I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada pembelajaran fisika dibutuhkan suatu pemahaman konsep yang matang

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, media pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat pesat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari IPA yang dalam pelaksanaan pendidikan

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

I. PENDAHULUAN. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Tujuan dari pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Tetapi dalam mencapai tujuan pendidikan yang optimal banyak faktor yang mempengaruhi dan menghambat sehingga tidak semua tujuan dari pendidikan dapat terealisasi dengan baik. Oleh karena itu, faktor yang menjadi penghambat dalam keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat perlu dibenahi dengan adanya inovasi-inovasi baru agar hambatan tersebut dapat diminimalisir. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan. Guru sebagai pemegang kendali pelaksanaan pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Guru harus mampu menguasai konsep-konsep dari materi yang diajarkan, menentukan

2 strategi pembelajaran, dan memilih media pembelajaran yang tepat, serta mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Telah diketahui bahwa banyak dikalangan siswa sekolah menengah pertama yang berasumsi bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik. Penyebabnya adalah minat, motivasi untuk mempelajari fisika, dan pemilihan media pembelajaran serta model pembelajaran yang tidak tepat sehingga menimbulkan kesan membosankan dan sikap pasif siswa selama kegiatan pembelajaran. Strategi guru dalam memilih media pembelajaran harus tepat untuk siswa apalagi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa secara mandiri. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menghubungkan antara materi pelajaran dengan siswa. Keberadaan media pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi dan meningkatkan kemampuan siswa. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa merupakan media pembelajaran berupa media cetak yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dan memungkinkan siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya dalam belajar. Selama ini masih banyak dijumpai pelaksanaan pembelajaran secara konvensional, dimana guru mendominasi pembelajaran sedangkan siswa hanya berperan sebagai pendengar dan mencatat materi dari penjelasan yang

3 disampaikan oleh guru. Media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang digunakan pun hanya sekedarnya sebagai penunjang pembelajaran tanpa memperhatikan apakah lembar kerja siswa tersebut dapat mengaktifkan siswa dan siswa dapat memahami konsep tersebut atau tidak. Proses pembelajaran dengan bahan ajar yang seperti ini tidak akan pernah melibatkan siswa secara aktif untuk belajar. Selain itu juga kebanyakan bahasa yang digunakan di lembar kerja siswa masih sama seperti buku paket, yang isinya hanya memuat uraian materi, soal-soal, dan terkadang lembar kegiatan praktikum dalam satu semester hanya satu kali praktikum, dan itu masih menggunakan kertas buram tanpa gambar. Hal tersebut akan semakin membuat siswa malas untuk menggunakan lembar kerja siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika di SMP Negeri 2 Palas diketahui bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran fisika sudah variatif antara lain metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Namun, pembelajaran masih berpusat pada guru. Media pembelajaran seperti lembar kerja siswa masih minim digunakan sebagai penunjang pembelajaran. Lembar kerja siswa yang digunakan pun hanya memuat sajian materi dan soal-soal pengayaan sehingga tidak ada suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh siswa saat pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa cenderung kurang aktif selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dan diminta mengerjakan soal untuk menguji pemahaman mereka. Penyampaian materi pun disampaikan dalam bentuk ceramah dan siswa hanya mencatat materi tersebut.

4 Kegiatan pembelajaran seperti ini cenderung monoton dan terkadang membuat siswa jenuh, dan menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami sehingga tidak banyak disukai. Situasi dan kondisi pembelajaran tersebut akan berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang kurang optimal. Oleh karena itu, masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajar atau ulangan hariannya belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan standar KKM sebesar 72. Metode pembelajaran seperti metode ceramah juga merupakan salah satu faktor yang harus dirubah dalam sistem pembelajaran saat ini, terutama pada mata pelajaran fisika. Penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran menyebabkan ketidaktahuan siswa pada diri mereka mengenai konsep fisika yang mereka peroleh. Guru hanya menyampaikan materi (ceramah) sedangkan siswa hanya menghapal dan mencatat materi yang disampaikan sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menerapkan pembelajaran dengan media pembelajaran seperti lembar kerja siswa yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi pada diri mereka sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan seperti keterampilan menyelesaikan masalah, menganalisis data, berpikir secara logis dan sistematis. Salah satu konsep fisika yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai aktivitas pembelajaran dan menciptakan siswa aktif adalah konsep suhu dan

5 perubahannya. Konsep suhu dan perubahannya memerlukan penjelasan melalui penalaran. Melalui proses penalaran tersebut siswa diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melihat adanya keterkaitan tersebut siswa dituntut untuk dapat menguasai materi suhu dan perubahannya. Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, lembar kerja siswa yang isinya terdapat langkah-langkah model pembelajaran dan menyajikan topik sekitar kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa masih langka, apalagi dengan menggunakan desain yang imajinatif dengan berbagai gambar yang berwarna sehingga dapat membangun daya ingat dan pemahaman siswa. Melihat keterbatasan tersebut, penulis tertarik untuk menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh Retnosari (2015) yaitu lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi Suhu dan Perubahannya untuk kelas VII semester ganjil berdasarkan standar isi dengan desain dan isi yang sekiranya dapat menarik minat siswa dalam belajar. Isinya tidak hanya ringkasan materi tetapi memuat langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing selama proses pembelajaran. Pembelajaran dengan lembar kerja siswa yang memuat langkah-langkah inkuiri terbimbing menekankan pada peran aktif siswa dalam melakukan pembelajaran dan guru berperan mengarahkan atau membimbing siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep fisika.

6 Tidak hanya dari segi isi dan ataupun karakter dari lembar kerja siswa saja, kualitas lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing yang telah dikembangkan telah memenuhi kriteria dengan rata-rata skor kemenarikan 3,33, kemudahan 3,31, dan kebermanfaatan 3,36 sehingga lembar kerja siswa dapat dikatakan sangat menarik, sangat mudah, dan sangat bermanfaat. Lembar kerja siswa yang dikembangkan juga sudah efektif digunakan sebagai media pembelajaran pada konsep Suhu dan Perubahannya karena perolehan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata 79,61 dengan persentase 84,61% siswa memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dengan bahan bantu lembar kerja siswa yang dibuat oleh Retnosari (2015) sebagai media pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa khususnya siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Palas yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dengan judul penelitian Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Suhu dan Perubahannya terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap minat belajar siswa? 2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap hasil belajar siswa? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap minat belajar siswa. 2. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya terhadap hasil belajar siswa. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing.

8 b. Memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti, serta pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikajinya. c. Menumbuhkan minat belajar siswa dengan menggunakan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing. d. Meningkatkan kemampuan dan keberanian dalam berpendapat, bertanya, dan berargumentasi dalam diskusi. 2. Bagi Guru a. Sebagai referensi dan masukan bagi guru serta calon guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran dalam menemukan media pembelajaran yang tepat seperti lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing. b. Penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dapat menjadi alternatif baru bagi guru sebagai petunjuk siswa pada saat melakukan praktikum. c. Sebagai wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar dan menemukan solusi yang tepat guna meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. d. Sebagai wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran.

9 E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing dan lembar kerja siswa konvensional yang dipakai di sekolah. 2. Lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing adalah lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh Retnosari (2015), dimana isinya memuat langkahlangkah atau kegiatan inkuiri terbimbing yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Lembar kerja siswa ini juga memuat materi yang berkaitan dengan materi Suhu dan Perubahannya. 3. Lembar kerja siswa konvensional adalah lembar kerja siswa yang biasa digunakan di sekolah. Lembar kerja siswa ini berisi uraian materi, soal-soal pengayaan, dan tidak ada langkah - langkah atau kegiatan khusus yang dapat diterapkan di dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran dan terkadang kegiatan praktikum dalam satu semester hanya diadakan satu kali praktikum. 4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Suhu dan Perubahannya. 5. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen dan ceramah. 6. Model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terbimbing dan konvensional. 7. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar berupa nilai yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama jangka

10 waktu tertentu. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif. 8. Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan siswa pada mata pelajaran fisika, tanpa ada yang menyuruh. Dalam penelitian ini menggunakan angket minat yang meliputi beberapa aspek yaitu: perasaan senang, perhatian, rasa ingin tahu, dan usaha yang dilakukan. 9. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Palas semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 10. Pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis inkuiri terbimbing diukur dengan cara membandingkan perbedaan rata-rata N-gain minat dan N-gain hasil belajar siswa antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.