Sunnah Kadang-kadang Tidak Pernah Rutin 3 Sholat Malam Kadang-kadang Tidak Pernah Kadang-kadang 4 Tilawah Al-Qur an Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang 5 Puasa Wajib Rutin Rutin Rutin 6 Puasa Sunnah Kadang-kadang Tidak Pernah Kadang-kadang 7 Aktif dalam Dakwah Kadang-kadang Tidak Pernah Rutin 8 Peran di Organisasi Anggota Tidak Mengikuti Pengurus Dakwah 9 Pekerjaan Serabutan PNS/Wiraswasta/ Serabutan Swasta 10 Penghasilan per Bulan Rp 100.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp 100.000,00 Rp 1.000.000,00 11 Tempat Tinggal Rumah Orangtua Rumah Orangtua Rumah Milik 6
Sendiri 12 Status dalam Keluarga Anak Kandung Anak Kandung Anak Kandung 13 Dibesarkan oleh Orangtua Kandung Orangtua Kandung Orangtua Kandung 14 Keberadaan Orangtua Hanya Ayah/Ibu Lengkap Hanya Ayah/Ibu 15 Kondisi Keluarga Single Parent Harmonis Single Parent (Orangtua) 16 Penyakit yang Diderita Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 17 Cacat Fisik Tidak Ada Ada Ada 18 Pendidikan Formal SMA/SMK S1 SMA/SMK Terakhir 19 Pendidikan Informal Ada Tidak Ada Tidak Ada 20 Kegiatan Organisasi Mengikuti Tidak Mengikuti Mengikuti Kemasyarakatan 21 Peran di Organisasi Anggota Tidak Mengikuti Pengurus Kemasyarakatan 22 Status Pernikahan Gadis Gadis Janda Total bobot user Berdasarkan data calon diatas dapat dibentuk matriks keputusan X yang telah dikonversikan dengan bilangan fuzzy, sebagai berikut : Tabel 3.9 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada Setiap Kriteria Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 A1 10 5 5 5 10 5 5 5 5 2 0 10 10 5 5 10 10 5 10 10 5 10 A2 5 0 0 5 10 0 0 0 10 4 0 10 10 10 5 10 5 7.5 0 0 0 10 A3 10 10 5 5 10 5 10 7.5 5 2 10 10 10 5 5 10 5 5 0 10 10 0 Keterangan : A = alternatif calon pasangan C = kriteria Semua kriteria merupakan kriteria benefit 7
Membuat matriks keputusan X, dibuat dari tabel kecocokan sebagai berikut: { } Pengambil keputusan memberikan bobot berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria yang dibutuhkan. Nilai W didapat dari bobot kriteria (%) dikalikan dengan bobot pertanyaan (%), sehingga didapat vektor bobot sebagai berikut : Vektor bobot : W = [0.1, 0.05, 0.05, 0.05, 0.1, 0.05, 0.05, 0.05, 0.03, 0.04, 0.03, 0.025, 0.025, 0.025, 0.025, 0.05, 0.05, 0.025, 0.025, 0.025, 0.025, 0.1] Pertama, dilakukan normalisasis matriks X untuk menghitung nilai masingmasing kriteria berdasarkan kriteria diasumsikan sebagai kriteria keuntungan sebagai berikut : A1) 8
A2) 9
A3.) 10
Kedua, membuat normalisasi matriks R yang diperoleh dari hasil normalisasi matriks X sebagai berikut : { } Selanjutnya akan dibuat perkalian matriks W * R dan penjumlahan hasil perkalian untuk memperoleh alternatif terbaik dengan melakukan perangkingan nilai terbesar sebagai berikut : V 1= (0.1)(1)+(0.05)(0.5)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.05)(0.67) +(0.03)(0.5)+(0.04)(0.5)+(0.03)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(0.5)+(0.025)(1)+ (0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.025)(0.67)+(0.025)(1)+(0.025)(1) +(0.025)(0.5)+(0.1)(1) = 0.83525 V 2 = (0.1)(0.5)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+(0.05)(0)+ 11
0.03)(1)+(0.04)(1)+(0.03)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+ (0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.025)(1)+(0.025)(0)+(0.025)(0)+(0.025)(0)+(0.1)(1) = 0.57 V 3= (0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.1)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1)+(0.05)(1) +(0.03)(0.5)+(0.04)(0.5)+(0.03)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.025)(0.5)+(0.025)(1) +(0.05)(1)+(0.05)(0.5)+(0.025)(0.67)+(0.025)(0)+(0.025)(1)+(0.025)(1)+(0.1)(0) = 0.79425 Hasil perangkingan diperoleh : V1 = 0.83525, V2 = 0.57 dan V3 = 0.79425. Nilai terbesar ada pada V1, dengan demikian alternatif A1 (Calon 1) adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. 4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem yang baru dikembangkan supaya nantinya sistem tersebut siap untuk dioperasikan sesuai dengan yang diharapkan. 4.2 Pengujian Program Kesalahan program yang mungkin terjadi diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: 1. Kesalahan Penulisan (syntax error) Syntax error adalah kesalahan didalam penulisan source program yang tidak sesuai dengan yang diisyaratkan. Kesalahan mudah ditemui dan diperbaiki karena tampilan pada website akan memberitahukan kesalahan. Uji coba syntax error dalam sistem pendukung keputusan penentuan jodoh Islami ini bisa dilakukan misal pada header halaman administrator, seperti pada potongan script di bawah ini: Gambar 4.1 Contoh Script Program yang Salah 12
.Dengan potongan. script seperti di atas, apabila admin hendak mengakses halaman utama administrator, maka akan ada syntax error yang muncul di halaman utama administrator seperti pada gambar berikut : Gambar 4.2 Syntax Error pada Halaman Utama Administrator Dengan membaca syntax error di atas maka dapat di teliti pada ke 51 file header.php di folder admin. Maka dapat dilihat sebuah kesalahan penulisan pada gambar 4.1 sebelumnya karena tidak adanya tanda titik koma (;) di akhir baris ke 50. Setelah ditambah tanda titik koma (;) pada akhir baris ke 50, maka tampilan halaman utama administrator berubah menjadi tampilan halaman dashboard. Gambar 4.3 Tampilan Halaman Dashboard 2. Kesalahan Sewaktu Proses (run time error) Run time error adalah kesalahan sewaktu program dijalankan, hal ini terjadi ketika kode program melakukan sesuatu yang tidak dimungkinkan. Kesalahan ini akan menyebabkan proses program berhenti sebelum selesai pada saatnya. Pengujian runtime error berguna untuk mengecek kesalahan kesalahan yang terjadi terkait dengan validasi validasi pengisian form atau penginputan data yang diisikan sesuai dengan kebutuhan web. Contoh runtime error pada program ini yaitu pada saat user melakukan login. Apabila username 13
dan password yang dimasukkannya benar, maka user akan masuk ke halaman profilnya. Namun apabila salah maka akan tampil halaman seperti berikut : Gambar 4.4 Tampilan Halaman Invalid Login 3. Kesalahan Logika (logical error) Kesalahan logika yaitu kesalahan yang terjadi pada logika program. Kesalahan seperti ini sulit ditemukan, karena tidak ada pemberitahuan mengenai kesalahannya dan tetap akan didapatkan hasil dari proses program, tetapi hasilnya salah. Cara mencari kesalahan logika dapat dilakukan dengan tes data, yaitu dengan menjalankan program dengan menggunakan data tertentu dan membandingkan hasil pengolahannya dengan hasil yang sudah diketahui. Bila hasilnya beda, berarti mengalami kesalahan dan harus dilacak serta ditemukan sebab-sebab kesalahan. Kesalahan logika pada sistem pendukung keputusan pemilihan jodoh Islami ini akan di ambil contoh dari hasil proses perhitungan SAW manual pada contoh kasus pada analisis sebelumnya dengan hasil perhitungan SAW oleh sistem. Setelah dilakukan perhitungan manual SAW ketika ada user laki-laki yang akan mencari jodoh, kemudian dia dihadapkan pada 3 pilihan perempuan, maka dari ketiga calon yang diperolehnya masingmasing telah diketahui total poin dan sudah diurutkan dari poin tertinggi hingga terendah. Dibandingkan dengan perhitungan manual dan sistem (pada web) dengan contoh kasus tersebut maka hasilnya adalah sama karena baik dari urutan calon dengan poin tertinggi hingga terendah maupun total poin setelah dihitung adalah sama. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan logika pada sistem ini seperti yang terlihat pada hasil keputusan pemilihan jodoh berikut ini : 14
Gambar 4.5 Hasil Pencarian Pasangan Terbaik dengan Metode SAW 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melalui beberapa tahapan dalam merancang sebuah web sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) ini dapat disimpulkan : 1. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Untuk Pemilihan Jodoh Islami ini dibuat melalui tahap analisis sistem yaitu dengan menggunakan analisis kebutuhan sistem dan analisis kelayakan sistem, setelah itu tahap perancangan mulai dari rancangan konsep sistem, rancangan desain sistem, kemudian tahap produksi sistem dengan dirancang melalui aplikasi Macromedia Dreamweaver 8 sebagai web editor dan XAMPP 1.8.3 sebagai web server dan metode SAW untuk melakukan perhitungan dan alur logika. 2. Situs pencarian jodoh Islami ini berbeda dari situs pencarian jodoh lainnya, karena situs ini memberikan kemudahan pada user untuk dapat mencari jodoh dengan memilih calon pasangan terbaik dari sejumlah alternatif yang ada berdasarkan dengan poin tertinggi pasangan dari penilaian/pembobotan kriteria yang diinginkan. 3. Setelah dilakukan perbandingan anatara perhitungan manual dengan perhitungan sistem maka hasil yang diperoleh adalah sama. 5.2 Saran Setelah menyelesaikan skripsi ini ada beberapa saran yang harus disampaikan sebagai masukan agar dapat dikembangkan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut: 15
1. Untuk saat ini belum ada fitur pengaturan privasi bagi masing masing user dalam mengatur visibilitas profil mereka, sehingga untuk kedepannya dapat ditambahkan fitur tersebut. 2. Pada kriteria fisik dapat ditambahkan subkriteria yang lebih banyak dan lebih detail lagi agar user dapat mendapatkan calon pasangan yang fisiknya sesuai dengan yang diinginkan. 3. Untuk perkembangan lebih lanjut lagi dapat ditambahkan fitur agar user dapat memilih beberapa calon tertentu untuk dibandingkan bobotnya dan dicari calon terbaik dari calon-calon pilihannya tersebut. 4. Agar situs ini lebih cepat dikenal, maka sebaiknya sistem ini memiliki fitur undang teman untuk bergabung melalui email. DAFTAR PUSTAKA Hana, Leyla. 2012. Taaruf Proses Perjodohan Islami. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo. Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi Offset. Kusumadewi, Sri., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. Turban, Efraim & Aronson, Jay E. 2001. Decision Support Systems and Intelligent Systems. 6th edition. Prentice Hall: Upper Saddle River, NJ. 16