BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

dokumen-dokumen yang mirip
`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses perkembangan dan penyesuaian seseorang. dengan lingkungan masyarakat dan kebudayaan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mengembangkan berbagai ragam potensi anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, tetapi guru harus mampu membelajarkan anak. 1 Hal ini memaksa seorang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan. sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan interaksi atau hubungan timbal

BAB I. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ini sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu hal penting dalam pendidikan. Komunikasi

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. dan model pembelajaran yang interaktif dan melibatkan keaktifan siswa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Adapun penjelasannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin maju dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Pada pembelajaran fisika dibutuhkan suatu pemahaman konsep yang matang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi sebagai salah satu bagian dari pendidikan IPA memiliki

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN. afektif atau perubahan perilaku dan Kompetensi yang ingin dicapai adalah

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain. Pendidikan setiap orang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang menyongsong kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. 1 Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar, maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar itu selain peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2 Dalam Al-Qur an surah Al-kahf ayat 66 yan berbunyi: Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?" Ayat diatas mengambarkan bahwa seorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya. Dalam menerangkan seorang guru adalah sebagai falisitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. Peran 1 Sri Djiwandono, Psikologi Pendidikan Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, h. 6 2 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2001, h. 55

2 tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa negara dan agamanya. Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah salah satu kuncinya adalah keberhasilan guru dalam menyajikan materi pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswanya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada setiap kurikulum yang berlaku guru diharapkan mengembangkan model pembelajarannya sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya intake siswa dan kelengkapan media pembelajaran. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari segala sesuatu yang diamati dengan indra. 3 Penelitian tentang pembelajaran fisika menunjukkan banyak faktor yang membuat pembelajaran fisika menjadi menarik dan menghasilkan prestasi peserta didik yang tinggi, salah satu faktor terpenting untuk menghasilkan itu adalah keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek konkrit sebagai hasil pelajaran. 4 Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Keterampilan proses sains (KPS) merupakan keterampilan intelektual yang khas, yang digunakan semua ilmuwan. Keterampilan 3 K.Kamajaya, Inspirasi Sains Fisika,Jakarta: Ganeca Exact, 2007, h. 2 4 Supriyono Koes H, Strategi Pembelajaran Fisika, Malang: Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang, 2003, h.3

3 proses ini diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains. 5 Pembelajaran sains sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah. Dengan demikian, guru memahami beberapa hal mengenai aspek inkuiri dan dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pada dasarnya, ada dua aspek penting dalam inkuiri yang dapat dikembangkan di sekolah, yaitu aspek pemahaman terhadap penggunaan inkuiri oleh para ilmuwan dalam memperoleh sains dan aspek kemampuan untuk melakukan inkuiri ilmiah seperti yang dilakukan para ilmuwan. Dengan kata lain, peserta didik diajak untuk mengetahui inkuiri sains dan dapat mengaplikasikan pengetahuannya itu dalam melakukan inkuiri ilmiah. 6 Standar sains melakukan inkuiri ilmiah pada SMP sebagai suatu hasil kegiatan sekolah seharusnya mengembangkan dua hal yaitu meliputi: a) kemampuankemampuan yang diperlukan untuk melakukan inkuiri ilmiah, b) pemahaman tentang inkuiri ilmiah. 7 Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan yang belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 8 5 Uus Toharudin, Dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: Humaniora, 2011, h. 35-36 6 Uus Toharudin, Dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, h. 51 7 Sofan Amri dan Iif Khoitu Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, h. 97. 8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif konsep, landasan dan implementasinya pada Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Jakarta : Kencana, 2010, h.166

4 Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk individu untuk membangun kemampuan itu. Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yag biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari. 9 Tekanan sebagai salah satu materi pokok pelajaran IPA yang diajarkan di tingkat SMP/MTs kelas VIII semester I. Materi ini memiliki sub bahasan tentang tekanan pada zat padat, cair dan zat gas. Tekanan pada zat padat membahas tentang hubungan gaya dan luas permukaan, tekanan pada zat cair membahas tentang sifat zat cair pada bejana berhubungan, hukum arhimedes dan hukum Pascal serta tekanan hidrostatis. Tekanan udara membahas tentang sifat tekanan udara berdasarkan pengaruh ketinggian dan suhu. 10 Semua sub topik tekanan tersebut sering dijumpai dan di alami dalam kehidupan sehari-hari dan banyak dimanfaatkan untuk kemajuan teknologi saat ini. Kompetensi dasar dari materi tekanan yaitu menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas tidak hanya 9 Mohammad Jauhar, Implementasi paikem dari behavioristik sampai konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h. 65 10 Tim Abdi Guru, Sajns Fisuka untuk SMP Kelas VII, Erlangga : jakarta, 2004

5 sekedar transfer teori, tetapi juga menyajikan fisika pada kegiatan-kegiatan penyelidikan yang terkait konsep tekanan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode inkuiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru Fisika di MTsN 1 Model Palangka Raya, pembelajaran Fisika di MTs masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran hanya difokuskan pada aspek kognitif, sedangkan KPS siswa kurang diperhatikan. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut dengan guru fisika diperoleh nilai rata-rata mata pelajaran fisika belum memuaskan yaitu sebesar 71, sedangkan standar yang ditetapkan oleh sekolah adalah 75. Nilai ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih dibawah KKM dan perlu ditingkatan. Untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan maka perlunya meningkatkan hasil belajar dan KPS siswa yang masih belum maksimal. Berdasarkan uraian diatas akan diangkat judul penelitian: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tekanan di Kelas VIII Semester I di MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan?

6 2. Bagaimana pembelajaran fisika menggunakan metode inkuiri terhadap KPS siswa pada materi tekanan? 3. Bagaimana pembelajaran fisika menggunakan metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi tekanan? 4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara KPS dan hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran metode inkuiri pada materi tekanan? C. Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengelolaan pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan di MTs. 2. Mengetahui pembelajaran metode inkuiri terhadap KPS. 3. Mengetahui pembelajaran metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa. 4. Mengetahui hubungan KPS dan hasil belajar fisika siswa menggunakan pembelajaran metode inkuiri. D. Batasan Penelitian 1. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri. 2. Peneliti sebagai guru saat mengajar dalam penelitian. 3. Materi yang digunakan adalah materi tekanan di kelas VIII. 4. Sekolah yang digunakan sebagai objek penelitian adalah MTsN 1 Model Palangka Raya. E. Manfaat Penelitian

7 Penelitian diharapkan bermanfaat sebagai berikut : 1. Memberikan masukan bagi guru fisika dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang relevan dengan materi yang di ajarkan. 2. Bagi siswa sebagai informasi dalam upaya melatih KPS dalam pembelajaran fisika. 3. Menjadi bahan referensi bagi penelitian yang sejenis. F. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis penelitian ini yaitu 1. H 0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KPS siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan. H a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara KPS siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan. 2. H 0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan. H a = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada materi tekanan.

8 3 H 0 = Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara KPS dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran inkuiri pada materi tekanan H a = Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara KPS dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran inkuiri pada materi tekanan. G. Definisi Konsep Agar pembaca mudah memahami hasil penelitian ini maka mencantumkan definisi sebagai berikut: 1. KPS adalah keterampilan yang biasa digunakan ilmuwan (praktikan) dalam memecahkan masalah. KPS dalam penelitian ini adalah KPS dasar yang meliputi kemampuan mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan. 2. KPS yang digunakan adalah KPS dasar yaitu keterampilan mengamati, keterampilan mengklasifikasi, keterampilan mengkomunikasikan, keterampilan mengukur, keterampilan memprediksi, dan keterampilan menyimpulkan. 11 3. Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga 11 Dimyati dan Mujdiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta, h. 140

9 mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 12 4. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 13 H. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam penelitian ini di bagi menjadi beberapa bab berikut : 1. Bab I, pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, digambarkan secara global penyebab serta alasan-alasan yang memotivasi untuk melakukan penelitian ini. Setelah itu, didefinisikan dan dirumuskan secara sistematis mengenai masalah yang akan dikaji agar penelitian ini lebih terarah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan kegunaan penelitian serta definisi konsep untuk menghindari kerancuan dan mempermudah pembahasan. 2. Bab II, memaparkan deskripsi teoritik yang menerangkan tentang variabel yang diteliti yang akan menjadi landasan teori atau kajian teori dalam penelitian yang memuat dalil-dalil atau argumen-argumen variabel yang akan diteliti. 3. Bab III, metode penelitian yang berisikan pendekatan dan jenis penelitian serta wilayah atau tempat penelitian ini dilakukan. Selain itu pada bab ketiga ini juga dipaparkan mengenai tahap-tahap penelitian, 12 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif konsep, landasan dan implementasinya pada Kuikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h.166 13 Nana Sudjana, Penilayan Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung : Remaja Rosdakarya,h. 23

10 teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data agar data yang diperoleh benar-benar dapat dipercaya.. 4. Bab IV, membahas tentang hasil penelitian berupa analisis data dan pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Serta kendala-kendala yang dihadapi selama penelitian ini berlangsung. 5. Bab V, pembahasan untuk menjawab rumusan masalah 6. Bab VI, penutup memuat kesimpulan terhadap permasalahan yang dikemukakan pada penelitian, kemudian diakhiri dengan saran-saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Setelah bab kelima, skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang menjadi rujukan dalam penelitiann ini.