ALHAZEN Journal of Physics ISSN Volume 2, Nomor 1, Issue 1, Juli 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PREDIKSI CURAH HUJAN TAHUNAN MENGGUNAKAN ANFIS DENGAN PENGELOMPOKAN DATA (Studi Kasus Pada Stasiun Meteorologi Bandara Jalaluddin Gorontalo)

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB II LANDASAN TEORI

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

Penerapan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System Dalam Memprediksi Volume Pemakaian Air Bersih

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

Pertemuan 2 Representasi Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRAKIRAAN BEBAN PUNCAK JANGKA PANJANG PADA SISTEM KELISTRIKAN INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

IDENTIFIKASI CITRA BILANGAN DESIMAL 0-9 BERBASIS LEARNING VECTOR QUANTIZATION SECARA REAL TIME

PENDETEKSI DAN VERIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE IMAGE DOMAIN SPASIAL. Abstrak

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Model Citra (bag. I)

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 3 METODE PERANCANGAN

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

SAMPLING DAN KUANTISASI

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB II LANDASAN TEORI

Rika Oktaviani

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN DAN ANALISIS SUPPORT VECTOR MACHINE DAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI GENRE MUSIK

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. media cacing dengan metode adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS)

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB V PEMBAHASAN UMUM

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab II Teori Dasar 2.1 Representasi Citra

PENGENALAN BILANGAN ARAB MENGGUNAKAN TEMPLATE MATCHING

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Implementasi Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (Anfis) untuk Peramalan Pemakaian Air di Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Semarang

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

KONTROL MOBIL ROBOT MENGGUNAKAN HAND GESTURE RECOGNITION DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO-FUZZY INTERFERENCE SYSTEM (ANFIS) Abdul Rohman Sayyid* 1), Mada Sanjaya WS 1,2), Yudha Satya P 1) 1) Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ABSTRAK Bandung 2) Bolabot Techno Robotic Institute, Bandung, Indonesia *E-mail: rohman.abdul301@gmail.com Telah dilakukan penelitian pembuatan sistem kontrol mobile robot menggunakan sistem hand gesture recognition. Pengolahan citra digital secara real time digunakan sebagai identifikasi luas dan titik pusat jari tangan saat kondisi jari lengan divariasikan. Pengujian dilakukan sebanyak lima belas kali dengan jarak konstan setinggi 40 cm antara kamera dengan tangan. Pengujian dilakukan dengan keadaan kondisi satu jari, dua jari, tiga jari, empat jari, dan lima jari. Metode ANFIS (Adaptive-Neuro Fuzzy Inferense System) digunakan sebagai metode pembelajaran dan pengenalan pola lengan. Implementasi antara program pengolahan citra digital dengan menentukan luas dan titik pusat objek jari tangan digunakan sebagai kontrol kendali mobil robot. Kondisi satu jari bergerak maju dan nilai error sebesar 0 %. Kondisi dua jari bergerak mundur error sebesar 13,3%. Kondisi tiga jari bergerak belok kiri nilai error 26,7 %. Kondisi empat jari bergerak belok kanan nilai error 13,3 %. Sedangkan kondisi lima jari robot diam. Nilai error tertinggi pada kondisi tiga jari yaitu sebesar 26,7 %. Sedangkan nilai error terkecil sebesar 0 % pada kondisi satu jari. Rata-rata nilai error pada setiap kondisi sebesar 13,3 %. Kata Kunci Diterima: 30 Juni 2015, Direvisi: 1 Juli 2015, Diterbitkan 31 Juli 2015 OALHAZEN O O Journal of Physics Kontrol Mobile Robot; Gesture Rocognition; Pengolahan Citra; ANFIS 10

PENDAHULUAN Didasari perkembangan teknologi semakin pesat, maka untuk permasalahan yang real dan kompleks sangat dibutuhkan sebuah sistem kecerdasan buatan. Dalam permasalah yang real, komputasi sering kali dijadikan sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan. Sistem kontrol berbasis komputer vision sangat diperlukan untuk membantu proses pengenalan pola, perhitungan statistik, proyeksi geometri dan pengolahan citra. Pengolahan citra digital dengan identifikasi luas dan titik pusat jari tangan yang berubah dapat digunakan sebagai sistem kontrol untuk mengendalikan mobile robot. DASAR TEORI Pengolahan Citra Digital Citra merupakan suatu representasi gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra diperoleh dari hasil penangkapan sinar yang dipantulkan oleh objek [1]. Citra merupakan output alat perekaman, seperti kamera yang bersifat analog maupun digital [2]. Citra diubah ke bentuk digital agar dapat disimpan dalam memori komputer atau media lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, misalnya kamera digital [3]. Pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan citra sehingga proses ini disebut pengenalan citra atau image recognition. Kedua aplikasi ini akan saling melengkapi untuk mendapatkan ciri dari suatu citra yang hendak dikenali. Image atau gambar adalah representasi spasial dari suatu objek. Koordinat kartesian x- y, melakukan representasi satu sinyal terkecil dari objek yang biasanya koordinat terkecil ini disebut sebagai pixel. Sebuah gambar dianggap sebagai sebuah matrik x-y yang berisi nilai pixel [4]. f(1,1) f(1,2) f(1, N) f(2,1) f(2,2) f(2, N) f(x, y) = ( ) (1) f(m, 1) f(m, 2) f(m, N) 11

Fungsi dua variabel f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut. Citra digital yang berukuran N x M dinyatakan dengan matriks berukuran N baris dan M kolom [5][6]. Gambar 1. (1) Komposisi RGAMBAR (2) Representasi Gambar Berwarna Citra digital sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut. Setiap pixel pada citra warna mewakili warna yang merupakan kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru. Komposisi warna tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 1. Gambar 2 merupakan sebuah citra grayscale yang merupakan citra digital yang hanya memiliki sebuah keluaran yang berupa satu nilai kanal pada setiap pixelnya, sehingga dengan kata lain nilai citra grayscale merupakan bagian dari nilai RGAMBAR Pengubahan dari citra berwarna [7] : I(i, j) = R(i, j) + G(i, j) + B(i, j) 3 Dengan I(i, j) = Nilai intensitas citra grayscale. R(i, j) = Nilai intensitas warna merah dari citraasal. G(i, j) = Nilai intensitas warna hijau dari citra asal. B(i, j) = Nilai intensitas warna biru dari citra asal. Deteksi tepi adalah suatu teknik untuk mendeteksi tepi dari gambar pada pengolahan citra digital. Deteksi dilakukan pada suatu gambar secara horizontal dan vertikal atau dalam bidang x dan y sehingga dapat dicari perubahan signifikan pada pixel. Teknik yang dilakukan adalah dengan teknik operasi temple dan konvolusi pada citra. (2) 12

Segmentasi merupakan teknik untuk membagi suatu citra menjadi beberapa daerah dimana setiap daerah memiliki kemiripan atribut. Pada segmentasi citra terdiri dari beberapa teknik, salah satu teknik dari segmentasi citra yaitu segmentasi pengambangan. Thresholding digunakan untuk mengatur jumlah derajat keabuan yang ada pada citra. Proses pengambangan akan menghasilkan citra biner, yaitu citra yang hanya memiliki dua nilai tingkat keabuan yaitu hitam dan putih. Secara umum proses pengambangan citra grayscale: 1 if f(x, y) T g(x, y) = { 0 if f(x, y) < 0 } (3) Dengan g(x, y) adalah citra biner dari citra grayscale f(x, y) dan T menyatakan nilai ambang. Nilai T mempunyai peran penting dalam proses pengambangan dengan hasil citra biner sangat tergantung pada nilai T yang digunakan[8]. Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra monokrom yang hanya membutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap pixel dari citra biner [9]. Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) ANFIS merupakan penggabungan antara mekanisme fuzzy inference system yang digambarkan dalam sebuah arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan untuk adaptasi fungsi keanggotaandari fuzzy. Kombinasi dari kedua jenis kontroler ini dilakukan untuk saling melengkapi kelebihan dan mengurangi kekurangan masing-masing kontroler [10]. Gambar 2. Struktur jaringan ANFIS 13

Pada arsitektur anfis diatas merupakan sebuah permisalan dengan 2 buah masukan yaitux, y dan 1 keluaran yaitu O, sehingga dalam aturan pada model sugeno dapat kita lihat [11]: IF x adalah A 1 dan y adalah B 1 maka O 1 = (P 1 x + q 1 y + r 1 ) (4) IF x adalah A 2 dan y adalah B 2 maka O 2 = (P 2 x + q 2 y + r 2 ) (5) Output sinyal kontrol yang berupa tegangan. Input dari x dan y sebagaikecepatan dengan parameter konsekuen yang ditentukan dengan nilai awal tertentu danakan berubah sesuai algoritma pembelajaran ANFIS. Parameter konsekuen yang di gunakan adalah p1, q1, r1, p2, q2, r2. Sehingga dari aturan diatas maka dapat dihitung nilai akhir dengan persamaan : f = w 1f 1 + w 2 f 2 w 1 + w 2 = w 1 + w 2 (6) Lapisan 1 : Lapisan Fuzzifikasi Simpul pada lapisan ini adalah simpul adaptif (Parameter dapat berubah) dengan fungsi simpul. jadikano menjadi output setiap node pada lapisan 1. setiap nodei merupakan sebuah node adaptif dengan fungsi node O1,i = µai (x) untuk i = 1, 2; atau O1,i = µbi (y) untuk i=1,2, dengan x adalah input ke nodei dan Ai adalah label linguistik (kecil, besar, dan sebagainya). Lapisan 2 : Lapisan Produk O 1,i = µ Ai, untuk i = 1, 2 (7) O 1,i = µ Bi, untuk i = 3, 4 (8) Lapisan ini terdiri atas operator pro t-norm sebagai fungsi node.lapisan ini mensintetiskan pentransmisian informasi dengan lapisan 1 dan perkaliansemua sinyal yang masuk dan mengirim produk keluar. Semua simpul pada lapisanini adalah nonadaptif (parameter tetap). Lapisan 3 : Lapisan Normalisasi O 2,i = w i = µ Ai (x).µ Bi (y) (9) Node lapisan normalisasi ini akan menormalisasi fungsi bobot yang didapat dari lapisan produk. Setiap simpul pada lapisan ini adalah simpulnonadaptif yang 14

menampilkan fungsi derajat pengaktifan ternomalisasi (normalized firing strength) yaitu rasio keluaran simpul ke-i. w i O 3,i = w i =, i = 1,2 (10) w 1 + w 2 Lapisan 4 : Lapisan Defuzzyfikasi Lapisan defuzzyfikasi ini node yang berada pada lapisan ini adalah adaptif alami.keluaran defuzzyfikasi dari lapisan ini dihitung dengan fungsi sebagai berikut : O 4,i = w i. f i = w i (p i x + q i y + r i ) (11) Lapisan 5: Lapisan Total Keluaran Node lapisan ini merupakan node tunggal, lapisan ini mensintesiskan informasi yang dikirimkan dengan lapisan 4 dan mengembalikan nilai keseluruhan keluaran dengan fungsi sebagai berikut : O 5,i = w i i. f i = i w if i i w i Algoritma Pembelajaran Hibrid (12) Pembeljaran hibrid pada ANFIS menggunakan dua bagian yaitu arah maju (forward pass) dan arah mundur (backward pass). Pada arah maju, parameter premis dibuat tetap. Dengan menggunakan metode Recursive Least Square Estimator (RLSE), parameter konsekuen diperbaiki berdasarkan pasangan data masukan dan keluaran. Metode RLSE akan mempercepat proses belajar hibrid. Parameter konsekuen dilewatkan pada jaringan adaptif dan hasil keluaran jaringan adaptif ini dibandingkan dengan keluaran yang sebenarnya. Tabel 1. Pembelajaran Hibrid ANFIS Arah Maju Arah Mundur Parameter Premis Tetap Gradien Descent Parameter konsekuen RLSE Tetap Sinyal Keluaran Simpul Sinyal Kesalahan 15

METODOLOGI Gambar 3. Diagram Alir Penelitan Gambar 4. Rancangan Sistem Penelitian Webcam sebagai sensor kamera akan meng-capture dari setiap nilai masukan citra tangan. Tampilan ini merupakangambaran tangan keseluruhan sehingga dilakukan gerakantangan yang berada pada posisi horizontal maupun vertikal. Image Preprocessing terjadi proses mengubah gambar asli menjadi abu-abu atau yang sering di kenal dengan grayscale. Grayscale digunakan sebagai langkah untuk menyederhanakan model citra. Tujuan dilakukannya Image Preprocessing ini untuk menghilangkan noise. Pada Image Processing terjadisebuah proses thresholding yang diperuntukan mengatur jumlah derajat keabuan dan menghilangkan gangguan pada citra. Image processing memproses citra masukan yang akan menghasilkan keluaran yang berbentuk citra biner. Gesture Recognition System merupakan proses inti sistem yang dibangun. Sistem pengenalan pola jari tangan lengan dilakukan dengan pengenalan pola koordinat x dan y titik pusat objek dan luasan jari tangan saat kondisi jari divariasikan. Proses perhitungan luas citra dengan menghitung setiap pixel yang 16

digambarkan dalam potongan potongan kecil bagian citra. Metode ANFIS digunakan sebagai metode pembelajaran untuk mengenali pola lengan hasil pengolahan citra. Sistem ANFIS ini menggabungkan konsep jaringan syaraf tiruan sebagai metode pembelajarannya dan sistem fuzzy sebagai outputnya. Metode ANFIS memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode jaringan syaraf tiruan dalam memodelkan aspek kualitatif dari pengetahuan manusia dan proses pengambilan keputusan (reasoning). ANALISIS Pengujian dilakukan sebanyak lima belas kali dengan jarak konstan setinggi 40 cm antara kamera dengan tangan, pengujian dilakukan dengan keadaan kondisi satu jari, dua jari, tiga jari, empat jari, dan lima jari. Hasil pengujian berupa nilai keluaran koordinat x, koordinat y titik pusat beserta nilai luas jari tangan. Gambar 5. Hasil Penelitian Pengolahan Citra secara Real Time Tabel 2. Hasil Proses Pengenalan Pola Kondisi Lengan Saat Jari di Variasikan Koordinat x Koordinat y Luas (cm 2 ) Output Kontrol Keberhasilan Error % 160,5085 60,2153 65,4000 Angka Satu Maju Sukses 0 % 158,4395 80,3605 77,4260 Angka Dua Mundur Sukses 13,3 % 168,1496 85,8185 89,5360 Angka Tiga Belok Kiri Sukses 26,7 % 144,2022 84,2195 106,7560 Angka Empat Belok Kanan Sukses 13,3 % 162,6426 81,4095 127,8540 Angka Lima Stop Sukses 13,3 % 17

Koordinat sumbu x dan koordinat sumbu y pada penelitian ini merupakan jarak terpanjang antara titik pusat objek tangan dengan tepi objek jari tangan. Koordinat pada kedua sumbu x dan y merupakan jarak objek terpanjang yang menghubungkan dua pixel ditepi objek yang tegak lurus terhdap panjang maksimum dan panjang minimum yang diperoleh dari titik pusat objek tangan. Setiap pengujian dengan kondisi jari tangan yang berbeda akan menghasilkan posisi titik pusat tangan berbeda, setiap tangan dengan kondisi jari tertentu mempunyai luas yang berbeda. Uji coba identifikasi luas dan titik pusat jari tangan masih terjadi nilai error baik saat pengambilan data maupun pengujian. Pada Tabel 2 kondisi keadaan satu jari dengan kontrol mobil maju nilai error sebesar 0 %. Kondisi dua jari dengan kontrol mobil mundur nilai error sebesar 13,3 %. Kondisi tiga jari dengan nilai error terbesar yaitu sebesar 26,7 % kondisi ini dikontrol untuk belok kiri. Kondisi empat jari dengan kontrol mobil belok kanan dengan nilai error sebesar 13,3%. Sedangkan saat kondisi lima jari dengan kontrol mobil berhenti dengan nilai error sebesar 13,3%. KESIMPULAN Telah dilakukan pembuatan sistem pengenalan pola jari lengan menggunakan sistem pengolahan citra digital realtime dengan input titik pusat dan luas lengan saat kondisi jari divariasikan. Menggunakan metode pembelajaran ANFIS memiliki nilai error tertinggi pengenalan pola lengan pada kondisi tiga jari yaitu sebesar 26.7 %, sedangkan nilai error terkecil pengenalan pola lengan sebesar 0 % pada kondisi satu jari, sehingga rata-rata error untuk tiap kondisi adalah sebesar 13.3 %. Hasil implementasi antara program pengolahan citra digital dengan menentukan luas dan titik pusat objek jari tangan menunjukan bahwa sistem pengenalan pola jari lengan ini dapat digunakan sebagai kontrol kendali mobil robot. Namun kecepatan respon pengenalan pola dan komunikasi data dari webcam, komputer serta mobile robot perlu untuk ditingkatkan. 18

DAFTAR PUSTAKA [1] SUTOYO, T. & MULYANTO, E. 2009. TEORI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL.ANDI. YOGYAKARTA. [2] HERMAWATI, A.F. 2013. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ANDI. YOGYAKARTA. [3] SEPTIRAHARA. 2012. SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL(HMM). SKRIPSI. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA. DEPOK. [4] MARQUES & OGE. PRACTICAL IMAGE AND VIDEO PROCESSING USING MATLAB. HOBOKEN. NEW JERSEY: JOHN WILLY & SONS.INC. [5] IQBAL, M. DASAR PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN MATLAB. DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN IPB. BOGOR. [6] OGE, M. PRACTICAL IMAGE AND VIDEO PROCESSING USING MATLAB SECOND EDTION. HOBOKEN. NEW JERSEY: JOHN WILLY & SONS.INC. [7] PERMANA, A.S. 2007. DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REAL-TIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. KONFERENSI NASIONAL SISTEM DAN INFORMATIKA 2009; BALI. NOVEMBER 14. 2009: TEKNIK ELEKTRO. INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM. [8] PUTRA, D. 2010. PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ANDI. YOGYAKARTA. [9] KADIR, A.& SUSANTO, A. 2013. TEORI DAN APLIKASI PENGOLAHAN CITRA. ANDI. YOGYAKARTA. [10] KUSUMADEWI, S. & HARTATI, S. 2010. NEURO-FUZZY INTEGRASI SISTEM FUZZY & JARINGAN SYARAF EDISI2. GRAHA ILMU. YOGYAKARTA. [11] FATKHURROZI, B. MUSLIM, M.A. & SANTOSO, D.R. 2002. PENGGUNAAN ARTIfiCIAL NEURO FUZZY INTERFERENCE SISTEM (ANFIS) DALAM PENENTUAN STATUS AKTIfiTAS GUNUNG MERAPI. JURNAL EECCIS VOL.6. NO.2 PP:113-118. 19